Last Updated on September 23, 2019 by evrinasp
Betapa bahagianya menjadi buih..
Yang menempelkan dirinya pada gelombang raksasa..
Ia terpaut, bersama bergerak seirama..
Menjadi saksi ketika samudera yang suci dan menyucikan..
Membasuh dosa-dosa insan beriman..
-Ustadz Salim A. Fillah-
Terinspirasi dari puisi Ustadz Salim A. Fillah tentang Buih pada akun instagramnya. Ya, saya memang seperti buih, dosa begitu banyak, amal sangat sedikit, hiks. Bahkan buihpun mungkin masih terlihat lebih baik dari diri saya sendiri.
Buih ini kemudian mencoba untuk mengikuti gelombang, menyatu dalam kebaikan meski mungkin tidak semua orang menganggap apa yang dilakukan itu baik dan memberikan manfaat.
Terlepas dari itu biarlah hanya Allah yang Maha Mengetahui, yang pasti saya sangat menikmati kondisi hati saya saat itu. Senang, damai, tenang, bahagia, terharu, semua bercampur aduk ketika raga ini akhirnya dapat mengikuti silaturahim akbar dalam tajuk Reuni Akbar Mujahid 212.
Awalnya saya sempat ragu untuk mengikuti silaturahim tersebut. Keraguan saya ini muncul karena tidak semua orang menganggap silaturahim akbar tersebut sebagai bentuk kegiatan yang bermanfaat. Caci maki dan cibiran ada di sana-sini membuat saya urung untuk mengikuti kegiatan serupa di dua tahun sebelumnya.
Tetapi saya berpikir, namanya manusia pasti ada saja yang tidak suka. Jangankan kegiatan silaturahim, kegiatan Jambore Penyuluh yang termasuk legal kemarin saja tetap dicibir oleh sebagian orang. Padahal di sanalah forum tempat bapak ibu ppl bersilaturahim serta saling menguatkan.
Berangkat dari hal tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat. Biarlah beberapa kalangan mencap ini-itu atau menganggap tidak baik asalkan Allah tidak mencap saya sebagai manusia yang tidak bermanfaat, hiks, naudzubillah min zalik.
Berangkat Setelah Subuh
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, sebenarnya acara Reuni Akbar Mujahid 212 itu berlangsung pada tanggal 2 Desember 2018 mulai pukul 03.00 WIB yang diawali dengan shalat tahajud, dzikir, dan salawat. Sayangnya saya tidak bisa mengikuti sejak pagi dan hanya menyaksikan saja perkembangannya dari teman kantor yang sudah berangkat malam hari sehari sebelumnya.
Saya dan pak suami baru bisa berangkat dari rumah setelah shalat subuh dengan menggunakan kereta commuter line. Saat saya tiba di Stasiun Bojonggede sekitar pukul 05.00 pagi, kondisi di stasiun sudah sangat ramai. Banyak orang berpakaian dominan putih yang mengantri tiket. Karena saya dan pak suami sudah memiliki tiket langganan, maka kami langsung masuk saja untuk masuk ke dalam peron.
Kereta yang akan membawa kami ke Jakarta akhirnya datang. Gerbong yang tadinya kosong mendadak penuh oleh penumpang yang memang akan menuju Monas. Saking penuhnya, hanya sedikit orang saja yang dapat masuk ke dalam kereta dari beberapa stasiun sebelum akhirnya tiba di Stasiun Gondangdia.
Akhirnya sekitar pukul 6 lewat saya tiba di stasiun yang dituju yaitu Stasiun Gondangdia.
Shalawat yang Bergema di Dalam Stasiun
Saat kaki ini melangkah keluar dari kereta dan turun ke dalam peron, saya sudah mendengar shalawat nabi bergema. Shalawat tersebut dilantunkan oleh seluruh peserta reuni sambil mengantri keluar stasiun.
Ya mengantri, saking banyaknya dan penuhnya stasiun oleh peserta reuni, kami berjalan bersama secara perlahan menuruni tangga dan keluar dari stasiun. Shalawat masih bergema hingga saya keluar dari stasiun. Ada rasa haru sekali hingga membuat saya meneteskan air mata.
Dari arah Stasiun Gondangdia, saya dan pak suami berjalan mengikuti rombongan menuju Monas tempat berlangsungnya acara. Selama kami berjalan, saya melihat ada beberapa rombongan jamaah, ada juga yang sekeluarga, dan ada beberapa relawan. Oh iya ada juga stand logistik yang menyediakan makanan gratis di tempat yang saya lewati.
