Last Updated on September 23, 2019 by evrinasp
Memiliki kekurangan terkadang membuat manusia menjadi mengeluh bahkan lupa bahwa sesungguhnya kekurangan tersebut dapat menjadi potensi. Bagi orang-orang yang melihat kekurangan sebagai bentuk kesialan, mereka akan susah untuk bergerak maju.
Namun tidak bagi orang yang ingin berhasil, mereka akan menjadikan kekurangan tersebut sebagai suatu potensi untuk bangkit dan memperoleh kesuksesan.
Saya mempelajari hal tersebut dari Ibu H. S Dwi, seorang tokoh penggiat Kampung Berseri Astra (KBA) Depok. Sosoknya lembut namun memiliki semangat membara, mampu membuat saya sangat terkesan ketika pertama kali berjumpa.
Sebelum Beliau menjelaskan lebih lanjut tentang kegiatan KBA Depok, saya sudah terpukau terhadap bukti nyata yang ada di hadapan mata. Sebuah lokasi gang perumahan yang asri berkat adanya tanaman di kiri dan kanan jalan meskipun tidak memiliki pekarangan.
Ibu Dwi, begitu saya memanggilnya, kemudian mengajak saya untuk masuk ke dalam rumahnya dan menceritakan lebih lanjut mengenai semua kegiatan yang ada di KBA Depok. Saya menyimaknya dengan seksama demi menjawab rasa penasaran terhadap apa yang membuat KBA Depok ini menjadi kampung berseri yang sukses.
Berawal dari Kebutuhan akan Kesejukkan
Ibu Dwi yang saat itu mengenakan pakai dominan berwarna biru menjelaskan awal mula tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menghijaukan lingkungan di sekitar.
Tahun 1981, lokasi rumah yang ditempati oleh Ibu Dwi beserta masyarakat di sekitarnya termasuk ke dalam Perumnas Depok Timur. Saat itu kondisi perumnas masih gersang, banyak alang-alang, dengan berbagai karakter masyarakat karena banyak pendatang juga saat itu. Lalu sejak tahun 1983 mulailah dibentuk kepengurusan RW dan juga RT.
“Sejak itu kami merasakan kok di sekitar rumah gersang ya, panas juga, akhirnya tanpa disuruh, masing-masing rumah mulai menanam tanaman yang besar-besar seperti buah-buahan” begitu kata Ibu Dwi sambil memandang ke arah pintu rumah seolah membayangkan kondisi di masa lampau.
Keadaan tersebut berlangsung beberapa tahun namun seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penghuni rumah, membuat rumah yang dulunya memiliki pekarangan luas jadi tidak memiliki pekarangan lagi akibat adanya penambahan ruangan.
Itulah yang menjadi kekurangan saat itu. Akhirnya sekitar lebih dari 15 tahun lalu, pengurus RW mengajak masyarakat untuk mulai menata lingkungan melalui Lomba K3 (kebersihan, keindahan, dan kenyamanan) yang diadakan pada tanggal 17 Agustus.
Ternyata lomba tersebut disambut dengan antusias dan mampu menggerakan warga agar mengubah lingkungannya menjadi bersih dan indah, sehingga nyaman untuk ditempati.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Lomba K3 akhirnya selalu diadakan di setiap tanggal 17 Agustus dengan harapan masyarakat dapat bergotong-royong membersihkan dan menjaga lingkungan minimal satu tahun sekali.
Seiring berjalannya waktu dan berkat kegigihan masyarakat dalam menjaga lingkungan, RW 16 kemudian dipercaya untuk menjadi wakil Kota Depok dalam lomba PKK di tahun 2013 hingga mampu menjuarai lomba PKK di tingkat Provinsi Jawa Barat. Tidak tanggung-tanggung, RW 16 sampai menjuarai dua kali lomba PKK tingkat Provinsi Jawa Barat.
Di tengah perjalanan tersebut banyak sekali media yang meliput hingga akhirnya lingkungan di RW 16 ini cukup dikenal. Kemudian dipertengahan tahun 2014, pembinaan dari Astra dimulai. Saat itu Astra membantu pembinaan sumber daya manusia seperti melestarikan budaya anak-anak Indonesia dan mengajarkan keterampilan kepada ibu-ibu.
