Last Updated on April 24, 2016 by evrinasp
Peringatan Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2016 menjadi momentum tersendiri bagi berbagai pihak untuk menggerakan masyarakat akan kepedulian terhadap bumi. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah salah satu pihak yang tergerak untuk melakukan aksi kepedulian terhadap bumi dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Dengan dukungan Palang Merah Amerika (American Red Cross), PMI menggelar aksi Ruwat Bumi menyusuri Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang ada di Kabupaten Bogor dan Jakarta Utara. Aksi Ruwat Bumi menjadi bentuk nyata yang dilakukan PMI bersama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Jakarta Utara serta Komunitas Ciliwung dan masyarakat untuk menggugah kesadaran pemangku kepentingan dan masyarakat guna menjaga bumi, DAS Ciliwung beserta ekosistemnya.
Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai besar yang melintasi Jakarta dan wilayah penyangga. Keberadaan sungai ini berperan besar terhadap kelestarian sumber daya air dari hulu hingga hilir. Sayangnya, kondisi Sungai CIliwung semakin hari semakin memprihatinkan. DAS Ciliwung yang dulunya menjadi daerah resapan air serta tempat flora dan fauna spesifik telah beralih fungsi menjadi pemukiman padat. Sungai Ciliwung yang dulu tampak asri kini menjadi kotor dan mengalami pendangkalan akibat sedimentasi tanah yang terbawa dari hulu. Tidak hanya itu, tumpukan sampah juga menjadi permasalahan tersendiri mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang segala macam bentuk sampah ke Sungai Ciliwung termasuk limbah rumah tangga.
Berangkat dari latar belakang tersebut, PMI bersama dengan 500 tenaga relawan melakukan aksi ruwat bumi membersihkan DAS Ciliwung di Kabupaten Bogor dan Jakarta Utara. Diharapkan aksi yang berlangsung dalam satu hari tersebut dapat menggugah kesadaran semua pihak untuk tetap menjaga kelestarian DAS beserta lingkungan di sekitar. Berikut adalah rangkaian Ruwat Bumi yang berlangsung pada hari Sabtu tanggal 23 April 2016.
Pembukaan Aksi Ruwat Bumi
Aksi Ruwat Bumi dimulai dengan melakukan pembukaan acara yang berlangsung di DAS Sungai Ciliwung di Desa Sukahati. Aksi nyata yang dilakukan pada Ruwat Bumi diantaranya adalah Kegiatan kerja bakti bersih sungai, pembuatan biopori, pembuatan vertical garden, serta kampanye penyadaran dan pilah sampah.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua PMI dari Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat yang dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan Pemerintah Kabupaten Bogor. Dalam sambutannya, Pemerintah Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa pemerintah sangat mendukung kegiatan yang digagas oleh PMI karena Ruwat Bumi merupakan wujud nyata aksi PMI dengan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk lebih peduli dalam mengurangi kerentanan bencana iklim. Sedangkan menurut Pengurus Pusat PMI, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat mengatakan bahwa Ruwat Bumi mempunyai makna mendalam, menggugah kesadaran kita sebagai manusia untuk mampu merawat bumi, alam, sungai sehingga alam dapat hidup berdampingan dengan harmoni.
Melalui Program Penanggulangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di wilayah perkotaan yang dimulai sejak tahun 2012 hingga 2017, PMI meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat di sepanjang DAS Ciliwung khususnya di wilayah Kabupaten Bogor (Desa Sukahati, Karadena, Pondok Rajek, Kedung Waringin) dan Jakarta Utara (Kelurahan Ancol, Penjaringan dan Pademangan) melalui kegiatan pelatihan Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT), penilaian ancaman, kerentanan dan kapasitas, perencanaan aksi masyarakat, upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan mitigasi struktural skala kecil.
Pada acara pembukaan, diserahkan bantuan berupa benih ikan, bibit tanaman dan penyerahan sertifikat bagi para pendukung kegiatan Aksi Ruwat Bumi. Kemudian acara dilanjutkan dengan pelepasan benih ikan ke Sungai Ciliwung dan penyusuran sungai.
Pelepasan Ikan di Sungai Ciliwung
Sebelum melakukan penyusuran sungai, dilakukan pelepasan benih ikan ke Sungai Ciliwung. Pelepasan benih ikan ini dilakukan secara bertahap. Untuk acara yang berlangsung pada hari sabtu ini, dilepaskan sebanyak 10.000 benih ikan air tawar ke Sungai Ciliwung. Pelepasan benih ikan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, diikuti oleh seluruh relawan yang hadir pada saat itu. Pelepasan benih ikan dilakukan di pinggir Sungai Ciliwung dan di beberapa titik yang akan dihampiri oleh para relawan ketika melakukan penyusuran sungai dengan menggunakan perahu karet.
