Saya bangga Indonesia memiliki museum pertanian.
Setiap kali mengikuti rapat atau pertemuan, saya selalu dibuat takut dengan bayang-bayang degradasi lahan pertanian. Ada yang mengatakan bahwa laju pembangunan pertanian yang sedang diusahakan oleh semua pihak sejalan dengan laju alih fungsi lahan. Miris banget bukan?.
Tetapi rasa cemas itu perlahan berkurang karena pemerintah sendiri tengah berusaha mengembalikan dan melindungi lahan pertanian yang ada melalui pembukaan lahan baru hingga membuat peraturan daerah.
Nah, yang membuat saya makin berkurang rasa takut akan padamnya usaha pertanian adalah dengan kehadiran Museum Pertanian. Mengapa begitu? Karena museum ini memberikan gambaran bahwa pertanian tak akan pernah padam dan akan selalu ada.
Museum pertanian memberikan gambaran bahwa sektor pertanian sudah ada sejak zaman dahulu kala, zaman pra sejarah, zaman kerajaan, hingga nanti di masa yang akan datang.
Saya jadi bangga dong jadi insan pertanian dengan adanya museum ini. Tak khawatir deh dengan ancaman yang datang di luar. Saya juga tak khawatir lagi memikirkan bahwa apakah mungkin anak-anak di masa depan masih mengenal sawah, padi, atau hal-hal lain seputar dunia pertanian?.
Sudah pernah ke Museum Pertanian yang juga terdapat Museum Tanah? Kalau belum, sempatkanlah untuk mengunjungi kedua museum tersebut dan izinkan saya bercerita tentang pengalaman saya mengunjungi museum yang terletak di Kota Bogor tersebut.
Museum Pertanian, Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Depan
Sebenarnya sudah lama saya ingin mengunjungi Museum Pertanian yang sudah diresmikan sejak tanggal 22 April 2019. Namun karena berbagai kesibukan, akhirnya rencana untuk mengunjungi museum tersebut menjadi mundur. Alhamdulillah pada akhirnya saya beserta rekan-rekan insan pertanian datri berbagai daerah berkesempatan hadir di museum tersebut sebagai lanjutan acara dari pemberian penghargaan oleh Kementerian Pertanian tahun 2019.
Baca ini yuk: Penghargaan Nasional Pelaku Pembangunan Pertanian Tahun 2019: (Day 3) Upacara di Istana Merdeka dan Menerima Penghargaan
Kami mengunjungi Museum Tanah dan Pertanian pada hari Sabtu tanggal 18 Agustus 2019 dan sangat diterima baik oleh pihak Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka).
Hari Sabtu museumnya tetap buka? Tetap buka dong, kecuali hari senin atau libur nasional, maka museum ini akan tutup. So, kalau ada teman-teman atau keluarga yang ingin berkunjung ke museum di akhir pekan itu bisa banget ya.
Ayo kita mulai cerita tentang Museum Pertaniannya.
Sejarah Berdirinya Museum Pertanian
Info ini saya peroleh sebagian dari folder yang diberikan oleh pihak museum. Jadi, kalau masyarakat di sekitar Bogor memperhatikan bangunan museum di sekitaran Kebun Raya Bogor pasti tau tentang Museum Tanah. Seingat saya, dulu memang sudah ada yang Namanya Museum Tanah. Namun dalam beberapa tahun belakang, Kementerian Pertanian memutuskan untuk menutup museum tersebut. Baru deh pada tanggal 5 Desember 2017 bertepatan dengan Hari Tanah Sedunia, Museum Tanah kembali dibuka dan diresmikan di gedung yang sama.
Lalu apa hubungannya Museum Tanah dengan Museum Pertanian? Jelas ada hubungannya karena keduanya berada di satu kompleks dan tak terpisahkan seperti kamu dan aku.
