Last Updated on September 23, 2019 by evrinasp
Peringatan hari bumi memang telah usai, namun semangat untuk melestarikan bumi masih tetap terjaga hingga hari ini. Semangat tersebut harus dipelihara karena bumi yang menjadi tempat bernaung tengah membutuhkan uluran tangan kita agar keberadaannya tetap terjaga. Apabila kita perhatikan dengan seksama, bumi telah banyak mengalami perubahan. Pemanasan global bukan lagi menjadi isu, namun sebuah kenyataan yang harus kita hadapi seta ditanggulangi. Pemanasan global tidak hanya mengubah iklim, namun juga menjadi ancaman tersendiri bagi masa depan seluruh penduduk bumi.
Khusus untuk Indonesia yang dulu dikenal sebagai salah satu negara penghasil oksigen terbesar di dunia, kini kondisinya cukup memprihatinkan. Lembaga penelitian lingkungan, alam dan angkasa Belanda, PBL pada tahun 2013 menyebutkan bahwa negara maju menyumbang 52% emisi gas rumah kaca, sedangkan negara berkembang termasuk Indonesia menyumbang sisanya sebesar 48%. Dari negara berkembang tersebut, China menduduki rangking pertama dengan kontribusi emisi gas rumah kaca sebesar 11,6%, disusul oleh Indonesia yang menempati rangking kedua dengan kontribusi 4,8%, dan India di posisi ketiga sebesar 4,1%. [1].
Penyebab terjadinya emisi gas rumah kaca di Indonesia menurut Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) diantaranya adalah alih fungsi lahan hutan sebanyak 48%, sektor energi 20%, pembakaran gambut 13%, sampah 11%, agrikultur 5%, dan industrial 3%. Apabila tidak ditindak tanjuti maka emisi gas rumah kaca di Indonesia akan meningkat menjadi 2,95 Giga ton CO2e pada tahun 2020 mendatang [2].
Seringkali keberadaan industri dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya peningkatan emisi gas rumah kaca. Tetapi anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena terdapat peran kita dibalik meningkatnya emisi gas rumah kaca.
Ada Peran Kita Dibalik Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Penelitian yang dilakukan oleh Unilever dari hulu hingga hilir pada industrinya menghasilkan sebuah fakta mengenai peran kita selaku konsumen yang ternyata memberikan dampak terhadap lingkungan. Unilever melakukan mapping terhadap jejak karbon yang dilakukan sejak dari bahan baku, proses manufaktur, distribusi hingga konsumen. Selama ini proses manufaktur dianggap sebagai penyumbang jejak karbon terbanyak terhadap lingkungan. Namun ternyata penyumbang jejak karbon terbanyak justru berada pada konsumen dengan jumlah sebesar 68%. Sementara itu proses manufaktur hanya menyumbang sebesar 3% saja, sedangkan pemanenan bahan baku menyumbang jejak karbon sebesar 26%.
Berdasarkan fakta tersebut, terlihat jelas adanya peran kita selaku konsumen yang memberikan dampak terhadap lingkungan. Sebagai konsumen cerdas, kita perlu memikirkan apakah produk yang kita konsumsi sudah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan apakah juga turut menyumbang limbah yang senantiasa bertambah tiap harinya.
Unilever sendiri sudah menghasilkan produk dengan menggunakan bahan baku ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan kampanye Unilever brightFuture.
Unilever dan WWF Indonesia, untuk Hari Esok yang Lebih Cerah
Pada hari Jumat, tanggal 22 April 2016 telah berlangsung talk show dengan tema #BeliYang Baik bersama Unilever, Hypermart dan WWF Indonesia. Pada talk show tersebut, Unilever menyampaikan bahwa sebagai perusahaan yang ingin berkembang melalui produk-produk yang dihasilkan, perusahaan juga ingin mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Unilever sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi penerus yang lebih cerah. Kampanye Unilever brightFuture yang semula bernama Project Sunlight dibentuk oleh Unilever global sejak tahun 2013 di 6 negara besar Unilever seperti Indonesia, Amerika, Inggris, India, Brazil dan Afrika Selatan.
