Last Updated on September 22, 2019 by evrinasp
“Ev, kok ‘gak naik gunung lagi?” tanya seorang teman pada suatu acara.
“Iya nih belum naik lagi, sudah kangen juga sama gunung” jawab saya datar.
Sepertinya itu adalah pertanyaan yang kesekian kalinya ketika berjumpa dengan teman yang memang jarang bertemu. Maklumlah selama tiga tahun kemarin saya memang sedang aktif mendaki, jadi image sebagai pendaki melekat deh di tubuh yang mungil narsis ini. Sayangnya sejak satu tahun belakangan ini aktivitas untuk naik gunung sudah mulai berkurang karena kesibukan di kantor. Baik di kantor pak suami dan kantor saya sendiri sama-sama sibuk sehingga meluangkan waktu untuk aktivitas outdoor yang menyita waktu serta tenaga jadi terbaikan. Ditambah dengan Tim Elang yang merupakan teman main ke gunung sekarang juga sudah punya kesibukan masing-masing. Maklum dulu kan banyak yang single, sekarang rata-rata sudah double sehingga untuk hiking bersama lagi jadi agak susah deh.
Tetapi bukan berarti saya sudah tidak ke gunung sama sekali. Meskipun judulnya bukan hiking, saya tetap mengunjungi beberapa gunung wisata yang dapat dilalui dengan santai bersama keluarga. Seperti kemarin saat jalan-jalan ke Gunung Kelud di Kediri Jawa Timur, lalu ke Gunung Parang Endah di Purwakarta yang ternyata seru juga walaupun judulnya gunung wisata. Itu tidak mengapa, yang penting kerinduan akan berada di ketinggian sedikit terobati.
Memangnya kenapa sih Ev kok suka banget untuk naik gunung? Duh bagaimana ya menjelaskannya. Bagi saya gunung itu sangat menarik, saya selalu sumringah dan sangat euphoria ketika berjumpa dengan gunung. Rasanya mereka indahhhh banget sampai rasanya ingin memeluk gunung.
Untuk menggapai puncaknya itu butuh perjuangan dan itu adalah salah satu kenikmatan ketika naik gunung. Saat saya sudah berhasil mencapai puncaknya, rasa bahagia dan penuh syukur tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Pokoknya terharu deh karena dapat menyaksikan hamparan alam ciptaan Allah. Apalagi naik gunungnya bersama dengan teman-teman seperjuangan, suka dan duka dirasakan bersama sehingga kami bisa menorehkan kenangan indah yang hingga sekarang masih sering dibahas di dalam grup.
Teman kantor saya saja yang tadinya tidak terlalu suka gunung, sekarang malah jadi ketagihan untuk naik gunung lagi lho. Awalnya saya mengajaknya untuk mendaki Gunung Prau di Wonosobo, setelah itu dia ingin naik gunung lagi karena menurutnya sangat mengasikkan.
Kemarin dia bertanya, sebagai hijabers supaya saat naik gunung tetap terlihat girly enaknya bagaimana. Sebenarnya sih saya juga tidak terlalu memperhatikan kostum khusus ketika naik gunung. Tetapi ada beberapa hal yang saya persiapkan agar sebagai hijabers tetap bisa menjadi pendaki gunung yang cantik *eheummm, seperti yang saya lakukan berikut ini:
- Pilih warna pakaian yang berwarna terang termasuk peralatan hiking seperti tas carriernya. Kalau saya suka dengan warna merah atau pink saat mendaki gunung. Gunanya untuk apa? pertama, agar kalau difoto menjadi kontras dengan warna background pegunungan yang berwarna biru dan hijau. Kedua, agar mudah terlihat oleh orang lain sehingga mencegah kalau tiba-tiba misalnya kita kesasar *naudzubillah. Dan yang ketiga, warna terang itu membuat aura girly keluar lho, saya sudah membandingkan ketika memakai baju warna hitam, jadi agak terlihat tomboy gitu jika memakai warna hitam. Kalaupun ingin memakai warna gelap, usahakan atribut lainnya lebih berwarna ya.
