Last Updated on September 23, 2019 by evrinasp
Ini semua tentang panggilan hati yang mungkin tidak dapat dimengerti oleh sebagian orang termasuk ketika saya menuliskan artikel ini. Bisa jadi setelah menuliskan ini ada sebagian orang yang mengunfol, block atau black list. Kok kamu su’uzhon (berburuk sangka) Ev? Bukan bermaksud begitu, tetapi karena saya sudah merasakannya sendiri. Beberapa orang teman juga bercerita bahwa pasca aksi 411 kemarin sudah banyak temannya yang tiba-tiba memblock atau hilang komunikasi. Padahal yang dibagikan bukanlah status atau tulisan yang menyudutkan beberapa pihak. Tetapi saya mengatakan bahwa hal itu tidak mengapa karena bukanlah akhir dunia.
Suami saya juga sempat resah, beberapa orang temannya di salah satu media sosial melakukan blocking kepadanya. Saya hanya mengatakan begini: “kenapa pusing yah, baru di block orang, kalau di block sama Allah gimana? Itu baru takut”. Suami sayapun setuju, kini dia tidak terlalu pusing menyuarakan isi hatinya. Teknologi memang memudahkan segalanya, termasuk memutuskan silaturahim hanya karena beda pendapat, tapi saya berharap di dunia nyata tidak seperti itu, kalau bertemu kita masih tetap bertegur sapa.
Saya salut dengan teman-teman yang berani menunjukkan identitasnya di sisi mana mereka berada. Mau tergerak dan berani turun ke jalan untuk turut bergabung dengan saudara-saudara dan menggemakan asma Allah serta mengagungkan Al-Quran. Apa yang membuat mereka mau turun ke jalan? Semuanya hanya satu yaitu panggilan hati yang hanya dapat dirasakan oleh orang itu sendiri. Ada satu rasa menggebu yang menuntun langkah agar berjalan bersama menuju kebaikan.
“Jika jiwa sudah terpanggil, maka raga akan mengikuti, itulah panggilan hati, begitu indah hingga tidak bisa diungkapkan”
Ya, dulu sekali saya pernah merasakan hal itu. Terpanggil untuk tergerak dalam satu barisan. Mengenakan seragam dan kerudung putih, berjalan bersama dengan peserta lainnya sambil meneriakan takbir dan meneriakkan aksi. Saat itu ketika saya masih menjadi mahasiswa pernah ikut berjalan hingga Bundaran HI menuntut disudahinya invasi Israel atas Palestina. Sungguh saat itu tidak ada yang memerintahkan saya untuk turun ke jalan, tidak ada yang membayar saya untuk rela berpanas-panasan hingga kehabisan suara meneriakkan kekejaman Israel yang belum tentu di dengar oleh negara tersebut. Tetapi jiwa saya bergetar untuk membantu saudara di Palestina agar mata dunia dapat melihat dengan jelas untuk mengakhiri kekejaman Israel. Sungguh indah saat itu dan berharap langkah kecil yang sudah saya lakukan dapat membantu saudara di Palestina karena secara fisik dan materi mungkin saya tidak dapat membantu sepenuhnya.
Kini, panggilan itu terjadi lagi. Hari ini teman-teman banyak yang berangkat untuk mengikuti Aksi Super Damai yang digelar di Lapangan Monas Jakarta pada tanggal 2 Desember 2016. Sebagian teman memohon doa agar aksi hari ini dapat berjalan lancar.
Jauh sebelum aksi hari ini, saya dibuat takjub dengan semangat yang dikobarkan oleh para mujahid yang berangkat dari Ciamis menuju Jakarta dengan long march. Mereka menggetarkan hati saya bahwa jarak tidaklah menjadi masalah untuk menyuarakan kebenaran. Hal ini juga membuat masyarakat secara ikhlas menyambut mereka dengan turut serta berpartisipasi memberikan makanan serta minuman bagi para peserta aksi.
