Last Updated on September 22, 2019 by evrinasp
Senang sekali rasanya kalau dapat berkunjung ke kebun Sunpride untuk belajar budidaya tanaman, prosesing buah hingga mencoba produknya. Setelah kemarin kita mengenal PT Nusantara Tropical Farm (PT NTF) sebagai sister company PT Sewu Segar Nusantara (PT SSN), sekarang saya akan bercerita mengenai kunjungan lapang ke kebunnya langsung.
Nah, kemarin itu saya sempat membaca komentar dari teman-teman tentang produk Sunpride yaitu pisang Cavendishnya. Jadi banyak yang menganggap kalau pisang Cavendish ini merupakan produk impor, itu salah besar lho saudara-saudari, pisang Cavendish ini murni dihasilkan oleh PT NTF lalu dikemas dan didistribusikan oleh PT SSN dengan label Sunpride. So, produknya benar-benar 100% buah lokal nusantara, termasuk pepaya, jambu kristal, nanas honi dan buah naga. Eh, melonnya juga ding, tapi bekerjasama dengan petani lokal. Sama aja kan yes, y owes daripada nanti jadi panjang kali lebar, mending kita mulai cerita kunjungan lapangan yang sudah saya tulis berikut ini.
Melihat Prosesing Pisang Cavendish di Kebun Sunpride
Seperti yang sudah saya ceritakan pada postingan sebelumnya kalau pisang menjadi komoditas utama yang diusahakan oleh PT NTF dan PT SSN. Jadi lokasi kunjungan lapangan pertama kami saat itu ke pembibitan tanaman pisang, ke lapangan yang dekat dengan prosesing hingga packagingnya. Letak tempat pembibitan tanaman pisang dekat dengan kebun yang mengelilingi. Meskipun saat itu cuaca cukup panas, kami sangat antusias untuk belajar lebih dalam mengenai pembibitan tanaman pisang.
Dari hasil pemaparan oleh salah satu staf di pembibitan, diketahui bahwa bibit pisang Cavendish ini diperbanyak dengan cara kultur jaringan (PT NTF sendiri memang memiliki laboratorium kultur jaringan). Selama kurang lebih satu tahun, bibit tumbuh dalam botol kultur jaringan. Setelah itu, bibit dalam botol kuljar dapat ditransplantasi ke pembibitan hingga berumur 3 bulan. Nah selama menunggu masa 3 bulan ini, olah tanah sudah dilakukan. Dalam 1 hektar lahan terdapat 2400 tanaman pisang dengan kebutuhan pupuk kandang sebanyak 10 kg per tanaman. Jadi, kebutuhan pupuk per ha untuk tanaman pisang sebanyak 240 ton. Waw banyak banget ya pemirsah.
Kunci budidaya pisang yang baik adalah terpenuhinya kebutuhan air, pemupukan dan terawatnya setiap lembar daun. Jumlah daun yang dianggap bagus adalah 12 lembar daun pisang per pohon, kalau daunnya kurang dari 12 maka segera dilakukan tindakan perbaikan budidaya. Untuk pengairannya sendiri, dulu PT NTF menggunakan pesawat yang menyemprotkan air, tapi seak tahun 2012 sudah menggunakan Canon Spray agar penyiraman dapat merata.
Kemudian dari masa tanam sejak pindah dari pembibitan, tanaman pisang baru akan keluar jantung (bunga) pada umur 6 bulan. Setelah keluar jantung hingga 11 minggu ke depan, pisang sudah dapat dipanen. Sepanjang pengamatan saya ketika melihat tanaman pisang yang berjejer di sana, semuanya menggunakan kertas untuk menutup buah dan menggunakan bambu untuk menahan agar tanaman pisang tidak tumbuh. Saking banyaknya buah yang dihasilkan, membuat tanaman pisang tidak terlalu kuat menahan beban sehingga membutuhkan penyangga.
