• Home
  • About
  • Disclosure
  • Achievement
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Random
    • Advertisement
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Tip and Tutorial
    • Others

EVRINASP

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

in Agriculture

7 Alasan Cinta Buah Lokal

(Last Updated On: December 31, 2015)

Bulan Oktober tahun 2014 lalu saya berkesempatan untuk menghadiri Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2014 di IPB Baranang Siang Bogor. Sesuai dengan namanya, festival ini banyak dihadiri oleh sejumlah perusahaan, instansi maupun praktisi yang bergerak pada bidang hortikultura. Buah-buahan asli Nusantara juga turut serta dipamerkan agar lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat. Festival ini memiliki misi besar dalam mempromosikan bunga dan buah Indonesia kepada masyarakat hingga terbentuk komunitas yang fokus pada pengembangan produksi dan distribusi buah serta bunga nusantara. Pasalnya fakta di lapangan mengatakan bahwa ekspor bunga hanya senilai 0,1% dan buah nusantara hanya mampu diekspor sebanyak 1.2% saja. Padahal banyak sekali bunga dan buah nusantara yang berkualitas dan memiliki kuantitas yang memenuhi syarat internasional (FBBN, 2014).

Jika pada tahun lalu festival ini mampu menghasilkan ekspor Pisang Mas Kirana ke Singapura dan membuat PTPN VIII mengkonversi lahannya untuk menanam buah-buahan lokal seperti manggis, durian, pepaya dan pisang. Maka pada FBBN kali ini dilakukan sebuah gerakan berupa ikrar bersama untuk cinta terhadap buah lokal yang ditandai dengan aksi mengkonsumsi buah lokal secara serentak. Dipimpin oleh Menteri BUMN, Menteri Pertanian dan civitas akademik IPB ikrar untuk mencintai buah dan bunga nusantara telah diucapkan dengan penuh khidmat bersama dengan 10.000 peserta.

FBBN 2014

Jauh satu tahun sebelumnya, upaya untuk mencintai buah lokal sudah dilakukan melalui Revolusi Oranye yang digagas oleh IPB. Ada tiga pilar yang digagas dalam revolusi oranye, yaitu peningkatan konsumsi, produksi dan ekspor buah Nusantara. Upaya ini memang perlu dilakukan mengingat Indonesia merupakan negara tropis dengan potensi melimpah untuk pengembangan buah lokal hingga akhirnya bisa menembus pasar internasional. Jika kita tidak melaksanakan ketiga pilar tersebut maka Indonesia hanya akan menjadi penonton di negerinya sendiri khususnya pada saat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlangsung pada akhir tahun ini.

Pasalnya sebelum MEA berlaku sekalipun, buah-buahan impor sudah membanjiri pasar dalam negeri dengan kisaran sebesar 7-8 persen dari produksi buah nasional [1]. Buah-buahan seperti jeruk, apel, anggur, pir, plum, kiwi, dan lain-lain adalah jenis buah impor yang banyak beredar di pasar modern. Padahal produksi buah nasional jauh lebih besar dibandingkan dengan buah impor, hanya saja sulit ditemukan pada pasar modern karena beberapa kendala seperti rendahnya kualitas buah, kontinyuitas pasokan buah serta sistem pembayaran konsinyasi.

Sebagai warga negara yang baik, kita tentu menginginkan agar bangsa Indonesia ini maju seperti negara lain. Untuk mendukung negara terutama dalam mempertahankan eksistensi buah lokal kita dapat melakukan salah satu pilar revolusi oranye dengan mengkonsumsi buah lokal.

Aku dan Buah Lokal

Sejak kecil, buah lokal memang sudah menemani hari-hari saya dan keluarga. Kampung yang menjadi tempat tinggal kami ini dulunya dikenal sebagai penghasil manggis. Itu sebabnya kampung ini kemudian dikenal sebagai Kampung Pondok Manggis. Tidak hanya itu, jambu biji juga mampu dihasilkan oleh desa kami. Hanya saja seiring dengan pertambahan penduduk, lahan potensial yang digunakan untuk produksi jambu beralih fungsi menjadi area pemukiman. Pohon buah seperti manggis atau jambu biji kini hanya tersisa beberapa saja dan umumnya terletak di pekarangan rumah.

