Last Updated on March 26, 2016 by evrinasp
Saat ini tulisan tentang Merbabu masih digodog. Sambil menunggu tulisan tersebut jadi, sekarang saya mau posting lanjutan tentang penyuluh galau alias saya sendiri *LOL*. Postingan ini sebagai jawaban dari tulisan saya sebelumnya ya. Alhamdulillah lho sekarang saya sudah tidak terlalu menggalau lagi seperti kemarin itu. Hiking ke Merbabu benar-benar membuat saya semangat lagi, selepas turun dari sana, rasanya semua solusi dari setiap permasalahan terbuka lebar. Alhamdulillah.
Tau ‘gak itu artinya apa? Itu artinya saya kurang piknik hihihi *ayo lemparin cendol*.
Jadi ceritanya berlanjut ya. Selasa siang setelah sampai di rumah, saya langsung bergegas menuju kantor. Kali ini saya tidak membawa motor karena belum sanggup motoran setelah turun dari gunung. Badan rasanya seperti mau copot, pegal semuanya. Tapi saya tidak menghiraukan hal tersebut karena harus bergegas menemui Bapak A *bukan nama sebenarnya* untuk menyelesaikan permasalahan sewaktu lomba. Saya sudah membuat janji dengan Bu Erna, rekan kerja saya di Desa Babakan. Bu Erna membantu saya dalam menyelesaikan laporan keuangan yang diminta juri. Kami berdua langsung menuju ke kantor Bapak A berada. Bapak A memeriksa laporan yang sudah dibuat. Setelah diperiksa, rupanya hanya ada sedikit yang harus dibenarkan dan itu sifatnya redaksional. Itu artinya laporan keuangan kelompok sudah beres. Alhamdulillah. Bapak A juga sudah memberitaukan kepada tim juri bahwa kami sudah memperbaiki kesalahan.
Lalu setelah itu apa? Ya tidak apa-apa. Saya dan Bu Erna hanya ingin membuat juri berpandangan bahwa kami bukanlah kelompok yang berlarut-larut untuk menyelesaikan kesalahan. Dari kesalahan tersebut kami mau belajar untuk memperbaiki diri. Saya pribadi tidak terlalu berharap akan lanjut ke tingkat provinsi mengingat salah satu point penjurian menurut saya belum terpenuhi yaitu belum terbentuknya kawasan. Hal tersebut juga sudah saya utarakan kepada para pimpinan termasuk tim juri pada waktu lomba karena memang lokasi tempat kelompok berada tidak memungkinkan terbentuknya kawasan.
![lomba](https://evrinasp.files.wordpress.com/2015/07/20150813_095322.jpg)
Suasana lomba
Tapi bukan itu saja yang membuat saya merasa lega dan bersyukur. Semangat para ibu itu yang membuat saya akhirnya percaya diri kembali. Setelah kekacauan yang saya timbulkan hari kamis lalu, saya khawatir membuat kelompok menjadi down. Saya membayangkan begitu susahnya membangun pemberdayaan yang sudah sejak kami mulai sejak tahun 2013 lalu namun begitu mudahnya saya hancurkan dalam satu hari saja. Akan tetapi semua itu hanyalah ketakutan diri sendiri saja, karena pada kenyataannya mereka masih semangat dan mau berkumpul seperti biasa.
Hari Rabu keesokan harinya. Saya sudah bertekad harus menuju KWT Anggrek untuk menemui pengurus dan para anggota. Terus terang saya agak deg-degan takut akan respon yang diberikan oleh kelompok. Tetapi sekali lagi, semua itu hanya ketakutan sendiri saja. Saya datang dari arah depan tempat kelompok berada. Di sana ada empat orang anggota yang sedang memanen sayuran di pekarangan mereka. Bu Hj Hani, Bu Hj Aisah, Bu Hj Julaeha serta Ibu Apen tersenyum ramah kepada saya. Mereka mengatakan begini “ibu gimana kabarnya? Sehatkan? tadi sudah nyiram kebun di belakang, sekarang lagi panen dulu”. Ya Allah langsung berebes mili, ternyata kejadian hari kamis itu tidak terlalu berpengaruh kepada mereka, aktivitas tetap jalan seperti biasa, kebun juga masih diperhatikan. Duh Gusti, matur suwun sanget saya dipertemukan dengan mereka.
Selepas dari sana, saya langsung menuju ke rumah Sekretaris kelompok. Kabarnya si ibu ingin mengundurkan diri lantaran suatu hal yang terjadi di hari kamis lalu. Si ibu sedang keluar sebentar, saya memutuskan untuk bertemu ketua kelompok. Ibu Ketua juga masih semangat, dia bilang dia sudah biasa menghadapi dinamika warga jauh sebelum kwt ada. Jadi kejadian kemarin tidak akan membuatnya goyah. Tuh kan kamu evrina, kalah sama ibu ketua, masa iya penyuluh kok gitu? Penyuluh harus lebih kuat dong ketimbang kelompoknya. Ibu ketua meminta saya untuk melakukan pendekatan kepada sekretaris agar mau aktif kembali. Saya mengiyakan permintaan ibu ketua karena saya ingin memotivasi ibu sekretaris yang juga sudah berjasa bagi kwt.
