Bumi
Pernah kah membayangkan sudah berapa lama usia bumi yang kita tempati ini? Bumi yang merupakan planet kehidupan, usianya ternyata sudah mencapai milyaran tahun. Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu dan kehidupan sudah ada sejak 4,1 miliar tahun setelahnya [1]. Bersamaan dengan terus bertambahnya usia bumi, telah terjadi banyak perubahan di planet yang kita cintai ini. Bumi yang dulunya terlihat hijau, kini secara perlahan mulai mengalami degradasi.
Salah satu sudut bumi yang dianugerahi hamparan landscape alam yang hijau dan kaya akan sumber daya alam terdapat di Negara Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2013 (sekarang menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) diketahui bahwa Indonesia memiliki luas wilayah 1,3 % dari luas permukaan bumi dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi yaitu sekitar 17 % dari keseluruhan jenis makhluk hidup yang ada di bumi. Di dalamnya terdapat lebih dari 28.000 jenis tumbuh-tumbuhan [2].
Dengan dianugerahinya luas wilayah yang cukup besar beserta sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, sudah seharusnya membuat kita bersyukur dengan tetap menjaga dan melestarikan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan YME. Kita dapat hidup secara harmonis berdampingan bersama alam dengan memanfaatkan secara bijak namun tetap menjaga kelestariannya.
Sayangnya, dengan semakin berkembangnya pembangunan, meningkatnya jumlah penduduk yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan ekonomi membuat sebagian kondisi alam Indonesia mengalami degradasi. Contohnya saja pada kondisi hutan Indonesia yang setiap tahun mengalami kehilangan seluas 684.000 hektar. Kehilangan ini disebabkan oleh penebangan pohon yang tidak bertanggung jawab, pembakaran hutan, hingga alih fungsi hutan. Akibatnya, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia untuk kehilangan hutan setelah negara Brasil [3].
Berbagai ancaman dapat saja terjadi akibat berkurangnya hutan dan keanekaragaman hayati yang tidak hanya mengancam keberlangsungan Indonesia tetapi juga termasuk iklim dunia. Untuk menyelamatkan keberlangsungan bumi dan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, maka upaya pelestarian atau konservasi sangat penting dilakukan.
Pentingnya Konservasi
Secara umum konservasi memiliki arti memelihara atau menjaga sesuatu agar tetap ada. Konservasi lekat hubungannya dengan upaya pelestarian sumber daya alam hayati baik flora maupun fauna. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990, konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Konservasi terhadap sumber daya alam penting untuk dilakukan guna menjaga keberlangsungan bumi termasuk kehidupan manusia itu sendiri. Apabila pemanfaatan sumber daya alam tidak diiringi dengan upaya konservasi, maka berbagai macam bahaya dapat mengancam kehidupan dan kelestarian bumi.
Beberapa tahun belakangan ini kita sudah merasakan bagaimana pergeseran terhadap kondisi iklim. Jika dulu di Indonesia dapat menentukan bulan-bulan tertentu sebagai musim hujan atau musim kemarau, kini patokan terhadap bulan-bulan tersebut tidak dapat dipegang lagi. Kondisi bumi pun kini semakin panas karena berdasarkan informasi dari Organisasi Meteorologi Dunia, menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu bumi sebesar 1.1 derajat celcius pada tahun 2016 [4].
Kawasan hutan yang terbakar di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pembakaran hutan menyumbangkan gas karbon dioksida yang dapat meningkatkan suhu bumi
Peningkatan suhu bumi tersebut disebabkan oleh meningkatnya gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) yang dikenal sebagai gas rumah kaca (GRK). Selain dihasilkan dari aktivitas manusia yang banyak menggunakan bahan bakar fosil, jumlah GRK terutama karbon dioksida semakin meningkat akibat adanya akitivitas penggundulan hutan, hilangnya lahan gambut dan terbakarnya hutan bakau. Padahal fungsi dari pepohonan yang terdapat di hutan itu penting sekali untuk menyerap gas karbon dioksida melalui proses fotosintesis. Dari hasil proses tersebut, pepohonan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia.