Dari lapangan, kita menuju ke prosesing buah pisang. Nah ini yang menarik banget untuk disimak. Pisang hasil panen tidak boleh diletakan sembarangan karena akan merusak kualitas buah. Jadi setelah dipanen, pisang digantungkan pada rel panjang dengan kondisi masih tertutup kertas. Nanti pisang tersebut ditarik dengan menggunakan katrol menuju ruang prosesing. Teman saya yang bernama Fadli, karena dia olahragawan, tertarik untuk menarik 10 buah tandan pisang. Pada awalnya cukup berat namun setelah katrol berjalan, maka terasa ringan. Terbayang ya, bagaimana petugas panen membawa pisang tersebut dari kebun yang bloknya cukup jauh dengan tetap menjaga kualitas buah agar tidak rusak.
Setelah masuk ke ruang prosesing, pisang akan dibagi menjadi beberapa buah sesuai dengan ukuran (dan saya lupa nama-nama ukurannya *hadeuh). Setelah itu buah pisang dimasukkan ke dalam bak air dan dikering anginkan dengan menggunakan blower. Setelah kering, pisang diberi label atau dimasukkan kardus sesuai dengan keperluan.
Perlu diketahui kalau pisang Cavendish ini sudah dieksport ke luar negeri lho seperti Korea, Jepang dan Jeddah. Standard kualitas untuk pengiriman eksport maupun pasar dalam negeri itu sama, yang membedakan hanya perlakukan teknis selama pengiriman untuk menjaga kualitas. Waktu itu kami ditunjukan container besar lengkap dengan pendinginnya, ternyata itu khusus untuk pengiriman luar negeri. Benar-benar dijaga deh teknisnya untuk menghindari yang namanya Green Soft atau proses pematangan buah yang terlalu cepat namun kondisi fisik masih terlihat hijau.
Sekarang percaya kan kalau pisang Cavendish yang sering kita lihat itu merupakan hasil karya anak bangsa?.
Berkunjung ke Kebun Buah Naga di Kebun Sunpride
Nah, selain menghasilkan buah utama seperti pisang, jambu kristal dan nanas honi, PT NTF juga memproduksi buah naga dengan luasan 8 ha. Sama seperti tanaman lainnya, buah naga yang sudah muncul juga dilindungi dengan kantong kertas lho. Teman-teman perlu tau nih, dibalik kelezatan buah naga yang kita makan, ada jasa besar sebagian orang dibaliknya karena proses pembungaan buah naga itu terjadi di malam hari. Dan untuk mengawinkan bunga tersebut agar menghasilkan buah, maka perlu bantuan manusia secara manual. Byuuuhh….ternyata tidak semudah itu kan menghasilkan buah berkualitas.
Prosesing Nanas Honi di Kebun Sunpride
Ini juga sama parahnya, saya sampai geleng-geleng kepala melihat begitu besarnya pengorbanan para pembudidaya buah nanas. Bayangkan, semua buah nanas yang masih hijau itu juga dibungkus dengan kantong kertas. Ya kalau pisang, jambu, atau buah naga masih lebih mudah. Ini buah nanas, terbayang deh ketusuk duri ketika memasang kanting kertas tersebut. Pantes buah nanas yang dihasilkan begitu manis dan terjaga, terimakasih ya bapak ibu yang sudah bersusah payah menjaga kualitas buah sejak awal *terharu.
Setelah dipanen, buah nanas dibawa ke prosesing untuk dibersihkan. Awalnya buah nanas dicelupkan ke dalam air agar luntur lah out debu-debu intan. Lalu disikat agar lebih kinclong dan dikering anginkan dengan menggunakan blower. Setelah kering, nanas honi diberikan pelindung dari jaring busa dan diberi label untuk menghindari benturan. Tetap ya dijaga kualitasnya agar tetap cantik seperti saat panen.
Pada tahun 2017 nanti, PT NTF sudah menetapkan target untuk menghasilkan 1.5 juta box nanas honi. Target ini sesuai dengan meningkatnya permintaan, khususnya untuk pasar ekspor ke Jepang. Jangankan di Jepang, menurut Ibu Lutfhi, Manager Marketing and Communication PT SSN, nanas honi ini banyak diminta oleh konsumen dalam negeri lho. Sampai PT SSN sendiri kewalahan menanggapi permintaan pasar.
