Last Updated on March 11, 2020 by evrinasp
Hari jumat kemarin saya mampir ke Toko Dramaga Tani untuk membeli benih cabe dan tomat. Kedua komoditas ini belum ada di rumah, makanya saya ingin sekali menanam setelah bibit caisin selesai di transplanting semua. Pada saat ngobrol dengan si mbak yang jaga, saya melihat ada perangkat untuk menanam hidroponik. Langsung saja saya tertarik membelinya, karena bibit caisin yang saya punya sepertinya cocok apabila ditanam dengan sisitem ini. Perangkat hidroponik yang saya beli adalah hidroponik dengan sistem terapung atau Floating Hydroponic.
Mengutip dari Wikipedia, Hidroponik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Cukup dengan menggunakan media air yang sudah diberi larutan nutrisi lengkap (biasa disebut larutan A dan B) kita sudah bisa melakukan budidaya sayuran. Hidroponik ada banyak macamnya, yang akan saya praktekan di sini adalah hidroponik dengan system terapung.
Baca juga yuk: 10 Perlengkapan untuk Merakit Hidroponik Sederhana di Rumah
Bagaimana cara membuatnya? Mudah kok, yang saya lakukan ini adalah hidroponik terapung sederhana skala rumah tangga.
A. Bahan yang Dibutuhkan
Pertama, Nutrisi Hidroponik
Terdiri dari larutan A dan B. Satu paket ini kemarin saya beli seharga Rp. 40.000,- untuk 500 ml. Larutan ini terdiri dari unsur makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) serta mikro (Fe, Mn, Bo, Zn, Cu, dan Mo) yang dibutuhkan tanaman.
Kedua, Rockwool Cultilene
Merupakan salah satu media tanam dan semai secara hidroponik. Rockwool dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari tahap persemaian sampai fase produksi. Keunggulannya adalah ramah lingkungan, tidak mengandung pathogen penyebab penyakit, mudah dalam penggunaan nutrisi (pupuk hidroponik), serta dapat meminimalkan penggunaan desinfektan. Saya membeli satu bungkus rockwool seharga Rp. 15.000.
Ketiga, Air
Air adalah media utama untuk dicampurkan dengan nutrisi. Kebutuhan air disesuaikan dengan banyaknya nutrisi dan air yang digunakan harus merupakan air bersih.
Keempat, Bibit Tanaman
Sebelum mengaplikasikan hidroponik, bibit harus sudah kita semai dulu. Umur bibit yang digunakan kurang lebih 14 hss (hari setelah semai). Sebaiknya lakukan persemaian dengan menggunakan media tisu karena hidroponik menghendaki terjaganya kebersihan. Saya kemarin tidak berniat menggunakan hidroponik untuk menanam, jadi saya melakukan penyemaian menggunakan tanah. Kalau sudah terlanjur, sebelum dimasukan ke dalam rockwool, akar harus dibersihkan terlebih dahulu dari tanah.
Kelima, Gabus Stereo foam
Gabus ini berfungsi sebagai penahan tanaman agar mengambang di atas larutan. Saya tidak tau harganya berapa karena saya menggunakan gabus bekas yang ada di box lemari es.
Keenam, Wadah Tanam
Wadah tanam untuk skala rumah tangga sebaiknya tidak usah terlalu besar agar mudah mengangkat atau memindahkan tanaman. Mengapa perlu dipindahkan? Biasanya di rumah belum tersedia yang namanya rumah plastik, nah hidroponik ini tidak boleh bersentuhan langsung dengan air hujan karena akan membuat larutan nutrisi tidak pekat lagi, sedangkan tananam tetap harus terkena sinar matahari. Untuk menyiasatinya, saya menggunakan wadah bak kecil, jika pagi sampai sore tidak hujan, hidroponiknya dapat saya letakkan di tempat yang terkena sinar matahari agar tanaman dapat berfotosintesis. Apabila hujan datang, kita tinggal memindahkan ke tempat yang aman. Tadinya saya ingin memakai box kayu bekas tempat telur, tetapi karena terpalnya belum ada, jadi saya menggunakan bak plastik ini. Satu buah bak platik tadi saya beli dengan harga Rp. 16.000,-
Baca ini juga yuk: Fruitable Farm, Menanamkan Cinta Pertanian Melalui Hidroponik Kekinian
B. Peralatan Merakit Hidroponik
Pertama, Pulpen
Digunakan untuk menggambar lubang tanam pada stereo foam agar rapih dan jarak tanamnya teratur.
