Last Updated on September 23, 2019 by evrinasp
Si tomboy, siapakah itu? ya saya sendiri.
Jika teman-teman sudah lama mengenal saya atau hampir setiap hari bertemu dengan saya pasti sudah tau deh mengapa saya disebut sebagai ibu-ibu yang tomboy. Meskipun sudah memakai kerudung berwarna pink ditambah dengan lipstick berwarna pink juga, tetap saja kesan tomboy masih melekat di dalam diri saya.
Sebelum membahas lebih lanjut, saya mau menceritakan dulu beberapa kondisi yang pernah saya alami terkait image tomboy tersebut.
Kondisi 1: bertemu seorang teman setelah saya berhasil mencapai puncak Gunung Rinjani
Teman (T): “Mbak Ev, perkasa banget sih bisa sampai puncak gitu”
Evrina (E): “Hehe…iya itu juga susah payah banget lho”
Saat itu saya merasa antara senang dengan bingung karena disebut perkasa, soalnya perkasa itu bukankah identik dengan laki-laki ya?.
Kondisi 2: sedang isi bensin motor di SPBU
E: “Pertamax 20 ribu ya”, sambil menyerahkan uang 50 ribu rupiah
Petugas SPBU: “Ini kembaliannya mas”
Petugas SPBU itu mengembalikan uang tanpa melihat wajah saya. Lalu setelah beberapa detik baru deh dia sadar kalau dia sudah salah panggil setelah melihat wajah saya.
Petugas SPBU: “Eh maaf kirain laki-laki mbak”
E: no comment langsung menyalakan motor dan pergi
Kondisi 3: Pakai seragam baru dari kantor, seragamnya berupa setelan rok, saat itu saya memesan setelan rok karena biasanya yang digunakan adalah setelan celana.
Senior (S): “Pegawai baru ya?”
E: “Maksude piye pak?”
S: “Tumben pakai rok, asa beda (terlihat beda)”
E: no comment lagi, sambil tepok jidat
Dari ketiga kondisi tersebut, saya sadar kalau ternyata kesan tomboy ini benar-benar sudah melekat di dalam diri. Habis mau gimana lagi, hawong kerjaan saya sehari-hari blusukan ke lapangan yang menuntut supaya saya stay strong layaknya para pria.
Eh tapi, ada teman kantor yang tetap feminin memakai rok ketika ke sawah. Bahkan teman saya tersebut tetap konsisten mempertahankan pakaiannya pada saat menanam padi. Atasan saya yang sebelumnya juga sama, ke mana-mana tetap berpenampilan layaknya muslimah pada umumnya, menggunakan hijab sesuai dengan syariat atau banyak orang yang mengatakan dengan istilah syar’i.
Lalu saya ingat bahwa menyerupai laki-laki itu tidak boleh karena tidak sesuai dengan kodratnya.
Tidak masuk golongan kami para wanita yang menyerupai diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupai diri dengan kaum wanita”
(HR. Ahmad)
Begitu sebuah hadist shahih mengatakan. Sayapun mulai berpikir untuk mengubah citra tomboy menjadi lebih feminin, mungkin tidak secara langsung tetapi bertahap.
My #Journeytosyari: Bermula dari Keinginan untuk Lebih Feminin
Mengubah citra diri dari wanita tomboy menjadi feminin mulai saya lakukan secara bertahap. Awalnya saya masih menggunakan celana dengan pakaian atasan yang panjang hingga menutupi lutut. Lalu ketika menggunakan jaket, saya akan memilih jaket yang lebih terlihat sisi kewanitanya untuk digunakan pada saat motoran, dan mengganti tas ransel dengan bentuk serta warna yang lebih feminin.
Saat itu saya masih menganggap bahwa menggunakan rok ketika beraktivitas pasti agak ribet sehingga saya tetap memilih memakai celana dengan atasan yang panjang. Pakaian tersebut saya gunakan saat bekerja, ketika jalan-jalan, atau menghadiri suatu acara karena menurut saya akan lebih nyaman untuk bergerak.
Hingga akhirnya seorang teman di kantor bernama teh Ani Apriani (makasih ya teh) mengatakan begini: “Evrina tuh bagus lho kalau pakai rok, keliatan lebih tinggi”.
Dari situ saya jadi penasaran, apa benar dengan apa yang dikatakan oleh teh Ani?. Lalu saya iseng mencoba untuk memakai rok ketika bekerja. Eh ternyata kok asik ya, tidak ribet, malah menyenangkan saat menggunakan rok.