Pelepasan benih ikan ke Sungai Ciliwung dimaksudkan untuk mengembalikan kembali ekosistem sungai yang dulunya kaya akan flora. Beberapa tahun yang lalu pada saat kualitas Sungai Ciliwung masih bagus, kita dapat menemukan ikan kecil, udang, kepiting hingga siput kecil di pinggiran sungai. Karena saat ini kondisi sungai sudah tidak sebaik zaman dulu, maka ekosistem sungai juga secara perlahan ikut terganggu. Aksi Ruwat Bumi ini diharapkan menjadi inspirasi masyarakat untuk tetap mempertahankan kehidupan DAS agar tetap ada hingga seterusnya.
Penyusuran Sungai
Kegiatan penyusuran sungai dilakukan oleh beberapa relawan dengan menggunakan perahu karet. Setiap perahu kareta yang dinaiki oleh para relawan membawa benih ikan untuk disebar di beberapa titik yang mereka singgahi. Selama melakukan penyusuran, para relawan melakukan pembersihan sampah di sekitar bantaran Sungai Ciliwung mulai dari titik awal keberangkatan di Desa Sukahati ke Karadenan, Pondok Rajek, Kedung Waringin dan berakhir di Unit Pengolahan Sampah SIBAT Kelurahan Sukahati.
Menurut pengakuan beberapa relawan yang melakukan penyusuran, pada beberapa titik yang mereka singgahi memang ditemukan sampah di pinggiran sungai. Sampah yang cukup mengganggu adalah sampah non organic seperti kemasan dan sampah plastik. Selain itu, masih ditemukan kamar mandi yang terbuat dari bambu di pinggiran sungai. Pembuangan limbah dari kamar mandi tersebut tentu mengganggu kebersihan sungai karena pembuangan limbah dari kamar mandi langsung bermuara di sungai. Hal ini secara tidak langsung menjadikan Sungai Ciliwung menjadi saluran pembuangan terbesar.
Kegiatan Aksi Ruwat Bumi memang perlu dilakukan secara kontinyu dengan melibatkan partisipasi masyarakat agar mereka tergugah bahwa seharusnya sungai harus kita jaga. Semoga apa yang dilakukan PMI bersama para relawan mampu menggerakan hati semua masyarakat yang turut menyaksikan pada saat itu.
Pembuatan Biopori dan Vertical Garden
Pada aksi Ruwat Bumi, dilakukan pembuatan lubang biopori. Lubang biopori adalah lubang yang dibentuk dengan menggunakan alat berupa bor dengan cara melubangi tanah yang memungkinkan untuk menjadi resapan air hujan. Resapan air hujan ini nantinya akan mengalir menjadi air tanah untuk mengembalikan sumber air tanah yang sudah mengalami eksploitasi. Pada lubang biopori yang kita buat, dimasukkan sampah organik yang nantinya akan melapuk berkat bantuan organisme tanah. Manfaat dari pembuatan lubang biopori ini adalah untuk membantu peresapan air tanah, menyuburkan tanah, mencegah banjir dan membuat kompos dari sampah organik.
Selain membuat lubang biopori, para relawan juga membuat vertical garden yang terbuat dari sampah non organic berupa botol plastik dan kemasan plastik tidak terpakai. Botol-botol ini disusun secara vertikal dengan menggunakan tali yang disambungkan satu sama lain. Setelah wadah vertical garden selesai dibuat, para relawan kemudian memasukkan kompos dari pengolahan sampah organic ke dalam wadah dan menanaminya dengan beberapa tanaman.
Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk mengelola sampah secara bijak sekaligus, melestarikan lingkungan dengan melakukan penanaman di lahan sempit.
Pengolahan Sampah
Dari hasil penyusuran di bantaran sungai, sampah kemudian dipilah berdasarkan sampah organik dan non organic. Sampah organik diolah menjadi kompos yang memiliki nilai jual pada Unit Pengolahan Sampah (UPS). Sedangkan sampah non organic dipilah sedemikian rupa untuk dikelola menjadi wadah tanaman hingga kerajinan tangan berupa tas, dompet, vas dan pernak-pernik lainnya.
Melalui rangkaian kegiatan Aksi Ruwat Bumi, diharapkan seluruh masyarakat dapat berkontribusi dalam upaya melestarikan bumi secara nyata. Sebagai komponen masyarakat, upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Tidak membuang sampah di sungai
- Melakukan pemilihan sampah dan mengelola sampah secara mandiri
- Menanam pohon dan memperbanyak lubang biopori untuk perluasan daerah resapan air
- Melakukan pembersihan sungai dan saluran air secara rutin
- Tidak mendirikan bangunan di pinggir aliran sungai
- Latih kesiapsiagaan diri dan masyarakat secara mandiri
Sekali lagi dan tidak pernah bosan saya mengatakan: kalau bukan kita, lalu siapa lagi? Mari kita jaga bumi ini, karena di bumi inilah tempat kita berpijak hingga akhir hayat nanti. Terimakasih PMI dan para relawan serta seluruh masyarakat yang sudah tergerak untuk menjaga kelestarian bumi.