Pepaya, pisang, jambu merah, dan rambutan adalah beberapa jenis pohon buah yang kami miliki di sekitar pekarangan rumah. Pisang merupakan tanaman buah yang paling dominan dilahan garapan kami. Selain budidayanya mudah, pisang adalah buah yang sangat disukai oleh Bapak saya. Bisa dibilang, Bapak adalah penggemar pisang kelas berat. Sehari saja tak makan pisang, rasanya seperti kehilangan sesuatu.

Jika Bapak sangat menyukai pisang, maka lain lagi dengan saya. Saya lebih menyukai buah dengan kandungan air yang cukup banyak seperti pepaya, jeruk, dan jambu. Mengkonsumsi buah-buahan dengan kandungan air di dalamnya mampu memberikan sensasi tersendiri bagi saya. Kesegaran yang diberikan buah-buah tersebut menyajikan efek booster ketika saya mengkonsumsinya. Maka tak jarang apabila hendak beraktivitas pada dini hari, ketiga buah-buahan tersebut yang saya pilih untuk menemani bergadang ketimbang kopi atau snack yang justru akan membuat berat badan menjadi naik.

Selain ketiga buah tersebut, ada buah lokal asli Indonesia yang sangat eksotis. Saya menyebutnya eksotis karena memang merupakan jenis buah khas yang sulit ditemukan. Buah eksotis tersebut adalah Kecapi, Gandaria, dan buah Buni. Saya menyukai ketiga buah tersebut karena memiliki rasa asam sehingga ketika kita mengkonsumsinya akan memberikan efek yang menyegarkan. Sayangnya pohon penghasil buah-buahan tersebut tidak ada lagi di kampung, maka rasa takjub seolah menghampiri jika disuatu tempat saya menemukan kembali buah eksotis tersebut.

Kini, meskipun keberadaan beberapa buah lokal sulit untuk ditemukan, serta tekanan arus buah impor merajalela tidak serta-merta menyurutkan kecintaan saya dan keluarga untuk terus mengkonsumsi buah lokal.

Jatuh Cinta pada Buah Lokal

Buah diperlukan untuk memenuhi asupan gizi terutama sumber serat dan vitamin yang tidak dapat ditemukan pada beberapa sumber pangan lainnya. Orang dewasa mulai dari usia 19 tahun ke atas memerlukan buah sebanyak 4-5 porsi setiap hari. Karena buah ini merupakan pangan yang masuk ke dalam tubuh, tentu kita tidak ingin sembarangan mengkonsumsinya. Kalau saya lebih memilih untuk mencintai buah lokal dengan cara mengkonsumsi buah tersebut. Ada beberapa hal yang membuat saya dan keluarga jatuh hati pada buah hasil negeri ini, diantaranya adalah:

1. Cita rasa buah lokal sangat adaptif

Pepaya misalnya, buah ini adalah buah yang sangat adaptif terhadap sistem pencernaan. Manisnya pepaya ditambah kelembutan dan kesegaran daging buahnya berhasil mengantarkan kesembuhan saya dari sakit Typus saat itu. Oleh karena itu, saya sangat berterimakasih kepada para peneliti buah, salah satunya adalah Pemulia Buah Pepaya seperti Prof Ir. Sriani Sujiprihati MS yang telah berhasil mengembangkan beberapa kultivar pepaya seperti Pepaya Calina yang merupakan buah lokal asli Indonesia. Pepaya Calina yang lebih dikenal dengan sebutan California ini memiliki rasa yang sangat manis dan lembut sehingga mampu bersaing dengan buah-buahan impor.