Dampak perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global ini dapat menyebabkan bencana seperti kekeringan, banjir, hingga terancamnya ketersediaan pangan, sehingga mau tidak mau kita harus mengimbangi pelepasan laju GRK dengan melakukan konservasi agar penyerapannya mampu menurunkan kadar GRK di atmosfer.
Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang keberlangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Implementasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menetapkan wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan, menetapkan pola dasar pembinaan dan pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga kehidupan.
Implementasi dari pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dilakukan dengan membuat peraturan tegas agar tidak terjadi perusakan, pemusnahan, pengambilan bahkan membunuh flora maupun fauna yang dilindungi.
Sedangkan implementasi untuk pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam serta pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan.
LESTARI
Selain pemerintah, beberapa pihak lain juga turut serta mengambil bagian untuk melakukan konservasi. Salah satunya adalah LESTARI yang merupakan sebuah proyek pengelolaan hutan secara berkesinambungan dan dirancang untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi GRK sekaligus melestarikan keanekaragaman hayati pada ekosistem hutan dan bakau yang kaya akan karbon dan bernilai konservasi tinggi.
LESTARI menerapkan pendekatan lanskap yang merupakan sebuah kerangka kerja manajemen tata guna lahan terintegrasi untuk mensinergikan kebijakan lintas sektor dengan tujuan menyelaraskan pembangunan dan tujuan konservasi. Ada enam lanskap yang menjadi fokus kerja LESTARI dengan ciri wilayah hutan primer utuh, cadangan karbon tinggi, dan kekayaan keanekaragaman hayati. Lanskap tersebut di antaranya ada di Aceh (Lanskap Leuser), Kalimantan Tengah (Lanskap Katingan-Kahayan), dan Papua (Lanskap Lorentz, Mappi-Bouven Digoel, Sarmi dan Cyclops).
Berbagai upaya dilakukan oleh LESTARI untuk menggaungkan konservasi kepada masyarakat yang salah satunya dilakukan melalui Pra Event Tari Saman 10001. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2017 oleh USAID-Lestari dengan tema Merawat Tradisi Melalui Konservasi di Taman Sari Banda Aceh. Diharapkan dengan kegiatan ini pelestarian tradisi melalui upaya konservasi dapat berjalan beriringan.
Saya pernah mengikuti upaya konservasi sekaligus merawat tradisi di hutan mangrove pesisir Pantai Bahowo, Manado, Sulawesi Utara yang dilakukan oleh Komunitas Manengkel Solidaritas. Komunitas ini memiliki misi untuk mengembangkan hutan mangrove sebagai upaya dalam mencegah pengikisan pantai sekaligus melestarikan hutan.
Tidak hanya bapak-bapak saja yang berpartisipasi dalam melestarikan hutan mangrove, para ibu juga terjun secara langsung dalam melakukan pembibitan tanaman. Mereka secara berkala melakukan penanaman serta pemeliharaan di beberapa titik di Pantai Bahowo dan berkat upaya tersebut, hutan mangrove di pesisir pantai terjaga hingga kini.
Saya semakin salut dengan upaya konservasi yang dilakukan oleh Komunitas Manengkel Solidaritas karena selain melakukan upaya menghijaukan bumi, mereka juga meregenerasi kecintaan akan alam dan lingkungan kepada anak-anak di sekitarnya. Komunitas tersebut memberikan pendidikan sejak dini kepada anak-anak melalui sekolah yang bernama Sei Pantai. Di sekolah tersebut, anak-anak diberikan pengetahuan tentang pelestarian alam hingga menjadi agen perubahan minimal untuk keluarganya sendiri. Melalui upaya tersebut maka pelestarian alam di Pantai Bahowo dapat dilaksanakan secara kontinyu dari generasi ke generasi.