Prosesing Jambu Kristal di Kebun Sunpride
Kebun buah kristal yang ada di PT NTF letaknya dekat dengan kebun buah naga. Jambu kristal sendiri merupakan produk unggulan ketiga yang diusahakan oleh PT NTF dengan luas lahan sebesar 154 ha. Setiap 1 ha terdapart 1200an tanaman dan setiap satu tanaman dapat menghasilkan 30-34 buah jambu kristal. Sama seperti buah sebelumnya, buah jambu kristal ini juga dibungkus satu per satu lho. Gimana terbayang tidak? Dibalik kelezatan dan kerenyahan si jambu kristal ini lagi-lagi ada jasa beberapa orang yang memelihara kualitas. Apalagi tanaman ini membutuhkan pemelihara agar rajin memangkas ranting. Semakin rajin memangkas, maka akan semakin banyak berbuah.
Setelah buah jambu kristal dipanen, maka segera mungkin buah dibawa ke prosesing. Buah jambu kristal memiliki mesin grading yang disesuikan dengan berat buah sehingga memudahkan untuk packaging. Grading ini diperlukan untuk konsumen yang menghendaki ukuran tertentu. Kalau teman-teman sukanya buah jambu kristal yang ukuran besar, sedang, atau kecil? Kalau saya lebih suka yang kecil, jadi enak dikrauk-krauk *eh.
Prosesing Pepaya Calina di Kebun Sunpride
Pepaya adalah komoditas nomor 5 yang diusahakan oleh PT NTF dengan luasan 21 ha. Untuk proses budidaya dan packagingnya sendiri tidak terlalu rumit seperti buah-buahan sebelumnya. Cukup dengan menggunakan kertas Koran saja maka sudah dapat dipacking. Lho kok gitu? Iya karena kulit pepaya lebih kuat dibandingkan buah lainnya, that’s why saya juga menyukai buah ini.
Oh iya, for your information nih, buah pepaya yang dikenal dengan nama California itu sejatinya bukan bernama California, yang benar adalah Calina. Lho kok gitu Ev? Lha iya wong pemulianya Prof Dr Ir Hj Sriani Sujiprihati yang menemukan varietas ini dengan nama pepaya Calina kok. Tapi entah mengapa disebut dengan California oleh pasar, katanya sih biar lebih keren dan kebarat-baratan. Padahal nama aslinya adalah Calina, kasian kan penemunya, apalagi sang professor telah tiada maka sudah sepatutnya kita menghargai jasanya. Susah lho menemukan sebuah varietas, minimal 7 tahun lamanya hingga terbentuk varietas unggul baru *begini nih kalau anak pertanian udah ngomong.
Itu sebabnya saya berterimakasih sekali kepada Sunpride yang secara berani mengubah nama pepaya California menjadi Calina di label barunya. Sunpride sangat sadar akan peran dan jasa para peneliti yang menghasilkan buah-buahan lokal nusantara. Meskipun bisa saja pasar menjadi turun akibat mengubah nama, tapi hal itu tetap dilakukan demi menghargai jasa Prof Sriani Sujiprihati yang menemukan pepaya Calina.
Jadi kalau nanti ada yang bertanya tentang apa bedanya California dengan Calina pada dasarnya sama saja, ya itu juga produknya, hanya saja nama yang benar adalah Calina. Begitu ya teman-teman.
Baiklah sekian ya perjalanan saya selama satu hari mengunjungi kebun Sunpride di Lampung. Keesokan harinya tinggal jalan-jalan cantik aja bersama dengan teman-teman Sunpride yang akan saya ceritakan pada postingan berbeda. Semoga bermanfaat ya teman-teman. Salam sehat bersama buah lokal nusantara *lanjut makan buah lagi.
