• Home
  • About Evrina
  • Disclosure
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Others
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Advertisement
    • Others
  • Achievement
    • Facebook
    • Instagram
    • Twitter
    • YouTube

Evrina Budiastuti

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

Binatang dan Tanaman yang Hilang Dari Sekitar Rumah Karena Tergerus Zaman

March 20, 2018 By evrinasp 34 Comments

binatang-dan-tanaman-yang-hilang

Tulisan ini bermula dari pertanyaan si jagoan neon yang bertanya begini: “ma, kunang-kunang itu apa sih?” Rupayanya dia bertanya seperti itu setelah menonton kartun di televisi yang menggambarkan sosok serangga bersayap dan mengeluarkan cahaya. Lalu saya kemudian berpikir kalau selama ini saya sudah tidak pernah melihat yang namanya kunang-kunang lagi di sekitar rumah hingga tulisan ini diterbitkan.

Dulu, kunang-kunang sering terlihat di sekitar pekarangan rumah karena memang kondisinya masih sangat sepi, masih ditumbuhi oleh pepohonan, serta masih ada sawah di sekitarnya. Kalau sekarang semua itu sudah hilang, berganti dengan bangunan perumahan, sehingga wajar saja jika populasi binatang tersebut sudah tidak ada.

Saya kemudian iseng membuat list binatang dan tanaman apa saja yang hilang dari sekitar pekarangan rumah supaya saya masih tetap ingat akan keberadaan mereka. Berikut adalah listnya:

  1. Kunang-kunang

Binatang serangga yang termasuk ke dalam anggota Lampyridae ini sangat unik. Dulu sewaktu saya masih SMA sering sekali pulang malam. Saat itu saya sering melihat kawanan kunang-kunang yang beterbangan di sekitar sawah. Sayangnya mereka sudah lenyap seiring dengan lenyapnya sawah di desa saya. Padahal binatang yang termasuk kumbang ini perlu sekali lho dilestarikan karena sangat unik. Keunikannya terletak dari kemampuannya dalam menghasilkan cahaya. Sekarang, saya hanya bisa menunjukkan kepada anak saya bagaimana bentuknya melalui gambar-gambar yang tersimpan di dalam internet.

kunang-kunang
Source: http://nationalgeographic.co.id/
  1. Kodok

Dulu, ketika waktu magrib datang di sekitar rumah saya pasti ramai oleh suara kodok. Soalnya hampir setiap rumah memiliki kolam ikan. Bahkan kolam ikan yang kami miliki hampir dipenuhi oleh telur kodok yang berlendir dalam bentuk tali-temali. Saya ingat, orang tua saya sering memasukkan kodok ke dalam plastik lalu melepasnya di persawahan.

Sekarang, suara itu tidak terdengar lagi. Tidak ada kecebong yang ditemukan di dalam kolam. Entah mereka pergi ke mana, mungkin kalau di daerah persawahan atau di lingkungan yang masih asri, sang kodok masih ada ya?.

kodok
Source: http://media.nationalgeographic.co.id/
  1. Tokek

Ini juga sudah lama sekali saya tidak mendengar suara tokek. Saya sampai lupa kapan terakhir mendengar keberadaannya. Dulu masih ada 1 buah tokek di plafon rumah, terkadang suaranya sering terdengar saat siang hari. Kini suara tersebut sudah sirna, padahal kami tidak pernah memindahkan atau memberantas sang tokek.

  1. Jangkrik

Suara jangkrik yang benar-benar berasal dari alam juga sudah tidak terdengar lagi di sekitar pekarangan rumah. Dulu masih sempat mendengar suaranya khususnya saat malam hari. Kini, kalau adik saya tidak membeli jangkrik untuk makanan burung peliharaan di rumah, sepertinya saya sudah tidak mendengar suara jangkrik lagi.

jangkrik
Source: http://travel.tribunnews.com/
  1. Undur-undur

Ini adalah sebutan untuk binatang yang sering berjalan mundur dan membuat lubang di tanah berpasir. Bagaimana penyebutan di daerah teman-teman? Sewaktu saya masih kecil, saya sering memainkan undur-undur dengan meletakkan tanah berpasir di tangan lalu memasukkan undur-undur ke dalamnya sehingga sangat terasa pergerakan mereka di tangan saya.