Ibu Maria Dewantini D dari Unilever sedang menjelaskan kampanye brightFuture
Kampanye brightFuture ini merupakan implementasi dari Unilever Sustainable Living Plan (USLP) sebagai strategi untuk mengembangkan bisnis bersamaan dengan mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan dampak positif bagi masyarakat. Nah, saat ini brightFuture sedang menggalakkan kampanye #BeliYangBaik bersama WWF Indonesia. Program ini melibatkan partisipasi masyarakat melalui pembelian beberapa produk Unilever di Hypermart untuk program NEWtrees berupa penanaman 10.000 pohon di Jakarta, Jogjakarta dan Tulungagung bersama WWF Indonesia.
Di dalam pemaparannya, WWF Indonesia menjelaskan alasan mengapa WWF terlibat dalam kampanye #BeliYangBaik. Hal ini disebabkan karena WWF menyadari bahwa himbauan untuk peduli lingkungan tidak cukup hanya sampai ke produsen saja. Produsen tidak dapat menekan produksi karena kebutuhan konsumen juga cukup tinggi. Untuk itu diperlukan partisipasi dari konsumen guna menekan penggunaan produk yang berdampak langsung terhadap lingkungan. Di sinilah diperlukan sebuah kekuatan konsumen untuk menekan praktik yang tidak ramah lingkungan demi kebaikan bersama.
Kekuatan Konsumen, #BeliYangBaik untuk Lingkungan yang Lestari
Sebagai konsumen yang cerdas kita juga dapat berpartisipasi menjaga keberlangsungan hidup bumi. Salah satunya adalah dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan. Kita juga dapat mencari informasi apakah produk yang digunakan terbuat dari bahan baku yang tidak merusak alam dengan mengusung konsep sustainability. Melalui seleksi penggunaan produk, secara tidak langsung kita juga mengedukasi produsen untuk lebih aware lagi terhadap lingkungan.
Kekuatan konsumen sudah terbukti dapat mengajak partisipasi produsen untuk peduli lingkungan. Mbak Dewi Satriani dari WWF Indonesia mengatakan dulu saat terjadi isu kebocoran ozon, masyarakat mulai takut dan tergerak untuk menghentikan penggunaan produk yang dapat merusak ozon. Salah satunya adalah dengan menghentikan penggunaan CFC pada produk lemari es. Sejak itu, produsen lemari es tidak lagi menggunakan CFC untuk mendinginkan lemari es. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen memiliki power kuat untuk secara bersama mengajak produsen agar memperhatikan lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan kecerdasan kita selaku konsumen dalam memilih produk yang ramah lingkungan.
Agar kita lebih selektif lagi dalam penggunaan produk yang baik, Ibu Maria Dewantini Dwianto dari Unilever memberikan lima tips sebelum memilih produk, yaitu:
- Fungsi Produk
Lihatlah fungsinya apalah produk yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai karena tergoda potongan harga atau bentuk serta warna yang lucu, kita membeli produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Ingat lho, penghasil jejak lingkungan terbanyak ada di tangan konsumen.
- Asal Bahan Baku
Teliti dulu asal produknya dari mana dan bagaimana proses menghasilkan bahan bakunya. Unilever sudah menggunakan produk minyak kelapa sawit yang bersertifikat sustainable untuk membuat produk sabunnya. Nah, ini merupakan salah satu contoh produk yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan.
- Proses Produksi
Cari tau bagaimana proses produksinya. Selama proses produksi tersebut, produsen melakukan praktik yang ramah lingkungan atau tidak dapat kita telusuri melalui website atau bertanya pada customer care yang ada di perusahaan.
- Kontribusi Terhadap Lingkungan dan Masyarakat
Cermati apakah produk yang akan kita beli memiiki kontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan. Jadi, selain menjual fungsional produk, juga dapat kita lihat apakah produk tersebut memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Misalnya dengan memberikan edukasi pada kemasan produk, melakukan kampanye yang bermanfaat bagi masyarakat pada saat melakukan publikasi, dan lain sebagainya.
- Bentuk Kemasan
Pilih kemasan produk yang dapat didaur ulang. Untuk mengurangi cemaran lingkungan akibat sampah, kita dapat menggunakan kemasan produk yang dapat didaur ulang. Kemasan ini dapat kita gunakan berkali-kali dan bekasnya dapat direcycle sehingga mengurangi jumlah sampah.