Kedua, Pisau
Digunakan untuk melubagi stereo foam yang sudah digambar dan untuk memotong rockwool
Ketiga, Pengukur Literan
Digunakan untuk mengukur banyaknya air yang dibutuhkan. Apabila tidak tersedia di rumah, maka dapat menggunakan botol bekas untuk mengukurnya.
Keempat, Ember
Digunakan untuk mencampur air dengan nutrisi hidroponik
C. Cara Membuat Hidroponik Terapung Sederhana
Pertama, Membuat Larutan Nutrisi
Banyaknya air yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk yang tertera pada botol nutrisi. Dari botol nutrisi A dan B yang saya beli, mengharuskan mencampur air sebanyak 5 liter untuk 500 ml nutrisi. Setelah air tersedia, maka campurkan kedua nutrisi tersebut dan aduk rata. Tuangkan larutan ke dalam wadah.
Kedua, Membuat Lubang Tanam di Stereo Foam
Potong stereo foam seukuran dengan wadah yang akan kita gunakan. Kemudian buatlah lubang-lubang tanam yang sesuai dengan menggunakan pulpen. Lubangi lubang-lubang tanam tersebut dengan menggunakan pisau. Kemudian taro di atas larutan hingga mengambang.
Ketiga, Mempersiapkan Rockwool
Potong rockwool sesuai ukuran lubang tanam. Kemudian rendam sebentar ke dalam air hingga terserap semua dan ditiriskan sambil dikibas-kibaskan. Jangan diperas ya supaya rockwoolnya tidak menjadi keras yang dapat merusak bibit.
Keempat, Transplanting Bibit
Ambil bibit yang sudah disiapkan. Masukkan ke dalam rockwool secara perlahan dan biarkan akarnya menggantung agar bersentuhan langsung dengan nutrisi. Kemudian masukan bibit ke dalam lubang stereo foam yang sudah dilubangi secara perlahan. Pertahankan agar akar tetap menggantung dan bersentuhan langsung dengan nutrisi. Lakukan hingga selesai dan hidroponik terapung sederhanapun selesai dibuat.
Sewaktu kuliah saya tidak mempelajari secara spesifik mengenai hidroponik. Saya mempelajarinya otodidak di tahun 2003-2004 karena mendapatkan amanah untuk menjadi ketua Pelatihan Hidroponik Sistem Terapung. Saya banyak belajar di salah satu usaha hidroponik yang terletak di daerah Ciapus Bogor saat itu. Ketika sedang mencari bahan dan peralatan untuk pelatihan di Ciawi, saya bertemu dengan Ir. Zulkarnain yang mempraktekan hidroponik dengan menggunakan wadah kecil. Darinya saya banyak belajar bagaimana hidroponik itu.
Menurut saya sistem hidroponik ini memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya adalah:
Kelebihan budidaya tanaman dengan menggunakan system hidroponik terapung:
1. Sayuran yang dihasilkan lebih berkualitas karena nutrisnya benar-benar terjaga
2. Tak perlu melakukan penyiraman karena air tersedia bersama larutan
3. Nutrisinya bisa dipakai berulang-ulang, hanya perlu ditambahkan jika mau habis
4. Asupan gizinya kontinyu karena tersedia terus di dalam wadah
5. Hama penyakitnya lebih sedikit karena berada di lingkungan yang terjaga
6. Mudah dalam pemanenan dengan cukup mengangkat stereo foam saja
7. Harga jual sayuran hidroponik lebih tinggi karena hasilnya yang berkualitas
Kekurangan budidaya tanaman dengan system hidroponik terapung:
1. Membutuhkan modal yang cukup besar terutama untuk kebutuhan nutrisi dan pembuatan rumah plastic
2. Membutuhkan pengetahuan yang lebih agar budidaya berjalan dengan baik
Di kalangan petani yang saya temui jarang sekali yang mempraktekan system budidaya dengan hidroponik, kalaupun ada hanya beberapa saja dan sekedar hobi. Nah, kalau teman-teman mau membuat sendiri di rumah, ikuti cara-cara di atas. Saya sendiri sedang memulai lagi mempraktekan hidroponik setelah lama tidak melakukannya.