2. Keamananan pangan segar dari buah lokal

Beberapa waktu lalu kita sempat dikejutkan dengan temuan buah impor berbahaya karena ditengarai mengandung bakteri, belum lagi perlakuan pengawetan pada buah impor yang menggunakan bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Sementara pada buah lokal, karena produksinya masih terbatas serta musiman, maka jarang ditemukan perlakuan-perlakuan tertentu yang dapat membahayakan kesehatan. Padahal memperoleh makanan yang cukup, bergizi dan aman adalah hak setiap manusia sesuai dengan FAO/WHO International Conference on Nutrition: World Declaration on Nutrition pada tahun 1992. Untuk itu mengkonsumsi buah lokal jauh lebih aman dan menyehatkan ketimbang buah impor. Jadi, jangan tertipu dengan harga yang lebih murah atau penampilan yang sangat cantik dari buah impor, kita tetap harus waspada. Sehingga pilihan untuk mencintai buah lokal dengan cara mengkonsumsinya jauh lebih baik.

3. Harga yang terjangkau

Beberapa buah lokal memiliki harga yang terjangkau terutama pada saat panen raya. Apabila dikemas dengan menarik maka buah lokal ini mampu bersaing dengan buah-buahan impor yang beredar di masyarakat.

 

4. Budidayanya mudah

Melakukan budidaya buah lokal asli Indonesia ini cukup mudah untuk dilakukan. Iklim tropis Indonesia memungkinkan buah lokal dibudidayakan pada berbagai tempat oleh masyarakat awam sekalipun. Maka jangan heran jika di beberapa pekarangan rumah terdapat satu atau dua pohon buah yang dibudidayakan oleh masyarakat.

5. Buah lokal yang adaptif mampu mendongkrak perekonomian

Sebelum terjadi alih fungsi lahan, desa kami sudah dikenal sebagai salah satu penghasil jambu biji. Hal ini mendukung perekonomian desa dalam agribisnis jambu biji. Tidak hanya petani jambu yang diuntungkan, pedagang dan masyarakat desa turut serta menikmati dampak positif hadirnya buah lokal ini. Oleh karena itu ada baiknya untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi lokal yang ada dalam rangka mendongkrak perekonomian desa.

6. Eksotis

Buah lokal Indonesia itu eksotis seperti halnya negeri ini. Masing-masing daerah memiliki daya tarik khas buah lokal yang belum tentu ditemukan pada daerah lain. Hal ini akan membuat seseorang menjadi penasaran dan ingin mengkonsumsinya. Contohnya adalah buah Duku yang dikenal berasal dari Palembang, buah Mangga dari Indramayu, Salak Slebor dari Cimande, serta buah Jambu Kristal yang kini sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena keeksotisannya. Namun begitu makna eksotis ini tidak selamanya manis, karena menurut Dadi Sunardi, Dirut PTPN VIII eksotis berarti langka atau sedikit yang berarti buah lokal Indonesia memiliki tingkat produktivitas dan kontinyuitas rendah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa langkah guna mendukung kelestarian dan produktivitas buah lokal agar tetap eksis di pasaran.

7. Diproduksi dengan cinta dari para petani

Pernahkah memperhatikan bagaimana cara petani merawat tanamannya? Mereka melakukannya dengan penuh cinta melalui perawatan dan pemeliharaan dari awal hingga akhir proses budidaya. Setiap hari mereka pergi ke lapangan untuk merawat dan memeriksa tanaman. Umumnya buah-buahan di Indonesia masih diproduksi dengan cara konvensional mulai dari penanaman, pemeliharaan hingga pasca panen. Tidak seperti di luar negeri yang sudah menggunakan mesin-mesin pertanian untuk melakukan budidaya tanaman. Buah-buahan yang dihasilkan melalui tangan para petani langsung akan memberikan cita rasa tersendiri bagi penikmat buah.

Salah satu buah yang membutuhkan perawatan dari awal hingga akhir produksi adalah Jambu Kristal. Satu saja tahapan terlewat oleh petani, maka jambu yang dihasilkan tidak akan berkualitas. Biasanya Jambu Kristal yang memiliki kualitas rendah akan memiliki tingkat kemanisan yang berbeda dari biasanya, cacat permukaan, atau bentuk yang tidak seragam.

