Last Updated on September 24, 2019 by evrinasp
Saya paling senang mengabadikan setiap moment perjalanan baik dalam bentuk foto maupun video perjalanan. Bagi saya, setiap jejak langkah yang dipijakkan pada tanah berbeda itu sangat berharga untuk diabadikan. Gunanya untuk apa? untuk mengenang kembali hal-hal penting yang terjadi selama perjalanan. Kadang itu menjadi ide tersendiri bagi saya untuk menulis lho. Ketika mendaki gunung walau di medan yang agak sulit sekalipun saya berusaha untuk mengabadikan lokasi serta suasananya. Hal itu saya lakukan untuk menghidupkan tulisan dan agar pembaca dapat melihat suasana yang sebenarnya walaupun sudah saya deskripsikan melalui tulisan.
Akan tetapi, saya masih kesulitan ketika membuat video perjalanan. Selain dari segi teknis pengambilan gambar, saya juga masih harus belajar dalam menghasilkan video perjalanan yang bermakna. Itu sebabnya pada tanggal 15 Mei 2016 yang lalu, saya bersama teman-teman lainnya belajar membuat video perjalanan bersama Mas Teguh Sudarisman. Sudah pada tau kan Mas Teguh itu siapa? Yup Mas Teguh adalah Founder Penulis Pengelana sekaligus Editor-in-Chief TGIF! Magazine dan KALSTAR Inflight Magazine. Mau tau apa saja yang saya pelajari? Berikut akan saya ulas apa saya yang saya dapat selama belajar bersama Mas Teguh, tetapi tidak saya jabarkan secara detail ya.
Mengapa Membuat Video Perjalanan?
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, saya senang mengabadikan moment ketika melakukan perjalanan selain untuk mengenang kembali, juga sebagai alat untuk memberikan kondisi real kepada para pembaca. Nah, menurut Mas Teguh, memasukkan video ke dalam tulisan blog itu juga perlu lho karena kebanyakan orang tertarik apabila melihat tulisan dengan deskripsi yang jelas tidak hanya melalui gambar atau foto. Ketika melihat tayangan audio visual berbentuk video, orang akan mudah menangkap pesan yang diberikan meskipun dalam beberapa menit saja. Dan video ini bermanfaat untuk memberikan penjelasan yang rumit apabila dituangkan di dalam tulisan.
Berdasarkan pemaparan dari Mas Teguh diketahui bahwa trend orang menonton video itu meningkat lho. Hal ini memberikan gambaran bahwa kita dapat menciptakan peluang melalui perangkat audio visual ini. Pada tahun 2016 saja diketahui bahwa 50% orang sudah menonton video dari perangkat mobile dan 45% video yang ditonton via perangkat mobile umumnya kurang dari 6 menit. Kemudian diperkirakan pada tahun 2018 nanti 69% trafik internet ada dalam bentuk video (sumber: materi workshop show your travel stories with smartphone).
Nah, khusus untuk video dengan durasi yang pendek, ternyata itu disukai oleh kebanyakan orang lho. Mereka cenderung bosan membaca artikel yang panjang tetapi betah menonton video karena framenya berganti setiap beberapa detik. Saya termasuk yang senang dengan penggunaan video dalam tulisan karena lebih atraktif sehingga tidak membuat bosan.
Jika sudah mengerti mengapa video perjalanan itu penting, sekarang kita lihat bagaimana sih short travel video itu?. Eh tapi boleh lah melihat video perjalanan saya (berbentuk photo story dalam video) yang saya masukan dalam sebuah postingan blog. Ini sebelum workshop jadi harap maklum ya kalau belum berkualitas dan lebih banyak narsisnya hehe.