Saya jadi ingat dengan perkataan petani tadi pagi ketika saya datang ke kelompok. Mereka berkata begini: “Bu, kalau peserta aksi lewat sini mah, ku abdi bade dibere ubi, singkong atau nanaonan waelah hasil panen, abdi pengen juga nyumbang kaya orang-orang” begitu mereka mengatakan. Sayangnya peserta aksi tidak lewat ke pelosok desa di tempat para petani berada. Saya mengapresiasi niat yang mereka sampaikan dan mengatakan bahwa insyaaAllah dengan turut mendoakan saja kita sudah termasuk dalam barisan yang terpanggil hatinya. Aamiin.
Tidak hanya di Ciamis para mujahid yang melewati jalan di Kabupaten Bogor pada H-1 sebelum Aksi #SuperDamai212 terjadi, juga disambut dengan takbir oleh masyarakat. Mereka berdiri di pinggir jalan dan ikut membagikan logistik bagi keperluan peserta. Sekali lagi tidak ada yang meminta masyarakat untuk melakukan hal tersebut, semuanya ikhlas Lillahi Ta’ala. Kemudian yang lebih mengharukan lagi adalah ketika hari ini saya mendengar masjid-masjid yang ada di sekitar daerah juga turut mendoakan para mujahid agar aksi hari ini berjalan lancar. Meskipun raga tidak berada di sana namun jiwa tetap bersama.
Alhamdulillah Aksi Super Damai yang berlangsung pada hari ini dapat berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh lebih dari dua juta umat muslim yang terpusat di Lapangan Monas Jakarta hingga di jalan-jalan di sekitarnya. Karena menurut laporan dari teman yang ikut aksi hari ini, jumlah peserta cukup banyak hingga tidak terbendung dan tumpah ke jalan-jalan.
Hujan dan angin yang datang tadi siang tidak menggentarkan para mujahid untuk meninggalkan barisannya. Mereka tetap khusyu’ melaksanakan ibadah shalat jumat berjamaah seraya berdoa bagi negara dan agar keadilan ditegakkan tanpa memandang pangkat, jabatan serta kepentingan pribadi dan golongan. Subhanallah walhamdulillah.
Saya pribadi juga mengapresiasi atas kehadiran pemimpin bangsa: Bapak Jokowi beserta jajarannya yang membuat aksi hari ini semakin damai. Semoga kedepannya tidak ada lagi permasalahan yang meresahkan karena seperti yang dikatakan oleh KH Abdullah Gymnastiar pada salah satu siaran di televisi bahwa masih banyak hal yang harus kita selesaikan.
Subhanallah, beruntunglah para pejuang yang sudah turun membela ayat suci Al-Quran, kelak Al-Quran yang akan membela mu ketika berada di dunia yang sebenarnya karena dunia ini hanyalah sementara maka akan merugi bagi siapapun yang terlena. Dan semoga bagi siapapun yang tidak bisa berangkat aksi namun tetap ikhlas mendoakan, semoga kita juga termasuk dalam barisan yang terpanggil hatinya. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Yulia says
Aamiin, semoga apa yang terjadi hari ini bisa jadi pembela di akhirat kelak ya mba
evrinasp says
aamiin ya Rabb, insyaa Allah yul
Apri ani says
Betul tuh. Kita harus berani menentukan posisi. Hitam atw putih, jng aabu2. Biar pun peran kita kecil, tapi kita termasuk orang yg berani memilih di posisi yg diridhai Allah
evrinasp says
aamiin, termasuk dalam pekerjaan kita ya teh, jangan sampai di wilayah abu-abu
Julia Amrih says
Semua karena cinta ya Mba’, semoga peristiwa ini bisa jadi penambah kekuatan iman, Aamiin.. 🙂
evrinasp says
aamiin ya Rabb 😀
Keke Naima says
Seharian ini, terutama tadi siang kayaknya mata saya sudah bengkak, Ev. Kebesaran Allah SWT berkali-kali ditunjukkan.
