• Home
  • About
  • Disclosure
  • Achievement
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Random
    • Advertisement
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Tip and Tutorial
    • Others

EVRINASP

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

in Agriculture

Berkunjung ke PUSTAKA

Last Updated on December 31, 2015 by evrinasp

Atasan saya dulu pernah bertanya pada suatu forum mengenai kapan terakhir kali para penyuluh datang ke perpustakaan?. Saat itu hanya ada satu orang saja yang menjawab. Beliau menyayangkan mengapa para penyuluh ini tidak memanfaatkan teknologi dan informasi yang sudah dihasilkan peneliti dengan salah satunya mengakses melalui perpustakaan. Sebenarnya bukan penyuluh tidak mengakses, hanya saja saat ini sudah tersedia berbagai materi dan informasi digital yang mudah didapatkan tanpa harus pergi ke perpustakaan. Saya termasuk salah satu pengguna digital information itu. Biasanya saya mengakses cyber extention, e-petani, atau website-website milik balai penelitian guna mencari informasi seputar pertanian. Namun, berkunjung ke perpustakaan juga tetap harus dilakukan untuk mengeksplore lebih jauh terhadap materi yang dibutuhkan.

Untuk menunjang kebutuhan materi penyuluhan, hari Selasa tanggal 7 Juli 2015 saya dengan empat orang penyuluh dari BP3K Dramaga mengunjungi PUSTAKA yang ada di Jalan. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122. PUSTAKA merupakan kependekan dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian yang bernaung di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sesuai dengan namanya, PUSTAKA merupakan pusat perpustakaan Kementan RI. Di dalam PUSTAKA terdapat publikasi hasil penelitian pertanian. Tetapi tidak hanya tentang pertanian saja rupanya, buku sejarah dan catatan zaman Hindia Belanda juga ada di PUSTAKA yang usianya sudah ratusan tahun.

Kunjungan ke PUSTAKA diawali dengan penjelasan mengenai konservasi buku-buku berumur tua namun sarat informasi di Laboratorium Preservasi dan Konservasi. Kebanyakan buku-buku tersebut ditulis pada zaman Belanda dengan menggunakan bahasa Belanda. Untuk mentranslate bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia, PUSTAKA telah memiliki seorang ahli yang merupakan lulusan Sastra Belanda Universitas Indonesia. Buku yang harus diterjemahkan sangat banyak, jumlahnya mencapai 6000an, sementara PUSTAKA baru mampu menerjemahkan hingga selesai sebanyak 25-30 buku pertahunnya.

Kami diberikan penjelasan mengenai konservasi buku2 tua namun sangat bermanfaat di Laboratorium Preservasi dan Konservasi. Kebanyakan buku2 tersebut ditulis pada zaman Belanda #pustaka

A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:30pm PDT

PUSTAKA mempunyai ahli khusus yg dapat menerjemahkan bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Adek ini merupakan lulusan sastra Belanda UI yg bertugas mentranslate buku2 zaman Belanda yang ada di Pustaka #pustaka A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:37pm PDT

Lamanya proses ini karena memang buku-buku tersebut harus melalui tahapan perlakuan. Salah satunya adalah dengan melakukan Laminasi. Laminasi adalah proses pemberian lapisan kertas pada buku-buku tua untuk mencegah dari kepudaran atau kerapuhan. Kertas yang digunakan ini bukanlah kertas sembarangan karena didatangkan langsung dari Jepang. Lapisan buku yang dilaminasi juga membutuhkan waktu hingga lembaran buku tersebut benar-benar telah aman dan terselamatkan.

Setelah melalui proses laminasi, buku bisa langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh ahlinya. Ini juga memakan waktu karena memang bukunya sangat tebal dan tulisannya padat sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk mendapatkan ikhtisarnya. Kemudian buku-buku tersebut di scan dengan alat scanner yang canggih untuk dialihkan menjadi versi digital sehingga tanpa memegang bukunya, kita sudah dapat mengakses tiap lembaran informasi yang terdapat pada buku-buku tua tersebut.

Ini adalah contoh buku yang sudah di laminasi dengan kertas khusus yg didatangkan dari Jepang. Buku ini diterbitkan pada tahun 1800an #pustaka

A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:38pm PDT

Buku-buku zaman Belanda tersebut sebelumnya diberi perlakuan laminasi yang bahan kertasnya didatangkan dari Jepang. Kemudian dilakukan proses scanning untuk menyimpan buku dalam bentuk digital melalui alat scanner yang canggih #pustaka A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:33pm PDT