![kwt](https://evrinasp.files.wordpress.com/2015/07/photogrid_1440047744813.jpg)
Ibu-ibu kwt yang meskipun sudah sepuh, tapi masih semangat menghijaukan lingkungan
Selepas dari rumah ibu ketua, saya bergegas ke rumah ibu sekretaris. Benar saja, ibu sekretaris sudah pulang. Saya berbicara panjang lebar dengan beliau. Saya menjelaskan duduk perkaranya supaya jelas dan tidak terjadi kesalah pahaman. Kelompok berharap agar ibu sekretaris mau tetap bergabung karena memang kami sudah bersusah payah bersama sejak 2013. Saya mengembalikan lagi pembicaraan para ibu sebelumnya, masa hanya karena “hal” tersebut saja sudah goyah padahal tinggal memetik hasilnya saja lho bu *nah mulai belagu nih penyuluhnya*. Ibu sekretaris senyam-senyum saja, saya berharap semoga hatinya tergugah. Aamiin.
Kemudian saya langsung menuju rumah Ibu Bendahara, alhamdulillah si ibu baik-baik saja. Dia tidak gentar setelah kejadian kamis kemarin. Iya kamis kemarin itu saya dan ibu bendahara yang paling banyak kena semprot tim juri. Saya khawatir sekali kalau mental si ibu jadi down, tetapi ternyata tidak. Dia masih mau kok mengurus kwt. Tuh kan Evrina kamu kalah lagi, ibu bendahara saja tidak apa-apa kok. Dia malah lebih parah lho jadi terkena omongan tidak enak dari masyarakat. Tapi tenang ibu, nanti kita musyawarah kelompok untuk memberikan penjelasan sejelas-jelasnya kepada anggota dan masyarakat yang memang ingin tau tentang kwt. Kalau pengurus dan anggota inti insyaa Allah sudah solid serta sudah tau apa saja yang kami kerjakan sejak 2013 lalu. Sedangkan masyarakat belum tentu tau apa sih kwt itu.
Selepas melakukan anjangsana ke beberapa rumah, saya mulai merasa lega. Rupanya ibu-ibu kwt ini masih sangat semangat. Saya mengendarai motor dengan tenang menuju kantor. Sayangnya aki motor saya bermasalah lagi, terpaksa harus menyalakan motor melalui ‘sela’ kaki hingga berulang-ulang. Sudah waktunya merawat si Axel, thank you ya Axel sudah menemani saya wara-wiri kesana-sini termasuk ke tempat kwt hari ini. Alhamdulillah semua mulai menemui jalan keluarnya.
![kwt](https://evrinasp.files.wordpress.com/2015/07/20150820_102747.jpg)
Bersama ibu-ibu kwt hari ini
Hari ini saya berkumpul kembali dengan ibu-ibu KWT Anggrek, besok juga kami akan bertemu lagi. Melihat mereka masih tetap semanngat, saya penyuluhnya juga jadi semangat. Nah, Evrina jadi gimana masih merasa pantas atau tidak pantas? O iya ada seorang teman yang mengatakan bahwa seharusnya pertanyaannya adalah maukah jadi penyuluh dengan segala konsekuensinya dan bukan pantas atau tidak. Buat saya pertanyaan pantas atau tidak itu sudah pas kok karena memang saya mau jadi penyuluh, tapi saya sering merasa tidak bisa menjadi penyuluh lantaran rasanya gagal untuk membantu kelompok. Saya sering mengutarakan hal tersebut kepada atasan bahwa sebenarnya saya bisa tidak sih jadi penyuluh? Entahlah, saat ini saya let it flow saja. Saya punya dua hal yang sedang disenangi saat ini yaitu pertanian dan penulisan. Bagaimana menyatukannya hingga menjadi profesi yang sejalan saya juga belum tau. Makanya saat ini mending let it flow saja sambil tetap menyemangati diri sendiri.
Terimakasih untuk teman-teman yang sudah memberikan semangat, doa dan kepercayaan kepada saya. Mudah-mudahan kita semua selalu optimis dalam menghadapi segala persoalan. Aamiin.
Catatan buat saya:
- Setiap masalah pasti punya solusi
- Kalau pusing dan jenuh mendingan piknik deh hehe
- Ada teman dan keluarga untuk tempat berbagi, jadi jangan disimpen sendiri ya
Piknik itu memang solusi dari semua permasalahan mak :p
betul mak, nanti kalo aku galau lagi mending langsung hiking aja *alesan
semangaat
sippp, yang abis pulang diklat harus lebih semangat nih
enak ya bisa kumpul ama ibu2..selain memberikan ilmu paling nggak dapat sharing juga dari mereka2…
iya saya banyak belajar lho dari mereka, terutama pelajaran hidup mbak
Syukurlah..satu persatu sdh dpt diselesaikan ya Ev… Semangaaaat… 🙂
alhamdulillah terimakasih ya mbak ku 😀
Alhamdulillah bisa selesai satu per satu (bahkan yang sebenarnya hanya jadi masalah dalam pikiran kita sendiri saja). Tetap semangat ibu penyuluh! 😉
alhamdulillah, makasih ya mbak Irly hehe maklumlah penyuluh galau nan ababil
Allhamdulillah semua tidak seperti ugaan ya, semoga kembali berjalan normal. Ngomongin Aki motro, tadi pulang jemput sekolah motorku juga mati hehehe gak bisa starter jadi minta tolong bapak yang lewat
aki ku memang lagi trouble, harus segera di servis nih mbak, maklum tiap hari dibawa wara-wiri jauh