Apabila semua konsumen bersatu menggunakan produk yang ramah lingkungan, lalu produsen ikut tergerak untuk menghasilkan produk berkualitas tanpa mengganggu lingkungan, maka bumi ini dapat lestari dan harapan untuk memberikan masa depan yang lebih cerah dapat kita wujudkan. Nah, sekarang tinggal kita selaku konsumen, mau ambil bagian untuk lingkungan yang lestari ataukah tidak?.
Menjadi Bagian dalam Kampanye #BeliYang Baik
Kampanye #BeliYangBaik mengajak kita selaku konsumen untuk bijak dalam memilih dan membeli produk. Langkah ini merupakan salah satu bentuk nyata kita dalam melestarikan sumber daya alam. Untuk berpartisipasi pada kampanye ini sangat mudah, caranya adalah:
1.Tulis inspirasi yang dimiliki dalam melestarikan lingkungan di Facebook Unilever
Tuliskan tips bagaimana cara kita melestarikan lingkungan di kolom comment status Facebook Unilever dengan hastag #beliyangbaik. Inspirasi yang terbaik nantinya akan dipilih dan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja di Hypermart senilai Rp. 100.000,-
2. Datang ke Hypermart dan ikuti kompetisi #beliyangbaik
- Setiap pembelian produk Lipton, Bango, Lifebuoy, Pepsodent, Domestos, Dove, Molto, Rinso dan Pure It varian serta ukuran tertentu di Hypermart mulai tanggal 21 April sampai 17 Mei 2016 maka secara otomatis kita akan mendonasikan Rp. 1000,- untuk program NEWtrees berupa penanaman 10.000 pohon di Jakarta, Jogjakarta dan Tulungagung bersama WWF
- Kunjungi booth Unilever di:
Hypermart Royal Surabaya di 30 April bersama Ersa Mayori
Hypermart Mal Panakkukang Makassar di 30 April bersama Novita Angie
Hypermart Balikpapan di 7 Mei bersama Meisya Siregar
Hypermart Palembang Square di 7 Mei bersama Mona Ratuliu
Hypermart Puri Indah Jakarta di 14 Mei bersama Ersa Mayori
Dan tulis tips bagaimana cara melestarikan lingkungan.
Inspirasi terbaik akan mendapatkan hadiah voucher Hypermart senilai Rp. 200.000,- untuk langsung digunakan di kompetisi belanja di tanggal dan lokasi di atas tersebut. Seorang pemenang dari kompetisi belanja di setiap kota berkesempatan mendapatkan hadiah utama voucher Hypermart senilai Rp. 1000.000,-.
O iya, mengapa dalam kampanye ini ditentukan beberapa produk dari Unilever? Itu karena Unilever menghadirkan produk yang bermanfaat dengan tetap memberikan upaya menciptakan lingkungan yang lestari. Contohnya adalah produk Dove yang menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit bersertifikat sustainable, kecap Bango yang mengedukasi petani kedelai hitam berdasarkan prinsip sustainable serta edukasi lainnya yang mengajarkan masyarakat untuk lebih aware terhadap lingkungan.
Nah sekarang waktunya kita untuk bergerak menjaga kelestarian bumi. Lakukanlah hal-hal sederhana namun berarti bagi lingkungan.
Bergeraklah Sekarang
Nola AB Three adalah salah satu pembicara yang hadir pada Talk Show #BeliYangBaik. Nola menyampaikan bahwa sebagai orang tua, Ia telah mencontohkan kepada buah hati untuk peduli terhadap kelestarian alam. Caranya adalah dengan memberikan edukasi yang sederhana namun dilakukan secara berkesinambungan hingga tertanam rasa memiliki terhadap bumi di dalam diri.
Kita juga dapat melakukan cara sederhana namun berarti bagi bumi, yaitu dengan melakukannya secara individu melalui pemilihan produk yang ramah lingkungan, menghemat penggunaan energi, tidak membuang sampah sembarangan atau hal sederhana lainnya. Kemudian kita juga dapat memberikan inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal positif dengan ikut serta pada kampanye #beliyangbaik dan menyebarkan edukasi melalui media sosial, tulisan, atau ketika berkumpul dengan sahabat.
