• Home
  • About
  • Disclosure
  • Achievement
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Random
    • Advertisement
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Tip and Tutorial
    • Others

EVRINASP

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

in Others

Nostalgia di Semarang

(Last Updated On: September 23, 2019)

Sebenarnya postingan ini sudah lama ingin saya tulis, tapi karena sok sibuk jadi lupa deh. Untungnya tidak sampai penuh jaring laba-laba ya, coba kalau penuh bisa pusing juga nih untuk merangkai kata *apaan sehhh*.

Banyak lho orang-orang yang bertemu dengan saya kemudian mereka berkata: “mbaknya pasti bukan asli Bogor ya?” saya kemudian menjawab: “kok tau?” mereka kemudian membalas:”soalnya di daerah manapun selalu terbayang wajah mbaknya”, saya yang ge-er:” eaaaa”.

Eh bukan ding pemirsa, ini seriusan tadi mah just a joke. Jadi banyak lho orang yang bertemu saya kemudian mengatakan kalau saya pasti bukan asli Bogor. Lalu sayapun akan mengiyakan, kemudian bingung menjawab pertanyaan selanjutnya. Kalau bukan asli Bogor lalu mbaknya asli mana?

Saya aslinya keturunan Jawa, mamah dan bapak saya dari Jawa Tengah, tapi kalau saya mengaku asli Jawa namun tidak bisa berbahasa Jawa, saya kudu piye?. Kemudian jika mengaku orang sunda tapi tak lancar bahasa sunda rasanya bagaimana gitu. Terus kalau mengaku asli Jakarta karena numpang lahir di sana juga kurang pas, soalnya sejak kecil sudah lama di Bogor. Dan jawaban yang paling aman adalah saya asli Indonesia. Wes ngono thok, sing nanya mboten gelem nanya lagi *lha itu iso boso jawa? Iyo sa’itik*.

Semarang Tawang

Semaranggg, aku dataaang

Jadi Mama dan Bapak dulunya asli Kabupetan Semarang, mama dari Sraten dan Bapak dari Banyubiru. Tapi keluarga Bapak kemudian pindah ke Ngawi di Jawa Timur. Nah, pada lebaran tahun ini rencananya kami mau pulang kampung ke Sraten tempat mama dulu dilahirkan. Di sana masih ada si Mbah dan saudara. Mama sempat mengomeli saya, gunung yang jauh-jauh didaki, tapi mbahnya yang deket gitu tidak ditengok. Wehhh mak jleb deh, betul juga sih. Supaya tidak menjadi cucu durhaka akhirnya awal Agustus 2015 lalu, saya dan keluarga besar kemudian pulang kampung ke Semarang.

Jika dihitung berarti saya sudah 8 tahun belum pulang lagi ke rumah mbah. Pantesan mama ngomel ya, 8 tahun bayangin aja *cukup dibayangkan dan jangan teriak*. Kota Semarang masih sama, tidak terlalu banyak berubah, masih ada simpang lima dan Lawang Sewu masih berdiri kokoh di sana *ya iyalah ev, semuanya juga tau kelesss*. Tapi ada perbedaan significant memang ketika saya sampai di rumah mbah. Rumah mbah berubah, yang dulunya ada di depan ternyata pindah ke belakang. Bangunan lama dirobohkan berganti bangunan baru. Sayangnya kebun salak milik si mbah sudah tidak ada, katanya sudah dijual. Padahal dulu merupakan tempat bermain saya sewaktu kecil.

sraten semarang

Di Bogor mana ada jalan sesunyi ini hehe

Mbah terlihat menua, tapi masih sehat. Alhamdulillah. Saya kemudian berpikir, saya ini benar-benar putunya si mbah yang durhaka karena memang terlihat sekali kalau si mbah rindu sekali dengan kami para cucunya. Tak apa ya mbah, kami sudah kembali ke tempat mbah, semoga mbah memaafkan.

Mbah selalu membuatkan masakan khasnya berupa sambal pecel. Jangan salah, sambel pecel buatan mbah berbeda dengan sambal pecel yang beredar di Bogor, ini asli dari tangan si mbah. Ada rasa manis, pedas dan gurih yang bercampur menjadi satu ditambah dengan aroma daun jeruk yang memberikan wewangian. Seketika pecel buatan si mbah ludes dihabiskan oleh kami para cucunya. Ckckckck laper apa doyan nih?.