Jambu Kristal, Sensasi Kerenyahan Buah Lokal Nusantara

Jambu Kristal merupakan salah satu produk buah yang dipasarkan oleh PT Sewu Segar Nusantara (SSN) berlabel SUNPRIDE. Dinamakan Jambu Kristal karena memiliki daging buah yang renyah terutama saat buah masih mengkal atau setengah matang. Keunggulan yang sangat menonjol adalah karakter seedlessnya yang hanya berjumlah 3% dari daging buah. Selain itu rasa manis Jambu Kristal berkisar antara 11-12 brix dengan sedikit kandungan air sehingga tekstur jambu menjadi lembut [2].

Jambu biji varietas Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak yang ditemukan pada tahun 1991 di District Kao Shiung. Jambu ini diperkenalkan ke Indonesia melalui Misi Teknik Taiwan pada tahun 2001 di lokasi proyek Mojokerto. Secara morfologi jambu ini memiliki bentuk bulat agak gepeng, pada permukaan buah terdapat tonjolan tidak merata dan memiliki daging buah yang renyah [3]. Jambu Kristal memiliki kandungan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Mari kita lihat kandungan gizi yang dimiliki oleh Jambu Kristal per 100 gramnya [2]:

Vitamin C yang ada pada Guava Crystal besarannya sekitar 280% dari nilai harian vitamin C yang direkomendasikan. Hal ini merupakan tanda jika buah ini layak untuk direkomedasikan sebagai sumber Vitamin C setiap hari [4]. Selain buahnya yang bergizi, tanaman Jambu Kristal juga sangat adaptif di daerah tropis pada ketinggian antara 500-1200 mdpl dengan suhu berkisar antara 23-28 derajat Celcius. Tanaman Jambu Kristal ini sangat rajin berbuah dengan tingkat kerontokan sedikit sehingga sangat cocok untuk dikembangkan karena memiliki nilai komersial tinggi.

Jambu Kristal dari SUNPRIDE memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah Lycopene atau antioksidan yang mampu melawan kanker prostat; memiliki kandungan yang sehat bagi penderita diabetes; kaya akan serat dan mudah dicerna di dalam perut; mampu menurunkan kemungkinan perkembangan diabetes tipe dua, dan meningkatkan sirkulasi yang dapat memacu fungsi otak [4].

Untuk menghasilkan Jambu Kristal berkualitas dari segi fisik maupun rasa, seorang petani perlu melakukan serangkaian proses mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemangkasan bentuk, pemangkasan dan pemeliharaan, penjarangan buah, pembungkusan buah, pengairan dan pengendalian hama penyakit. Cukup banyak bukan prosesnya? Itulah mengapa buah lokal sangat istimewa karena diproduksi dengan cinta dari petani untuk menghasilkan buah yang berkualitas. Tahapan kritis yang sangat menentukan hasil Jambu Kristal adalah pada saat pembungkusan buah, sekali saja tahapan ini terlewat maka Jambu Kristal yang dihasilkan akan rusak terkena lalat buah atau kutu putih yang merusak penampilan. Selain besarnya buah, tampilan fisik Jambu Kristal sangat menentukan harga pasar buah Jambu Kristal. Buah Jambu Kristal yang mulus tanpa bercak, besaran serta bobot yang sesuai dengan kriteria akan dikelaskan menjadi grade A, B, hingga C. Grade A adalah kualitas Jambu Kristal yang layak untuk dimasukkan ke pasar modern seperti supermarket.

Jambu Kristal tidak hanya nikmat untuk dikonsumsi pada pagi hari, buah ini dapat juga dinikmati menjadi kudapan sehat disela-sela waktu santai. Selain buahnya, jambu jenis ini dapat diolah lebih lanjut menjadi manisan buah atau selai yang memiliki nilai tambah.

Jambu Kristal adalah salah satu buah unggulan nusantara yang saat ini sedang dikembangkan di berbagai daerah. Jambu Kristal memang bukan asli berasal dari Indonesia tetapi karena kemampuannya yang adaptif terhadap iklim Indonesia maka Jambu Kristal menjadi buah lokal nusantara yang layak untuk dikembangkan menjadi buah lokal yang berkualitas.

