• Home
  • About
  • Disclosure
  • Achievement
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Random
    • Advertisement
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Tip and Tutorial
    • Others

EVRINASP

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

in Agriculture

Bekatul Sebagai Pangan Alternatif untuk Diversifikasi Pangan

Last Updated on June 1, 2017 by evrinasp




bekatul

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti sebuah pelatihan pengolahan pasca panen padi. Dalam pelatihan tersebut saya mendapatkan tambahan wawasan bahwa limbah hasil pengolahan padi bisa diolah hingga zero waste. Salah satu bentuk olahannya bahkan dapat dikonsumsi untuk pangan manusia yang bernilai gizi tinggi yaitu Bekatul. Hasil sampingan pada penggilingan padi tersebut menjadi salah satu sumber pangan alternatif yang dapat mendukung diversifikasi pangan untuk mencapai ketahanan pangan.

Umumnya masyarakat Indonesia tergantung pada sumber pangan beras dan terigu saja padahal masih ada sumber pangan lain yang memberikan manfaat yang sama. Nah, diversifikasi pangan tidak hanya sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu tetapi juga merupakan upaya untuk meningkatkan perbaikan gizi menuju Pola Pangan Harapan (PPH). Tujuannya adalah untuk mendapatkan manusia berkualitas dan memiliki daya saing, serta penyediaan lapangan kerja untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.

Salah satu sumber pangan lokal yang dapat dilakukan untuk diversifikasi pangan adalah dengan memanfaatkan bekatul yang merupakan limbah penggilingan padi.

Apa Itu Bekatul?

Bekatul merupakan hasil sampingan penggilingan gabah. Setelah beras dipisahkan dari sekam atau kulit luar gabah, kemudian dilakukan proses penyosohan. Proses penyosohannya dilakukan sebanyak dua kali, penyosohan pertama menghasilkan dedak yang memiliki tekstur serat kasar, sedangkan penyosohan kedua menghasilkan bekatul (rice bran) yang bertekstur lebih halus.

Selama ini sebagian masyarakat menganggap bahwa bekatul dengan dedak adalah sama, padahal keduanya jauh berbeda. Hal tersebut menyebabkan hasil sampingan proses penggilingan gabah tersebut kurang diminati lantaran menganggap sebagai pakan ternak. Supaya lebih jelas lagi, berikut disajikan beberapa perbedaan di antara keduanya [1]:

Bekatul

Dedak

Lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati.

Lapisan sebelah luar dari butiran padi dengan sejumlah lembaga biji.

Hasil penyosohan kedua atau ketiga

Hasil penyosohan pertama

Bertekstur halus

Serat masih kasar

Penggunaan untuk makanan fungsional

Penggunaan untuk pakan ternak

Kandungan nutrisi: protein, mineral, lemak, serat pangan, antioksidan, vitamin E dan vitamin B komplek, yaitu : B1, B2, B3, B5, B6 dan B15.

Kandungan nutrisi: protein kasar 12,9%, lemak 13%, serat kasar 11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,21%, serta Mg 0,22%.

Manfaat Bekatul

bekatul

Bekatul, Souce: http://bali.litbang.pertanian.go.id/

Walaupun penampilannya memiliki warna cokelat yang membuatnya seolah kusam, sumber pangan alternatif ini memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan terutama bagi seseorang yang menderita penyakit tertentu. Berikut adalah beberapa manfaatnya bagi kesehatan (dirangkum dari berbagai sumber):

  • Sebagai sumber makanan sehat alami yang mengandung antioksidan (tokotrienol dan gamma-oryzanol)
  • Mengandung multivitamin dan serat tinggi untuk penangkal penyakit degeneratif, kaya akan pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.
  • Sebagai sumber serat makanan (20-51%), lemak, protein, vitamin B, minyak 12-23%, oryzanol.
  • Bermanfaat dalam pencegahan timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritmik tubuh, memperlambat proses penuaan, dan penyehatan kembali (recovery).
  • Baik untuk penderita kolesterol berkat kandungan tokotrienol yang mampu menghambat kerja enzim penimbun kolesterol pada tubuh.
  • Kandungan vitamin B15 dapat membentuk zat anti asma.
  • Baik untuk kesehatan jantung berkat vitamin B dan vitamin B15.

Begitu banyak manfaat yang diperoleh maka sayang sekali apabila hasil sampingan dari penggilingan padi ini tidak termanfaatkan dengan baik.

Cara Memperoleh Bekatul

Bekatul dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan pada 24 jam setelah penggilingan. Sayangnya hasil sampingan penggilingan padi ini memiliki sifat yang mudah rusak akibat kandungan minyak yang cukup tinggi. Agar Ia dapat diawetkan serta dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan, maka perlu dilakukan proses stabilisasi. Proses tersebut membuat seluruh komponen penyebab kerusakan dihambat tanpa menghilangkan kandungan nutrisinya.