Baru kemudian pada tahun 2015, Astra mulai mengimplementasikan 4 pilar program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra dengan membentuk KBA Depok.
Implementasi Pilar Lingkungan di KBA Depok Sebagai Kawasan yang Bersih dan Lestari
KBA Depok yang terletak di RW 16, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok ini mendapatkan dukungan penuh dari ketua RW yaitu Bapak Sumarno yang juga merupakan penggiat KBA Depok seperti Ibu Dwi.
Bersama dengan masyarakat RW 16 yang berjumlah 1712 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 538 KK ini, KBA Depok concern terhadap penghijauan lingkungan. Hal tersebut juga sejalan dengan visi RW 16 yang ingin mewujudkan masyarakat mandiri dalam mengelola lingkungan.
Pengelolaan lingkungan adalah salah satu pilar program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra. KBA Depok bersama Astra sudah banyak melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan seperti melakukan penanaman, melakukan pengolahan sampah, membuat pupuk organik, memberikan pelatihan di bidang lingkungan, dan lainnya.
“Ini kami sudah dilatih membuat pupuk cair organik (POC). Saya sering bikin POC sendiri dari kulit tauge, saya sering ke pasar untuk mencari kulit tauge yang tidak dipakai. Pedagangnya senang saja soalnya kan dibantu bersihkan sampah kulit taugenya” Jelas Ibu Dewi sambil menunjukkan komposter saat kami mulai keluar rumah untuk mengelilingi area KBA Depok.
Satu pertanyaan saya telah terjawab karena saya agak penasaran dari mana KBA Depok ini memperoleh pupuk ataupun media tanam untuk menanam mengingat saya belum melihat adanya toko pertanian di sepanjang jalan di Kota Depok.
Selain membuat pupuk organik sendiri, KBA Depok juga telah bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Dinas Lingkungan di Kota Depok dalam hal pengelolaan sampah sekaligus memproduksi pupuk organik.
Skemanya seperti ini: sampah yang dapat didaur ulang (botol plastik, kertas, kardus, dan lain-lain) dipilah lalu diberikan ke bank sampah, sedangkan sampah yang tidak dapat didaur ulang dipisahkan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Kemudian untuk sampah organik juga dipisahkan untuk dibawa ke TPA sebagai pakan Maggot. Hasil pupuk dari peternakan Maggot ini nantinya secara gratis dapat digunakan oleh masyarakat untuk menanam.
Kegiatan pengelolaan sampah ini selain memberikan keuntungan bagi masyarakat, juga membantu meringankan beban Pemerintah Kota Depok dalam mengurangi jumlah sampah. Sebab volume sampah warga Depok mampu mencapai 1200 ton perhari, namun yang dapat terserap di TPA hanya sebanyak 550 ton perhari, sedangkan 38 TPS yang ada, baru dapat menyerap 70 ton sampah perhari (Vidyanita, 2016).
Apabila bank sampah aktif dikelola bersamaan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah, maka diprediksi dapat mengurangi 60 persen volume sampah di Kota Depok (Rysko, 2015) sehingga target Pemerintah Kota Depok yaitu Depok bebas sampah sebelum tahun 2020 dapat terealisasi.
Dari persoalan kebersihan, Ibu Dwi kemudian menjelaskan kepada saya mengenai pelestarian lingkungan dengan dalam aktivitas penanaman. Gang hijau yang menjadi tempat Ibu Dwi tinggal, dikenal sebagai Gang Toga karena hampir di seluruh rumah yang ada di gang tersebut telah menanam toga.
“Utamanya di sini toga meski ada tanaman lainnya. Sekarang yang lagi hits dan memang kemarin dibantu juga dari Astra itu tanaman Kelor” jelas Ibu Dwi sambil menunjukkan bibit kelor yang ditanam di dalam pot.
Daun kelor memang dikenal banyak sekali manfaatnya terutama kaya akan antioksidan, membantu menurunkan kolesterol dan gula darah. Masyarakat di KBA Depok ini sudah paham begitu pentingnya daun kelor sehingga mereka mau merawat dan melestarikannya di pekarangan rumah.
Sebagian telah mengkonsumsi daun kelor tersebut secara langsung dengan diolah menjadi sayur atau menjadi bahan tambahan lauk. Bahkan ada juga yang sudah menggunakan daun kelor sebagai pewarna alami untuk pembuatan kue.