Upaya Meningkatkan Eksistensi Buah Lokal

Upaya untuk meningkatkan eksistensi dan produktivitas buah lokal dapat mengacu kepada tiga pilar Revolusi Oranye yaitu mulai dari konsumsi, produksi hingga pemasaran. Beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya:

1. Meningkatkan kecintaan pada buah lokal melalui konsumsi buah asli nusantara

Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi buah lokal dapat dilakukan melalui upaya promosi dan ajakan untuk mengkonsumsinya. Masyarakat perlu mengetahui bahwa buah nusantara memiliki kelebihan dalam hal cita rasa. Selain itu kualitas produk tidak hanya dilihat dari warna, ukuran serta penampilan yang bersih dan menarik, tetapi juga unsur kesehatan dan cita rasa. Kedua unsur itu dimiliki oleh buah lokal yang berasal dari Indonesia.

2. Meningkatkan produktivitas buah lokal

Upaya meningkatkan produktivitas buah lokal dapat dilakukan melalui integrasi tiga proses dari hulu ke hilir yaitu denga penerapan  GAP (Good Agricultural Practices) pada proses produksi buah, GHP (Good Handling Practices) pada proses penanganan pasca panen dan GMP (Good Manufacturing Practices). Selain itu untuk memeratakan produksi buah lokal dapat dilakukan dengan membentuk kawasan produksi buah karena salah satu kendala pemerataan produksi terletak pada lahan perkebunan yang terpencar-pencar dan banyak dihasilkan oleh pekarangan-pekarangan rumah.

3. Meningkatkan pemasaran dan ekspor buah lokal

Salah satu upaya untuk meningkatkan pemasaran dan eskpor buah lokal  melalui pembentukan sistem rantai pasokan dan manajemen rantai pasokan buah nusantara. Jika sistem ini sudah berjalan maka kualitas, kontinuitas dan konsistensi buah nusantara di pasar domestik dan internasional dapat terjamin.

Sebelum mengakhiri tulisan ini ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada PT. Sewu Segar Nusantara sebagai perusahaan yang mendistribusikan dan memasarkan buah lokal dan impor.  Saya sangat mengapresiasi terhadap langkah yang telah dilakukan oleh PT SSN karena telah bekerja sama dengan lebih dari 1000 petani lokal dalam menghasilkan buah lokal nusantara. Kerja sama ini amat berarti bagi kelangsungan hidup petani itu sendiri maupun keberadaan buah lokal yang berkualitas. Karena saya yakin melalui kerja sama ini PT SSN juga turut serta mengedukasi petani bagaimana menghasilkan buah dengan produktivitas dan kualitas tinggi hingga bisa masuk ke pasar modern. Namun jika boleh memberikan saran, untuk mengangkat buah lokal nusantara, ada baiknya jika PT SSN mengangkat satu buah lokal yang menjadi icon pada jangka waktu tertentu misalnya setiap satu tahun sekali (fruit of the year), atau setengah tahun sekali atau pada waktu tertentu. Sehingga selain memperoleh keuntungan dari penjualan produk buah lokal juga turut serta mengedukasi masyarakat akan buah-buah lokal berkualitas.

Banyak cara untuk mendukung Negara Indonesia agar maju dan berkembang ditengah-tengah persaingan dunia, diantaranya adalah melalui cinta terhadap produk dalam negeri dengan cara menggunakan atau mengkonsumsinya. Salah satu contoh yang dapat kita lakukan adalah dengan mengkonsumsi buah lokal Nusantara. Dengan mengkonsumsi buah lokal Nusantara, kita tidak hanya mendapatkan manfaat yang baik bagi kesehatan, tetapi turut serta memberikan kontribusi bagi petani-petani Indonesia serta negeri tercinta dalam hal mempertahankan identitas bangsa melalui buah lokal.