Ada beberapa cara untuk mengawetkannya baik secara tradisional yang dapat dilakukan pada skala rumah tangga maupun modern dengan teknologi tinggi. Berikut adalah cara memperoleh tepung bekatul dari hasil penggilingan padi (dirangkum dari berbagai sumber):

  1. Penyangraian. Proses ini cukup sederhana yaitu bekatul yang sudah diayak lalu dipanaskan di penggorengan tanpa menggunakan minyak selama 10 menit hingga harum. Untuk menghindari hangus, maka aduk terus selama rentang waktu tersebut. Setelah dingin maka dapat disimpan dalam wadah atau kemasan.
  2. Cara modern dengan menggunakan teknologi ekstrusi atau pengolahan dengan sistem high temperature short time (HTST). Proses ini menyebabkan enzim terdenaturasi namun tetap menghasilkan nutrisi dan senyawa antioksidan. Bekatul segar dihidrasi dengan air dan pHnya diatur (alami). Kemudian ditambahkan enzim protease campuran diaduk selama 30 menit pada suhu tinggi (130-150 derajat celcius). Setelah selesai lalu dipisahkan bagian yang larut dan tidak larut. Bagian yang terlarut dipasteurisasi dan pHnya diatur menjadi 7, baru kemudian di spray dried [1].
  3. Melalui proses pengukusan selama 30 menit. Setelah itu dikeringkan baru kemudian didinginkan. Setelah dingin maka dapat digunakan atau disimpan dalam wadah.

Bekatul yang sudah layak untuk bahan pangan dapat diolah menjadi beraneka macam produk olahan pangan dengan nilai tambah yang cukup tinggi seperti cookies, roti bekatul, brownies, sereal, kerupuk dan lain-lain. Peluang untuk mengembangkan bekatul menjadi produk bernilai tinggi tersebut cukup tinggi mengingat bahan dasarnya mudah diperoleh karena berbanding lurus dengan proses penggilingan padi yang dilakukan setiap tahun di Indonesia. Kedepannya diharapkan bekatul dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai alternatif sumber pangan mengingat potensi dan ketersediaan bekatul cukup banyak sebagai hasil sampingan penggilingan gabah padi.

Bekatul

Source: http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/

Sumber Informasi:

  1. Hernani. 2017. Pengolahan Tepung Bekatul dan Produk Olahannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Materi Pelatihan WISM Kabupaten Bogor tanggal 13 April 2017.
  2. Humaedah, U. 2013. Makanan Sehat dari Bekatul. Cyber Extension. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
  3. Sugianyar. 2015. Pemanfaatan Bekatul, Limbah Penggilingan Padi sebagai Tepung Rendah Lemak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BALI. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.




Filed Under: Agriculture Tagged With: Bekatul, dedak, gabah, padi, penggilingan padi, tepung bekatul

Previous Post: « Paket Istimewa Dari Sunpride
Next Post: Hidupkan Hidupmu dengan Kebermanfaatan »

Reader Interactions

Comments

  1. Ahmad Nazziruddin Niam says

    June 1, 2017 at 9:34 am

    Ditempatku bekatul biasa buat makan ayam, ternyata banyak juga manfaatnya…. Gak heran ayamku sehat-sehat,,, haha

    Reply
    • evrinasp says

      June 1, 2017 at 5:45 pm

      Jiaaaah iya wong gizinya tinggi

      Reply
  2. safprada says

    June 1, 2017 at 12:19 pm

    Terlalu banyak alternatif pangan.

    tapi anehnya pemerintah justru menyeragamkan.
    seolah olah yang makan sagu.ubi jagung dan lain sebagainya dilihat seperti orng miskin. Buktinya berapa hektar tanah yang menghasilkan sagu justru d sulap menjadi persawahan tanaman padi. Makan sagu bukan menhina negara lho… makan sagu bukan orang miskin. Ini pangan lokal yang mesti d jaga.

    Suatu saat indonesia akan d seragamkan makan gandum buktinya sudh banyak lahan warga d jadikan percontohan…

    Ya kira kira seperti itu….

    Reply
    • evrinasp says

      June 1, 2017 at 6:47 pm

      Iya begitulah, saya juga bekerja pegang program bertolak belakang, di satu sisi harus meningkatkan tambah tanam padi, di sisi lain harus menyadarkan masyarakat untuk diversifikasi pangan, piye coba? Haha

      Reply
  3. zata ligouw says

    June 1, 2017 at 12:21 pm

    udah sering denger kalo bekatul itu sehat, tapi sayang masih susah didapat ya.. nah kalo jadi kue gitu enak tuh, gampang disimpen dan dimakan..