Pada tanggal 17 April 2018, beberapa tokoh pertanian mendeklarasikan berdirinya Museum Pertanian. Keinginan para tokoh tersebut kemudian mendapatkan sambutan baik dari Menteri Pertanian yang kemudian memberikan mandat kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian melalui Pustaka untuk melaksanakan pembangunan Museum Pertanian di tempat yang sama dengan Museum Tanah.
Alhamdulillah, Museum Pertanian telah berdiri kokoh memberikan inspirasi bagi siapapun bahwa pertanian akan selalu ada. Dan berdasarkan cerita yang saya dengar dari pendamping museum, untuk mengumpulkan artefak dan konten museum ini perlu kerja keras banget lho. Makanya saya sangat bangga dan mengapresiasi sekali kerja keras tim Pustaka yang sudah bahu membahu menghidupkan museum tersebut dengan konten yang sangat mendidik dan menginspirasi.
Ada apa sajakah di Museum Pertanian? Ada banyak galeri yang bisa dijadikan pembelajaran. Saya ceritakan lebih lanjut di bawah ini ya.
Galeri Peternakan
Anak-anak pasti suka deh berkunjung ke Galeri Peternakan. Sebab, rekan-rekan saya saja senang ketika masuk ke galeri ini dan langsung berfoto dengan diorama peternakan yang ada.
Galeri ini menyajikan berbagai perkembangan teknologi peternakan yang disajikan dalam bentuk video pendek, diorama, poster, dan beberapa artefak yang berkaitan dengan peternakan. Informasi peternakan yang disajikan terdiri dari ruminansia besar, ruminansia kecil, unggas, hingga aneka ternak.
Galeri Pangan dan Peradaban Pertanian
Saya suka deh dengan galeri ini, sebab membuat saya sadar kalau pertanian sudah ada dan tergambar sejak zaman dahulu kala.
Salah satu bukti nyatanya adalah relief pertanian yang ada di Candi Borobudur. Serius deh kalau galeri ini tidak memberi tau adanya relief pertanian di bangunan Candi Borobudur, sepertinya selamanya saya tidak akan pernah tau kalau pertanian sudah digambarkan sejak zaman kerajaan dahulu kala. Ketauan banget ya kalau jalan-jalan ke tempat bersejarah Cuma buat foto-foto aja *LOL.
Selain informasi tentang peradaban pertanian, di galeri ini juga kita akan menemui bagaimana suasana rumah petani, bagaimana mereka memproses hasil panennya, hingga alat-alat yang digunakan. Saya baru melihat yang namanya ani-ani ketika berada di galeri ini.
Galeri Kebijakan dan Komoditas
Galeri ini menurut saya sangat unik dan akan menyenangkan bagi teman-teman yang suka dengan sejarah. Saya jadi ingat dengan pelajaran sejarah zaman dulu tentang bagaimana bangsa luar sangat mengincar komoditas perkebunan di Indonesia seperti cengkeh, lada, kopi, teh, dan lain-lain. Semuanya tergambarkan di galeri ini.
Selain itu, kita juga bisa mempelajari kebijakan-kebijakan di bidang pertanian yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah melalui Menteri Pertanian. Mulai dari era zaman awal kemerdekaan hingga saat ini.
Nah yang menarik, di galeri ini ada beberapa komoditas unggulan yang ditampilkan. Serta ada coffee corner yang dapat dicoba secara oleh pengunjung museum.
Galeri Pertanian Masa Depan
Setelah belajar mengetahui dunia pertanian dari zaman dulu hingga saat ini, pengunjung akan diajak untuk berpikir ke depan melalui Galeri Pertanian Masa Depan. Di galeri ini, pengunjung akan diajak untuk melihat bagaimana arah pertanian Indonesia di tahun 2045 dalam rangka mencapai lumbung pangan dunia.
Di galeri ini pengunjung dapat melihat master plan pertanian masa depan, teknologi canggih pendukung smart farming, hingga mesin dan alat pertanian yang sangat canggih untuk digunakan di bidang pertanian.