Tulisan ini diikutsertakan pada SUNPRIDE: Fruit for Love Blogging Competition dan alhamdulillah mandapat apresiasi menjadi Second Winner

#Fruit4Love

Sumber Informasi:

http://www.sunpride.co.id/

http://www.fbbnipb.com/2014/09/forum-investasi-dan-bisnis-hortikultura.html

http://news.okezone.com/read/2013/05/15/373/807664/ipb-si-penggagas-revolusi-orange

[1] http://www.tempo.co/read/news/2014/10/13/090613816/Mentan-Buah-Impor-Hanya-Kuasai-Pasar-Modern

[2] Direktur Jenderal Hortikultura. 2014. Petunjuk Praktis Budidaya Jambu Kristal. Kementerian Pertanian RI.

[3] ICDF. Jambu Biji Varietas Kristal. disampaikan dalam bentuk folder.

[4] http://www.sunpride.co.id/seputar-guava-crystal/

Filed Under: Agriculture Tagged With: #Fruit4Love, buah impor, buah lokal, cinta buah lokal, crystal guava, eksotis, Indonesia, jambu kristal, nusantara, SUNPRIDE

Previous Post: « Resolusi Hijau 2015: Menyelaraskan Manusia dengan Alam
Next Post: Pemenang Giveaway Wujudkan Impian Mu »

Reader Interactions

Comments

  1. ophi ziadah says

    February 22, 2015 at 4:18 am

    Hidup buah lokal..
    Nom nom nom

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:03 pm

      buah lokla aseeek, citarasa yang lezat khas nusantara

      Reply
  2. nur annisa says

    February 22, 2015 at 4:32 am

    wah mantep bener mak evrina sukses ya lombanya 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:04 pm

      aamiin terimakasih ya, kalo berbau tanaman hajar deh

      Reply
  3. Nathalia DP says

    February 22, 2015 at 2:37 am

    hidup buah lokal 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:02 pm

      hehe makasih mak, hiduplah indonesia raya

      Reply
  4. Inda Chakim says

    February 22, 2015 at 3:00 am

    Aihh…alasannya sama mbak…cita rasa, harga, keamanan…
    Hidup buah lokaaallll…
    Hidoooopppppp

    Sukses ya mak 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:03 pm

      sama2 mak sukses untuk kita smeua, iya cita rasa harga dan kemanana itu dimiliki oleh buah lokal kita

      Reply
  5. famysa says

    February 22, 2015 at 4:09 am

    yaa ampuun gandaria.. udah lama banget aku ga nemu buah itu lagi mba. terakhir kayaknya waktu masih SD. haha
    aku juga diundang temanku ke festival buah itu. tapi ga dateng karena jauh. huhu

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:03 pm

      yahhh sayang banget, itu gandaria nemunya susah lho, di bogor sebelah mana gitu

      Reply
  6. echaimutenan says

    February 22, 2015 at 5:05 am

    Aku sebenarnya kurang suka jambu karena keras mak…tapi pas nyoba guava ini kok g terlalu keras…enak…setuju makkk dengan gerakan dukung buah lokal

    Gutlak

    Btw…pas acara diipb aku sempet datang itu bentar..,kita g ketemu ya mak :”)

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:04 pm

      hallo mak echa cantik, ke ipb ya? abis orangnya banyak banget sih jadi susah mau nyari2. iya jambu kristal gak keras kok, empuk banget malah

      Reply
  7. Euisry Noor says

    February 22, 2015 at 7:10 am

    Mantap ulasannya, Mak. Sesuai keahlian… Aku kangen juga sama jambu kristal, dulu di kampung halaman banyak pohonnya. Kalau sekarang seringnya ketemu jambu yang dagingnya merah. Aku sukaa buah lokal 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:05 pm

      emangnya sekarang udah pada ga ada ya tanamannya? padahal itu komoditas dgn harga tinggi lho, layak untuk dikembangkan

      Reply
  8. kartina ika sari says

    February 22, 2015 at 4:21 pm

    hmmm buah lokal rasanya lebih segar, sekaligus juga ikut memakmurkan petani Indonesia…sukses lombanya ya mak

    Reply
    • evrinasp says

      February 22, 2015 at 10:05 pm

      iya benar buah lokal itu cita rasanya unik, sambil mengkonsumsi sambil emmberi pemasukan untuk para petani

      Reply
  9. lathifah says

    February 23, 2015 at 3:17 am

    belum pernah liat n makan gandaria dan kecapi. klo buah musiman sellau ada di rumah biar anak terbiasa makan buah. sukses lombanya mak 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      February 23, 2015 at 10:29 am

      wah mak, kedua buah itu eksotis abis, rasanya bikin nagih deh, makasih ya atas doanya

      Reply
  10. JIM says

    February 23, 2015 at 3:10 am

    waduh, ke mana saja saya di Indonesia ini?!?
    baru tau tentang ketiga buah ini.