Saya baru menemukan undur-undur lagi saat pergi ke Purwakarta beberapa tahun yang lalu. Itupun menemukannya di sebuah rumah di area perbukitan.

undur-undur

  1. Belalang

Belalang masih ada kalau di persawahan di tempat saya bekerja. Tetapi kalau di sekitar rumah sudah jarang ditemukan. Sewaktu tahun 2015 lalu, belalang masih banyak di sekitar pekarangan rumah karena mereka memakan daun-daun sayuran yang saya tanam. Nah, saat ini saya belum menemukannya lagi padahal saya tidak membasmi mereka lho.

  1. Kadal

Sama seperti beberapa binatang lainnya, kadal juga termasuk binatang yang sudah jarang saya lihat di sekitar pekarangan. Mungkin karena area terbuka di sekitar lingkungan sudah tidak ada, sehingga mereka juga jadi kehilangan tempat tinggal.

Selain enam binatang di atas yang sudah sangat jarang terlihat di sekitar rumah, ada dua binatang lainnya yang juga kadang ada dan kadang juga tidak ada. kedua binatang tersebut adalah lebah tawon hitam serta kupu-kupu. Padahal di tahun 2016-2017 lalu, saya masih ingat kedua binatang tersebut ada di sekitar pekarangan rumah. Saat ini tanaman bunga aster saya padahal sedang berbunga, tetapi penampakan kedua binatang tersebut tidak terlihat.

Baca: Budidaya Aster di Pekarangan

Nah, itu adalah beberapa binatang yang menurut saya hilang di sekitar rumah karena tergerus perkembangan zaman. Namun ada juga binatang yang tetap eksis dari dulu sampai sekarang yang saya amati tetap ada di lingkungan kami. Mereka adalah:

  1. Nyamuk

Ini adalah serangga yang paling saya tidak sukai namun entah mengapa siklus hidupnya terus ada meskipun pembangunan ada di sana sini. Nyamuk paling banyak datang ke rumah saat jam 5 sore hingga malam tiba. Sepertinya mereka resisten terhadap pencegahan yang ada sehingga mampu bertahan hingga saat ini.

nyamuk
Source: http://static.republika.co.id/
  1. Semut

Hewan kecil ini juga termasuk jenis hewan yang eksis. Namun semut yang ada di sekitar rumah saya adalah jenis semut kecil yang terlihat di sekitar gula putih serta semut berwarna coklat yang kebanyakan sarangnya berada di pekarangan. Untuk semut yang lain seperti semut rangrang atau semut berwarna hitam belum terlihat lagi.

Itu adalah beberapa binatang yang saya ingat pernah menghiasi lingkungan di sekitar dan beberapa yang keberadaannya masih eksis hingga saat ini.

Selain binatang, saya juga ingat kalau di sekitar rumah saya dulu dipenuhi oleh pohon bambu, namun sayang populasinya sudah sangat berkurang. Dan saya berpikir beberapa tahun lagi mungkin tanaman bambu tersebut benar-benar hilang dari lingkungan kami. Padahal di daerah saya dulunya terkenal sebagai penghasil bambu lho.

Jika dirangkum, menurut saya hilangnya populasi binatang dan tanaman tersebut di sekitar rumah disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah:

  1. Hilangnya habitat sebagai tempat hidup karena perubahan ekosistem. Manusia turut mengambil peran dalam perubahan ekosistem ini, termasuk saya yang mendirikan rumah di salah satu sudut lahan yang mungkin menjadi tempat hidup binatang dan tanaman tersebut.
  2. Perubahan musim termasuk iklim yang menyebabkan secara perlahan binatang berpindah ke tempat lain yang lebih bersahabat untuk hidupnya. Contohnya di lingkungan saya, tahun 19an masih sangat asri, hujan hampir sering mengguyur di bulan-bulan tertentu. Namun sekarang lingkungan di sekitar rumah cukup panas, tidak seasri dulu.
  3. Adanya predator yang memangsa binatang tersebut seperti halnya rantai makanan ada hewan pemangsa dan hewan yang dimangsa. Memang tidak semua binatang tersebut hilang karena dimangsa oleh predator, namun keberadaan predator perlu dipertimbangkan.