Percayalah langkah sekecil apapun yang kita lakukan untuk bumi itu sangat berarti, dan akan lebih berarti lagi jika kita melakukannya secara bersama-sama dan terus menerus agar bumi tetap lestari.
Sumber Infromasi:
[1] Hijauku.com. 2013. http://www.hijauku.com/2013/11/01/peringkat-negara-penyebab-perubahan-iklim/ [diakses tanggal 25 April 2016].
[2] viva.co.id. 2013. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/452276-ini-penyebab-emisi-gas-rumah-kaca-di-indonesia [diakses tanggal 25 April 2016].
Pakde Cholik says
Jangan membuat kerusakan di muka bumi.
Ini perintah loch.
Terima kasih tipnya
Salam hangat dari Jombang
evrinasp says
Siap pak dhe. Perintah diterima dengan sikap sempurna
@kakdidik13 says
Siap bergerak untuk perubahan dan yang lebih baik lagi 🙂 salam perubahan
evrinasp says
Sip, semangat!
Hidayah Sulistyowati says
Lifebouy ini kayaknya udah jadi sabun sejuta umat deh, mbak. Dari aku kecil sampai sekarang nggak pernah berganti sama merk lain, hihii
Aku udah bawa tas dari rumah mbak, tas bekas gudibek, trus untuk belanjaan daging mentah aku bawa wadah yg ramah lingkungan 🙂
evrinasp says
Sip mbak terimakasih atas inspirasinya untuk melestarikan bumi
Lidha Maul says
Indonesia menempati peringkat ke2 *plak-plak* penyumbang terbesar justru konsumen *plak-plak lagi* ini bumi mau dikemanakan. Kalau dilihat dari kasus CFC disebutkan konsumen punya andil dalam perubahan, berarti memang edukasi lebih ditekankan ke masyarakat umum ya Teh. PR banget.
evrinasp says
Iya mbak lidha, konsumen itu ya kita2 ini mbak
Abu Genset says
betul tuh mbak… jgn asal beli produk aja… kalo belinya asal2an, ternyata malah membawa kerusakan kan kita2 juga yg repot
evrinasp says
Iya kita semua ya yg kena jadinya
Lidya says
di mulai dari diri sendiri ya untuk menjaga bumi
evrinasp says
Iya mbak lidya
Agung Rangga says
miris juga ya mbak, setahu saya dulu Indonesia dibilang sebagai “paru-paru dunia” berkat hutannya yang lebat.
tapi sekarang yang terjadi malah kebalikannya, malah menjadi penyumbang gas rumah kaca terbesar. 🙁
evrinasp says
Iya karena deforestasinya aja besar banget
liz prayitno says
“Bumi itu titipan”, quote yang (kadang) terlupakan
evrinasp says
Iya titipan untuk masa depan
Witri Prasetyo Aji says
Acaranya keren euy,
yang kayak gini perlu disosialisasikan ke anak-anak… heheh
evrinasp says
silahkan mbak, terimakasih sudah membantu
dWi (nining) says
ah iyaaaa, kemarin sewaktu ngebeli botol untuk minuman di kantor. Saya memilih dgn kode #7, jadi bisa digunakan berkali-kali. Secara nggak langsung kita ikut mengkampanyekan gerakan #BeliYangBaik nih *duh GR* hihihihi
Dan semoga bumi kita sehat selalu ya mba ^^
evrinasp says
betul itu mbak,gunakan kemasan yang dapat dipakai berulang kali untuk mengurangi sampah, semoga bumi makin lestari, terimakasih ya mbak
Langit Amaravati says
Setuju banget dengan wacana menjaga bumi dimulai dari kehidupan sehari-hari. Artikel ini penuh gizi. You rock lah. *eheum
evrinasp says
haha makasih ya, ayo ikutan dong lestarikan bumi
Nefertite Fatriyanti says
Menjadi konsumen yang baik dan bijak juga butuh edukasi ya, karena tak semuanya mau memikrikan bumi.
evrinasp says
iya mbak, kita sama-sama ikut mengedukasi diri dan masyarakat untuk menjaga bumi