1 detik aja says
mantap mbak 🙂 sukses pertania
evrinasp says
terimakasih ya 😀
Ade anita says
Ini gak jauh dari pekerjaanmu sebagai penyuluh pertanian ya Ev.. pasti dirimu enjoy banget jalan2 di perkebunan ini
evrinasp says
iya mbak alhamdulillah, makanya aku antusias banget
Agung Han says
Prosesnya detil dan terkontrol
pantas kalau Sunpride berkualitas
smoga next bisa menjejakkan kaki di kebun Sunpride Lampung – amin
evrinasp says
aamiin ayo mas ke kebun sunpride, mesti terpukau deh
rita dewi says
Wah asyik banget ya mbak bs jalan2 di perkebunan. Ternyata utk menghasilkan buah yg berkualitas itu mmg diperlukan ketekunan dan ketelatenan yg tinggi ya. Makasih infonya?
evrinasp says
iya mbak rita, ada jasa besar para penjaga kualitas di belakangnya, jadi jangan dibuang2 ya buahnya, buat aku aja *eh
Astrid Prasetya says
Baiklah Mba Ev, kali berikutnya saya akan sebut pepaya Calina dan bukan pepaya California lagi. Keren ih liputannya, lengkap dan terpercaya.. mantafff
evrinasp says
terimakasih mbak astrid sudah mampir ke blog aku, disayang yah pepayanya
Kang Nurul Iman says
Waduh serunya mbak dapat ilmu dan pengalaman baru tentang agroindustri, saya juga jadi pengen belajar bagaimana cara menjalankannya.
evrinasp says
seru sekali kalau punya luas lahan seluas itu memang
evrinasp says
silahkeun, banyak ilmu di sana yang bisa kita dapatkan
Inayah says
Whaaaa anak Fateta banget ini. Sayangnya di Sumatera ya kalau mau fieldtrip jauh
evrinasp says
haiii anak fateta, hehe, iya tapi sekalian main ke waykambas kan bisa
herva yulyanti says
wow mantep sekali mba, itu pohon pisangnya mesti ada 12 lembar plus pupuk yang digunain 240 ton onde mande buanyak tenan y mba. Pantesan enak banget ni Pisang.
Oiya saya niat banget ngitung yang kebon Jambunya mba jika ada 154 ha dimana 1 ha ada 1200 pohon dan tiap pohon menghasilkan 30 buah jambu, ditotal berarti bisa menghasilkan 5.544.000 buah jambu *fantastisssss. lemparin 1 pohon deh kerumah 😀
Dan yang pepaya emang betul mba aqu taunya pepaya California ^^
Makasi liputannya mba, nambah suka sama produk sunpride dan saya bangga produk lokal makasi bwt petani yang merawatnya dengan baik *dah kayak pidato :p
evrinasp says
wuihhh panjang lebar, menyimak sekali tulisan ku yang satu ini, terimakasih ya mbak herva, senang sekali ada yang tertarik dengan liputan saya yang satu ini, sayapun mau kalo punya pohon jambu satu aja, sayangnya aku belum berhasil membudidayakannya sendiri nih
farid nugroho says
semua made in Indonesia. semoga bisa ikut sukses kaya sunpride 😀
evrinasp says
aamiin, semoga bisa punya kebun paling tidak 1 ha untuk berkebun sendiri 😀 *mimpi
Uci says
Seruu,aku suka mbaa. Jadi kaya gitu yaa pohon buah naga. Itu si pohon pisangnya, punya indikator dari daun ya.. Bisanya cuma makannya aja :)) budidayanya ternyata panjang ya mba Ev
yurmawita says
wehhh..mba itu pisang dibungkusnya masih mentah, terus matengnya pas diperjalanan gitu ya mba ev?
soalnya kalo udah di stand aja udah pada mateng-mateng
Wood Pellet says
wah enak mbak jalan-jalan ke kebun buah, pasti pulangnya dibawain oleh2 banyak ya. 🙂
evrinasp says
alhamdulillah, sudah ke kebun buah pun senang
Timo says
Ternyata setelah panen, ada prosesnya juga ya utk jaga kualitasnya 🙂
evrinasp says
pastinya, produk pertanian begitu memang, dari tanam sampai panen hingga ke tangan konsumen
Levina Mandalagiri says
Iih senengnya. Ini bisa dikunjungi keluarga ga Mbak. Anak-anak pasti suka, sekaligus sebagai ajang pembelajaran. Wisata sambil belajar. Hehe
evrinasp says
kalau keluarga aku kurang tau, paling untuk pendidikan ya, bikin surat dulu untuk berkunjung
Akhmad Muhaimin Azzet says
Keren banget ya, Mbak, tentu saya juga seneng banget kalau bisa berkunjung. Terutama saya kepengin banget mengetahui tentang pengembangan melalui kultur jaringan.
