Apabila diminta untuk memilih antara gunung atau pantai, pasti saya akan memilih gunung. Kecuali jika terdapat perbukitan di area pantai, baru deh saya suka. Katanya sih kalau orang yang suka naik gunung berarti dia adalah orang yang gigih dan kreatif. Anjani (2016) menuliskan bahwa orang yang lebih memilih menghabiskan liburan dengan mendaki gunung biasanya cenderung sebagai pribadi yang suka tantangan, gigih, sekaligus kreatif karena mampu menuntaskan semua tantangan untuk mencapai puncak impian. Lalu dikatakan kreatif karena mampu menemukan cara-cara tak terduga untuk bertahan hidup dalam kondisi apa pun.
Terlepas dari benar atau tidaknya anggapan tersebut, yang pasti alasan saya menyukai gunung karena identik dengan hutan dan hijau. Apabila berada di sana terasa damai dan juga sejuk. Kemudian yang paling saya suka adalah ketika bernafas di dalam hutan akan terasa sekali udara segar yang masuk ke dalam tubuh. Jadi ketika tubuh sudah lelah berjalan, namun saat itu juga menghirup oksigen segar yang berasal dari hutan, rasanya sel-sel tubuh ini menjadi terpompa kembali.
Menurut teman-teman, hutan itu bagaimana?
Kalau menurut saya, hutan adalah sekumpulan pepohonan hijau pada suatu wilayah dan di dalamnya terdapat ekosistem tertentu yang memberikan manfaat bagi kehidupan. Tetapi kalau menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 definisi hutan ternyata lebih dari itu alias tidak sesederhana seperti yang saya jabarkan.
Menurut undang-undang tersebut, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
Nah benar kan kalau definisi hutan ternyata lebih dari sekedar ekosistem saja, karena di dalamnya tidak dapat terpisahkan antara sumber daya alam dengan lingkungan. Lalu, hutan di Indonesia ini ada berapa macam sih? Berikut saya jabarkan lebih lanjut ya.
Jenis Hutan di Indonesia
Kita patut bersyukur karena luas lahan berhutan di Indonesia masih cukup besar yaitu sebesar 95,3 juta ha (50,7%) dari seluruh daratan Indonesia yang mencakup 187,8 juta ha. Sisanya sebanyak 92,5 juta ha (49,3%) merupakan lahan tidak berhutan (Mutiara et al., 2017). Coba kalau dibalik apabila jumlah lahan berhutan lebih sedikit, maka bisa jadi suhu di Indonesia semakin panas, padahal negara tercinta ini menjadi salah satu negara yang diharapkan mampu menyerap emisi gas rumah kaca dunia.
Hutan, khususnya yang ada di Indonesia ini terbagi ke dalam beberapa jenis. Jika dikelompokkan berdasarkan fungsinya seperti yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 maka hutan dibagi menjadi tiga, yaitu [2]:
- Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan Konservasi terdiri atas kawasan suaka alam berupa cagar alam (CA) dan suaka margasatwa (SM), kawasan pelestarian alam berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (THR) dan Taman Wisata Alam (TWA), serta Taman Buru.
- Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
- Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi terdiri atas Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK).
Dari total 50,7 %, berikut adalah sebaran luasan jenis-jenis hutan berdasarkan fungsinya:
Dari data di atas terlihat bahwa kawasan hutan lindung yang mempunyai fungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan masih mendominasi sebesar 81,2 % disusul dengan hutan konservasi sebesar 79,6%, dan hutan produksi sebesar 67,1%. Masing-masing jenis hutan ini memberikan manfaat baik manfaat vital bagi keberlangsungan makhluk hidup juga manfaat ekonomi sebagai penyokong kebutuhan sehari-hari.
Manfaat Keberadaan Hutan Bagi Kehidupan
Tuhan sudah menciptakan segala sesuatunya begitu sempurna. Ada makhluk hidup dan penyokong kehidupan seperti tanah, air, udara, hewan, dan pepohonan. Pepohonan yang ada di hutan memiliki peran yang sangat strategis. Apabila populasinya terganggu, maka keseimbangan ekosistem juga ikut terganggu. Berikut adalah beberapa manfaat yang diberikan oleh hutan bagi kehidupan:
1. Penyokong Kehidupan
Keberadaan hutan memegang peranan penting dalam pencegahan banjir, tanah longsor, serta ketersediaan cadangan air. Air hujan yang jatuh ke dalam bumi akan meresap ke dalam tanah berkat adanya hutan. Coba bayangkan bagaimana jika hutan menjadi gundul? Akan terjadi bencana tanah longsor hingga banjir bandang. Itu sebabnya keberadaan hutan sangat wajib dipertahankan.