Semoga informasi ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kesalahan informasi karena saya menuliskan berdasarkan pengalaman.
[UPDATE]
1. Ada masukan dari teman saya nisa, penyemaian benih bisa langsung di rock wool agar bibit tidak ditransplanting lagi dan menghindarkan dari kerusakan bibit
2. Kemudian hidroponik umumnya dilakukan oleh kalangan hobbies karena memang membutuhkan modal yang cukup besar apabila dilaksanakan pada tingkat petani, kalaupun mengusahakan hidroponik dalam skala besar tentu pasar yang dituju adalah pasar modern seperti supermarket sehingga pemasukan sesuai dengan pengeluarannya. Mengenai analisis biaya sendiri belum saya lakukan karena ini sekedar hobi saja. Kalau mau analisis biayanya, bisa klik blog ini: http://budidayahidroponik.blogspot.com/2014/07/analisis-biaya-dan-pendapatan.html
3. Hidroponik sistem terapung ini khusus untuk sayuran berdaun ya
gitu ya caranya? saya dari dulu suka sekali nanam-nanam mak, kayanya teknik yang ini sangat menarik dan harus dicoba, makasih infonya mak 🙂
Sama2 mak semoga bermanfaat. Mudah banget kok mak. Tidak harus menggunakan bak, menggunakan terpal juga bisa
saya punya ruangan diatas yg tidak ada atapnya(panggung berlantai semen ) yang sehari -hari untuk menjemur pakaian. bisa gak ya dimanfaatkan untuk bertanam hidroponik. caranya bagaimana ya. apa harus saya beri kain jaring kasa hitam untuk melindungi tanaman dari tetik matahari.
bisa mas qoni, yang penting tidak terkena cahaya matahari langsung ya untuk menghindari penguapan
Saran aja, ntar hasil per biaya, menguntungkan apa ngga? jdi biar bisa ditiru, hehe
Belum dihitung. Itu udah ada link analisis biaya di atas. Kalo ini cenderung untuk hobies
keren mbak…aku blom pernah nyoba nih hidroponik di rumah 🙂
Ayo mbak dian dicoba. Mudah banget kok
wah menarik nih bisa di coba
Ayo silahkan dicoba di rumah
aku nih harus belajar bertanam di rumah. Caranya mudah juga ya, nanti aku praktekkan ya
Iya mbak lidya mudah banget kok. Bisa dibuat oleh siapapun asal.punya bahannya
Mgkn suatu saat saya coba, blm pernah blajar hidroponik
Dicoba mbak in syaa Allah menyenangkan
Tetep butuh ketelatenan ya mak.
Aku pengen bgt sebenernya nyobain untuk supply sayuran segar yg bebas kimia.
Tp faktor M nih MALES..xixixi
pernah liat n tanya di salah satu pusat hidroponik n orgnik di daerah parung. Tp instalasi n kursusnya lumayan mihil mak. Belum lagi soal ketelatenan.
jadi makin kuat aja alesannya nih
Klo panen paketin ke ciputat yaks.
Haduhhh mak ophi, ini cocok lho buat ber fc ria. Sayurannya fresh langsung dari rumah. Pake cara2 sederhana aja. Klo di parung udah skala industri. Memang utk pelatihan hidroponik itu minimal biaya 1juta
Apa semua tanaman cocok dengan media ini mak?
untuk hidroponik terapung khusus untuk sayuran berdaun saja, kalau sayuran berbuah bisa menggunakan teknik drip irigation
rockwool belinya dimana mba?
saya beli di toko pertanian di daerah dramaga bogor mbak
Untuk larutan nutriennya bisa menggunakan pupuk cair organik ngak mak? tks infonya, bermanfaat sekali
belum pernah nyoba mak, biasanya nutrisi untuk hidroponik sudah dirakit menjadi nutrisi A dan B
Wah, asik nih. Saya pengen cobain. Tapi telaten gak ya sayanya? 😀
in syaa Allah Mak Chi bisa, gampag kok, kalo udah pake nutrisi gak perlu disiram2 lagi
Thanks for sharing, Mbak.. Bahan-bahannya sederhana ya 😀
iya semoga bermanfaat ya
Waahh,,patut dicona niy..makasih bny infonya mba
selamat mencoba semoga bermanfaat ya
wow.. makasi infonya mak. mau coba juga ahhh.. lumayan kan kalau mau sayur tinggal metik ya…
iya selamat mencoba ya, mudah banget kok
Rock woolnya bsa diganti yg lain ga?