Ini adalah hasil scanning bukunya #pustaka

A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:35pm PDT

Kunjungan kami lanjutkan ke Ruang Kerja Pengolahan Koleksi Antiquariat yang didalamnya terdapat koleksi Antiquariat. Ruangan ini merupakan ruangan untuk menyimpan buku2 berumur tua. Koleksi Antiquariat sendiri merupakan buku-buku yang memiliki umur lebih dari 50 tahun dan memiliki nilai sejarah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan serta perkembangan budaya bangsa. Koleksi Antiquariat yang dimiliki oleh Pustaka terbit pada tahun 1615 dan saat ini jumlah koleksinya mencapai 6.715 eksemplar. Ibu Nunik yang mengantarkan kami saat itu mengatakan bahwa Belanda pada zaman itu benar-benar mendokumentasikan segala sesuatunya termasuk besaran gaji para pegawai, harga bahan pokok hingga besaran tarif kendaraan. Semua itu berasal dari jurnal yang mereka tulis sehari-hari dalam bentuk log book harian yang kemudian dijadikan dalam satu buku. Ibu Nunik mengatakan bahwa sebenarnya kita juga bisa seperti itu asal mau mencatat segala sesuatu yang kita temukan setiap hari.  

Sekarang sedang berada di ruang Antiquariat yang merupakan ruangan untuk menyimpan buku2 berumur tua. Kebanyakan buku belanda yg ditulis setiap tahunnya. Ibu Nunik mengatakan bahwa Belanda saat itu benar2 mendokumentasikan segala sesuatunya termasuk gaji para pegawai harga pangan serta ongkos kendaraan #pustaka A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:41pm PDT

Ini adalah buku2 besar yg ditulis pada zaman Belanda dan semuanya berbahasa Belanda. Dan Belanda turut mendokumentasikan nama2 lokal yang ada di setiap daerah Indonesia #pustaka

A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:43pm PDT

Setelah dari Ruang Koleksi Antiquariat, kami diajak untuk mengunjungi Ruang Produksi Audio Visual. Perlu diketahui bahwa dokumentasi dan publikasi yang ada di PUSTAKA tidak hanya berbentuk buku, tetapi juga dalam bentuk audio visual yang dituangkan pada compact disc atau CD. Bapak Ifan yang merupakan salah satu pengelola pada Ruangan Audio Visual ini mengatakan bahwa lingkup kerja untuk menghasilkan sebuah informasi audio visual ini mencakup seluruh Indonesia. Jumlah personil yang bekerja di bidang audio visual ini tidak terlalu banyak, meskipun begitu mereka cukup terbantu oleh rekan-rekan lain yang ada pada balai-balai penelitian untuk memproduksi sebuah video. Koleksinya cukup lengkap, mulai dari kaset, slide show hingga bentuk CD Room. Bagi masyarakat yang ingin mengakses informasi pertanian dalam bentuk audio visual, PUSTAKA sudah menuangkannya dalam bentuk video yang dapat diakses melalui Youtube.

Ruang produksi audio visual yang kedap suara #pustaka

A photo posted by Evrina Budiastuti (@evrinasp) on Jul 6, 2015 at 10:47pm PDT

Sesi terakhir, kami diajak ke dalam ruang publikasi. Kami diperbolehkan membawa beberapa buku untuk menunjang keperluan penyuluhan. Ada satu buku yang saya cari, yaitu mengenai tanaman toga dan pengolahan pasca panen buah-buahan. Syukurlah buku tersebut ada di PUSTAKA dan kami bebas membawa beberapa buku sesuai kebutuhan kami.

Pustaka

Buku-buku dari PUSTAKA

Kunjungan hari itu berjalan lancar, terimakasih kepada PUSTAKA yang sudah berkenan menerima kedatangan kami. Bagi masyarakat yang ingin berkunjung bisa datang langsung ke PUSTAKA yang beralamat di:

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122 Telp. +62-251-8321746 (Hunting System) Faks. +62-251-8326561
Webmaster: pustaka@litbang.deptan.go.id

Perpustakaan ini terbuka untuk umum dan bagi siapapun yang ingin mendapatkan informasi seputar pertanian  silahkan datang langsung ke PUSTAKA atau kunjungi websitenya di http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/

Filed Under: Agriculture Tagged With: Antiquariat, buku, kementerian pertanian, perpustakaan, pertanian, pustaka

Previous Post: « Budidaya Sayuran di Pekarangan: Pemeliharaan
Next Post: Kreasi Flanel Buatan Maya »

Reader Interactions

Comments

  1. Fardelyn Hacky says

    July 7, 2015 at 3:58 pm

    Duuuuh…aku juga udah lama gak ke perpustakaan mbak. Ada kali 5 tahunan.
    Kapankapan mau ke pustaka kotaku ah, kangen 😀

    Reply
    • evrinasp says

      July 7, 2015 at 9:12 pm

      iya berada di perpus itu rasanya seneng banget apalagi melihat sederetan buku2 dalam lemari, bawaannya pengen megang aja

      Reply
  2. Nunung Yuni Anggraeni says

    July 7, 2015 at 5:55 pm

    Waah jadi ingat jaman dulu.Pengunjung setia perpustakaan dari jaman SD,SMP,SMA sampai kuliah.Sudah kayak rumah kedua deh.