Baca: Petualangan Mahameru: (5) Summit Attcak (Arcopodo-Puncak Mahameru-Ranu Kumbolo)
Membuat Video Perjalanan
Sebelum membuat video perjalanan, kita perlu mengetahui dulu sebenarnya berapa durasi ideal dari video yang kita buat agar penonton dapat mengambil pesan penting di dalamnya. Jangan sampai terlalu panjang sehingga membuat penonton menjadi bosan atau terlalu pendek tetapi pesan yang disampaikan terlalu padat sehingga belum tentu tersampaikan.
Nah, durasi yang cocok untuk membuat video pendek adalah sekitar 2-3 menit yang memuat beberapa frame. Mas Teguh mencontohkan kalau kita mau membuat video pendek, maka dalam satu kali pengambilan gambar (shot) memuat durasi sepanjang 5 detik. Jadi, kalau nanti kita membuat video pendek dengan durasi 3 menit, maka kita harus melakukan pengambilan gambar dengan frame yang berbeda sebanyak 36 shot. Bagi yang belum ahli seperti saya ini, kita dapat membuat bagan khusus atau urutan pengambilan gambar di sebuah catatan. Tetapi sebelum itu kita harus menguasai dulu medan yang akan kita ambil gambarnya berikut dengan cerita yang ingin disampaikan.
Supaya lebih mendapat gambaran lagi, Mas Teguh memberikan 10 langkah dalam membuat video sebagai berikut:
- Bertanya pada diri sendiri apakah memang perlu belajar membuat dan mengedit video?
Saya sempet berpikir kenapa Mas Teguh bertanya seperti ini ya? mungkin ini diperlukan mengingat hal yang akan dilakukan nanti butuh kesabaran termasuk dalam proses pengambilan hingga editing. Kalau saya perlu banget, dan memang suka mengedit video walau hasilnya masih video narsis hehe.
- Menyiapkan perangkat keras/alat-alat untuk syut maupun edit
Saya pernah melibatkan seorang teman ketika membuat video dengan menggunakan dslr. Luar biasa deh perlengkapannya, mulai dari tripod, lighting sampai microphone. Mas Teguh kemarin memperlihatkan beberapa perangkat yang dibutuhkan ketika memproduksi video dengan menggunakan smartphone, tidak terlalu berat dan mahal seperti professional kok, masih terjangkau oleh kita-kita ini.
Berikut adalah perangkat yang dibutuhkan untuk memproduksi video: Smartphone (Android, iOS, WindowsPhone, Blackberry), Kamera poket, Tripod, Monopod/tongsis, Remote control/tomsis, Holder tripod, Microphone tambahan, Voice recorder (alternatif), Lakban, gunting, dan Laptop. Banyak aja Ev? Tidak harus semuanya ada kok, disesuaikan saja dengan kebutuhan. Buat saya yang terpenting harus ada smartphone atau kamera poket, tripod dengan holdernya serta microphone. Nah, kemarin itu saya naksir sama perangkat Egg timer yang ditunjukkan oleh Mas Teguh. Egg timer ini bermanfaat untuk memproduksi video yang berputar 360 derajat dengan menggunakan timer. Nanti coba dicari ya sambil googling.
- Menyiapkan perangkat lunak/aplikasi untuk shooting maupun editing
Karena judulnya menggunakan smartphone, maka kita dapat menggunakan aplikasi yang dapat diunduh di smarphone. Kalau saya menggunakan aplikasi Power Director serta Viva Video untuk editing melalui smartphone. Aplikasi Power Director itu sudah oke lho karena fiturnya sesuai dengan yang ada pada PC. Jika tidak ingin ada water mark pada video yang kita hasilkan, teman-teman dapat meng-upgrade aplikasi tersebut.
- Mempelajari perangkat keras dan lunak tersebut
Nah ini penting, setelah mendownload aplikasi dan membeli beberapa perangkat pendukung, kita perlu banget untuk mencobanya sampai memiliki feel tertentu untuk mengambil angle terbaik ketika menghasilkan video termasuk proses editingnya.