Ibu Dwi sendiri sedang mencoba mengolah daun kelor menjadi tepung daun kelor sehingga memiliki nilai tambah dan dapat digunakan lebih lanjut untuk berbagai produk.
Dari Gang Toga, saya diajak untuk melihat gang lainnya yang ada di KBA Depok, yaitu Gang Tabulampot atau tanaman buah dalam pot.
“Ini yang disebut jadikan kekurangan menjadi sebuah kelebihan. Tak punya tanah bukan berarti tak bisa tanam, akhirnya kami tanam pohon buah pakai pot, jadi gang ini disebut gang tabulampot” begitu kata Ibu Dwi saat menunjukkan gang yang didominasi dengan tabulampot.
Ada beberapa tanaman buah yang tumbuh subur meski ditanam di dalam pot, di antaranya adalah tanaman mangga, jambu air, kelengkeng, dan tanaman buah lainnya.
Apabila tidak ada tabulampot di sisi kiri dan kanan jalan, maka gang tersebut akan terlihat gersang sehingga warga cukup antusias untuk menanam tabulampot di sekitarnya.
Selain kedua gang tematik tersebut, ada satu gang lain yang tak kalah unik yaitu gang dengan lantai berbahan paving block. Jika gang lainnya memiliki lantai dengan lapisan aspal atau semen, maka gang tersebut menggunakan bahan paving block dengan tujuan agar mudah menyerap air.
Dari gang paving block, perhatian saya kemudian tertuju pada beberapa tong biru yang memang telah saya jumpai di beberapa titik. Ibu Dwi kemudian membantu memecahkan rasa penasaran saya dengan menjelaskan bahwa tong biru tersebut ada tiga jenis dengan fungsi berbeda. Isi di dalam tong biru tersebut dapat diakses secara gratis oleh seluruh warga.
Pertama, Tong Penampung Air Hujan
Berfungsi untuk menampung air hujan sehingga airnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci benda, atau keperluan lain sesuai dengan kualitas air hujan. Tong penampung tersebut terhubung dengan pipa dari atas rumah untuk menyalurkan air hujan.
Kedua, Tong Penampung Air Cuci Beras
Tong ini berfungsi untuk menampung sisa air cucian beras yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Daripada tidak digunakan, maka air cucian beras tersebut ditampung di satu tong dan dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang membutuhkan.
Ketiga, Tong Penampung Air Bersih untuk Mencuci Tangan.
Mengingat masih banyak anak-anak yang bermain di sekitar gang, maka juga disediakan tong untuk menampung air bersih yang dapat digunakan untuk mencuci tangan sehingga membantu mencegah penyebaran kuman penyakit khususnya di tingkat anak-anak.
Lingkungan Bersih Berintegrasi dengan Pilar Kesehatan dan Pendidikan
Selesai mengelilingi beberapa titik di kawasan KBA Depok, saya dan Ibu Dwi kembali ke Gang Toga dari arah jalan yang berbeda. Di sana saya menyaksikan anak-anak sangat riang ketika bermain bersama.
Melihat asrinya lingkungan di KBA Depok memang membuat anak-anak tersebut merasa nyaman sambil bersenda gurau dengan teman-temannya. Ini juga yang membuktikan bahwa dampak dari kualitas kesehatan di sekitar KBA Depok tetap terjaga.
“Kalau dari pilar kesehatan, kami punya inovasi pemeriksaan rutin jentik nyamuk” sambut Ibu Dwi membuka pembicaraan kami saat tiba di rumahnya selesai berkeliling.
Pemeriksaan tersebut dilakukan setiap bulan sekali pada hari sabtu di minggu keempat. Masing-masing kader di 10 RT yang ada di RW 16 melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di setiap rumah. Hanya saja para kader ini saling silang dalam melakukan pemeriksaan agar hasilnya maksimal.
Misalnya kader RT 1 memeriksa RT 5, kader RT 3 memeriksa RT 4, dan seterusnya. Hasil pemeriksaan tersebut akan direkap oleh kader Posyandu dan dibawa ke dalam rapat RW yang diadakan pada malam minggu sehingga dapat segera diambil tindakan.