evrinasp says
iya mbak, makanya jangan deh kita menyepelekan apa yang sudah ditentukan, karena Allah lah pemilik semua yang ada di dunia ini
Arifah says
Iya mbak hati nggak bisa bohong. Ini soal mengikuti kata hati dan akupun merasakannya.
evrinasp says
semoga mbak hati kita dapat terjaga, kalau hati sudah kotor jadi buta dengan kebenaran
Ratna Dewi says
Merinding liat aksi hari ini, sungguh walaupun aku hanya bisa mendukung doa tapi turut bangga akan aksi umat Islam yang benar-benar damai.
evrinasp says
alhamdulillah ya mbak, semoga makin banyak orang yang dapat mengambil hikmahnya, tidak hanya mencela saja, bahkan dari saudara sendiri
Milda Ini says
Saya ikut aksi yang di Bengkulu
kemarin siang suami ijin mau ikut aksi, saya bilang silakan pergi..jadi malam tadi beliau berangkat dg pesawat terakhir. Saya gak mikir yang macam2, cuma berharap kebaikan buat suami saya sendiri, agar dia mendapatkan banyak pelajaran, hidayah bagi dirinya, klg dan orang lain karena saya yakin di sana berkumpul orang2 yg salih. kita yang butuh dakwah ini, kita yang butuh islam. Karena Allah selalu punya cara untuk menjaga AgamaNya untuk tegak di bumi ini. Jadi silakan mau ambil peran yang mana. Tanpa kita berperan, maka akan ada orang lain yang ambil peran itu
evrinasp says
iya mbak, semua dikembalikan ke diri masing-masing, Allah Maha Kuasa, sang penggerak hati, bahaya kalau kita termasuk dalam golongan yang diacuhkan tanpa mendapatkan panggilan hidayahNya
Nurul Fitri Fatkhani says
Saya nggak ikut aksi, Mbak. Tapi suami saya pergi ke sana. Dari yang saya tonton di televisi dan dari cerita suami sepulangnya dari Jakarta, saya bisa merasakan semangat luar biasa yang datang dari aksi super damai 212. Semoga para mujahidin selalu sehat ya…
evrinasp says
aamiin ya Rabbalalamin, dan dijauhkan juga dari prasangka buruk orang lain terhadap niat yang dilakukan
Lucky Caesar Direstiyani says
Saya terharu dan merinding melihat perjuangan para umat islam dari seantero negeri pada aksi damai 212 mbaak. Semogaa berkah melimpah selalu menyertai niat baik dan perjuangan yg ada. Allah Maha Besar.
evrinasp says
aamiin ya Rabbalalamin, semoga dijauhkan juga dari fitnah-fitnah yang tak berujung
rina susanti says
berkali -kali mewek baca status atau foto aksi damai hari …alhamdulillah damai hingga akhir, di aksi ketiga ini spertinya persiapan menghadapi kemungkinan ada penyusup sudah dibuat matang …jadi penyusup tidak berani
evrinasp says
iya mbak, lagipula kan hanya sebentar saja hingga setengah hari, kan aksinya juga bukan demo kaya biasa, lebih kepada doa dan muhasabah bersama
BaRT says
Panggilan hati memang bisa mengalahkan segalanya. Resiko-resiko yang mungkin terjadi pun, rasanya menjadi tak berarti. Well said kak Evrina ?
evrinasp says
iya Bart, susah kalau hati sudah tergerak, Bart sudah merasakannya sendiri kan
Fajar Herlambang says
merinding sih mbak ngelihatnya. semoga allah meridhoi apa yang sahabat sahabat seiman kita seluruh indonesia kemarin lakukan. Allah huakbar
evrinasp says
aamiin ya Rabbalalamin
Rahmi says
Dulunya aku juga takut bikin status yg menunjukkan dimana aku berpihak, takut ga enak sama yg berbeda pendapat. Tapi kemudian aku berpikir lagi, biarlah, bener yang evrina bilang, lbh baik diblock manusia drpada diblock sama Alloh. Kemarin bener2 nangis aku lihat tv.