Dan mungkin masih banyak lagi faktor lain yang menyebabkan mengapa hewan dan tanaman yang ada di lingkungan sekitar kita kini menghilang. Saya berharap semoga di tempat lain hewan-hewan tersebut tetap ada karena termasuk pemberi warna dalam ekosistem kita.

Nah, teman-teman adakah hewan atau tanaman yang hilang di sekitar rumah kalian? yuk sharing bersama saya. Semoga bermanfaat.

Filed Under: Environment Tagged With: binatang dan tanaman yang hilang dari sekitar rumah

Ke Bogor? Mampir ke Bika Bogor Yuk!
Menoreh Prestasi Dari Lapangan

Comments

  1. Anggara W. Prasetya says

    March 20, 2018 at 7:46 pm

    Semua hewan tersebut di desaku masih banyak mbak..

    Kecuali nomor 1..
    Masih inget dulu kalau ke desa malem-malem mereka banyak banget di sawah..

    Tapi sekarang jumlahnya di sawah pas malem-malem tinggal dikit banget…

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 1:19 pm

      waduh jangan2 pad amati karena kena pestisida ya, semoga populasinya tetap ada ya

      Reply
  2. Rahmi says

    March 20, 2018 at 10:31 pm

    Jaman masih SD tinggal di Bandung kalo malam sering jumpa kunang-kunang, setelah pindah dari sana blas ngga pernah ketemu kunang-kunang lagi.

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 1:17 pm

      haha sama mbak, di tempatku juga sudah hilang

      Reply
  3. wisnutri says

    March 22, 2018 at 3:02 am

    Kunang-kunang kayaknya yang mulai susah ditemui disekitaran rumah, kalau lainnya saya rasa masih ada sih, meskipun nggak sebanyak dulu.

    Undur-undur kalau di tempat tinggalku, nyebutnya bukur / tembukur mbak. Nggak cuma buat mainan, malah sekarang ini bisa jadi obat kan ya?

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 1:14 pm

      heh emang bisa buat obat? saya malah baru tau, kalau saya dimaini aja hehe

      Reply
  4. Herva Yulyanti says

    March 22, 2018 at 4:04 pm

    Mba Ev di sekitar rumahku itu 7 binatang masih berkeliaran wkwkwk maklum rumahku bener2 kebon tiap malam dengerin jangkrik kalau hujan suara kodok bersautan, malam dikit di sebrang rumah udah mulai kunang-kunang datang 😀 kadal, undur2, tokek pun masih eksis di rumah 😀 kok berasa banget rumahku kek sawah ya ada semua hahaha

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 1:12 pm

      ih alhamdulillah atuh ya masih lengkap mah, berasa masih asrinya, di tempat saya kanan kiri sudah tembok semua hehe

      Reply
  5. Jalan-Jalan KeNai says

    March 25, 2018 at 3:49 pm

    Kunang-kunang juga indikator udara bersih kan, ya? Sayang banget kalau sampai menghilang. Dulu juga di rumah saya masih ada kodok, dll karena dekat sawah. Sekarang udah pada menghilang. Tinggal tikus, nyamuk, dan smeut yang masih betah

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:56 pm

      sama berati kita mbak soalnya area jabodetabek yang sudah marak dengan pembangunan

      Reply
  6. Anton Ciptady says

    March 27, 2018 at 5:16 am

    Malam sabtu kemarin sehabis menonton film horor dengan keluarga, aku mencoba mengambil sesuatu di gudang belakang (kebetulan gudangnya terpisah dari rumah sekitar 10 meter). Dikagetkan oleh sepasang kunang-kunang yang hinggap di pohon rambutan belakang rumah (dari jauh seperti mata yang menyala…..hihiiiiii serem). Alhamdulillah, semua binatang yang ada di postingan mbak masih eksis di sekitaran rumah.