apa ya, saya belum pernah liat pakai yang lain soalnya
Waah memang lagi nyari artikel tentang hydroponik malah dapet tulisan temen sendiri. Asik asiik
mbak nanti ada hidroponik sesi duanya hehe, belum dipraktekin
Mau tanya, untuk airnya apa perlu diganti atau ditambah setiap berapa hari/minggu?
maaf baru bales, habis turun gunung. air tidak usah diganti, ditambahkan saja jika sudah mulai berkurang, tapi tetap dilarutkan dengan nutrisi dulu ya
Info yg sangat menarik, dari dulu sdh pgn mencoba teknik tanam ini tp blm ksampaian. Mksh ilmunya
sama2, semoga bermanfaat ya
ada yang lebih sederhana gak, maaf….
terimakasih
ada, pakai botol bekas atau plastik kemasan, bisa saja disederhanakan sesuai kebutuhan dan ketersediaan alat
Saya mau mencobanya tapi d.tempat saya agak sulit mencari kebutuhan nya seperti rockwool,abmix,dan yg lainnya.mohon informasinya dmn sy bs dapat kebt nya.online.terimakasi
kebutuhan online ada di toko2 hidroponik, coba cari di google: parung farm, atau kata kunci hidroponik biasanya langsung keluar penawaran untuk alat produksinya
mbak kalau rockwood nya diganti gabus bisa gak?
saya belum pernah nyoba, biasanya sih pada pakai rockwool, kalopun mau diganti menggunakan sekam yg ditaro dulu dalam pot kecil
Nutrisi diatas habisnya jarak berapa bulan atau minggu ?
selama penanaman caisin untuk dua bak saya membli nutrisi 2x, tapi untuk penggantian kedua masih tersisa saat panen
keren banget mba Evrina!
bahan2nya sederhana banget ya,
wah, mesti bikin nih
makasi banyak sharingnya mba
🙂
alhamdulillah semoga bermanfaat yaaa
terima kasih sangat informative dan inspiring
sama2 semoga bermanfaat
sangat informative dan mengesnkan akan saya coba
semoga bermanfaat
Rockwoll itu seperti apa tolong di perjelas
dia terbuat dari batu yang dipanaskan hingga membentuk serat, seperti spon tapi agak kasar, kalau kena kulit jadi gatal
Bagus idenya. Kaum ibu pasti bisa melaksanakan
Terima kasih tipnya
Salam hangat dari Jombang
sama2 pak dhe, semoga bermanfaat ya
keliatannya gampang ya, lagi pengen coba tapi tetep gak dikerjain, hehe
ayooo atuh dicoba, gampang kok
saya benar2 mau coba nih, kira2 bisa mohon izin untuk didownload nggak ya?
boleh saja, tapi itu di protect soalnya pernah ada yg mau copas banget hehe, boleh jika untuk dipraktekan sendiri
Makasih ya Mba atas sharringnya di sini mengenai hidroponik.. Aku termasuk yg suka menanam tanaman tapi medianya gak secanggih hidroponik.. Aku pake pot2 kecil krn rumahku gak punya halaman utk bertanaman.. Biasanya aku menanam daun katuk, cungdiro, cabai, kangkung..
mbak rita, kalau ada tanah gak usah pake hidroponik, ini hanya alternatif penanaman saja
Akhirnya nemu juga sistem hidroponik terapung, sederhana ya mbak. Pengen nyoba setelah gak punya lahan di rumah sekarang. Di rumah lama saya nanam caisim di pot dan ditaruh di teras. Tiap pengen bikin mi, tinggal metik, senangnyaaa 🙂
Makasih informasinya mbaaaak Ev 🙂
wahhh asiknya, aku belum nanam sayuran lagi nih, benihnya habis, nanti mau beli ah buat nanam2 lagi
Keren nih, cocok banget di tempat-tempat minim lahan, atau nyaris nggak ada lahan lagi. Seperti kota-kota besar.