- Mempelajari konsep dan teknik syuting
Teknis shooting ini ada macam-macam, saya tidak perlu menggunakan bahasa inggris ya, yang jelas ada tekniknya. Misalnya pengambilan dari kiri ke kanan atau sebaliknya, dari atas ke bawah atau sebaliknya, di zoom atau pengambilan dari jarak jauh dan sebagainya. Teknik ini nih yang masih harus saya pelajari lebih lanjut, yang pasti kita harus overall ya mengambil gambarnya.
- Merencanakan liputan
Sebelum membuat liputan tentu harus sudah membuat apa saja yang harus kita lakukan termasuk list objek yang akan dishoot, timingnya, duras hingga perlengkapan.
- Melakukan shooting
Ketika melakukan shooting kita bisa mengambil gambar secara berurutan berdasarkan rencana, atau tidak sesuai dengan urutan asalkan kita memberikan identitas yang jelas supaya tidak merepotkan sewaktu editing. Tetapi kemarin Mas Teguh memcontohkan agar proses shooting harus berurutan dengan menggunakan fitur play dan pause untuk memudahkan editing. Jika mau melakukan hal tersebut, berarti kita sudah harus memiliki konsep yang jelas.
- Melakukan editing
Nah ini bagian yang saya sukai yaitu proses editing. Nanti disesuaikan saja dengan aplikasi yang digunakan dan tema yang akan diangkat.
- Upload ke Youtube dan atau channel video lain
Sebaiknya kita memproduksi video dengan jenis format file MOV atau MP4 yang bagus untuk Youtube. Tetapi pilihlah resolusi yang Full-HD (1920×1080 piksel). Apabila sizenya terlalu besar, kita dapat meresizenya dengan menggunakan aplikasi HandBrake (handbrake.fr).
- Sharing dan promosi
Setelah memproduksi video berkualitas jangan lupa untuk men-sharenya ya. kita bisa memasukkan di dalam postingan blog atau di share melalui media sosial.
Yak, itu tadi garis besar materi yang saya dapatkan dari Workshop Show Your Travel Stories with Smartphone. Kalau mau bertanya lebih lanjut atau mau tau lebih lanjut dapat bertanya langsung ke expertnya yaitu Mas Teguh Sudarisman ya teman-teman. Habis ini saya masih ada PR lagi yaitu membuat video perjalanan, sebenarnya ada sih stok video tapi masih tremor semua alias goyang. Menurut Mas Teguh itu video belum berkualitas, artinya saya masih harus jalan-jalan lagi *eh belajar lagi ding hihi.
Mas Teguh dan para peserta, saya gak diajak T_T
Rahmah says
Kebetulan sekali. Saya juga lg belajar buat video meski masih ala ala.
evrinasp says
pakai smartphone aja mbak, mudah dan simple
yervi hesna says
Noted. Power Dieector ya mb. segera diunduh.tq sharingnya mb Ev
evrinasp says
sama2 mbak yervi semoga bermanfaat ya
Teguh Sudarisman says
Thanks liputannya Evrinaaaa! Nanti tanggal 4 Juni ada lagi ya workshop video ini di Setu Babakan. Yang mau ikut silakeun cek timeline Fb saya. Kalau punya komunitas dan mau undang saya juga boleh, asal cocok waktunya. (eh promosi :D)
evrinasp says
hahaha gpp mas, saya off dulu bulan juni, mau ujian soalnya, seru waktu itu, sayang saya gak ada fotonya, hiksss
arihanda says
Ayooo… semangat Mbak Ev ๐
Kalo saya sebenernya lebih seneng jadi model videonya haha ๐
evrinasp says
hahaha si ari, itu video ke kerincinya cakep lho, ajarin aku dong
Dian farida says
Wah haris dicoba nih.selama ini lerlengkapannya cuma table sama aplikasi editing,itupun aplikasinya didownload dan editing dikerjakan pakai tablet. Kalau power director bisa di tab/smartphone ga?
evrinasp says
bisa mbak, justru itu untuk editing melalui smartphone
Dian farida says
Ya ampun tipo parah..haris=harus, table=tablet, lerlengkapan=perlengkapan.