Selepas bersantap ria, kamis sekeluarga diajak berkunjung ke mbah yang satu lagi. Namanya Mbah Sri di dekat Rawa Pening menuju Ambarawa. Saya juga banyak menghabiskan waktu di sini karena rumah si mbah sungguh sangat asri dekat dengan persawahan. Dulu ada penapilan reog Ponorogo yang membuat Maya adik saya nangis ketakutan lantaran sang reog memakan beling. Kalau saya? Jangan ditanya, kecil saja sudah tomboy, kata adik saya malah menonton dari jarak dekat. Seperti kalau saya menonton lagi tidak akan berani deh, soalnya sudah bisa membayangkan rasanya memakan beling. Duh ampun apa itu rasanya.

semarang

Kelakuan cucunya si mbah ya begini

semarang

untung mereka paham kalau cucunya narsis abis

Daerah di sekitar Mbah Sri masih sama, sejuk asri, jalanan terawat, sawah-swah masih terhampar hanya saja pemukiman terlihat lebih padat.  Di tempat si Mbah masih ada tungku api lho, saya suka sama si Mbah yang masih mempunyai alat masak tradisional ini. meskipun waktu terus berputar dia masih menjaga kebudayaan.

semarang

Sawahnya masih luas pemirsa

semarang

Jalanan di depan rumah kaya begini

semarang

Jalanan menuju rumah mbah

semarang

Masih ada hau lho

Tak ada salahnya berkunjung kembali ke tempat Mbah, saya jadi bernostalgia ke masa lalu. Tetapi yang lebih penting adalah membahagiakan si Mbah yang kepingin melihat cucunya. Maaf ya Mbah kami baru balik lagi ke Semarang. Nanti lebih sering buat mampir deh. Doa kami selalu tercurah untuk Mbah agar si Mbah sealu dalam lindungan Allah swt. Aammin ya Rabballamin.

Filed Under: Others Tagged With: ambarawa, banyubiru, nostalgia, sambal pecel, semarang, semarang tawang, sraten

Previous Post: « Ada Unchal di Taman Kencana
Next Post: Selamat Ulang Tahun Bapak SBY »

Reader Interactions

Comments

  1. momtraveler says

    September 6, 2015 at 12:27 am

    Owalah…pantes ngerti boso jowo ternyata wong banyubiro yo hehehhe…. awas ya klo ke semarang lagi ga mampir2 :p

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:58 pm

      hehe doakan biar agak lama ke semarang kalo ada kesempatan lagi mbak

      Reply
  2. Hidayah Sulistyowati says

    September 6, 2015 at 12:27 am

    Woalaah simbah berasal dari banyubiru tho, tempatnya sejuk dan asri. Deket rawapening kayaknya ya mbak. Ayo harus sering2 nengok simbah, biar nggak menahan kangen pada cucunya ^_^

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:55 pm

      iya deket rawa pening, deket banget malah. iya nih paling diagendakan ketika lebaran

      Reply
  3. fanny fristhika nila says

    September 6, 2015 at 1:23 am

    selalu suka tiap mudik ke kampung suami di solo… ngelewatin semarang juga, malah kadang2 kita sengaja mampir ke kota2 lain yg msuk pelosok.. kyk kemarin itu melenceng dikit ke bumiayu… lumayan mba, bisa ngeliat yg masih ijo2 dan bersih drpd sumpeknya jkt ;p

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:50 pm

      ahhh iya saya juga suka pergi menuju daerah ke timur, masih hijau soalnya, tapi apa daya kita sudah ditakdirkan untuk tinggal dan membesarkan daerah barat

      Reply
  4. Alaika says

    September 6, 2015 at 1:49 am

    Wow,8 tahun? Teganya… Teganya… *malah nyanyi. Hehe
    Emang ada sensasi happy tersendiri kalo pulang ke kampung, ya, Ev. Kenangan manis akan hadir kembali. Si mbah pasti bahagia banget deh dikunjungi oleh para cucu…

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:39 pm

      iya mbak Al, ke semarangnya memang sudah 8 tahun belum ke sana lagi, tapi kalo ketemu mbah sudah di tahun 2010 waktu mbah main ke Bogor, terus mamah juga sering pulang ke sana tapi saya gak bisa ikut hehe

      Reply
  5. Oka Nurlaila says

    September 6, 2015 at 4:33 am

    Mau pecel buatan mbah nya mbak ev jadinya… *bawa piring*

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:36 pm

      haha boleh sini ke Semarang dulu tapinya

      Reply
  6. nov says

    September 6, 2015 at 5:46 am

    ahhhhh…. jadi pengen ikut foto narsis… lompat-lompatan..ha2

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:36 pm

      narsis abis ya cucunya si mbah hehe

      Reply
  7. prima hapsari says

    September 6, 2015 at 5:51 am

    Ada darah Jawa tho mak,kirain org sunda. Klo didaerah jateng masih asri tempatnya.paasti seneng bgt ya nengokin mbah didesa ketemu sodara2, semoga mbah slalu sehat

