Last Updated on February 2, 2019 by evrinasp
Cukup lama bekerja sebagai penyuluh pertanian, ternyata masih ada orang yang belum tau di mana penyuluh pertanian berada. Ada tidak sih sebenarnya penyuluh pertanian, kalau ada kok tidak pernah kelihatan ya? Dan aneka pertanyaan lainnya.
Paling tidak itu yang pernah saya dengar terkait keberadaan penyuluh pertanian. Bahkan ada seorang teman di dunia maya yang pernah bertanya kepada saya bagaimana caranya supaya dia bisa bertemu penyuluh pertanian.
Ternyata mungkin memang belum semua lapisan masyarakat terjangkau oleh tangan si penyuluh. Itu wajar saja karena satu orang penyuluh harus menangai sekian banyak orang petani. Belum lagi ditambah dengan tugas di luar tupoksi (tugas pokok dan fungsi). Tetapi sebelum itu, saya jelaskan dulu ya informasi umum terkait penyuluh pertanian yang saya singkat sebagai PPL saja supaya lebih mudah.
Baca ini yuk: Cari Informasi Pertanian? Kunjungi Website dan Aplikasi Berikut ini!
Siapa sih Penyuluh Pertanian Itu?
Dulu sewaktu saya masih menjadi calon PPL, yang terpikir dalam benak saya tentang PPL itu sendiri adalah orang yang terjun di lapangan mendampingi petani. PPL harus menguasai teknis budidaya bahkan harus tau semuanya, tidak boleh terlihat tidak bisa di mata petani.
Ternyata setelah menjalaninya sendiri semua yang saya sangkakan itu benar adanya bahkan lebih berat lagi. Seorang PPL tidak hanya harus menguasai ilmu budidaya, tetapi juga ilmu sosial, ekonomi, psikologi, agama, politik (hah politik? iya biar paham undang-undang) dan IT.
Nah siapa saja kah sosok PPL itu?
Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan, penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan yang terdiri dari penyuluh PNS, penyuluh swasta, dan penyuluh swadaya.
Apabila dirinci lebih luas lagi, sebenarnya penyuluh itu terdiri dari:
- PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional penyuluh pertanian
- THL-TBPP/TBPPD yang diangkat sebagai pembantu penyuluh pertanian di desa
- Karyawan perusahaan yang ditempatkan di lapangan
- Penyuluh swadaya yang berasal kelompok tani, gapoktan, KTNA (Kontak tani Nelayan Andalan), atau tokoh masyarakat.
Menurut saya jadi penyuluh pertanian itu keren karena diatur langsung melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Per/02/menpan/2/2008.
Oke sudah tau kan siapa PPL itu. Sekarang kita ke pokok pembahasan yaitu mengetahui keberadaan PPL.
Baca ini juga dong: Tiga Hal yang Harus Diketahui Penyuluh Pertanian
Temuilah Penyuluh Pertanian di Sini
Seorang PPL memiliki wilayah binaan yang telah ditentukan atau disingkat sebagai WKPP (wilayah kerja penyuluh pertanian). Namun dilihat dulu PPL tersebut berada di mana, apakah di level desa, kecamatan, kabupaten, atau bahkan provinsi.
Pada tulisan ini yang kita bicarakan adalah seorang PPL yang bekerja di level desa karena bersentuhan langsung dengan masyarakat dan petani.
Nah, apabila ingin bertemu dengan PPL yang bekerja di tingkat desa, teman-teman dapat mencarinya di beberapa tempat yang saya urutkan dari tingkat termudah terlebih dahulu karena PPL itu orangnya mobile banget dan saya anggap teman-teman sebagai petani atau masyarakat yang belum pernah bertemu sama sekali dengan PPL ya.
Untuk menemui penyuluh pertanian dapat dimulai dari:
- Bertanya kepada pak RT/RW atau tokoh yang dituakan di desa tentang keberadaan PPL. Umumnya para PPL bekerja sama dengan pengurus RT RW atau tokoh yang dituakan di sana untuk memudahkan pendekatan kepada masyarakat. Contohnya di wilayah binaan saya. Saya sangat terbantu sekali dengan keberadaan pak RT dan juga tokoh desa yang membantu proses penyuluhan.
- Mencari informasi kepada kelompok tani atau gapoktan karena lembaga petani tingkat desa tersebut sering dikunjungi oleh PPL. Namun ada kalanya seorang petani itu sendiri yang tidak tau keberadaan kelompok lantaran tidak bergabung dengan kelompok tani. Alasannya macam-macam, salah satunya tidak ingin ribet. Sayangnya kalau ada program dan bantuan seringnya datang ke kelompok, karena tidak diperuntukkan bagi individu.
- Kalau yang ini usaha sedikit, coba datang ke kantor desa untuk bertanya siapakah penyuluh di desanya. Kalau ternyata tidak tau, nanti orang desa akan mengarahkan ke kelompok tani kalau ingin bertemu langsung dengan PPL.
- Selain ke kantor desa, bisa juga ke kantor kecamatan. Nanti kalau orang kecamatannya ternyata tidak ingat nama PPLnya (seringkali mereka lupa, tapi kami tau nama mereka hiks), paling akan diarahkan untuk mengunjungi UPT (unit pelaksana teknis) pertanian/BPP (balai penyuluh pertanian) yang ada di kecamatan.
