Ternyata masih banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dibenahi untuk meningkatkan daya saing UKM Indonesia di pasar global. Pekerjaan ini dapat teratasi asalkan kita semua, pemerintah dan masyarakat saling bersinergi satu sama lain, peduli satu sama lain dan mencintai negara dengan segala isinya termasuk tradisi serta karya anak bangsa. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton saja dikala negara lain berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menjadikan kita sebagai target pasar.
Paling tidak, itulah yang saya tangkap ketika menghadiri Diskusi bertajuk Ketangguhan Daya Saing UKM di Pasar Global pada tanggal 3 Agustus 2016 di Gedung SMESCO, Jakarta. Hadir sebagai moderator adalah Bapak Dedi Gumelar (Miing) yang membuka acara. Bapak Dedi mengatakan bahwa sebenarnya usaha kecil menengah di Indonesia itu banyak dan mampu bertahan hingga saat ini. Contohnya saja tukang martabak, hampir setiap hari dia mampu menghasilkan cash flow, namun ketika dia membutuhkan permodalan yang lebih besar, maka akan terbentur dengan rumitnya administrasi bank. Sehingga mereka kembali lari ke rentenir yang bisa saja mengganggu usahanya. Itu baru satu masalah lho ya, masih ada masalah lainnya.
Sebenarnya bagaimana sih UKM Indonesia itu? Apakah pemerintah sudah cukup campur tangan dalam membesarkannya? Untuk menjawab semua itu mari kita kupas satu persatu dari narasumber yang hadir saat itu.
Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Daya Saing UKM di Pasar Global
Bapak Ahmad Zabadi, Presiden Direktur LLP KUKM (Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah) sebagai narasumber pertama menjelaskan apa saja peran pemerintah dalam memajukan UKM Indonesia.
Jadi, pemerintah sangat serius dalam mengembangkan UKM Indonesia yang salah satunya adalah menjadikan SMESCO sebagai wadah promosi dan penghubung bagi para potensial buyer yang dapat mendorong ekspor. SMESCO digagas oleh Menteri KUKM ketika melihat pada akhir pekan terdapat pasar yang menjajakan berbagai macam produk di luar. Lalu tercetuslah ide mengapa tidak menyatukan para UKM tersebut dalam suatu wadah agar tertata lebih rapih. Untuk itu SMESCO dibentuk sebagai window shopping bagi potensial buyer.
SMESCO menginginkan agar para UKM Indonesia menjadi pemain di pasar global sehingga diperlukan beberapa fasilitasi untuk meningkatkan kualitasnya. Beberapa fasilitasi yang sudah dilakukan oleh LPP KUKM melalui SMESCO diantaranya product display pada Galeri Indonesia Wow, mengadaka event UKM, promosi ke beberapa negara sahabat, capacity building, dan pendampingan. SMESCO sendiri sudah menggaet beberapa mitra seperti kedutaan besar negara asing, kementerian atau lembaga terkait, dinas koperasi atau stakeholder daerah, badan usaha, dan asosiasi masyarakat.
Selain melalui SMESCO, LLP KUKM juga sudah bekerjasama dengan Sucofindo dlm e-consolidator untuk informasi ketersediaan kargo keperluan ekspor. Hal ini dilakukan karena salah satu faktor yang memberatkan UKM ketika melakukan ekspor adalah faktor shipping yang memakan 30 % dari biaya ekspor. Itu sebabnya LLP KUKM ikut membantu dalam penyiapan kargo keperluan ekspor bagi ukm Indonesia.
Jadi sudah terlihatkan bagaimana peran pemerintah dalam memajukan UKM Indonesia? Mungkin memang belum semua tercover karena jumlah UKM yang lebih banyak dari kemampuan pemerintah. Untuk itu diperlukan kerjasama dari semua pihak dalam menyukseskannya. Ada satu pesan dari Bapak Ahmad Zabadi bahwa sebenarnya yang mengalahkan produk kita bukan produk asing, tetapi mindset masyarakat sendiri yang lebih menyukai brand asing. Padahal kalau masyarakat menggunakan produk dalam negeri maka UKM dapat meningkatkan kualitas berkat adanya perputaran uang.