    Reply
    • evrinasp says

      July 7, 2015 at 9:12 pm

      wuihhhh keren mbak, saya mulai suka perpus itu sejak SMA, soalnya SD dan SMP gak ada perpusnya

      Reply
  3. Hastira says

    July 7, 2015 at 8:11 pm

    memang sangat banyak dibutuhkan perpustakaan yang menunjang banyak aktivitas masarakat yang masih kurang di Indonesia. Oang gak suka untuk datang ke perpus.

    Reply
    • evrinasp says

      July 7, 2015 at 9:11 pm

      perpustakaan jumlahnya masih kurang ya mbak? iya sih hanya ada di beberapa tempat tertentu seperti instansi pemerintahan, balai penelitian atau akademisi

      Reply
  4. apri ani says

    July 8, 2015 at 6:17 am

    Kita jadwalin scra rutin buat berkunjung ksana yuk

    Reply
    • evrinasp says

      July 11, 2015 at 6:03 am

      ayuk teh, untuk bahan tulisan kita perlu ke sana

      Reply
  5. Lusi says

    July 8, 2015 at 2:36 pm

    Ya ini, seharusnya Indonesia sbg negara agraris punya ini sejak dulu. Semoga programnya terus mengalami kemajuan dan yang penting bisa terus menerus diakses publik.

    Reply
    • evrinasp says

      July 11, 2015 at 6:05 am

      in syaa Allah bisa kok mbak, tersedia juga dalam bentuk digital librarynya mbak

      Reply
  6. Jiah says

    July 8, 2015 at 2:07 pm

    Klo jepara adanya perpus daerah. Terakhir ke sna 2 minggu lalu. Sabtu ini balik akunya, balikin buku hihi

    eh itu buku yg dibawa dibalikin apa gmn mb?

    Reply
    • evrinasp says

      July 11, 2015 at 6:04 am

      itu engga dibalikin jiah, dikasih untuk kita, buku ku tambah banyak deh

      Reply
  7. Amira Larasati says

    September 12, 2017 at 10:52 am

    waaah blognya sangat membantu mbaa, mau tanya disana masih kah ada kekurangan dari segi koleksi atau layanan maupun SDM nya mba ? soalya td mba review yg di audiovisual itu orgnya kurang bnyk ya mba? hehe

    Reply
    • evrinasp says

      September 24, 2017 at 2:31 pm

      Kalau sekarang sepertinya sudah ada tambahan SDM mbak

      Reply

Trackbacks

  1. My 7 Days Fruits Diary: Buah Lokal Pemberi Semangat | Evrina Budiastuti says:
    July 18, 2015 at 12:43 am

    […] golden opportunity untuk mengunjungi PUSTAKA (cerita lengkap tentang pergi ke PUSTAKA bisa dilihat di sini). Ini kesempatan emas untuk berkunjung lagi ke PUSTAKA guna mendapatkan beberapa materi penyuluhan […]

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

evrina-profile

I am Evrina, an agriculture extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review
  • Tip and Tutorial

Eco Blog 2024

Evventure Blog

Download Aplikasi Kios Gapoktan

kios gapoktan

Archives

2025

  • – May (1)
    • Step by Step Mengikuti Uji Kompetensi (Ujikom) Penyuluh Pertanian (Pengalaman Tahap 1 Tahun 2024)

2024

  • + September (1)
  • + June (1)
  • + March (2)
  • + January (1)

2023

  • + December (2)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (3)
  • + July (2)

2022

  • + December (1)
  • + November (1)
  • + September (1)
  • + June (2)
  • + March (3)
  • + January (1)

2021

  • + December (4)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (1)
  • + August (4)
  • + July (4)
  • + June (4)
  • + April (2)
  • + March (2)
  • + February (2)

2020

  • + December (2)
  • + October (3)
  • + September (3)
  • + August (2)
  • + July (2)
  • + June (2)
  • + May (6)
  • + April (3)
  • + March (1)
  • + February (1)
  • + January (2)

2019

  • + November (2)
  • + October (5)
  • + September (6)
  • + August (4)
  • + July (1)
  • + June (2)
  • + May (1)
  • + March (3)
  • + February (3)
  • + January (2)

2018

  • + December (4)
  • + November (2)
  • + October (4)
  • + September (6)
  • + August (3)
  • + July (2)
  • + June (3)
  • + May (2)
  • + April (3)
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (5)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (8)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (10)
  • + October (8)
  • + September (13)
  • + August (9)
  • + July (5)
  • + June (9)
  • + May (4)
  • + April (10)
  • + March (9)
  • + February (15)
  • + January (8)

2015

  • + December (12)
  • + November (12)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (10)
  • + July (21)
  • + June (16)
  • + May (4)
  • + April (5)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (4)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)

Quote

Kelelahan disertai tercapainya tujuan adalah rehat. Rehat tanpa tujuan hanyalah kelelahan.

— Salim A. Fillah

Footer

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

Copyright © 2025 · Market theme by Restored 316