Wah tanggal 4 juni ya, setu babakan dekat dg rumah saya yg di depok Mas Teguh, kalau mau daftar kontak kemana? Siapa tahu, suami mau ikut setelah kukompor2in=D
evrinasp says
Kontak ke facebook nya Beliau aja mbak: Teguh Sudarisman
dian eato says
saya sekarang lagi blajar ngedit video mba. ๐ emang betul trafik org menonton video skrg lg meningkat yah.. kuota saya sering habis kalau streaming. Hihihi…
kalau mba ngedit video pake app apa ??
evrinasp says
Klo smartphone pake power director, kalau via pc pakai corel video studio
Witri prasetyo aji says
Makasih Mbak ev, ilmunya sudah di bagi
Selama ini bikin videonya masih asal
evrinasp says
sami-sami semoga bermanfaat ya neng
Riks says
Ditunggu nih video bikinan mab Evrina..
evrinasp says
akunya jalan2 dulu ya hehe
Riks says
Oke deh. Ntar NgeVlog yah mba.
evrinasp says
hihi insyaa Allah ya
Lestarie says
Aku beberapa kali bikin video tapi gaptek pas mau editnya, Hiks. Harus belajar lebih keras lagi nih. Semoga bisa ikutan workshopnya Mas Teguh ๐
Makasih sharingnya, Mbak. Nanti share ya videonya ๐
evrinasp says
sama2 mbak tari, aku harus jalan-jalan dulu untuk bikin video baru hehe
cputriarty says
belom pede sih mba bikin video, masih sebatas mengamati dan belajar teori. Btw makasi banyak dapat masukan ilmunya ๐
evrinasp says
sama2 mbak, ini juga aku daet dari Mas Teguh
Syamsiah says
Uda lama banget pengen bikin video TP ga jelas mau bagaimana modelnya.
Kan sayang kalo bikinnya asal2an
Kmrn pas Mas Teguh ngadain acara juga kepengen dateng tp ternyata ga bisa
Pas banget ada ulasannya di sini.
Makasih ya mba ev… ๐
evrinasp says
sama2 mbak syamsiah, pede aja kalau mau bikin video, kalau tentang perjalanan tidak harus ada model kok
Anjar Sundari says
Keren mbak Ev, tapi buat saya sangat ribet, hehe
Tapi mantap nih sharenya, saya harus belajar lebih serius pokoknya ๐
evrinasp says
pelan-pelan diresapi mbak, insyaa Allah bisa kok
BaRT says
Kak, besok-besok kalau ada workshop lagi, kita barengan ya. Enak nih, diringkasin hehehe.
Nice post! Ayo semangat, dipakai ilmunya biar manfaat ๐
Makasih udah posting yaaa ๐
evrinasp says
bahaha si Bartz, aku kalo gak ditulis lagi nanti suka lupa, sok silahkan dilihat yak
Lusi says
Aku pernah jalan bareng sekali dg para blogger traveller profesional. Gumun banget dg energi mereka, planning pribadi mrk diluar acara & gerakan mereka tu nggak norak kyk aku yg mburu foto. Kayaknya mrk nggak nunduk terus ke layar juga, tapi kok twitter & IG sudah langsung nongol aja foto2 & video perjalanan yg sdh edited. Bagus2. Ckckckk pancen beda orang2 spt beliau2 ini.
evrinasp says
iya mbak, para traveler ini sudah punya perencanaan matang, apa saja yang harus dilihat, diliput bahkan di upload, bahkan feelnya dapet banget
Levina Mandalagiri says
Belum bisa bikin video Mbak e. Bagaimana mula2 plus editingnya juga. Hiks.