Berdasarkan pemaparan dari Ibu Dwi, kader yang ada di Posyandu sering sekali mendapatkan pelatihan rutin dari pihak Astra. Pelatihan tersebut jelas sangat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu untuk diaplikasikan kepada masyarakat.
Berkat inovasi dan kegiatan di pilar kesehatan, Posyandu dan Kader Avicena di KBA Depok pernah mendapatkan penghargaan. Penghargaan tersebut yaitu juara 3 untuk Posyandu dan juara 2 untuk Kader Avicena dalam lomba yang diadakan oleh Astra pada tahun 2017.
Selain meningkatkan kesehatan masyarakat, KBA Depok juga mengajarkan keterampilan bagi anak-anak serta ibu-ibu sebagai penerapan pilar pendidikan.
Kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2015 dengan memberikan pelatihan kepada para ibu dengan membuat beberapa produk kerajinan. Sedangkan untuk anak-anak diajarkan mengenal lagu anak-anak Indonesia serta budaya membaca.
Pilar pendidikan Astra pada KBA Depok juga direalisasikan dengan pemberian Beasiswa Lestari Astra untuk 33 orang anak di KBA Depok.
“Program Beasiswa Lestari Astra ini bagus mbak, sebab tidak terputus dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK” begitu Ibu Dwi menjelaskan sambil menunjukkan daftar 33 anak yang mendapatkan beasiswa tersebut.
Sebelumnya, anak-anak penerima beasiswa telah diseleksi secara ketat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, di antaranya adalah tidak memiliki ayah atau tidak memiliki ayah dan ibu, dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, dan harus berprestasi.
Dengan adanya Beasiswa Lestari Astra, tidak hanya membantu meringankan biaya pendidikan, tetapi juga memacu penerima beasiswa agar mempertahankan kualitas belajarnya.
Produktif dengan Menerapkan Pilar Kewirausahaan
Sejak merintis dari awal, KBA Depok menyadari bahwa keberhasilan suatu kegiatan adalah adanya keinginan untuk maju yang datang dari dalam diri. Itu sebabnya walaupun sudah mendapatkan pendampingan dari Astra, bukan berarti KBA Depok menjadi lupa diri. Justru membuat mereka lebih produktif melalui kegiatan dan usaha yang dilakukan.
Kegiatan wirausaha yang dilakukan oleh KBA Depok di antaranya dengan menghasilkan produk olahan makanan dari komoditas toga. Produk olahan makanan yang dihasilkan di antaranya keripik sambung nyawa dan cheese steak dari daun katuk.
Selain produk makanan, ada juga produk kerajinan tangan yang terbuat dari bahan botol plastik bekas. Botol tersebut diolah sedemikian rupa menjadi bentuk boneka ondel-ondel yang menjadi ciri khas budaya betawi.
Melihat geliat KBA Depok yang begitu semangat, Astra kemudian memfasilitasi beberapa pelatihan untuk menggerakkan sektor kewirausahaan, seperti memberikan pelatihan manajemen, pengelolaan keuangan, hingga pemasaran.
Salah satu bentuk aplikasi dari pelatihan yang telah diberikan adalah mengadakan Bazar Murah Ramadhan di mana Astra memfasilitasi paket sembako murah yang dikelola oleh KBA Depok.
Hasil penjualan dari paket murah tersebut, sebanyak 50% diberikan untuk pondok pesantren atau untuk menyantuni anak yatim. Sedangkan sisanya sebanyak 50% dikembalikan ke kas KBA Depok untuk dikelola sebagai biaya operasional.
Berkat kontribusi positif yang sudah dilakukan oleh KBA Depok sejak tahun 2015, maka Astra memberikan Sertifikat Kampung Berseri Astra dengan predikat Madya. Sertifikat tersebut diberikan kepada KBA Depok sebagai apresiasi atas pencapaian yang dilakukan dalam penilaian kriteria Kampung Berseri Astra di tahun 2017.
Kesuksesan yang sudah pernah dicapai tidak lantas membuat KBA Depok merasa puas begitu saja. Kampung berseri ini masih tetap ingin belajar dan secara kontinyu mengajak masyarakat untuk bergerak bersama.