evrinasp says
iya mbak, selama diyakinkan benar dan tidak menyinggung orang lain tak mengapa menurut ku, kan itu keyakinan masing-masing tapi kita jugatidak boleh menyudutkan keyakinan orang lain
damarojat says
saya mau nangis mbak. ingat zmn mahasiswa dulu ikut jalan kaki demo, di jalan bnyk orang kasih air. ya walau cuma air tp rasanya mak nyess di hati.
mereka mgkin tdk sanggup ikut berjalan tp mereka mengulurkn bantuan.
soal hati bukan urusan kita apakah mereka tulus atau tidak. yg bisa sy nilai hanya yg terindera oleh sy. mereka membantu. titik.
di kejauhan pun, ada yg harus menangis haru dg diam-diam krn kondisi tdk memungkinkan. ada halangan antara dirinya dg keyakinannya. masya Alloh, DIA Maha Tahu
evrinasp says
iya mbak, semua niat dan isi hati hanya Allah yang Maha Tau, walaupun tidak ikut aksi insyaa Allah semoga juga bisa mendapatkan keberkahannya
Hidayati says
Iya mak…. terkadang kita tidak menunjukan siapa kita sayang sekali. Mungkin dalam lubuk hati yg paling dala ada satu resah yg tudak bs terurai. Alhamdulillah kmrin ikut bagian dalam barisan. Semangat menyuarakan kebenaran makkk.
evrinasp says
subhanallah, selamat ya mbak sudah masuk dalam barisan, akupun sedih gak bisa ikut
Lidha Maul says
Mbak Ev, saya senang sudah mampir kemari.
Banyak cerita pilu dari orang-orang luar jakarta yg ingin ikut aksi 212.
Entah kenapa keberpihakan ini dianggap pertentangan, bukannya perbedaan dibolehkan?
Tapi tak apalah, setidaknya tanggal 212 telah membuktikan, dengan barisannya yang rapi.
Bukannya Allah senang barisan yang rapi
evrinasp says
iya mbak Lidha, semoga bisa mengerti ya inti aksi 212, jangan selalu dikaitkan dengan politik
indah nuria says
Aamiin YRA..panggilan hati memang tidak bisa ditolak. Insya Allah semua membawa manfaat ya mba..
evrinasp says
insyaa Allah mbak, aamiin ya Rabb
Inayah says
semoga NKRI tetap damai
evrinasp says
Aamiin 😀
cumilebay says
Damai selalu indonesia, aku merinding liat orang shalawatan sambil jalan ke monas
evrinasp says
aamiin mas cumi 😀
Nefertite Fatriyanti says
Semoga NKRI selalu damai yaa, satu sama lain saling menghormati, ditengah segala perbedaan
evrinasp says
aamiin iya mbak
Ahmad says
semoga aspirasi rakyat indonesia tercapai …amin
evrinasp says
Aamiin ya Rabbalamin 😀
Suluh Buah Papua says
Di satu sisi bahagia sekali bisa ikut menjadi saksi betapa indahnya persatuan muslim Indonesia, tanpa memandang golongan, suku dan perbedaan lainnya. Mereka melebur menjadi satu saudara, saudara seakidah.
Di sisi lain saya juga sedih, mengetahui beberapa kawan saya mencibir aksi super damai ini. Bahkan nyiyir sama habaib, kyai juga ustadz yang ikut berpartisipasi. Padahal Masya Allah, kita ini tidak ada apa2nya dibanding mereka. Ilmu kita, perjuangan dakwah kita, tidak sebanding dengan apa yang guru2 kita lakukan. Seberapa hebatkah kita, hingga berani bersikap seperti itu.
Maka Alhamdulillah, masih ada sesuatu yang menyala2 di dada kita, ketika melihat agama kita dinista, ketika ulama dan saudara2 kita didzalimi. Maka itulah ghirah. Beruntunglah Allah masih titipkan ghirah di hati kita semua.
evrinasp says
bersyukurlah mbak bis amenjadi saksi perjuangan saudara2 muslim, kelak insyaa Allah akan menjadi saksi mu di akhirat nanti