    Reply
    • evrinasp says

      June 1, 2017 at 6:53 pm

      Iya mbak yg mengolah jadi bentuk makanan jadi memang masih jarang, paling klo mau pesan tepungnya bisa dibeli online

      Reply
  4. herva yulyanti says

    June 1, 2017 at 1:37 pm

    iya mba aku adalah salah satu yang menganggap bekatul = dedak dan itu buat makanan ayam. tapi seiring berjlannya wkatu juga aku sempat dengar kue dari bekatul dan ternyata seperti itu. jadi penasaran deh pengen nyobain

    Reply
    • evrinasp says

      June 1, 2017 at 8:27 pm

      Jadi sekarang sudah tau ya neng kalu dedak dan bekatul itu berbeda

      Reply
  5. Hastira says

    June 2, 2017 at 2:42 am

    aku pernah minum bekatul yang sdh dibuat bubuk tinggal diseduh air, tp rasanya menurutku gak enak. Tp kalau dibuat kue aku suka. adikku suka bikin kue bolu dari bekatul

    Reply
    • evrinasp says

      June 4, 2017 at 2:50 pm

      Iya memang rata2 kurang suka kalau masih dalam bentuk asli mbak, senangnya yg sudah diolah ya

      Reply
  6. Lia Lathifa says

    June 2, 2017 at 10:57 am

    agak familiar sih nama bekatul, tapi ngertinya memang utk makanan ternak, apalagi kesannya sisaan.. untuk bisa dikonsumsi masyarakat, kudu disulap jadi kue dan jajanan, baru deh mau nyoba, dulu pernah praktek soalnya, panelis dikasih pilihan bekatul asli sama cookies yaa pasti pd berebut cookies ๐Ÿ˜€

    Reply
    • evrinasp says

      June 4, 2017 at 2:48 pm

      Hahaha iya sih, jangan di makan tepungnya mentah2 mbak, diolah dulu agar menarik

      Reply
  7. Liswanti Pertiwi says

    June 2, 2017 at 9:35 pm

    bekatul ini ternyata banyak manfaatnya juga ya teh. Kalau ingat bekatul, ingat zaman masih kecil neh hehehe

    Reply
    • evrinasp says

      June 4, 2017 at 2:46 pm

      Iya lis, walaupun ini namanya kurang keren tapi manfaatnya luar biasa

      Reply
  8. Amir Mahmud says

    June 3, 2017 at 5:00 am

    Wah bisa dibuat roti ya Mbak, kalau ditempat saya ya buat pakan ternak. Baru tau kalau bekatul bisa dibuat makanan.

    Reply
    • evrinasp says

      June 4, 2017 at 2:42 pm

      Bisa mir, itu jadi prospek bisnis pangan juga lho

      Reply
  9. Nathalia DP says

    June 4, 2017 at 3:12 pm

    Makasih sharingnya mba, baru tau nih tentang bekatul…

    Reply
    • evrinasp says

      June 5, 2017 at 8:44 pm

      Semoga bermanfaat ya mbak

      Reply
  10. Mirwan Choky says

    June 4, 2017 at 11:38 pm

    Baru kali ini saya mengetahui istilah Bekatul. Kirain apaan lah….

    Reply
    • evrinasp says

      June 5, 2017 at 8:49 pm

      Pangan lokal berasal dari prosesing gabah padi

      Reply
  11. yohana says

    June 5, 2017 at 5:35 pm

    Baru tahu kalau dedak itu punya kandungan vitaminnn. Oh, iya, bekatul juga baru pernah dengar dari blog ini, hebat ya bisa dijadikan cookies..
    Thx infonya mak

    Reply
    • evrinasp says

      June 5, 2017 at 8:53 pm

      Sama2 semoga bermanfaat ya

      Reply
  12. siwonesia says

    June 7, 2017 at 7:07 am

    Mantap juga bekatul bisa dibikin chokies…. Terima kasih infonya mba…. nambah pengetahuan tentang bekatul….

    Reply
    • evrinasp says

      June 8, 2017 at 10:27 am

      Sama2 semoga bermanfaat ya

      Reply
  13. Fanny Fristhika Nila says

    June 10, 2017 at 4:55 am

    Pernah denger sih bekatul , tp seumur2 aku blm prnh liat ada yg jual.. Apa krn ini dianggab makanan ternak, jd dijualnya jg di penjual makanan ternak ya.. Aku penasaran dgn rasanya setelah diolah jd cookies gt mba ๐Ÿ™‚ ..

    Reply
    • evrinasp says

      June 10, 2017 at 10:24 am

      Kalau penjual online sudah ada mbak, memang jarang yg jual karena ya itu masih dianggap makanan ternak

      Reply
  14. Inayah says

    June 10, 2017 at 12:51 pm

    Nah ini dia bedanya bekatul sm dedak hahaa, makasi mba

    Reply
    • evrinasp says

      June 10, 2017 at 3:15 pm

      anak lulusan pangan mesti tau ya

      Reply
  15. indah nuria says

    June 12, 2017 at 3:05 am

    aku lupa-lupa inget pernah makan bekatul atau produk olahannya ngga ya?

