Dalam dua minggu ini saya akan bepergian sebanyak tiga kali, itu artinya saya harus melakukan packing sebanyak tiga kali pula. Jujur saja, saya agak kurang suka dengan urusan packing ini karena saya tidak ahli mempacking. Biasanya barang yang sudah saya packing dalam satu tas akan saya keluarkan lagi untuk mengecek kelengkapan hingga berkali-kali, dan ini membuat saya pusing sendiri. Saya pernah lho menangis karena diledek teman lantaran tidak bisa packing karena katanya itu pekerjaan mudah masa saya tidak bisa. Ya maklum sajalah saya bukan tipe yang rapi dalam urusan packing ini. Inginnya ketika bepergian cukup simple saja, hanya membawa satu tas ransel kemudian berangkat deh.
O iya, saya lebih sering menggunakan tas ransel untuk bepergian ditambah satu tas kecil untuk benda-benda yang penting. Saya lebih nyaman menggunakan ransel karena simple. Tetapi adakalanya saya menggunakan koper jika memang diperlukan, hanya saja tas ransel tetap jadi pilihan pertama. Saking seringnya menggunakan ransel, saya tak sadar kalau di rumah ada tas ransel yang jumlahnya cukup banyak. Jika dihitung ada 10 buah tas ransel dan satu buah carrier. Sebanyak lima buah tas ransel sudah saya berikan kepada saudara lantaran lemari penyimpanan sudah tak muat lagi. Sekarang hanya tersisa lima yang digunakan bergantian berdasarkan banyaknya barang.
Balik lagi ke urusan packing. Saya menggunakan ransel untuk bepergian kali ini. Pertama untuk keperluan diklat karena harus membawa laptop dan kamera, maka saya menggunakan tas ransel yang paling besar. Kedua, untuk pergi ke Semarang, karena hanya dua hari saja maka saya menggunakan tas ransel yang berukuran sedang. Dan terakhir untuk pergi ke Merbabu, tentunya menggunakan carrier. Ketiga tas tersebut sudah keluar dari tempat penyimpanan dan sudah berjejer rapih untuk diisi. Hanya carrier saja yang belum lengkap isinya karena masih cukup waktu untuk packing ulang.
Untuk orang yang tidak ahli packing seperti saya, saya memerlukan tahapan khusus agar barang-barang yang diperlukan dapat terangkut sesuai kebutuhan. O iya packing ini untuk kita yang menggunakan transportasi umum ketika bepergian ya, kalau membawa kendaraan pribadi maka tidak terlalu repot untuk memaksimalkan packing. Berikut langkah-langkah saya dalam melakukan packing:
1. Membuat list perlengkapan yang harus dibawa. Karena saya akan pergi sebanyak tiga kali, maka saya membuat list sebanyak tiga lembar.
2. Kumpulkan perlengkapan yang dibutuhkan kemudian lakukan cek list. List perlengkapan yang sudah tersedia akan langsung saya coret jika barangnya sudah ada, dan akan saya berikan keterangan jika memang belum tersedia.
List perlengkapan yang saya buat3. Susun perlengkapan berdasarkan tingkat kepentingan. Misalnya pakaian ganti yang tidak terlalu urgent, maka dapat diletakkan pada bagian bawah atau paling dalam. Sedangkan perlengkapan seperti smartphone dan dompet diletakan pada tas kecil khusus yang kita gunakan.
4. Sediakan plastik dan gunakan plastik untuk menutupi perlengkapan yang penting. Ini bermanfaat untuk melindungi perlengkapan kita jika terjadi hujan. Contohnya saja pada pakaian, pakaian yang kita bawa akan terlindungi pada saat hujan jika di masukkan ke dalam plastik. Ketika naik gunung, plastik adalah hal yang wajib dibawa. Fungsinya untuk melindungi beberapa perlengkapan dari hujan. Sebelumnya carrier sudah dilapisi trash bag terlebih dahulu, kemudian perlengkapan yang harus terhindar dari basah dimasukan ke dalam plastik secara sendiri-sendiri seperti pakaian ganti dan sleeping bag. Cara ini juga memudahkan pada saat pengambilan karena tidak mungkin kita membongkar isi carrier pada saat perjalanan. Untuk packing carrier sendiri, ada aturannya lho.
5. Usahakan agar perlengkapan yang kita bawa tidak voluminous dan dapat mengisi setiap ruang yang ada. Biasanya perlengkapan yang paling memakan tempat adalah pakaian. Untuk memaksimalkan space, kita harus melipatnya serapih mungkin. Kalau saya seringnya menggulung pakaian yang saya bawa agar tidak melebar kesana-sini. Cara ini cukup memberikan space bagi perlengkapan yang lain.
6. Lakukan pemeriksaan ulang sebelum dipacking semua agar tidak ada perlengkapan yang tertinggal.
Seharusnya langkah-langkah tersebut cukup membuat saya rapih dalam melakukan packing, tetapi tetap saja saya merasa pusing. Saya perlu dua-tiga hari untuk menyelesaikan packing lho, dan kalau sudah selesai rasanya lega. Tetapi selama ini belum pernah sih ada yang ketinggalan, hanya saja masih kurang rapih dalam penyusunan.
Kalau ada tips untuk melakukan packing yang simple tetapi maksimal, silahkan share di sini ya. Saya perlu banget nih saran dari teman-teman. Terimakasih ya.
rahmiaziza says
Tas ransel bawanya lebih enak ya mak, tapi semenjak punya anak udah jarang nih pake ransel aku, lebih sering pake tas baby hehehe
evrinasp says
ransel masih aku pake mbak sampai sekarang, alfi juga tak beliin ransel, ransel dari Mak Irits bermanfaat banget lho
Keke Naima says
kalau urusan packing juga saya masih banyak belajar banget. Belajarnya sama suami hihihi
evrinasp says
hehe, saya juga sama kok mbak, masih minta suami untuk bantu packing soalnya dia lebih rapih
Melly Feyadin says
Aku jarang ngelist klo bepergian ๐
Tp memang klo naro sesuatu di tas lgs dibungkus2 gitu, jd ga ngebongkar semua isi tas, dipisahin barang2 yg urgent dan nggak.
evrinasp says
iyah itu penting banget, plastiknya dibedain warnanya biar ketauan pas ngambil
Dwi Puspita Nurmalinda says
mantap dah tipsnya..tips mencatat barang bawaan ๐
evrinasp says
iya kalo gak gitu bisa ketinggalan lho dwi
Lusi says
Waaah ribet juga ya hahahaaa…. Aku biasa lempar aja semua ke koper. Baru tiga bulan lalu ada carrier besar dirumah krn anakku mau kemah & dia malu bawa tas baju .
evrinasp says
haha, betul kalo kemah asiknya pake carrier mbak, kalo pake tas biasa gimana gitu rasanya
Arifinda D. Putri says
duh besar-besar ya. aku mah lemah apa atuh bawa segitu ๐
evrinasp says
haha mbak bisa aja, tapi aslinya gak berat kok