Kemudian saat musim kemarau tiba, infiltrasi air hujan yang masuk ke dalam tanah membuat cadangan air di dalam tanah masih tersedia sehingga pada saat musim kemarau tiba, air masih ada sebagai mata air. Hal ini pernah saya saksikan di daerah wilayah binaan saya di Desa Cikarawang. Untuk area yang jauh dari pepohonan, sumur warga agak kering, mereka harus ke sungai untuk menghemat air. Sedangkan untuk area yang dekat dengan pepohonan rindang, mata air masih tersedia di sumur warga dan tempat pemandian umum yang dekat dengan mata air.
Selain manfaat di atas, hutan juga memberikan peran vital sebagai penyokong kehidupan dalam hal penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang mempengaruhi iklim global. Sudah menjadi kesepakatan secara global agar setiap negara mampu memberikan kontribusinya dalam penurunan emisi GRK. Nah, pepohonan yang ada di dalam hutan mampu menyerap gas karbondioksida (salah satu GRK) melalui proses fotosintesis. Dari proses tersebut dihasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Dari situ sudah jelas bahwa hutan sangat berperan sebagai penyokong kehidupan sehingga keberadaannya tidak boleh punah.
Keberadaan hutan juga berperan dalam mencegah proses penguapan air yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah serta penguapan air dari dalam tanaman melalui stomata (mulut daun). Pada hutan produksi yang menerapkan sistem agroforestry (pengelolaan antara tanaman penghasil kayu dengan tanaman agronomi) tentu hal ini sangat baik sebab mampu menghemat penggunaan air karena tanaman yang dibudidayakan tidak mudah layu.
Hutan juga mampu mempertahankan biodiversity, sebagai sumber plasma nutfah yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
2. Memberikan Nilai Ekonomi dan Mendukung Ketahanan Pangan
Hutan Produksi memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah memproduksi hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bahan baku industri. Seperti yang kita ketahui pepohonan yang ada di hutan menghasilkan kayu yang sering digunakan untuk bahan bangunan. Kayu tersebut juga dapat diolah kembali sebagai bahan baku kertas dalam bentuk pulp kayu dan lain sebagainya. Dari sini kita dapat melihat bahwa hasil hutan mampu memberikan nilai ekonomi bagi keperluan masyarakat.
Tidak hanya itu, hutan juga berperan dalam menyokong ketahanan pangan melalui agroforestry. Kesuburan tanah yang ada di hutan diperoleh dari dedaunan dan material hayati lain yang terdekomposisi. Tanah yang subur ini dapat dimanfaatkan dengan melakukan budidaya tanaman agronomi dengan tanaman penghasil kayu.
Praktik tersebut sudah dilakukan oleh Perum Perhutani dengan mengelola hutan di Pulau Jawa melalui sistem tumpang sari di bawah tegakan tanaman kayu/tanaman keras di hutan produksi dengan ditanami berbagai macam komoditas seperti tanaman semusim (padi, jagung, kedelai, singkong, dll), tanaman umbi-umbian, serta tanaman lainnya.
Pemanfaatan kawasan di areal hutan lainnya dalam mendukung perekonomian juga dapat dilakukan dengan melakukan budidaya lebah atau budidaya ulat sutera.
3. Jasa Lingkungan Hidup
Tidak hanya berperan vital sebagai penyokong kehidupan dan memberikan nilai ekonomi, hutan juga berperan dalam pemanfaatan jasa lingkungan di areal Hutan Produksi seperti pemanfaatan air dan alirannya, wisata alam, perlindungan keanekaragaman hayati, penangkaran satwa, serta penyelamatan dan perlindungan lingkungan. Hutan juga bisa menjadi sarana edukasi bagi generasi penerus agar lebih peduli terhadap bumi dan lingkungan.
Ancaman Terhadap Keberadaan Hutan
Di dalam Laporan Deforestasi Tahun 2015-2016 yang disusun oleh Damarraya et al. (2017) menyebutkan angka Deforestasi Netto yaitu perubahan atau pengurangan luas penutupan lahan dengan kategori berhutan pada kurun waktu tertentu dengan hasil sebagai berikut:
Tingginya deforestasi pada periode tahun 2014-2015 salah satunya disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan. Di dalam setiap periode, deforestasi mengalami peningkatan ataupun penurunan yang disebabkan oleh begitu dinamisnya perubahan penutupan lahan akibat aktifitas manusia dalam memanfaatkan lahan. Kita beruntung karena di tahun 2017, angka deforestasi berkurang dari tahun sebelumnya, hanya saja ancaman deforestasi tetaplah ada.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
1. Menjaga kelestarian lingkungan dan berkontribusi terhadap penanaman di sekitar
Melakukan penghijauan di sekitar lingkungan rumah turut membantu memberikan sumbangsih terhadap kelestarian alam. Kita dapat melakukan langkah sederhana konservasi di lingkungan rumah dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami oleh aneka tanaman seperti buah-buahan, sayuran, tanaman hias, tanaman obat, atau lainnya.