    Reply
    • evrinasp says

      June 13, 2017 at 4:44 am

      kalau saya belum mbak, soalnya penghasil tepungnya gak ada di bogor, tapi prosuk olahannya ada

      Reply
  16. Nusantara Adhiyaksa says

    June 13, 2017 at 1:59 pm

    menarik juga ia kalau bekatul dikemas dalam bentuk kue gitu …

    Reply
    • evrinasp says

      June 15, 2017 at 1:35 pm

      yup, jadi memiliki nilai tambah yang tinggi

      Reply
  17. ida says

    July 6, 2017 at 4:22 pm

    Manfaatnya Bekatul itu luar biasa dan ajaib loh terutama bagi program kehamilan. Saya berhasil mendapatkan momongan berkat persiapan awal dengan terapi bekatul rutin dan pola makn sehat. Kista yg ada di dalam rahim dan di blakang rahim bersih tanpa oprasi berkat terapi rutin bekatul. untuk tetap menjaga jangan sampai muncul lagi ttp rutin konsumsi. Saya sendiri sejak tahun 2012 sampai hari ini tetap menjadi konsumen rutin minum bekatul 2x sehari. karena kasiatnya yang luar biasa ini jugalah yang sudah saya sebarluaskan juga bagi teman2 yang mau promil dgn bantuan terapi bekatul, ternyata banyak sudah yang merasakan manfaatnya dan byk yg berhasil. Tapi dengan catatan harus mendapatkan bekatul yang benar2 murni dan benar proses pengolahannya sehingga vitamin dan kandungan di dalamnya tetap terjaga itu yg perlu diperhatikan. Krn skrg byknya bekatul yg beredar di pasaran. Saya sudah mempunyai langganan produsen yg sudah cocok jadi aman ๐Ÿ™‚ Paling berasa manfaatnya juga bagi penderita DIABETES maupun mencegah, banyak juga yang sudah merasakan manfaatnya yang terparah dari yg tiap hari ketergantungan obat2an untuk menstabilkan diabetesnya dgn terapi rutin berangsur2 bisa sampai lepas dari obat2an diabetes, dan stabil tanpa harus minum obat2an dokter. untuk tetap menstabilkan tenunya tetap rutin konsumsi minimal 1x sehari.

    Reply
    • evrinasp says

      July 17, 2017 at 9:36 am

      Terima kasih ya atas informasi dan sharingnya

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

evrina-profile

I am Evrina, an agriculture extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review
  • Tip and Tutorial

Eco Blog 2024

Evventure Blog

Download Aplikasi Kios Gapoktan

kios gapoktan

Archives

2025

  • – May (1)
    • Step by Step Mengikuti Uji Kompetensi (Ujikom) Penyuluh Pertanian (Pengalaman Tahap 1 Tahun 2024)

2024

  • + September (1)
  • + June (1)
  • + March (2)
  • + January (1)

2023

  • + December (2)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (3)
  • + July (2)

2022

  • + December (1)
  • + November (1)
  • + September (1)
  • + June (2)
  • + March (3)
  • + January (1)

2021

  • + December (4)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (1)
  • + August (4)
  • + July (4)
  • + June (4)
  • + April (2)
  • + March (2)
  • + February (2)

2020

  • + December (2)
  • + October (3)
  • + September (3)
  • + August (2)
  • + July (2)
  • + June (2)
  • + May (6)
  • + April (3)
  • + March (1)
  • + February (1)
  • + January (2)

2019

  • + November (2)
  • + October (5)
  • + September (6)
  • + August (4)
  • + July (1)
  • + June (2)
  • + May (1)
  • + March (3)
  • + February (3)
  • + January (2)

2018

  • + December (4)
  • + November (2)
  • + October (4)
  • + September (6)
  • + August (3)
  • + July (2)
  • + June (3)
  • + May (2)
  • + April (3)
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (5)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (8)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (10)
  • + October (8)
  • + September (13)
  • + August (9)
  • + July (5)
  • + June (9)
  • + May (4)
  • + April (10)
  • + March (9)
  • + February (15)
  • + January (8)

2015

  • + December (12)
  • + November (12)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (10)
  • + July (21)
  • + June (16)
  • + May (4)
  • + April (5)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (4)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)

Quote

Jagalah ilmu dengan ‘amal. Jagalah ‘amal dengan ikhlas. Jagalah ikhlas dengan istiqamah. Jagalah istiqamah dengan ihsan.

— Salim A. Fillah

Footer

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

Copyright © 2025 · Market theme by Restored 316