Daya Saing UKM Indonesia di Pasar Global
Setelah mendengar penjelasan dari Bapak Ahmad Zabani selaku perwakilan dari pemerintah, kini saatnya kita mendengar para pelaku UKM yang sudah berperan di pasar global.
Bapak Buyung, pengusaha manisan buah kualitas ekspor, sebagai narasumber kedua menjelaskan bahwa awalnya dia masuk ke pasar tradisional ketika memulai usaha. Lalu perlahan mengembangkan produknya dengan memperbaiki kualitas seperti kemasan, cita rasa produk dan keamanan pangannya. Menurut Bapak Buyung, packaging produk luar itu sangat total. Padahal apabila dibandingkan dengan rasa, masih kalah enak dengan cita rasa Indonesia. Belajar dari hal itu, Bapak Buyung terus meningkatkan kualitas produk, sehingga jika dulu produknya ditolak oleh Jepang, kini malah sebaliknya, produk tersebut harus selalu tersedia dan tidak boleh kosong.
Lain halnya dengan cerita narasumber ketiga yaitu Bapak Solihin Sofyan, Ketua Perhimpunan Asosiasi Pengusaha Kosmetik Indonesia, yang menghendaki anak muda serta masyarakat untuk mengubah mindset agar mencintai produk dalam negeri. Hal ini dilakukan karena keunggulan UKM di Indonesia sebenarnya cukup tinggi karena didukung oleh potensi sumber daya alam, keanekaragaman budaya, jumlah penduduk dan tenaga kerja yang besar. Melihat begitu besarnya potensi yang dimiliki maka hanya dibutuhkan kreatifitas untuk mengubah potensi menjadi peluang untuk mengembangkan UKM.
Ada satu cerita dari Bapak Solihin yang saya catat bahwa begitu antusiasnya produk luar ingin masuk di pasar Indonesia. Contohnya Korea, Jepang dan China yang berusaha mendapatkan sertifikasi halal di Malaysia hingga membawa MUI untuk mengecek produk tersebut di negaranya. Jika produk tersebut sudah lulus sertifikasi, maka akan dijual kembali ke Indonesia atau negara muslim lainnya. Apabila mereka saja begitu niatnya, masa iya kita juga tidak bisa? Sekali lagi, jangan sampai menjadi penonton di negeri sendiri.
Dr. Anto Suroto sebagai narasumber keempat bidang ekspor yang sudah berpengalaman dalam mengekspor kulit hingga ke tujuh negara, salah satunya adalah ke Italia. Menurut Bapak Anto, kunci untuk meningkatkan UKM terletak kepada kepedulian. Sudah peduli belum dengan produk hasil lokal, bahkan integritas para UKM dirasa masih kurang, belum ada kepedulian untuk membangun brand image yang baik di mata konsumen. Itu sebabnya kita jangan hanya terlena pada pasar global saja sedangkan pasar lokal kurang diperhatikan sehingga tidak ada peningkatan dari dasar. Apabila pasar lokal sudah bagus maka pasar global juga akan mengikuti.
Berdasarkan hasil pemaparan dari keempat narasumber dapat kita simpulkan bahwa sesungguhnya potensi UKM Indonesia sangat besar untuk bersaing di pasar global. Hanya saja diperlukan kerja sama dan dukungan dari semua pihak agar daya saing UKM Indonesia di pasar global dapat meningkat, seperti dengan mengubah mindset yang untuk selalu mencintai produk dalam negeri.
