Satu bulan yang lalu tepatnya pada tanggal 27 Oktober 2015, saya ditugaskan untuk mengikuti Lomba Pengucapan Panca Prasetya Korpri mewakili kantor. Ini merupakan kedua kalinya saya mengikuti lomba sejenis. Karena belum menang, maka tahun ini saya diikut sertakan lagi. Kemudian hasilnya bagaimana? Alhamdulillah belum menang juga hehe. Saya pribadi senang saja diikutkan lomba, tapi kalau sudah tidak menang mbokyo diganti yang lain, supaya siapa tau dengan digantikan oleh orang lain akan memetik kemenangan hehe *maunya*. Tapi ada beberapa manfaat yang saya dapat ketika mengikuti lomba ini termasuk mengetahui kriteria apa saja yang diinginkan juri agar kita bisa keluar sebagai pemenang. Nanti akan saya uraikan lebih lanjut ya.
Sudah pada tau kah Korpri itu apa? Korpri merupakan kependekkan dari Korps Pegawai Republik Indonesia, jadi semacam korpsnya para pe en es layaknya korps tentara. Sebenarnya sekarang tidak ada lagi istilah pns karena sudah diberlakukan Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), hanya saja sampai saat ini belum diimplementasikan. Saya sangat menunggu lho implementasi ASN ini supaya kinerja para pe en es termasuk saya dapat diukur sesuai dengan apa yang dikerjakan.
Nah, balik lagi ke persoalan lomba meskipun namanya adalah pengucapan, tapi ini semi militer. Artinya sikap baris-berbaris layaknya tentara juga harus diperhatikan. Sekarang langsung saja ya criteria apa saja yang memungkinkan seorang peserta bisa memenangkan lomba panca prasetya korpri ini. Berikut adalah criteria yang diinginkan dewan juri:
- Kerapihan pakaian
Baik Pria maupun wanita menggunakan seragam korpri berwarna biru dengan celana biru dongker. Kemudian menggunakan sepatu hitam dan kaus kaki hitam. Sepatu yang digunakan adalah sepatu pantofel dengan ketinggian hak 3 cm. Kemarin saya menggunakan ankle boots saja karena lebih nyaman ketimbang pantofel. Sepatu ini juga saya gunakan sehari-hari ketika sedang berada di kantor. Kemudian bagia wanita yang berkerudung harus menggunakan kerudung putih. Ingat ya kerudung putih karena masih ada yang memakai kerudung biru dongker, jelas itu salah.
- Kelengkapan atribut
Baik pria maupun wanita harus menggunakan lencana korpri di sebelah kiri dan name tag di sebelah kanan. Lencana korpri letaknya harus lebih tinggi sebanyak tiga jari dari papan nama. Untuk pria wajib menggunakan ikan pinggang korpri dan peci hitam.
- Cara berjalan
Sejak titik awal hingga menghadap dewan juri para peserta harus menjaga sikap tegap dan sempurnanya. Berjalanlah dengan tegas, tidak terlihat bungkuk dan penuh percaya diri. Nanti akan diberikan contoh terlebih dahulu oleh panitia.

Perhatikan sikap saat berjalan maupun ketika berada di atas panggung
- Cara pelaporan
Nah ini yang kemarin saya agak ketelisut lidah saat melapor. Supaya hal itu tidak terjadi, maka ucapkan secara perlahan dengan intonasi yang jelas.
Menundukkan kepala tanda hormat
Peserta: “Lapor, pengucapan panca prasetya korpri siap dilaksanakan!”
Juri: “Laksanakan!”
Peserta: “Laksanakan!”
Kemudian mulai melakukan pengucapan. Apabila sudah selesai maka ucapkan seperti ini:
Peserta: “Pengucapan teah dilaksanakan laporan selesai”
Juri: “Kembali ketempat!”
Peserta: “Kembali ketempat!”
Menundukkan kepala lagi kemudian balik kanan dan langsung menghadap kiri atau kanan maju jalan disesuaikan dengan rute yang sudah ditentukan panitia.
- Pengucapan Panca Prasetya Korpri
Lakukan pengucapan dengan intonasi yang jelas, jangan terburu-buru dan harus diresapi. Dewan juri tidak menghendaki peserta yang terkesan cepat beres, sebaliknya perhatikan intonasi perkata dan pemenggalan kalimat. O iya perhatikan penyebutan Indonesia ya, karena banyak yang salah mengucapkan kata tersebut menjadi endonesia. Kemudian kata Maha Esa juga diperhatikan untuk pengucapan huruf E nya.