Jalan yang saya lalui waktu itu menuju pertigaan dengan plang hijau yang mengarahkan ke Monas. Di sana ada speaker yang menyiarkan acara yang tengah berlangsung. Ketika saya tiba di pertigaan jalan menuju Monas (maaf saya lupa nama jalannya), dari speaker terdengar peserta sedang menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Pancasila. Sontak saat itu kami yang berada di sana berhenti berjalan dan ikut bernyanyi bersama. Setelah itu baru saya dan pak suami melanjutkan kembali berjalan kaki menuju Monas.
Akhirnya Tiba di Dalam Monas
Saya pikir, saya dan pak suami tidak akan bisa menuju Monas karena saking banyaknya peserta reuni. Sambil berjalan kaki akhirnya kami bisa juga sampai di gerbang Monas. Tetapi kami sempat tertahan di sana lantaran banyak sekali peserta yang akan masuk. Sambil menunggu, kami sarapan dulu dengan memakan roti yang kami bawa sendiri di dekat gerbang sebelah kiri.
Kurang dari 30 menit kemudian kami melihat bahwa di gerbang sebelah kanan sudah mulai senggang dari hilir mudik peserta. Kami berdua langsung masuk ke dalam dan melihat bahwa masih ada beberapa tempat yang lowong untuk kami tempati.
Akhirnya kami berhenti di salah satu sisi yang tegak lurus dengan tugu Monas. Kami duduk di sana sambil mendengarkan tausiah yang sedikit terdengar dari speaker. Sayangnya speaker kurang jelas bahkan ada beberapa yang mati. Menurut orang-orang yang sempat saya tanyakan katanya ada beberapa speaker yang rusak sehingga tidak bisa digunakan.
Saya hanya sedikit mendengarkan tausiah karena kurang jelas suaranya. Baru kemudian ketika melantunkan doa, takbir, dan shalawat cukup terdengar sehingga saya dapat ikut serta menggemakan doa, takbir, serta shalawat.
Tadinya saya mau menyaksikan tausiah melalui streaming saja, sayangnya entah mengapa sinyal susah sekali ditangkap. Provider yang saya gunakan saat itu adalah berplat merah dan kuning. Tetapi entah mengapa keduanya sulit digunakan karena susah sinyal padahal kuota saya masih banyak. Ya sudah, karena tausiah agak sulit didengar, saya dan suami akhirnya menikmati saja suasana di sana apalagi semuanya juga turut larut dengan suasana.
Waktu mulai menunjukkan pukul 10 siang, saya dan pak suami mulai agak kepanasan lantaran cuaca saat itu sangat terik. Kami berdua kemudian berjalan ke arah depan untuk mencoba mendekati arah panggung. Di sekitar panggung waktu itu mulai agak lega karena sebagian orang mulai berganti ke arah yang lebih teduh.
Saya melihat saat itu ada yang sedang melaksanakan shalat (sepertinya shalat dhuha), ada juga yang sedang mengambil air wudhu. Sayangnya saya sedang berhalangan, kalau sedang tidak halangan saya juga ingin merasakan hal yang sama seperti orang-orang tersebut: shalat di suatu moment berharga.
Sesampainya di dekat panggung meski masih agak jauh, saya sedikit mendengar tentang seruan untuk bersatu, menjalin ukhuwah, mempererat persaudaraan, menjaga dan mencintai NKRI, harapan dan doa dalam menegakkan keadilan, menghapus stigma radikal atau intoleran dan lain-lain.
Meskipun ada penceramah yang saya nilai saat itu cukup keras dalam melantangkan isi ceramahnya, saya tidak akan mengikuti gayanya karena saya termasuk yang menyampaikan sesuatu dengan cara yang halus. Coba kalau saya menyuluh petani dengan cara yang keras, mereka bisa saja kabur karena bukannya mendengarkan tetapi malah takut melihat saya, CMIIW.
Saya tidak berada lama di dekat area panggung karena kepala agak pusing lantaran kepanasan. Akhirnya saya dan pak suami berjalan ke pinggir ke arah patung kuda untuk mencari tempat berteduh. Dari sana samar-samar saya mendengarkan ceramah sambil sesekali bertakbir mengikuti arahan.
Akhirnya sekitar pukul 11 siang, acara reuni mulai ditutup dengan doa bersama. Sambil menengadahkan doa, semoga apa yang kami lakukan saat itu mendapatkan keberkahan, dijauhkan dari prasangka dan niat buruk agar motivasi yang tercurah dari masing-masing hati tetap terjaga.
Dan ombak yang mengangkat sang buih tinggi-tinggi..