© 2016 evrinasp.com
ruli retno says
Wah kalo di support gini enak ya.. mudah2an bs cepat melesat ukm kita
evrinasp says
iyah ruli, aamiin, biar gak kalah dengan produk lain
Apri ani says
Pr buat pendamping wub, hehe.
Yg pnting 3 k sih, kualitas, kuantitas dan kontinuitas..
Nah di kita biasanya kualitas suka agak terabaikan, dan kadang jg tdk bisa mempertahankan kontinuitas
evrinasp says
pasarnya juga teh, sudah memproduksi tapi bingung pemasarannya
ernawati lilys says
wah semoga acara keren kemarin, menjadi sahabat terbaik para ukm kecil hingga dapat berkembang go internasional
evrinasp says
iyah, semoga ukm kita terus berkembang
Pritahw says
noted. Kapan hari pernah borongan nih nulis UMKM. bs jadi referensi nih 🙂 Indonesia sebagian bsr memang persoalan mindset ya mbak, ya mindset konsumtif (drpd produktif, kecuali yg memang sdh menghasilkan karya nyata), dan instan. Semoga banyak yg sadar spy Ind ga jadi obyek, tapi subyek 🙂
evrinasp says
iya prita, termasuk saya, jangan jadi konsumen aja, belajar jadi produsen juga 😀
Kang Nurul Iman says
Iya betul sekali mbak persaingan pasar global memang sangat sulit namun itu bukan patoka untuk indonesia untuk bisa bersaing dengan negara lain di dunia untuk itu perlunya sdm yang berkualitas untuk memajukan ukm di indonesia terutama untuk pasar global.
evrinasp says
kemauan dan kerja keras penting banget dipertahankan, ayo kita sama-sama memajukan ukm kita
Agustina Dwi Jayanti says
Kalo pemerintah benar-benar memperhatikan UKM maka pengusaha kecil tidak akan tergopoh-gopoh dalam hal modal dan juga sosialisasi produknya. Saya disini juga termakasuk dalam UKM yang baru merintis. Saat saya membutuhkan bimbingingan atau info yang ada semua berbayar.
evrinasp says
wahhhh, coba gabung dengan smesco, atau dinas koperasi ukm setempat mbak, biasanya suka ada bimibingan dari tenaga teknisnya
Orin says
yuk yuuuuk, kita dukung sama2, biar UKM bisa bersaing di pasar global
evrinasp says
iya mbak orinnn, hayuuk semangat!
inayah says
Iya. Pelaku UKM lbh nyaman dibantu pihak luar yg bukan pemerintah. Kurasa begitu
evrinasp says
iya kah, mungkin karena ribetnya birokrasi ya
tia shintiyani says
UKM Indonesia memang harus dibantu agar maju dan dapat bersaing ya Bu Ev
evrinasp says
iya tia, makasih sudah berkunjung 😀
AdrianaDian says
Semoga banyak UKM UKM Indonesia yang berhasil tembus pasar global ya maaaak. Aaaaamiinn. Mak EV ini tampilan blognya di satu postingan bisa beda-beda warna gini, bawaan template ya mak?
evrinasp says
aamiin, maaf baru balessss orangnya abis wara-wiri hehe, ini bukan template, ada plugin sendiri neng
rani yulianty says
produk UKM itu sebenarnya banyak yang berkualitas dan bisa bersaing di pasar global, ya, teh
evrinasp says
iya mbak rani tinggal gimana kita bisa branding dan rajin promosinya
farid nugroho says
paling suka sama bagian ini >> padahal kalau masyarakat menggunakan produk dalam negeri, ukm akan meningkatkan kualitas karena ada perputaran uang.
sudah saatnya kita menggunakan produk dalam negeri. 🙂
evrinasp says
betulll, ayo kita bantu para ukm kita dengan memakai produk lokal 😀
Luthfan says
Pendampingan bagi para ukm Indonesia sangat urgent sekali supaya bisa bersaing dengan negara lain.
evrinasp says
iya penting banget