- Berjalan kembali ke tempat
Ketika sudah selesai sikap tegas dan berjalan masih diperhatikan. Pertahankan sikap sempurna hingga kita sampai pada tempat yang tidak memerlukan sikap tersebut lagi.
Nah selesailah sudah ketentuan yang harus kita lakukan apabila mengikuti lomba pengucapan ini. Sekarang tinggal berdoa saja, kita beruntung atau tidak. Kemarin sih sewaktu saya ikutan lomba lebih banyak didominasi oleh para guru yang memenangi lomba. Wajar saja, mereka setiap senin selalu upacara dan memang cara pengucapannya sangat bagus.
Hayooo siapa yang mau ikutan lomba lagi tahun depan? Lomba ini merupakan lomba tahunan lho. Jika pada tahun pertama saya agak deg-degan sampai keringet dingin, ditahun kedua saya merasa agak santai ketika mengikuti lomba ini. Yang penting adalah usahanya, menang kalah belakangan. Kata senior sih yang penting sudah menggugurkan kewajiban *upsss*.
Seperti mau upacara saja, pake lapor dulu. Memang kata Indonesia tuh masih banyak yang ngucapinnya seperti endonesia.
iya itu seringnya pake vokal e daripada i jadi salah deh
Yang penting ikut yaaa…
Moga tahun depan diikutkan lagi dan menang, aamiin 😀 😀 😀
walah aku malah gak mau ikutan lagi mbak
Kalau aku ikutan pasti udah deg-degan gak bisa tidur ini. Hihi.suka nerpes kalau mau lomba eeeuyyy. Taun depan ikutan lagi donk mba Ev 🙂
ga mau ah, gantian sama orang lain aja
Walaupun belum menang tapi jadi punya pengalaman Mba, siapa tau tahun depan Mba Evrina jadi pemenangnya…aamiin
makasih atas doanya, tapi pengennya ga ikutan lagi, biar gantian yg lain hehe
wah, saya kok belum pernah ikut ya mbak, beneran lho sumpah hhehehe
mau gantiin saya tah? boleh kok
asik asik mbak, mang beneran lho mbak ?
sebuah pengalaman yang bagus buat diteladani mbak, dengan belajar dari pengalaman sehingga mampu mencerminkan suasana yang kedepanya 🙂
yah begitulah, tetap harus diambil hikmahnya
yups betul sekali mbak, dari apapun itu ujungnya hikmah dari hal tersebut yang bisa kita touladaniu 🙂 betul kan mbak ?
betulll sekali
aku belum pernah seperti itu mbak 🙂
mau tah? di pajang di depan orang2 lho
Unik ya mbak lombanya hehee
iyah lomba tahunan nih
hehehe wah para aparat negara semangatlah mbak hehehe… semoga negeri ini harum namanya sampe dalam”nya yaxx… hehe wah motto kakak kelasnya kalo buat sholat jng diikutin deh mbak rugi kalo sholat cuma gugurin kewajiabn hehe… semangat mbak evri… sy jng di daftarain yax ndak kacau balau hehee
ya iya atuh bahaya itu mah, shalat harus kebutuhan bukan menggugurkan kewajiban *jadi inget diri sendiri
mbak dewi ikutan saya aja 🙂
Haha tetep semangat ya mbakku walau lombanya gak menang, yyang penting lomba blognya menang terus. Hihi
Kalau lihat yang beginian, aku ingat diklatsar Resimen Mahasiswa 10 hari di YONIF 315 mbak. Sereeemm…
aamiin iya ini lomba bukan aku banget haha, tapi tetep diperintah buat ikutan, hadeuhhh
wah unik banget lombanya, aku baru tau pengucapan juga ada lombanya. semacem pramuka gitu ya
iyah pengucapan semacam janji atau sumpah mbak
Sama donk dpt tugas itu jeng, kalo disini nggak pake lapor segala. Tahun depan coba lagi yaa
gak mau ah mbak, tahun depan ganti orang aja
Mbak, yg benar pengucapan Esa itu seperti kata “emas” atau “enak”?
Waktu itu saya diajarin penyebutannya dengan kata emas