Meminimalisir penggunaan kertas (paperless) dan tisu juga merupakan salah satu bentuk sederhana dalam menjaga kelestarian hutan karena seperti yang kita ketahui bahan baku pembuatan kertas dan juga tisu berasal dari pepohonan di hutan produksi.
Selain itu, langkah sederhana lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, meminimalisir penggunaan kantong plastik, menghemat penggunaan energi terutama energi yang tidak dapat terbarukan.
2. Sebarkan semangat menjaga hutan dan bumi
Melakukan pelestarian alam secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menyebarkan semangat kepedulian dalam menjaga hutan dan bumi. Contohnya dengan ikut melakukan kampanye melalui media sosial atau ikut merayakan hari-hari tertentu terkait kelestarian alam seperti hari pohon sedunia, hari bumi, hari lingkungan hidup, dan lainnya.
Salah satu langkah yang saya lakukan dalam menjaga kelestarian hutan, bumi, dan lingkungan adalah dengan menuliskan beberapa artikel terkait informasi green lifestyle yang mencakup pertanian, kehutanan, dan lingkungan melalui blog ini yang bertajuk menghijaukan bumi melalui tulisan.
3. Bergabung dengan mereka: para penjaga hutan
Tertarik untuk terlibat dalam aksi menjaga kelestarian hutan secara langsung? Jika iya, kita dapat bergabung dengan organisasi atau lembaga yang bergerak dalam pelestarian hutan, salah satunya adalah Hutan Itu Indonesia.
Hutan Itu Indonesia atau HII yang berdiri sejak tanggal 22 April 2016 merupakan gerakan terbuka yang percaya akan kekuatan pesan-pesan positif untuk menumbuhkan rasa cinta kepada hutan Indonesia yang sangat berpengaruh pada kehidupan. Melalui gerakan tersebut, HII percaya bahwa semua orang dapat berkontribusi untuk menjaga hutan, dengan melakukan kolaborasi maka dapat mendorong adanya perlindungan hutan yang lebih baik untuk masa depan Indonesia.
Hutan Itu Indonesia memiliki impian menjadikan hutan sebagai identitas utama bangsa Indonesia yang hidup harmonis dengan hutan
HII melakukan gerakan dengan cara menyebarkan pesan-pesan positif bahwa hutan Indonesia itu kaya dan keren melalui cara yang kreatif dan menyenangkan. Wilayah jangkauan HII mencakup seluruh hutan di Indonesia baik itu hutan di berbagai pulau di Indonesia, maupun hutan kota yang ada di sekitar masyarakat urban, mulai dari hutan mangrove sampai dengan hutan hujan tropis.
Nah, jika kita tidak bisa berkontribusi secara langsung ke hutan yang jauh di sana, kita bisa bergabung dengan HII untuk menjaga hutan kota yang ada di sekitar.
Jadi, sudah paham kan ya bagaimana hutan sangat berperan bagi berlangsungnya kehidupan sehingga kita perlu menjaga kelestariannya. Ayo kita lakukan dari sekarang, mulai dari langkah yang paling sederhana namun mampu memberikan dampak. Salam lestari untuk bumi Indonesia!
“A nation that destroys its soils destroys itself. Forests are the lungs of our land, purifying the air and giving fresh strength to our people.”
“Bangsa yang menghancurkan tanahnya menghancurkan dirinya sendiri. Hutan adalah paru-paru negeri kita, memurnikan udara dan memberi kekuatan baru kepada orang-orang kita”.
Franklin D. Roosevelt
Sumber Informasi:
Anjani, H.P. 2016. Kamu Bisa Tahu Kepribadian Kamu dari Tempat Wisata Favoritmu, Lho!. https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/francisca-christy/tempat-tujuan-wisata-ternyata-menggambarkan-kepribadian-seseorang/full. [diakses tanggal 8 Juli 2018].
Damarraya, A., Meniy R., dan Netti M. 2017. Deforestasi Indonesia Tahun 2015-2016. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Departemen Manajemen Hutan IPB. 2018. Hutan Produksi: Pengertian, Jenis, Sebaran, dan Peraturan. http://manhut.fahutan.ipb.ac.id/2018/02/06/hutan-produksi-pengertian-jenis-sebaran-dan-peraturan/ [diakses tanggal 8 Juli 2018].