- Gunakan pakaian yang nyaman untuk bergerak. Kalau saya suka memakai bahan kaos agar mudah menyerap keringat. Tetapi ada kekurangannya sih, bahan kaos yang menyerap keringat dapat membuat dingin tubuh ketika melakukan pendakian malam hari atau pagi hari, sehingga kalau pakaiannya sudah basah oleh keringat harus cepat diganti. Untuk pemakaian kerudung juga disesuaikan, pilih bahan yang mudah dibentuk dan tidak terlalu ribet ketika memakainya. Nah kalau mau mencari gambaran tentang pakaian sport terutama bagi hijabers yang cocok untuk mendaki, sekarang sudah banyak tersedia secara online, tinggal searching saja.
- Pemilihan alas kaki, sebaiknya menggunakan sepatu gunung, bukan sandal gunung. Pilihlah sepatu khusus wanita agar benar-benar nyaman di kaki. Sudah banyak kok yang menjual sepatu gunung khusus wanita, warnanya juga imut khas wanita.
- Gunakan aksesoris jika diperlukan, seperti buff yang bermanfaat sebagai pelindung kepala, masker, penghangat leher, dan lain-lain. Sekali lagi pilih motif yang tidak terlalu norak dan pilihlah yang berwarna girly dan berwarna ya.
Paling segitu saja yang saya persiapkan ketika mendaki gunung agar tetap terlihat aura girlynya. Jangan lupa untuk membawa perlengkapan ibadah yak arena walaupun berada di alam terbuka, kita masih bisa untuk beribadah kok. Oh iya, jangan lupa membawa kosmetik supaya saat berada di puncak tetap cantik *halah.
So, kapan mau naik gunung lagi? insyaaAllah niat untuk mendaki masih tetap ada hingga saat ini. Tinggal menunggu waktunya nanti, sekarang sabar dulu menjalankan apa yang ada di hadapan mata. Soalnya mendaki gunung itu tergantung niat kok, umur tidak menjadi masalah. Saya sudah melihat sendiri pasangan suami istri yang lebih tua dari pada saya tetapi berhasil mencapai puncak meskipun mungkin kecepatannya tidak seperti anak-anak muda.
Semoga nanti kerinduan akan gunung ini lekas terobati sehingga blog evventure.com juga jadi bertambah lagi tulisan tentang gunungnya hehe. Demikianlah curhatan saya kali ini, sesekali menulis ringan jangan yang serius terus supaya jiwa tetap sehat hehe. Salam lestari.
Dhanang Sukmana Adi says
keren deh mbak..ak suwe ra munggah gunung..
kecuali gunung anu…hahah
evrinasp says
yo podo wae, aku yo wes suwe gak menggunung nih
Anggara W. Prasetya says
Nanjak aja mbak.. Mumpung udah masuk kemarau hlo..
Pemandangannya bekal lebih bagus ntar.. hehe
Btw.. 2 foto terakhir Gn.Sumbing.. Trs foto pertama gunung mana ya..? Kelud kah..?
evrinasp says
iya itu di Kelud, harusnya sih pas kemarau gini naik gunung lagi ya, tapiii belum bisa
Fanny F Nila says
Akupun kalo disuruh milih gunung ato pantai, pasti pilihannya gunung mba. Ntah kenapa ya, berada di ketinggian itu lbh menarik drpd di dlm air. Pandangan kita jd jauuuuh lbh luas, berasa banget kecilnya di hadapan pencipta. Alasan kedua sih, krn gunung lbh sejuk drpd pantai hihihi, dan aku jg ga bisa berenang :p
evrinasp says
wuihhh tosss mbak, ku suka gunung juga mbak, aku gak terlalu suka pantai karena sama gak bisa berenang haha
Nasirullah Sitam says
Waktunya naik lagi mbak ahhahahha.
Aku malah sudah sangat lama nggak naik gunung
evrinasp says
belum nih, hiksss, gunung wisata aja dulu deh
Ramadani Idaham says
Yapp…alas kaki perlu diperhatikan, gua juga sering naik gunung, cuman itu dulu, sebelum negara api mulai menyerang hehe
evrinasp says
jiahhhh berarti sama-sama alumni kita nih haha
Abu Alifa says
Jadi penasaran gimana si rasanya naik gunung, seumur-umur belum pernah naik gunung yg tinggi-tinggi 🙂
evrinasp says
rasanya bikin nagih deh, sayang nih tenaga lagi pas-pasan sekarang
ardanita says
duh keren , udah pernah mendaki rinjani belum kak ?