Seperti pemerintah dan berbagai pihak yang telah berusaha melakukan konservasi, saya juga ingin turut serta berperan dalam pelestarian alam dan lingkungan. Sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat guna mendukung konservasi dengan melakukan beberapa langkah kecil setiap hari. Contohnya adalah:
Satu,
Berpartisipasi secara langsung
Ikut serta secara langsung dalam kegiatan yang berhubungan dengan konservasi termasuk menjaga lingkungan. Misalnya ikut dalam kegiatan penanaman, melakukan kerja bakti pembersihan hingga menghadiri acara yang menggerakan semangat melestarikan bumi.
Dua, Penghijauan di Rumah
Melakukan penghijauan di rumah dengan menumbuhkan beberapa tanaman di lingkungan sekitar. Sekecil apapun tanaman yang kita budidayakan dapat membantu penyerapan karbon dioksida dan membantu dalam menyumbangkan oksigen bagi lingkungan.
Tiga, Menerapkan prinsip zero waste
Menerapkan prinsip zero waste yang meminimalisir jumlah sampah dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip zero waste dapat dilaksanakan dengan cara 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle terhadap produk dan aktivitas yang kita lakukan.
Empat, Menghemat Energi
Aktivitas ini dapat dilakukan dengan menghemat penggunaan listrik melalui pembatasan penggunaan alat elektronik, menggunakan lampu hemat energi, mencabut kabel listrik apabila tidak digunakan, mematikan keran air setelah digunakan dan beberapa aktivitas kecil lainnya namun memberikan dampak yang signifikan.
Lima, Paperless
Gunakan kertas secara efisien sesuai dengan kebutuhan. Hal ini perlu diperhatikan karena kertas dibuat dari serat pohon dan untuk menghasilkan 1 rim kertas (500 lembar) dibutuhkan 1 pohon berumur 5 tahun [5]. Bayangkan kalau kebutuhan kertas perorang sehari 3-5 lembar saja lalu dikalikan dengan sekitar 257 juta jiwa penduduk Indonesia, lalu berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk membuat kertas? Belum lagi dengan kenyataan bahwa untuk memproduksi 3 lembar kertas dibutuhkan 1 liter air dan menurut catatan American Forest And Paper Paper Association, industri kertas adalah pemakai energi bahan bakar ke-3 terbesar di dunia [5]. So, mengurangi penggunaan kertas harus dilakukan agar tidak banyak pohon yang ditebang sehingga hutan tetap lestari.
Enam, Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Misalnya dengan menggunakan produk yang ecofriendly, mengurangi aktivitas berkendara, selalu menjaga kebersihan dan tidak mencemari lingkungan serta beberapa gaya hidup sehat lainnya yang mungkin dilakukan.
Beberapa upaya di atas memang termasuk ke dalam langkah kecil sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi dari rumah. Namun jika beberapa langkah di atas dilakukan oleh semua penduduk Indonesia yang berjumlah 257 juta jiwa, maka sumbangsihnya akan besar sekali dalam melestarikan bumi dan lingkungan.
Mengingat pentingnya konservasi bagi kelestarian bumi dan keanekaragaman hayati maka kita semua harus bergerak serta mendukung upaya konservasi yang telah dilakukan oleh banyak pihak karena kebaikan yang diberikan kepada alam, akhirnya akan kembali kepada manusia juga. Salam lestari!.
Sumber Informasi:
Earth Spinning Source Image: http://bestanimations.com
Foto yang digunakan pada tulisan ini merupakan koleksi pribadi
[1] National Geographic. Penelitian Ungkap Usia Bumi Sebenarnya. http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/10/penelitian-ungkap-usia-bumi-sebenarnya [diakses tanggal 22 Juli 2017]
[2] Kosasih, D. 2016. Kondisi Keanekaragaman Hayati Indonesia Memburuk. http://www.greeners.co/berita/kondisi-keanekaragaman-hayati-indonesia-memburuk/ [diakses tanggal 22 Juli 2017]
[3] Cipto, H. 2016. Setiap Tahun, Hutan Indonesia Hilang 684.000 Hektar. http://regional.kompas.com/read/2016/08/30/15362721/setiap.tahun.hutan.indonesia.hilang.684.000.hektar [diakses tanggal 22 Juli 2017]
[4] Kompas. 2017. Suhu Bumi Naik 1,1 Derajat Celsius. http://sains.kompas.com/read/2017/01/20/14500721/suhu.bumi.naik.1.1.derajat.celsius. [diakses tanggal 22 Juli 2017]
[5] Rudiati, S. 2016. e-Filing: Hemat Energi, Bumi Lestari http://pajak.go.id/content/article/e-filing-hemat-energi-bumi-lestari [diakses tanggal 22 Juli 2017]
Kang Alee says
Tugas kita bersama ya buat konservasi
evrinasp says
Iyap bahu membahu melestarikan alam
Apri ani says
Kalau setiap orang bisa menanamkan sifat cinta lingkungan, pemerintah ga perlu mengeluarkan biaya besar utk konservasi alam.