Mutiara, N., Adnin, D. dan Meniy, R. 2017. Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2016. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
[1] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Angka Deforestasi Tahun 2016-2017 Menurun. http://www.menlhk.go.id/siaran-78-angka-deforestasi-tahun-20162017-menurun.html [diakses tanggal 8 Juli 2018].
[2] Wibowo, A. dan A. Ngakolen Gintings. Degradasi dan Upaya Pelestarian Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/membalik-kecenderungan-degrad/BAB-III-3.pdf. [diakses tanggal 8 Juli 2018].
Hutan Itu Indonesia. https://hutanitu.id/
deddyhuang.com says
Wah menang ini… pakar banget haha keren mbak.
evrinasp says
Gugur di tengah jalan Koh ded wkwkwkwk gak dapet izin suami wkwkwkwk
Himawan Sant says
Templatenya baru ya,kak ?.
Keren deh .. 👍
Yok kita ikut mengkampanyekan kelestarian hutan. Stop penebangan hutan dan pembukaan hutan berlebihan.
Dimulai dari kegiatan kecil dulu, menghijaukan lahan pekarangan rumah kita agar orang lain tergerak ikut sadar pentingnya fungsi tanaman dan nantinya ikut tergerak mensuseskan program kelestarian hutan.
evrinasp says
Ini pakai plugin kok, template masih yg lama
Jogjacars says
Pengetahuan yang bermanfaat!
evrinasp says
Terima kasih
Joe Candra P says
aku juga suka banget jalan2 ke hutan, yang pasti dapat merefresh pikiran dari rutinitas sehari2 yah sist
evrinasp says
Hutan dan hijau, keduanya saya suka
liana says
wah keren sekali mbak artikelnya!
walau sebenernya aku anaknya ga beranian main ke hutan dan pastinya akan lebih pilih pantai hihi
artikel ini bikin aku melek banget dan nambah pengetahuan tentag hutan.
semoga menang ya mbak 🙂
evrinasp says
Makasih atas doanya mbak, tapi say sudah gugur di tengah jalan karena tidak diizinkan suami untuk lanjut
Liana says
yah mbak ev, baru baca komen ini.
antara sedih atau mau ketawa ini wkwk aku pernah denger cerita ini pas kita keretaan ke dewaweb >.<
evrinasp says
hehehe inget ya
Jalan-Jalan KeNai says
Suami saya banget, deh. Dia paling malas kalau diajak jalan-jalan ke pantai. Makanya wisata ke pantai masih bisa dihitung dnegan jari hehehe. Semoga hutan kita semakin terjaga, ya. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi? 🙂
evrinasp says
Iya mbak kalau bukan Kita yg jaga, gimana nanti nasib generasi penerus bangsa
Capungmerah says
Setuju saya kalau Hutan sebagai penyokong kehidupan. Miris sekarang lihat hutan kiri-kanan pada gundul…
evrinasp says
Iya apalagi di bogor juga sudah sangat berkurang area hijaunya, miris banget deh
Ramadani Idaham says
Haduhh panjang banget neng, pas nih bikin makalah lingkungan hidup hehe, gua juga setuju sama menjaga hutan dan menjaga hati gebetan ckck
evrinasp says
Hahaha iya deh
Rhoshandhayani KT 💕 says
Iya, kalau hutannya habis, ya sungainya kering, airnya gak ada
kalau airnya gak ada, yaaa gimana
lahwong air menjadi kebutuhan utama kita
maka konservasi air itu ya terkait dengan konservasi hutan
dan yang jaga hutan itu bukan cuma orang hulu, tapi ya sebisa mungkin orang hilir juga berkontribusi untuk menjaga hulu. biasanya sih dengan membayar iuran. atau apa yaa, yang sekiranya orang hilir bisa bergerak juga
evrinasp says
Iya mbak bisa bergabung dengan gerakannya atau ikut berdonasi untuk program penggerakan konservasi
Nyi Penengah Dewanti says
Udah lama nggak ke Hutan, kangen hutan.
Terimakasih telah mengingatkan kembali mba Ev
evrinasp says
Sama2 semoga bermanfaat ya
Primanola Perdananti says
gerakan ini perlu banget untuk dibantu dalam penyebarluasannya, aku dukung banget! jangan sampe generasi di masa yang akan datang kalo ditanya pilih jalan-jalan ke hutan atau ke pantai, jawabannya malah pilih jalan-jalan ke mal atau pilih nonton konser boy band korea 🙁 bermanfaat banget sharingnya, thank you mba evrina 🙂
evrinasp says
Semoga bermanfaat ya, yuk Kita Cintai Alam dan lingkungan
Agri says
Kalau naik gunung Rinjani lewat sembalun, panas serasa di pantai..
evrinasp says
Asik ya, saya juga suka banget sama gunung Rinjani