Sambil iseng, saya mengatakan keinginan untuk mencoba menggunakan rok kepada pak suami. Pak suami langsung geleng-geleng kepala karena sebenarnya dia sudah mengatakan sejak dulu agar saya lebih feminin. Akhirnya dengan senang hati diapun sangat mendukung keinginan istrinya yang ingin mengubah diri sesuai dengan kodratnya.
Rok hitam abu-abu menjadi rok pertama yang saya miliki setelah berstatus sebagai ibu-ibu. Terkadang kalau sedang jalan-jalan atau menghadiri suatu acara, rok tersebut sering saya gunakan berpadu dengan atasan kaos. Lalu lama kelamaan tanpa sadar jumlah rok yang saya miliki saat ini sudah bertambah lho menjadi empat buah, Alhamdulillah.
Tahapan Selanjutnya: Dari Feminin Menuju Syar’i
Setelah belajar menjadi feminin, saya mulai belajar untuk mengenakan pakaian muslimah yang syar’i meski hingga saat ini masih terseok-seok hehe. Saya memakainya pada kondisi tertentu, saat bekerja saya masih menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
Pakaian muslimah yang syar’i itu yang bagaimana sih? Tentunya yang sesuai dengan syariat islam, mengikuti aturan dari Allah swt, cmiiw ya. Dari hasil penelusuran di dunia maya, saya mengetahui bahwa pakaian muslimah yang syar’i itu gambarannya seperti ini:
- Menutupi keseluruhan aurat wanita kecuali yang memang boleh ditampakkan seperti wajah dan telapak tangan.
- Tidak memperlihatkan lekuk tubuh termasuk ketika mengenakan kerudung maka harus menutupi dada.
- Menggunakan bahan yang tidak transparan.
Jika melihat ketiga kriteria tersebut, pakaian muslimah yang paling enak untuk dikenakan bisa berupa atasan dengan bawahan rok atau menggunakan gamis.
Saya sudah mulai menyukai gamis nih 😀
Nah, sekarang saya lagi suka mengoleksi gamis nih. Itu juga masih gara-gara teh Ani yang lagi-lagi “ngomporin” saya untuk menggunakan gamis. Katanya kalau saya pakai gamis jadi terlihat lebih cantik dan feminin. Sepertinya saya harus dipuji dulu ya supaya mau pakai baju yang sesuai syariat. Jadi niatnya karena Allah atau karena ingin dipuji Ev? Ya pinginnya memang karena mengikuti syariat, doakan saja karena saya masih belajar.
Kegemaran saya menggunakan gamis mulai terbentuk saat mengikuti perjalanan ke Jepang bersama teh Ani. Waktu itu saya menanyakan kira-kira pakaian apa yang akan digunakan ketika di Jepang mengingat saat itu masih musim dingin. Teh Ani kemudian menyarankan agar menggunakan gamis saja supaya bebas bergerak. Akhirnya saya mengikuti saran teh Ani tersebut dan saya berhasil mencetak rekor sebagai perjalan pertama saya dengan tampilan syar’i. Horeee alhamdulillah.
Bagaimana rasanya ketika traveling mengenakan pakaian gamis yang syar’i? Saya pikir awalnya bakalan ribet, tapi setelah dikenakan kok rasanya lebih enak, lebih luwes, lebih adem, dan membuat saya terlihat lebih cantik (‘gak apa-apa ya muji diri sendiri).
Saat berlarian mengejar kereta, berlarian mengejar bis, hingga main salju dengan menggunakan gamis rasanya menyenangkan sekali. Terlihat lebih anggun, feminin, dan lebih nyaman. Saya suka banget pokoknya.
Sejak itu, saya jadi suka mengumpulkan gamis untuk digunakan pada berbagai kesempatan. Iya saya masih belum mengenakan gamis setiap saat karena masih menyesuaikan dengan kondisi namun berusaha agar tetap syar’i.
Tampil feminin, memakai rok, hingga berpakaian gamis, menjadi beberapa langkah dalam #journeytosyari versi saya. Sebenarnya tidak hanya dari segi fisik saja sih, teutama hati juga harus sudah syar’i dengan menjalankan ketentuan yang sudah diberikan oleh Allah swt.