Kemudian ada juga informasi mengenai arah dan kebijakan program menuju lumbung pangan 2045 yang sudah dimulai sejak saat ini termasuk pembentukkan petani millennial dan penguatan kapasitas penyuluh pertanian.
Setelah berpetualang ala pertanian zaman dulu hingga masa depan di Museum Pertanian, jangan lupa untuk mengunjungi Museum Tanah yang terletak di bangunan depan.
Museum Tanah, Jenis-Jenis Tipe Tanah Ada di Sini
Sewaktu masih duduk di bangku kuliah, saya mempelajari mata kuliah wajib Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Meskipun judulnya adalah dasar, namun ilmu tanah bagi saya adalah salah satu mata kuliah yang cukup sulit untuk mendapatkan predikat A. Soalnya selain harus kuat di bidang kimia, jenis-jenis tanah ternyata sangat banyak dengan karakteristik uniknya.
Nah, Museum Tanah hadir untuk membantu siapapun yang ingin lebih dekat dengan aneka jenis tanah. Museum ini memiliki koleksi berbagai jenis batuan sebagai bahan induk pembentuk tanah, proses dan factor-faktor pembentuk tanah, hingga klasifikasi tanah.
Menurut informasi dari pendamping museum, koleksi jenis tanah yang ada di museum ini masih kurang lho. Sebab Indonesia memiliki aneka jenis tanah yang sangat beragam sehingga kedepannya koleksi tanah di museum ini akan bertambah lagi.
Bagaimana Cara Mengunjungi Museum Tanah dan Pertanian?
Untuk mengunjungi Museum Pertanian dan Museum Tanah, teman-teman dapat datang langsung secara pribadi mulai hari Selasa-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB. Museum ini tidak menerima kunjungan pada hari senin dan libur nasional. Bagi pengunjung yang ingin membawa peserta rombongan dapat melayangkan surat resmi ke pihak museum.
Berikut adalah alamat dan media sosial dari Museum Pertanian:
Museum Tanah dan Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123
Telepon: (0251) 8321746
Fax: (0251) 8326561
Website: http://museum.pertanian.go.id
Email: museum@pertanian.go.id
Facebook: @museum.pertanian
Twitter: @museum.pertanian
Instagram: @museum.pertanian
Demikian informasi tentang Museum Pertanian dan Museum Tanah yang dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang ingin mengetahui dunia pertanian lebih jauh. Semoga bermanfaat ya, kalau sedang main ke Bogor, jangan lupa mampir ke dua museum tersebut.
Ifan says
Lengkap banget uraiannya. Tks jadi tahu bagaimana menulis suatu blog
evrinasp says
Terima kasih Pak irfan
Dinda says
Emang subur banget ya tanah di negeri ini 🙂
pertanian di indonesia harus lebih diperhatikan lagi, biar ga import beras dan buah-buahan lain juga hehe
evrinasp says
Iya semoga suatu Hari nanti Kita benar-benar bisa swasembada ya
Sabda Awal says
saya menantikan smart farming mbak, gimana dengan lahan yang kecil tapi bisa dimanfaatkan secara maksimal sehingga hasilnya juga berlipat-lipat.
terimakasih ulasannya tentnag museum pertaniannya mbak
evrinasp says
Sama2, smart Farming sudah mulai kok, pakai teknologi yang bisa menyesuaikan kondisi lahan
mutia says
Alhamdulillaah…Smg lebih banyak lagi anak bangsa yg punya kemampuan dan berprinsip seperti Mbak Ev
evrinasp says
Semoga makin banyak yang cinta Pertanian ya mbak
Anton Ciptady says
Baru tahu niih jika ada Museum Pertanian……heheee. Jadi destinasi wajib nih sepertinya…..
Pertanian modern? Jadi inget game Farmvile….sempat jadi game favorit dulunya heheee
evrinasp says
Kalo di farmvile mah pertaniannya skala luas, Keren itu, andai di Indonesia Ada ya, integrasi dengan ternak seluas itu