- Datang ke UPT pertanian/BPP yang ada di kecamatan. Sepengetahuan saya, seharusnya balai penyuluhan itu jumlahnya 1 kecamatan 1 balai (ini saya melihat contoh di Kabupaten Sukabumi). Sedangkan di Kabupaten Bogor, 1 BPP itu mencakup 3-5 kecamatan. Nah yang ada itu sebenarnya UPT pertanian atau BPP sih? Seharusnya lembaga yang ada adalah BPP, bukan UPT. Sayangnya di Kabupaten Bogor sejak tahun 2017 lalu para penyuluh di masukkan ke UPT sehingga membuat UPT pertanian itu ada karena dianggap penyuluh ada di sana. Sementara BPP menjadi tidak ada (padahal UPT pendidikan di Kabupaten Bogor sudah dibubarkan karena memang tidak boleh ada, harusnya sih UPT pertanian juga demikian). Tapi ya sudahlah namanya juga kebijakan, semoga nanti Kabupaten Bogor bisa menyesuaikan aturan meski ada otonomi daerah.
- Datang ke dinas yang menangani urusan pertanian. Di Kabupaten Bogor, dinas yang menangani urusan pertanian adalah Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan. Di dalam dinas tersebut ada bidang penyuluhan. Nah masyarakat atau petani bisa bertanya di sana siapakah penyuluh yang ditempatkan di desa tertentu.
- Cari melalui internet. Saat ini para PPL juga dituntut untuk melek IT dan mempublikasikan kerjanya baik di media sosial, blog, bahkan channel YouTube. Kenapa begitu? karena untuk menjangkau masyarakat luas, tidak terbatas hanya di wilayah binaannya saja. Plus juga sebagai bukti kinerja bahwa PPL itu benar-benar bekerja lho.
Mengapa saya katakan begitu? Karena tidak semua orang menganggap bahwa PPL itu bekerja. Saya tidak menyalahkan orang yang memiliki anggapan tersebut karena memang mungkin belum terjamah oleh sang PPL. Tetapi PPL juga perlu dimaklumi karena di tempat saya contohnya, satu orang PPL ada yang memegang 2-4 desa sehingga wajar saja apabila tidak tercover.
Dan perlu diingat bahwa yang dibina oleh PPL itu bukan benda mati, melainkan manusia dewasa yang dalam hal ini adalah petani dengan beraneka macam sifat serta perilakunya.
Jadi kalau misalnya merasa belum terbina oleh PPL atau belum dikunjungi oleh PPL jangan berburuk sangka dulu ya. Lebih baik komunikasikan saja, siapa tau PPLnya sedang menangani sesuatu karena yang kami kerjakan tidak hanya terbatas di rencana kerja saja tetapi juga harus mengawal program dari pemerintah supaya berhasil di tingkat lapangan.
Kami senang lho jika ada petani atau masyarakat yang mencari, itu artinya keberadaan kami dibutuhkan.
Demikian informasi yang diselingi curhat tentang penyuluh pertanian kali ini. Oh iya saya sedang mencoba membuat video Diary Penyuluh Pertanian di channel YouTube, insyaaAllah dibuat rutin ketika bekerja. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang ingin memajukan pertanian. Aamiin.
Suryani Palamui says
Wah saya sendiri juga jujur ngga tau dimana kalo mau nyari penyuluh pertanian mba. Tapi itu ngga pernah saya ambil pusing sih soalnya adek saya jurusan pertanian. ๐ Pas liat pengalamannya mba jadi penyuluh gitu keren banget ya mba. Artinya adekku juga bisa kayak mba dong ya.
evrinasp says
Bisa banget kok, eh dalam buat adiknya ya, ngobrol sama Aku kayanya nyambung nih
Rustam says
Keren Mbak Evrina ni, mau juga dong dapat penyuluhannya, hehe. Sayangnya jauh lokasinya ya mbak, memang dalam bertani itu supaya mendapatkan hasil yang memuaskan butuh juga yang namanya penyuluhan. Apalagi era saat ini, perkembangan ilmu semakin hari semakin maju dan butuh pembaruan dalam segala bidang, termasuk bidang pertanian ini.
evrinasp says
Penyuluh di tempatnya pastinya Ada, bisa kontak sesuai urutan yg saya kasih
Adhi Hermawan says
Wah Awesome, mantab mbak Ev.
Semoga aja banyak petani yang berhasil di negeri tercinta ini.
Biar apa-apa kita bisa swasembada pangan sendiri..
Semoga makin banyak petani yang terbantu dan berhasil tentunya sampe panen ya!
evrinasp says
Aamiin, semoga makin amanah ya para petugasnya
Arifah Eviyanti says
Mantap artikelnya. Kak in syaa Allah tahun ini saya akan menjadi ASN Penyuluh pertanian. Bolehlah saya belajar sama kakak. Saya butuh sharing pengalaman dari para praktisi seperti kakak
evrinasp says
hayukkkk boleh banget, alhamdulillah ada temen seperjuangan lagi, kita belajar bareng