Harapannya, semoga kita bisa jadi mandiri dengan hal-hal sesimpel ini. Keren! Lanjutkan!
semoga bermanfaat ya, mulai melakukan urban farming aja
gampang banget ya mbak, saya baru tau loh cara gini, nanti pulang kerumah saya coba praktekin ya mbak..
sok mangga atuh, semoga berhasil yak, kudu sabar
klo di palembang tokonya di mana ya?
wah aku kurang tau nih, coba aja cari di toko online ya or di google
Ini namanya ide kreatif, saya suka yang seperti ini, prestasi Anda akan selalu membuahkan hasil sampai kapanpun dan itu adalah ide besar yang perlu di kembangkan. Saya akan coba di rumah yah,,, Terima kasih sobat sudah berbagi.
oke praktek di rumah ya, ini mduah banget kok merakitnya
terimakasih untuk informasinya, saya akan memulai sekarang bercocok tanam hidroponik
alhamdulillah semoga bermanfaat ya
Terima kasih mbak atas sharingnya bagus dan mudah semoga aku bisa mempraktekannya…..tks.
aamiin ayo mbak dibuat di rumah
Assalamualaikum.. mbak, ada pendapat klo hidroponik tdk boleh terkena langsung sinar matahari. Jd hrs pakai fiber/ plastik utk atapanya.. boleh minta pendapat!
sebaiknya hidroponik itu memang memakai atap untuk mencegah air hujan masuk ke dalam larutan nutrisi, karena kalau sudah kena air hujan atau sumber air lain di luar larutan nutrisi nanti larutannya jadi encer, nah kalau mau seperti saya bisa menggunakan rumah plastik sederhana atau diletakkan di tempat yang tidak terkena air hujan langsung dan matahari langsung
Joss. Jadi tau cara bikin hidroponik. Siap praktek. Makasih mbak.
sama2 semoga bermanfaat ya infonya
Setelah penanaman benih, lalu gimana perawatanya? Soalnya saya ingin mencoba
perawatannya hanya melihat ada hama penyakitnya saja atau tda lalu dicek kondisi larutan nutrisinya
Bak cara untuk nambah nutrisix gimana? Apa harus ngangkat gabus & apa g merusak gabus ato tanaman? Trims bak
ditambahkan saja dengan menuangkan ke dalam bak, cukup diangkat saja gabusnya, tidak merusak kok, maaf baru bales
Rock wool itu bahan yg buat spoon itukah
beda, ini terbuat dari batu yg dilelehkan, kalau dipegang gatel sekali
Semakin bertambah pengetahuan saya ttg hidroponik, kebetulan, baru kemarin sya menyemaikan bibit kangkung dan bayam, melalui media rockwool, skrg lg persiapan bikin bak nutrisinya.dari botol bekas….. Terima kasih ya..
semoga bermanfaat ya, saya belum mulai lagi karena sedang musim hujan
Izin share ya mb
Silahkan semoga bermanfaat
Beli bahan dan zat kimianya dimana
Di toko pertanian bisa kok
thanks buat infonya, sangat membantu
sama2, semoga bermanfaat
pas banget, baru aja pindah rumah banyak lahan kosong bingung mau ngapain.
Alhamdulillah, ketemu juga idenya nanam hidroponik, kenapa ga kpikiran dari dulu ya.
makasih banyak mba infonya 🙂
sama-sama, selamat bertanam ya 😀
baca postingan hidroponik seperti ini jadi inget dulu masa SMA,, pingin bikin tanaman hidroponik lagi ah,, praktek praktek
ayo dibikin lagi, saya juga belum praktik lagi nih
berasa bernolstalgia lagi waktu jaman SMA dulu, kangen yang kayak beginian,,, kerja kelompok bareng, eh maksuk saya kerja kelompok. 1 yang kerja yang,….. #kita taulah
hahaha, ayo bikin lagi
Nice Kak, sangat bagus artikelnya 🙂
sama-sama semoga bermanfaat ya
terima kasih sangat membantu… Kalo pake styrofom bekas itu sistem yang di pakai apakah? wick atau termasuk juga ke sistem rakit apung?
Wick itu kalau pakai sumbu, kalau tidak pakai sumbu tapi rockwool yg sudah Ada bibitnya mengapung dengan bantuan sterofoam itu namanya hidroponik terapung
wick itu kan sumbu ya, mengandalkan sumbu untuk aliran nutrisi, kalau rakit apung itu si akarnya sudah benar-benar mengapung ke larutan nutrisi, si sterofoamnya dibiarkan mengapung di nutrisi
Makasih yaa infonya, pengen juga merakit hidroponik
Ayo, saya sedang off nih