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:23 pm

      aamiin makasih mbak. iya aku jawa tulen kok. tempat mbah ku masih asri dan dingin, semoga begitu terus, jadi jangan sampai padat dan panas kaya bogor

      Reply
  8. khulatul mubarokah says

    September 6, 2015 at 8:58 am

    Pinjem tongsisnya, Mbak … Seru banget itu foto para cucu simbah …

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:18 pm

      hehe, tongsisnya murah kok mbak, iya mbah ku udah ngerti cucunya ngono kui

      Reply
  9. Anggarani Ahliah Citra says

    September 6, 2015 at 10:33 am

    Jepretan nya keren-keren nih, Mba Ervi

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 12:18 pm

      jepretan sing endi mbak? yang melayang kah? itu akibat efek alay ehhe

      Reply
  10. Lusi says

    September 6, 2015 at 1:16 pm

    Haaaa orang Ngawi juga hahahaaa. Bapakku orang Ngawi, ibuku kota lain, aku lahir di kota lain lagi, sekarang beliau pensiun di kota yg berbeda, aku tinggal di kota lain juga. Aku pernah tinggal di Semarang 2 tahun. Ditanya aslinya mana aku nggak pernah bisa jawab karena aku manusia abal2. Nggak jelas heheheee

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 9:11 pm

      wahaha sama dong kita mbak, saya ngaku asli jawa bahasa jawa ku ancur kasar nemen, wes ngaku Indonesia aja

      Reply
  11. Lidya says

    September 6, 2015 at 3:18 pm

    nah ini baru namanya mudik, aku belum pernah ngerasain mudik fresh gini hehehe

    Reply
    • evrinasp says

      September 6, 2015 at 9:08 pm

      iya mudik itu aling asik ke tempat yang asri ya mbak

      Reply
  12. TITIS AYUNINGSIH says

    September 7, 2015 at 7:00 am

    Semarang. .aku terakhir kesana Januari tahun ini . kulineran di pusat
    Oleh” Bandeng Juwana Mbak ^^

    Reply
    • evrinasp says

      September 8, 2015 at 11:54 pm

      wahhhh aku malah belum kesana jeh, gak sempet kulineran

      Reply

Trackbacks

  1. Jalin Silaturahim Melalui Arisan Keluarga | evRina shinOda says:
    March 30, 2016 at 10:33 am

    […] Pada suatu sore saya sempat terenyuh berkat perkataan mama mengenai saya yang jarang mengunjungi Mbah. Mama benar adanya, saya lebih sering bepergian ke sana-sini hingga puncak gunung tapi melupakan untuk mengunjungi Mbah yang ada di Semarang, Ngawi dan Sragen. Saya semakin merasa bersalah ketika mengingat bahwa sejak tahun 2007 saya belum pernah lagi mengunjungi Mbah. Pasti semuanya sangat berubah, Mbah dan kondisi kampung halaman sewaktu kecil dulu. Untuk mengobati perasaan bersalah tersebut, maka tahun lalu saya mengunjungi Mbah sambil Nostalgia di Semarang. […]

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

evrina-profile

I am Evrina, an agriculture extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Quote

man ‘adzuba lisaanuhu katsura ikhwaanuhu | siapa yg baik perkataannya maka akan banyak temannya

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review
  • Tip and Tutorial

Archives

2022

  • + December (1)
  • + November (1)
  • + September (1)
  • + June (2)
  • + March (3)
  • + January (1)

2021

  • + December (4)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (1)
  • + August (4)
  • + July (4)
  • + June (4)
  • + April (2)
  • + March (2)
  • + February (2)

2020

  • + December (2)
  • + October (3)
  • + September (3)
  • + August (2)
  • + July (2)
  • + June (2)
  • + May (6)
  • + April (3)
  • + March (1)
  • + February (1)
  • + January (2)

2019

  • + November (2)
  • + October (5)
  • + September (6)
  • + August (4)
  • + July (1)
  • + June (2)
  • + May (1)
  • + March (3)
  • + February (3)
  • + January (2)

2018

  • + December (4)
  • + November (2)
  • + October (4)
  • + September (6)
  • + August (3)
  • + July (2)
  • + June (3)
  • + May (2)
  • + April (3)
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (5)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (8)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (10)
  • + October (8)
  • + September (13)
  • + August (9)
  • + July (5)
  • + June (9)
  • + May (4)
  • + April (10)
  • + March (9)
  • + February (15)
  • + January (8)

2015

  • + December (12)
  • + November (12)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (10)
  • + July (21)
  • + June (16)
  • + May (4)
  • + April (5)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (4)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)

Evventure Blog

Download Aplikasi Kios Gapoktan

kios gapoktan

Footer

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

Copyright © 2023 · Market theme by Restored 316