evrinasp says
bisa kok mbak, pakai smartphone kan ada aplikasinya, mudah pulak
caralia lathif says
sesuatu yang baik memang harus didukung dengan hal yang baik juga ya.. perangkat kerasnya belum punya nih, makanya video buatanku suka goyang2 heheu
evrinasp says
pakai smartphone aja mbak, bis apake tongsis atau penyangga tertentu
Dewi Ratih Purnama says
Materinya bagus banget Ev…harus fokus ya klo mo bikin video, byk yg harus dipelajari. Suka sama poin nomor 1 nya ๐
evrinasp says
sippp dewi, semoga bermanfaat yaa dew
Arif Rahman says
Saya juga mau belajar seperti yang Mbak Evrina lakukan. Kalau foto, alhamdulillah semenjak mulai ngeblog, saya berusaha untuk memfoto setiap moment yang saya lalui selama baterai handphone masih mendukung.
evrinasp says
sippp, yuk bikin video perjalanan, yang sederhana aja dulu buat latihan
ayu says
wah point yang nomor satu bagus banget, heheh makasih ya Mbak, terus semangat dan terus bekarya
evrinasp says
sippp semoga bermanfaat
Amir says
Wah ini pasti karena efek perjalanan ke Gunung Rinjani kemaren. Dan mengabadikannya dalam bentuk video emang menjadi lebih hidup. Keberadaan video di dalam artikel sebuah blog juga menjadi nilai plus tersendiri, apalagi untuk blog hunter kayak saya *yang sering banget kalah* ๐
evrinasp says
jiahhhh jangan underestimated kaya gitu, bisa kok, membuat videonya pakai smartphone aja
Widyanti Yuliandari says
Tampaknya harus belajar juga nih. Beberapa kali traveling rada seru kokya sering bgt lupa video-in. Ha…ha… harus ngelengkapin peralatannya dulu nih keknya. TFS ya Ev ๐
evrinasp says
sama2 mbak wid, aku juga kalo pas keluar bikin videonya masih ngasal mbak, masih goyang2 gitu
andyhardiyanti says
Selama ini kalau bikin video gitu masih ngandelin vivavideo. Udah belajar premiere di kampus, tapi tetap belum “ngeh” juga hehehehe
evrinasp says
wah aku pengen banget tuh belajar adobe premiere pengen banget bisa
Ipin Lambar says
wah banyak ilmu yang didapat ya mbk dari mengikuti workshop tersebut ya mbk. saya secara pribadi sih menyukai hal hal untuk mengabadikan moment tertentu,ya termasuk membuat vidio. namun vidio yang pernah saya hasilkan sangat buruk mbk. emz, kayanya perlu belajar banyak dari mbknya.
btw, salam kenal mbk.
evrinasp says
Salam kenal. Tadi saya sudah mampir ke blognya. Bermanfaat banget buat saya belajar bhs. Inggris
Yuni Astutik says
Nge-Vlog emang akhir-akhir ini juga lagi booming ya.. belum pengen coba sih.. perlengkapannya belom memadai hehe
evrinasp says
bisa kok mbak pakai tongsis dan smartphone saja, yang penting bisa mengambil dengan cara seni hehe
Yuni Astutik says
Wah boleh dicoba mbak, makasih ^^
inayah says
Udah nyoba praktek dari baca livetweet temen2 yg ikutan. Masih perlu balajar teknis lebih buanyaak
evrinasp says
samaaa kok, ini juga belum bikin video lagi hehe
oka nurlaila says
Samaan. Aku juga pake viva video. Cuma masih belum pede kalau upload ke youtube…
evrinasp says
haha kenapa? gak apa-apa lagi okka
DoNurdians says
wah perlu banget nih. saya kebetulan seoarng guru, jadi perlu banget
evrinasp says
silahkan diambil manfaatnya yak ๐
Ilham says
saya pun kepingin juga belajar membuat video ni mbak
evrinasp says
silahkan semoga bermanfaat