Semoga melepasnya dari belitan udara menjelma uap mengangkasa..
Menuju ridha Rabbnya dan Jannah yang didamba..
-Ustadz Salim A. Fillah-
Arifah Wulansari says
Aku baca ini aja terharu mbak. Apalagi kalo bisa ikutan disana. Mungkin mewek. Tfs ya mbak 😊
evrinasp says
Sama2 mama tayo, iya alhamdulillah bikin haru banget di sana
BaRT says
Alhamdulillah tahun ini bisa ikutan ya kak. Cukup luruskan niat lillaahi ta’aalaa. Masalah ada yang nanti berpandangan miring, biarkan saja. Satu dua pasti akan ada yang begitu, tapi gantinya berlipat dan ‘dibayar kontan’.
evrinasp says
Iya Bart alhamdulillah, sempat goyah akhirnya berangkat juga dan sangat menyenangkan
Ira I says
Terima kasih tulisannya, masyaallah walaupun gak ikut tapi terharu dengan kebersamaan umat. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan Rahmat dan keberkahan untuk Indonesia aamiin.
evrinasp says
Aamiin alhamdulillah semoga tetap damai
Nia Haryanto says
Merinding aku bacanya. Hiks… andai bisa ikut hadir di sana. Ikut berbahagia dengan berkumpulnya saudara-saudara di sana. Semoga Allah selalu melindungi dan mengikatkan rasa kebersamaan ini selamanya. Semoga di reuni 212 lainnya, aku bisa hadir. Allahu Akbar! :’)
evrinasp says
Aamiin ya Rabb, alhamdulillah bisa bergabung, insyaaAllah yg belum bisa datang juga mendapatkan keberkahan Karena turut mendoakan
Lingga says
Masya Allah merinding bacanya tehh..videonya aplg menggetarkan
evrinasp says
Iya gak bisa berkata2 waktu di sana
Murtiyarini says
Aku terharuuuu bacanya. Semoga silaturahmi ini berlanjut terus.
evrinasp says
Aamiin mbak, makasih
Sandi Iswahyudi says
Mantap mbak. Semoga kita jadi bagian dari semua ini ya. Dan Istiqomah di jalanNya
evrinasp says
Aamiin ya Rabb
Khoirur Rohmah says
Denger bacaan sholawat selalu mengingat bisa dapat syafaat dari Rosul-Nya
inget dosa2 menumpuk, hheee
TFS mbak Evrina
evrinasp says
Sama2 rohma
Apri ani says
Semoga umat isam bersatu dan lebih berakhlakul karimah seperti Nabi Besar Kita Muhammad saw
evrinasp says
Aamiin ya Rabb
nur rochma says
Subhanallah. Terharu saya baca tulisan mba Evrina. Semoga umat Islam bersatu, rukun dan damai hingga jannah.
evrinasp says
Aamiin ya Rabb
maya rumi says
mbak thanks yah udah sharing, seneng banget liatnya, gak pernah bisa ikutan acara ini, tapi bahagia banget lihat foto-fotonya
Akarui Cha says
Aku bacanya sampe mewek mba Ev. Indah dan damai pasti suasananya ya. Masya Allah.
Arina Mabruroh says
MaasyaAllah… Kuterharuuu… Baca ini ikutan nangis.
Barakallah Mba… Saya cuma bisa lihat dari TV dan FB
evrinasp says
Tidak apa2 mbak, kan ikut mendoakan juga
Nathalia DP says
Liat videonya jd ikut merinding
evrinasp says
Iya mbak apalagi pas ada di sana
Ade anita says
Aku gak pernah bisa hadir jadi terharu baca tulisanmu ini Ev… videonya juga bagus… semoga Umat Islam Indonesia bersatu. Aamiin
evrinasp says
Aamiin mbak, alhamdulillah pass Ada rezeki ke Sana mbak
Bee Balqis says
Puisi buih Ustadz Salim A Fillah dibaca berkali-kali tetap saja bikin haru. Alhamdulillah senangnya bisa turut serta reuni 212. Ths mba ev, baca ceritanya aja bikin haru
evrinasp says
Iya aku juga suka dengan puisi buihnya
Yani says
Masyaallah takjub saya lihat ratusan orang berkumpul utk reuni 212 ini , walaupun byk org mncaci acara ini, tapi menurut saya justru di kegiatan inilah akhlak sebenernya umat muslim, saling berbaur, rukun, saling membantu, dan saling menjaga silaturahmi, terima kasih sharingnya ya mba 🙂
evrinasp says
Sama2 semoga bermanfaat ya