    Kalimantan memang masih menjadi salah satu Megabiodiversity terbesar flora maupun fauna di dunia. Tapi, ada beberapa wilayah lain di Kalimantan yang telah rusak ekosistemnya terutama daerah sekitar tambang hikss….

    Moga yang tersisa akan tetap terjaga kelestariannya ya mbak.

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:53 pm

      iya paling enggak, anak cucu tau apa binatang2 tersebut, ternyata staynya di kalimantan ya, pulau eksotis Indonesia

      Reply
  7. Gioveny says

    March 27, 2018 at 7:30 am

    aku juga kangen lihat kunang-kunang. Dimana ya yg masih ada

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:50 pm

      di dekat persawahan masih ada jeng

      Reply
  8. Rustam says

    March 29, 2018 at 6:20 pm

    Benar banget mbak, dari pekarangan udah mulai tak ada. Tapi nun jauh di sana ( rumahku tak jauh dari sawah) Kodok masih berisik dengan suaranya. Kalau nyamuk mah tetap betah dia bertamu, hehe…

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:44 pm

      Iya, kalau nyamuk sih ada di mana-mana ya, mahluk yang survive banget

      Reply
  9. Nucky Prayanta Natalius says

    March 30, 2018 at 9:58 am

    Kalau ingat kunang-kunang saya jadi ingat waktu masih SD suka nangkap dan di buat di dalam toples
    lalu diletakkan diatas meja di kamar. Malah dijadikanpeliharaan tapi waktu itu saya tidak tahu saya memberi makannya akahirnya mati juga .. Mau nyari lagi tapi sudah jarang terlihat kecuali di hutan baru ada. Maklum sudah sangat jarang sekali pohon ditempat saya tinggal.

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:41 pm

      sama di tempat saya juga sudah susah, wah bisa ya nangkap kunang-kunang, kalau saya dulu cuma melihat aja dari jauh

      Reply
  10. Annisa Nurami says

    March 30, 2018 at 10:43 am

    bner banget mbak. di sawah deket rumah aja udah nggak ada kunang2 sama jangkrik. di halaman rumah juga gak ada undur2 karena udah paving block.

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:40 pm

      iya, undur-undur adanya di desa-desa yang masih jauh dari pembangunan

      Reply
  11. Anjar Sundari says

    April 4, 2018 at 8:13 am

    Dulu ketika SD saya dan teman-teman masih sering melihat kunang-kunang, berkelap kelip menerangi gelapnya malam. Bahkan ada cerita dari orang tua yang nggak masuk akal tapi saat itu kami percaya, yaitu bahwa kunang-kunang adalah kukunya orang yang sudah meninggal.

    Tentu saja kami ketakutan dan langsung berlarian masuk rumah. Mungkin itu trik orang tua supaya kami tidak terlalu lama bermain di luar rumah pada malam hari yaa.. tapi mengapa caranya serem banget, hehe..

    Dan saat ini saya hampir tidak pernah bertemu dengan kunang-kunang lagi, kemana mereka ya..? Ahh.. saya jadi baper nih, mengingat kembali kenangan masa kecil di belakang sana :).

    Selain kunang-kunang, hewan lain masuk suka ketemu, terutama nyamuk hahaha..

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:28 pm

      nyamuk dari dulu kayanya tetap eksis ya mbak, sampai sekarang gak hilang2, iya nih kunang2 entah kemana mereka perginya

      Reply
  12. indah nuria says

    April 5, 2018 at 3:41 am

    aku juga kangeeen sama kunang – kunang mbaaa

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:22 pm

      aku juga mbak, sudah lama gak lihat, hikssss

      Reply
  13. Glentina Pasaribu says

    April 6, 2018 at 2:58 pm

    Sudah jarang banget liat kunang-kunang.. Padahal bentuknya unik, cantik pula dengan lampu-lampunya.
    Kayaknya generasi anak-anak kita bakalan makin sulit nemuin kunang-kunang ya (“,)

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 1:42 pm

      hiksss sedih banget deh kalau anak2 pada gak tau ya mbak, kita perlu kasih tau makanya