Tpi ga ada kata terlambat, kita bisa merubah diri kita untuk mencintai lingkungan, dan menularkan pada anak2 kita jg.
evrinasp says
Yup dimulai dari diri kita sendiri teh, aksi kecil berdampak besar
Ribka Larasati says
paling suka sama blognya mbak yang memiliki blog yang segar. ga hanya tu, tidak ketinggalan mencantumkan sumbernya..
evrinasp says
Iya mbak kalau mengutip harus di cantumkan sumbernya dari mana
Siti Faridah says
Konservasi memang sangat penting mbak. Selalu suka mbak sama tulisanmu di blog. Selalu keren.
herva yulyanti says
Cantiknya tulisan ini dan aku merasakan ketertarikan buat ikutin cara-cara itu mba Ev, mensyukuri yang sudah ada juga dibarengi dengan upaya menjaganya y mba Ev. Semoga semakin banyak komunitas yang terinspirasi untuk konservasi 🙂
Btw aku paling suka bagian yang bumi berputar mb Ev berasa kek nonton film hehehe gudluck mba best pisan
deddyhuang.com says
aku juga perlu dilestarikan ka… biar gak punah :((
evrinasp says
Hapalah koh dedy ini haha
Irly says
Paperless itu yang masih susah Mbak Ev, apalagi di kantor, ya.. upaya yang coba saya lakukan ya reuse..
evrinasp says
Iya akupun reuse, tapi udah agak berkurang nih, sudah mulai diminta online
Kuma Seo says
pentingnya kelestarian hutan-hutan yang ada saat ini, semoga tidak di tebang sembarangan,,
evrinasp says
Aamiin semoga tetap lestari
Nefertite Fatriyanti says
Konservasi ini sebenarnya tugas semua ummat penghuni jagad raya ya, bagaimanapun anak cucu yang akan mewarisi kondisi yang ada sekarang. Sip tulisannya Ev.
evrinasp says
Iya kalau bukan kita, kasian alam nanti rusak, kasian juga generasi penerus kita
Yulia Marza says
Keren tulisannya kak..selamat ya juara pertama pada lomba ini. Kapan saya bisa nulis sekeren ini. Hihi
evrinasp says
Bisa pastinya mbak, tinggal mau ikutan apa enggak hehe
Amir Mahmud says
Wah Mbak Evrina paham banget soal konservasi. Bisa menjabarkan dengan alasan yang jelas. Setelah membaca artikel ini, saya jadi sadar bahwa hutan di Indonesia itu sangat penting untuk di jaga kelestarianya, apalagi karena penggunaan kertas yang 1 rimnya memakan 1 pohon berusia 5 tahun. Jika di kalikan dengan 257 juta jiwa rakyat Indonesia, maka berapa luas hutan yang akan berkurang tiap tahunya ?
evrinasp says
banyak mir, silahkan dikalikan aja, makanya usahakan paperless, sekarangkan zamannya digital
Zacky says
Sungguh tulisan yang sangat menawan mba. Jelas, rapih dan bermakna, salam lestari.
evrinasp says
Terima kasih semoga bermanfaat
all says
bagus banget artikel nya kak sangat membantu banget, sumber yang cukup terpercaya datanya gak banyak opini, dan yang paling saya suka adalah rapi banget
evrinasp says
terima kasih semoga bermanfaat