evrinasp says
iya kuljarnya kemarin gak kesana pak, soalnya waktunya terbatas, lagi pula harus steril kalau mau ke sana
indah nuria says
segeeer banget yah liat buah-buahnya mba..di NYC juga buah segar banyak bangeet..jadi semangat makannya 🙂
evrinasp says
iya apalagi di sana, teknologinya sangat-sangat mendukung mbak
Chrisma says
Salam kenal mbak….
Mbak saya mau tanya, waktu kunjungan dijelasin ga, limbah tanaman pisangnya (setelah panen, kan batang, tandannya terbuang) diapakan atau dikemanakan? Apakah ada contact person dari NTF ya? Saya butuh untuk penelitian saya (contact di website tidak terbalas). Terima kasih.
evrinasp says
salam kenal juga, kebetulan saya ke sana bareng tim Sunpride jadi kalau kontak langsungnya kurang paham, saya dengar jika ingin magang atau penelitian di sana bis alangsung kontak ke email atau nomor kantornya, untuk limbah pisangnya saya belum tanya waktu karena tidak kepikiran ya
Alvian says
Keren banget ya SunPride, dari awal hinggal akhir proses terjaga kualitasnya…
Semoga semakin banyak agroindustri yang seperti itu di Indonesia ini 🙂
evrinasp says
aamiin jaya terus pertanian Indonesia
fatihagus says
Mbak coba berkunjung lagi ke kebun sanpride / PT. Nusantara tropical farm, Packing house kita udah memasuki tahap penyetandaran mbk, untuk pisang kita sudah dapet sertifikat GLOBAL G.A.P, untuk nanas, pepaya dll akan menyusul, jadi packing house udah lebih bagus dari foto – foto itu hehehe.. di packing house 04 sudah ada outometic waigher, berkunjung lagi aja hehehehe….
hanif says
mbak itu untuk pemupukan pepaya sama seperti pisang atau tidak, berapa ya mba untuk takaran penggunaan pupuk pada pepaya?
evrinasp says
Waduh kalau untuk takaran tepatnya saya kurang tau untuk skala industry, pasti ada SOP nya sendiri, paling kalo mau pakai dosis umum saja
Pande Dodik Sukadana says
Hai Evrina, Salam hijau dari Bali. Tumben saya baca blog sampai 3artikel berturut-turut,..*Mungkin karena isi blognya keren binggo..makanya jadi betah..hehehe.. oya, saya enggak biasa ketik komentar panjang-panjang..jadi buat say hallo saja dulu. di Instagram bisa lirik usaha kecil-kecilan saya di Bali, @pepaya_calina 🙂 Salam.
evrinasp says
Salam kenal ya, semoga tulisannya bermanfaat. Tadi mampir ke IG nya tapi gak nemu foto pepaya calinanya
dimasadi says
keren keren….saya seneng lihatnya, adi terinspirasi sekolah smk saya mau tak jadiin kebun buah…kuljarnya juga ada…bisa jadi inspirasi nih…asik
evrinasp says
Alhamdulillah ayo bergerak, kita budidaya tanaman sekaligus penghijauan
roombaseagriculture says
keren mbak. saya juga petani jambu kristal. menguntungkan sekali lhoo memang. kalau berkunjung kesana kira-kira bagaimana mbak, mau jalan2 sekalian belajar lebih jelas.
evrinasp says
harus melayangkan surat dulu, ini tidak bisa untuk kunjungan pribadi tapinya
Ulfah says
Ini air nya menggunakan kimia tdk? seperti tayangan di tv tentang pedangan nakal.
evrinasp says
harusnya tidak memakai kimia, nanti buah or tanamannya keracunan juga dong