      Reply
  14. Semangatmuda says

    April 14, 2018 at 8:14 am

    Saya baru tahu ada iklan kaya gitu, maklum nggak pernah nonton tivi. Kadal, belalang dan kodok masih banyak di sekitar rumah saya, soalnya dekat area persawahan. Sampai istri saya suka jerit-jerit sendiri kalau ketemu hehe

    Tapi kasihan juga, sekarang anak-anak banyak yang nggak tahu lagi hewan-hewan seperti itu secara langsung. Padahal hewan seperti kunang-kunang aja berbeda banget antara gambar yang statis dengan lihat langsung di alam

    Reply
    • evrinasp says

      April 14, 2018 at 3:24 pm

      Iya makanya nih kalau yg di daerahnya masih ada binatang di atas, coba kenalin ke anak2 supaya tidak punah

      Reply
  15. Himawan Sant says

    April 14, 2018 at 3:19 pm

    Si jagoan neonnya kak Evrina sama sepertiku,kak 😁 …
    Kangen lihat kunang-kunang.

    Ditempatku udah jaraaaang banget lihat penampakan kunang-kunang,kak.
    Ingat waktu kecil dulu, ditakut2in katanya kunang2 itu jelmaan kuku orang meninggal ….
    Tapi aku ngga takut, malah senang ngikutin arah kunang-kunang terbang sekitaran rumah.

    Reply
    • evrinasp says

      April 14, 2018 at 3:38 pm

      Iya dulu ditakutinnya seperti itu ya, kuku orang meninggal, padahl bukan, malah indah kunang2 itu

      Reply
  16. Farhan says

    April 14, 2018 at 3:42 pm

    Di halaman rumah saya biasanya banyak binatang capung. Tp sekarang sudah hampir gak pernah lihat lho mbak.. Kunang-kunang juga sudah lama tidak lihat. tp beberapa hari yang lalu sempet liat satu kunang-kunang. Seneng banget hahaha 😀

    Reply
    • evrinasp says

      April 22, 2018 at 7:00 am

      kunang2 dan capung keduanya sudah gak ada, sedih banget

      Reply
  17. Rudi Chandra Sambas says

    April 16, 2018 at 6:17 pm

    Jadi kangen juga liat kunang-kunang.
    Dulu masih banyak banget tuh di kampungku.
    Tapi sekarang udah dikit, cuma di beberapa pohon aja hinggapnya.

    Reply
    • evrinasp says

      April 22, 2018 at 6:54 am

      masih untung bisa melihat, di saya sudah hilang sama sekali

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

evrina-profile

I am Evrina, an agricutural extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Random Quote

Man hasuna dhannuhu thaba aisyuhu. | Siapa yg baik prasangkanya, akan baik pula hidupnya

— Syair Arab

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review

Evventure Blog

Evrithink Blog

Recent Posts

Wujudkan Tubuh Sehat dan Berat Badan Terjaga Bersama Heavenly Blush Greek Yogurt

Seminar Wisata Halal Trend Baru Indonesia, Himapar Universitas Nasional

Menoreh Prestasi Dari Lapangan

Ke Bogor? Mampir ke Bika Bogor Yuk!

Itinerary Backpackeran ke Jepang

Archives

2018

  • – April (3)
    • Wujudkan Tubuh Sehat dan Berat Badan Terjaga Bersama Heavenly Blush Greek Yogurt
    • Seminar Wisata Halal Trend Baru Indonesia, Himapar Universitas Nasional
    • Menoreh Prestasi Dari Lapangan
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (6)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + September (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (9)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (11)
  • + October (10)
  • + September (14)
  • + August (13)
  • + July (6)
  • + June (10)
  • + May (4)
  • + April (11)
  • + March (10)
  • + February (17)
  • + January (10)

2015

  • + December (13)
  • + November (13)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (12)
  • + July (23)
  • + June (20)
  • + May (4)
  • + April (6)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (6)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)
Banner-BP Banner-WBBanner-KEB

Copyright © 2018 · Genesis Framework · Website by Almazia · Log in