    Reply
    • evrinasp says

      February 23, 2015 at 10:23 am

      iya tah? itu eksotis makanya belum banyak yg tau. sekarang udah tau kan?

      Reply
  11. aira kimberly says

    February 23, 2015 at 7:42 pm

    Di pasar tumpah dekat rumah masih bisa ketemu sama kecapi, gandaria dan buah buni. hanya saja mungkin perlu resep-resep cara mengolah buah-buah lokal ini selain hanya untuk dikonsumsi langsung. Sehingga jika permintaan meningkat tentu petani akan berlomba menanam kembali buah-buah lokal yang mulai terancam kepunahan karena langka ini.Ya, memang hukum ekonomi lumayan berpengaruh dalam segala lini kehidupan. Termasuk dalam mempertahankan kelangsungan buah lokal nusantara.So, teruslah mengosumsi buah lokal sehingga mereka tetap lestari keberadaannya. Hidup buah lokal nusantara! ^__^

    Reply
    • evrinasp says

      February 23, 2015 at 9:46 pm

      hidupppp buah lokal, terimakasih mak Aira sudah berkunjung, saya setuju perlu ada resep2 olahan untuk buah lokal supaya masyarakat semakin tertarik untuk mengkonsumsi, kita juga perlu mengedukasi kepada generasi penerus bangsa supaya tidak kehilangan sejarah terhadap buah2 lokal yg dimiliki oleh Indonesia

      Reply
  12. Hari says

    February 24, 2015 at 1:51 am

    Mantap.. Gandaria itu nama lainnya jatake bukan y mba Ev?
    Oia klo kemang itu buah lokal jg?
    Moga sukses lombanya

    Reply
    • evrinasp says

      February 24, 2015 at 3:35 am

      iya tah hari? saya taunya gandaria aja, kemang itu bukannya sejenis mangga yang asem dan banyak serabutnya itu ya? *eh malah balik nanya*

      Reply
  13. Aida Al Fath says

    February 24, 2015 at 7:11 am

    Guavanya pengen coba

    Reply
    • evrinasp says

      February 25, 2015 at 2:09 am

      belum pernah ya mak? di makassar katanya belum ada ya, manis dan kres2

      Reply
  14. Gustyanita Pratiwi says

    February 24, 2015 at 7:47 am

    sama ni kak q paling doyan ama buah asli lokal macam rambutan, sawo, sirkaya, duku hehehhe…lebih ekslusip…slm kenal

    Reply
    • evrinasp says

      February 25, 2015 at 2:09 am

      salam kenal, ok enanti saya mampir ya, iya buah2an lokal itu seger banget, kita banget pokoknya

      Reply
  15. Imazahra says

    February 24, 2015 at 7:45 pm

    Kalau saya sudah konsumsi buah lokal sejak kenal rawfood dan food combining dua tahun lampau 🙂

    Saya juga ikutan Mak.

    Mudahan kita sama-sama menang ya 😀

    Reply
    • evrinasp says

      February 25, 2015 at 2:10 am

      hooo mengaplikasikan FC ya, buah2an lokal kebanyakan saya konsumsi pagi hari mak selepas bangun tidur sembari minum air putih

      Reply
  16. Dedew says

    March 1, 2015 at 4:17 am

    akyu cinta buah lokal! :*

    Reply
    • evrinasp says

      March 1, 2015 at 4:49 am

      cinta buah lokal cinta indonesia

      Reply
  17. PutriKPM says

    March 1, 2015 at 3:12 pm

    Hallo, Mak! Salam kenal sebelumnya 😀
    Mampir kesini karena dirimu menang hewhew
    Selamat ya, Mak! Aku pun cinta buah lokal. Sebenernya, karena mulut ini rasanya lebih pas dengan yg lokal 😀