evrinasp says
sudah dong, alhamdulillah
windy says
wahhh ,, semangat terus kak ,
dakilah semua gunung di negeri kita ini,
ak jg suka mendaki tapi waktunya yg sering ngga ada
evrinasp says
belum mendaki lagi nih, hikssss
Jalan-Jalan KeNai says
Saya setuju dengan semua poinnya terutama yang alas kaki. Suami saya ketat dalam hal ini. Harus pakai sepatu, jangan sandal meskipun sandal gunung. Pernah kejadian, waktu lagi jalan ke danau sama suami, trus saya menginjak pecahan kaca. Kata suami, untung pakai sepatu karena kalau pakai sandal gak menutup kemungkinan pinggiran kaki bakal kena. Sama kalau bisa jangan pakai jeans. Susah keringnya kalau basah. Berat pula kalau kena air
evrinasp says
iya jangan pakai jeans itu sangat tidak dianjurkan, kalau sepatu gunung buat saya wajib mbak demi keamanan
wisnutri says
Sepatu gunung, pengen banget nyoba ‘naik’ pakai sepatu gunung–tapi belum kesampaian. Kemaren-kemaren cuma pakai sendal gunung doang. Maklum, punyanya masih sendal. Haha…Tapi kalau masalah warna pakaian yang mencolok, nggak cuma berlaku buat pendaki cewe aja sih menurutku mbak. Cowok pun begitu 😀
evrinasp says
pakaian mencolok seperti merah bikin kita keliatan kalau difoto *halah, dulu pas pertama kali menggunung pakainya sendal gunung, ternyata lebih enak dan lebih save pakai sepatu gunung
Suryani Palamui says
Aku dari dulu beberapa kali sih diajakin naik gunung tapi ngga pernah mau karena lebih suka kalo diajak ke pantai. Tapi aku suka salut gitu lho mba sama cewek2 yang suka naik gunung. Keren banget gitu kelihatannya. 🙂
evrinasp says
aku lebih suka gunung daripada pantai karena lebih sejuk, cuma ya itu perjuangan banget buat ke sana 😀
Liana says
wih, aku yg udah berwacana mau naik gunung dr tahun lalu belum terealisasi juga mbak sampai skrng.
semoga bisa disegerakan, dan makasih tipsnya bisa ku-aplikasikan juga nanti kalau bisa berangkat naik gunung 🙂
evrinasp says
hehe iya sama2 mbak, sama kok saya sudah lamaaaa banget belum naik gunung lagi, hikssss
Rudi Chandra Sambas says
Jadi kangen ama udara gunung.
Udah setahun ini belum naik gunung soalnya.
evrinasp says
saya sudah lama banget, terakhir awal 2017 kayanya
Cikasur says
Ayoo naik gunung lagi mbakk
evrinasp says
Haha pinginnya sih gitu, tapi entah kapan bisa lagi ke sana
Empritkaji says
Wah indah sekali…ingin rasanya berkunjung ke situ naik gunung…
evrinasp says
Boleh, ayo Naik gunung it asik lho
Zalfaa Azalia says
Semoga bisa balik mendaki lagi yaa mba untuk mengobati rasa rindunya pada gunung hehe.. Memang, kalau liat-liat view saat mendaki itu mashaallah kerennya! Meski saya sendiri belum pernah sih hehe, liat2 aja foto teman2 yg pernah mendaki dan keliatannya seru juga..
evrinasp says
Aamiin makasih ya. Kalaupun belum bisa saat ini, mungkin tahun2 depan kemudian bisa ke gunung lagi walau bukan gunung2 tinggi
kursus online says
Saya paling suka liat cewek naik gunung,keren banget. Pas saya nyoba, wuiiihh berat bangeet. Nafas senin kemis, hahaha… Salut buat cewek yang gemar naik gunung. Pasti hepi banget.
evrinasp says
itu waktu saya masih muda dulu mbak, sekarang ya sudah lama gak naik gunung, hiksss
Veli says
Lama nggak naik gunung gara-gara gunung pada tutup karena pandemi. Ada yang tau gunung yang sudah buka?
evrinasp says
Duh saya juga kurang tau Karena sudah lama belum Naik hung lagi