Sambil memperbaiki diri, saya selalu berdoa agar si tomboy yang sedang belajar syar’i ini dapat terus mendapatkan petunjuk dari Allah swt. Semoga nanti benar-benar menjadi muslimah yang sesungguhnya ya. Mohon doanya teman-teman.
Rica sevtia says
Salut kak, aku sendiri suka travelling pake rok ehehe, sebenernya pingin banget gamisan, tapi apalah daya kalau mau dapet gamis nabung dulu ehehe. Pingin bangettt travelling ke luar negri mashaallahhh
evrinasp says
Aamiin semoga tercapai ya. Pakai gamis enak kok, gak ribet
herva yulyanti says
mba Ev ku juga saat ini lagi mau kumpulin gamis 🙂 semoga istiqamah hehe emang nyaman banget pake gamis ya mba
salfok sama bannernya keren ih muslimah traveler ^^
evrinasp says
Haha iya aku jugaaa ngerasain enak pakai gamis, dulu imagenya ribet gitu,ternyata enggak ya
apri ani says
Emang beneran ko ev, pake gamis terlihat lebih bercahaya ( kalau berdiri di depan lampu, wkwkwk.. becanda deh)… tapi emang jadi lebih cantik ko, kalau liat eev pake gamis atau rok dibandingkan pake celana panjang mah, jadi muslimah sejati gitu ^_^ … Semangaattt !!
evrinasp says
Iya Bismillah teh, menyesuaikan kondisi
maya rumi says
alhamdullilah, senang banget bacanya, ada temen lagi yang sama-sama lagi belajar hijab syar’i.
share sedikit yah mbak evrina, aq berhijab sejak 2011 dan sejak itu memutuskan untuk tidak memakai celana bahan/jeans mengganti penampilan dengan rok, dress atau gamis sampe sekarang alhamdullilah gak pernah lagi beli celana bahan/jeans tapiiii… kalau lagi olahraga masih belum nemu outfit yang cocok, karena nyaman memang pakai celana training tapi menghindari banget pake legging.
semoga selalu istiqomah yah mbak evrina ^__^
evrinasp says
Makasih ya, aku masih pakai celana night menyesuaikan kondisi, tapi InsyaaAllah bakalan dikurangi
Martha says
Beneran cantik dan anggun kok kalo pake gamis. Semangat mbaa
evrinasp says
Terima kasih ya
evrinasp says
Hehe makasih ya
ilham sadli says
stylish boleh, tapi Syari itu wajib. Kalau bisa tampil stylish dan tetap syari itu baru the best
evrinasp says
Tinggal memadukannya ya
innaistantina says
gamisku juga masih itu lagi dan itu lagi mbaaa, xixiixiii. saksesss ya mb lombanya, semoga bisa nyusul si asus! *pinjem dong asusnya* #eh
evrinasp says
Haha yang ini kurang beruntung, tapi tetap suka gamis 😁
Zizy Damanik says
Sekarang terlihat lebih cantik, anggun dan feminin dengan gamis.
Memang gamis itu bikin lebih leluasa, dengan bahan yang nyaman dan longgar tidak bikin sesak.
Saya juga sekarang lebih suka pakai bahan yang nyaman. Kurang suka lagi pakai jeans atau yang terlalu ketat….
evrinasp says
Iya mbak, saya juga sudah tidak terlalu suka pakai jeans, rasanya pengap aja
Siti Faridah says
Mbak Ev, anggun kalo pakai gamis. Ih seru ya travelingnya…tetap lincah dan gesit walau pakai rok panjang.
evrinasp says
Hehe iya ternyata asik juga pakai gamis, aku jadinya koleksi gamis di rumah
widyanti yuliandari says
Sampai saat ini aku masih amat jarang pake yg rok2an gitu. Wkwkwk. Entah kenapa, bawaannya mau lari2 terus soalnya. Entah kapan nih bisanya 😀
evrinasp says
Aku lagi suka mbak, soale jadi lebih feminim hehe
Naqiyyah Syam says
Masya Allah, aku senang dengan penampilan Mbk Ev sekarang, makin cantik dengan stelan syar’inya. Emang kece barokallah, Mbk
evrinasp says
Doakan semoga istiqamah ya
Hadi Kurniawan says
Ternyata stylist dipadukan dengan gaya yang syari tetap keren juga ya. Tinggal pinter² kombinasiinnya aja dan tetap harus pede ya mbak. Hehe
evrinasp says
hehe iya, waduh makasih sudah mampir ke tulisan curcol ini