“Keteladanan pengurus itu yang utama, harus kasih contoh sebelum ngajak orang, soalnya yang namanya penghijauan itu datangnya dari hati bukan dipaksa” tutup Ibu Dwi mengakhiri perbincangan kami siang hari itu.
Sepanjang berada di sana, saya sudah merasakan aura sejuk penuh ketenangan yang seolah masuk ke dalam jiwa. Bukan hanya karena lingkungannya yang hijau, tetapi juga sikap rendah hati dari para warga yang membuat saya menjadi terpesona.
KBA Depok telah memberikan saya sebuah pelajaran berharga bahwa sebuah kekurangan sesungguhnya dapat diubah menjadi kelebihan dan apabila sudah mendapatkan kelebihan, janganlah langsung merasa puas, tetapi harus terus belajar.
Maka tidak berlebihan apabila saya mengumpamakan KBA Depok sebagai Oasis di tengah Kota Depok karena mampu menghijaukan lingkungan dan menentramkan jiwa warganya.
youtube {“url”:”https://youtu.be/5N1UXF5TWhU”,”type”:”video”,”providerNameSlug”:”youtube”,”className”:”wp-embed-aspect-16-9 wp-has-aspect-ratio”} –>Sumber Informasi:
Rysko. 2015. Menyulap Sampah Menjadi Tabungan. https://www.depok.go.id/08/01/2015/10-ekonomi-kota-depok/menyulap-sampah-menjadi-tabungan [diakses tanggal 22 Desember 2018].
Vidyanita. 2016. DKP Targetkan 20 Persen KK Lakukan Pemilahan Sampah. https://www.depok.go.id/15/01/2016/09-lingkungan-kota-depok/dkp-targetkan-20-persen-kk-lakukan-pemilahan-sampah [diakses tanggal 22 Desember 2018].
deddyhuang.com says
banyak sudah tersebar KBA ini di Indonesia. ulasan yang menarik mbak ev.
evrinasp says
Terima kasih koh ded
Inda Chakim says
Keren banget KBA Depok. Bahkan ada tong buat air bekas cuci beras. Aku malah sering lupa sm ini mbk ev. Cuci beras langsung buang begitu saja airnya. Jd kayaknya aku mau ngikutin cara kba depok ini deh. Makasih banyak sharenya mbk. Semoga kba depok bisa menjadi inspirasi kampung2 lainnya. Aamiin
evrinasp says
Aamiin, iya mbak, KBA Depok ini inspiratif banget, zero waste judulnya
Bai Ruindra says
Sangat inspiratif semoga ke depannya makin maju dan memberikan manfaat untuk banyak orang.
evrinasp says
Aamiin, Saya aja terinspirasi Bai untuk menggerakkan kampung yang hijau
Rustam says
Semoga menginspirasi buat kampung2 sekitar ya Mbak, Agar kampung di Indonesia menjadi hijau dan juga produktif, makasih sharenya.
evrinasp says
Aamiin, iya aku yang datang ke sana saja terinspirasi, pingin punya Lingkungan hijau begitu
Nugroho says
Saya sebagai ketua Rt001/016 yg lingkungan jalannya komlok,selalu mempertahankan jalanan di wilayah sy harus tetap komlok.karna sangat bermanfaat buat menyerap air hujan.trima kasih mba sdh mengunjungi kampung kami…silakan berkunjung kembali di kampung kami….terima kasih☺
evrinasp says
Wah terima kasih sudah berkunjung ke blog Saya pak. Sama seperti di rumah Saya pak, yg lain menyemen lantai pekarangannya, kalau Saya tetap memakai conblok
Firmansyah says
Wah wah mbak Ev… ternyata kisah KBA yang kita kunjungi hampir sama ya. KBA Depok ini asri dan hijaunya selintas persis seperti KBA Proklim Sunter yang saya kunjungi. Astra emang keren ya mbak, takjub saya melihat kampung2 di perkotaan yang disulap menjadi “BERSERI” apalagi kalau sebelumnya kampung tsb terkenal kumuh dll.
Btw, saya gagal fokus sama templatenya. Berubah ternyata 😀
evrinasp says
Iya aku habis ganti themes, nanti ganti lagi sepertinya hehe.
Karena pembinaan dari Astra itu maksimal, kampung yg tadinya mungkin gersang menjadi berseri