    Reply
    • evrinasp says

      March 2, 2015 at 12:17 am

      hallo mak salam kenal kembali, hayuuu main kesini, alhamdulillah dapet rejeki semoga bermanfaat informasinya

      Reply
  18. Putri Madona says

    March 2, 2015 at 4:18 am

    Selamat Mak….
    🙂

    Reply
    • evrinasp says

      March 3, 2015 at 2:57 am

      terimakasih mak Putri 😀

      Reply
  19. Helda says

    March 2, 2015 at 7:47 am

    Selamat, Mak atas kemenangannya. Tulisannya sesuatu banget 🙂 aku nyesel gak ikutan GAmu 🙁

    Reply
    • evrinasp says

      March 3, 2015 at 2:58 am

      makasih ya mak Helda, nani ikutan GA kedua ya

      Reply
  20. funnie says

    March 5, 2015 at 2:52 pm

    selamat ya mbak..

    Reply
    • evrinasp says

      March 6, 2015 at 5:26 am

      terimakasih yaaaa

      Reply
  21. anak nelayan says

    March 24, 2015 at 3:24 pm

    hidup buah lokal !, salam kenal kunjungan perdana ya

    Reply
    • evrinasp says

      March 26, 2015 at 10:41 am

      hallo salam kenal, terimakasih sudah berkunjung, nanti saya berkunjung balik

      Reply
  22. Elsawati says

    April 29, 2015 at 4:52 am

    kalo jambu saya pernah nyobain tapi buah-buah lokal yang lainnya belum 😀

    Reply
    • evrinasp says

      May 11, 2015 at 12:36 pm

      ayo dicobain mbak, gak kalah asiknya kok

      Reply

Trackbacks

  1. Terimakasih Sunpride | Evrina Budiastuti says:
    August 1, 2015 at 7:21 am

    […] alhamdulillah tulisan yang saya buat mendapatkan apresiasi. Saya tidak akan berucap banyak selain terimakasih yang […]

    Reply
  2. Fruitaholic, Lengkapi Nutrisi Ramadhan Mu - Evrina Budiastuti says:
    June 27, 2016 at 11:49 am

    […] Baca: 7 Alasan Cinta Buah Lokal […]

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

evrina-profile

I am Evrina, an agriculture extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Quote

utrukis-syarra yatruk-ka | tinggalkan perbuatan jahat, maka kejahatan akan meninggalkanmu.

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review
  • Tip and Tutorial

Archives

2022

  • + December (1)
  • + November (1)
  • + September (1)
  • + June (2)
  • + March (3)
  • + January (1)

2021

  • + December (4)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (1)
  • + August (4)
  • + July (4)
  • + June (4)
  • + April (2)
  • + March (2)
  • + February (2)

2020

  • + December (2)
  • + October (3)
  • + September (3)
  • + August (2)
  • + July (2)
  • + June (2)
  • + May (6)
  • + April (3)
  • + March (1)
  • + February (1)
  • + January (2)

2019

  • + November (2)
  • + October (5)
  • + September (6)
  • + August (4)
  • + July (1)
  • + June (2)
  • + May (1)
  • + March (3)
  • + February (3)
  • + January (2)

2018

  • + December (4)
  • + November (2)
  • + October (4)
  • + September (6)
  • + August (3)
  • + July (2)
  • + June (3)
  • + May (2)
  • + April (3)
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (5)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (8)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (10)
  • + October (8)
  • + September (13)
  • + August (9)
  • + July (5)
  • + June (9)
  • + May (4)
  • + April (10)
  • + March (9)
  • + February (15)
  • + January (8)

2015

  • + December (12)
  • + November (12)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (10)
  • + July (21)
  • + June (16)
  • + May (4)
  • + April (5)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (4)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)

Evventure Blog

Download Aplikasi Kios Gapoktan

kios gapoktan

Footer

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

Copyright © 2023 · Market theme by Restored 316