momtraveler says
Acara yg keren mak semoga dibarengi dgn kesadaran membuang sampah pada tempatnya ya supaya ekosistem ciliwung teejaga
evrinasp says
aamiin iya mbak muna, ini sebuah catatan untuk kita semua
@kakdidik13 says
Seru banget kegiatannya, yuk sayangi bumi seperti kita menyanyangi orang tua kita hehehe
evrinasp says
iya solanya kalau bukan kita ya siapa lagi?
rita asmaraningsih says
Banyak banaget acaranya untuk memperingati Hari Bumi ya Mba.. Semoga kita semua makin mencintai lingkungan dan alam sekitar kita ya M,ba..
evrinasp says
iya mbak rita, ini juga menjadi catatan buat ku mbak
TITIS AYUNINGSIH says
Selamat hari bumi, semoga kegiatan ini bisa dilakukan oleh masyarakat sekitarnya ๐
evrinasp says
aamiin terimakasih mbak Titis
Agung Han says
Ulasannya lengkap
Btw kalau dengat kata Ruwat, jd ingat kalau mau buang sial gt
btw acaranya pasti seru dan asyik
salam sehat dan semangat Mbak Evrina
amin
evrinasp says
ruwat di sini membuang sampah mas, supaya bersih buminya
Lidya says
seru bange ya ikut menyusuri sungai. semoga sunga di sana makin terjaga ya
evrinasp says
iya mbak, aamiin yra
awenfals says
Semoga saja dengan adanya hari bumi, dan kegiatan-kegiatan seprti ini bisa meningkatkan kesadaran kita semua untuk menjaga alam dan tidak lagi membuang sampah sembarangan
evrinasp says
aamiin, ayo awen juga ya jangan buang sampah sembarangan
Akhdan Baihaqi says
acaranya keren dan seru itu. seharusnya masyarakat bisa berinstropeksi diri, dengan membuang sampah pada tempatnya.
evrinasp says
sippp, semoga saja banyak yang tergugah
dian eato says
bagus mbak artikel yang mengedukasi.
salut dan ikut bangga dengan aksi ruwet bumi ini, semoga dengan aksi nyata yang telah dilakukan bisa menyadarikan masyarakt untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Anyway DAS ciliwung itu termasuk dalam kategori kawasan lindung kan mbak menurut RTRW daerah setempat ?
harusnya kembali lagi kepemerintah agar lebih bijak dan lebih tegas dalam mengimplmentasikan aturan. kalau dibiarkan kayak gini liatkan skrg terjadi konversi lahan secara besar2an di DAS ciliwung tersebut. disini saya tidak bermaksud menyalahkan pemerintah, tapi setidaknya mereka tegas dan bijak agar masyarakat bisa tunduk terhadap aturan.
evrinasp says
Yah gitulah mbak. Mungkin karena tidak ada aturan yg mengikat jadinya masyarakat bebas mengeksploitasi DAS Ciliwung. Sayapun sedih sungai yang dulu bisa dipakai berenang sekarang tidak bisa lagi
Levina Mandalagiri says
Sebetulnya yang perlu dibangun juga adalah kesadaran dari kita selaku masyarakat. Tidak hanya harus didukung dari pemerintah atau dana csr perusahaan ya Mbak. Ada cerita, lubang biopori, penanaman pohon, dll, tapi karena kesadaran masyarakat kurang, ujung2nya program2 tersebut ngga berhasil, belum lagi LSM2 nya Mbak. Ada beberapa LSM nasional mungkin sudah lebih jelas ya program dan ukuran keberhasilannya. Semoga dengan ada kegiatan2 seperti ini semakin terbangun kesadaran kita juga ya Mbak.
evrinasp says
Iya betul sekali memang susah menggerakan hati masyarakat yg banyak kepalanya alias banyak pemikirannya. Semoga para pejuang lingkungan tidak pernah bosan untuk mengedukasi
Anjar Sundari says
Acaranya seru ya mbak Ev, saya suka vertikal gardennya keren dan unik. Sungai Ciliwung sebenarnya bagus ya mbak, bisa dijadikan wisata sungai menggunakan perahu tuh ๐
Semoga dengan diadakannya acara ini masyarakat bisa teredukasi dan semakin sadar menjaga lingkungan terutama jangan membuang sampah di sungai ๐
evrinasp says
iya sebenernya kalau kondisi DAS nya baik, bis ajadi tempat wisata, sayangnya sekarang kualitasnya sudah mulai berkurang
Ratna says
Jadi inget Sungai Ciliwung di belakang rumah kakek & nenekku. Tempat saya dan sepupu-sepupu ngojay jaman kecil dulu, kalo pas liburan nginep di sana. Sekarang sudah di reklamasi dan berubah wujud jadi pabrik otomotif. *hiks*
evrinasp says
waaah ya ampun sayang banget, terus aliran airnya kemana mbak? biasanya suka merembes tuh
febridwicahya says
Aaakh aktifis banget kamu Mbak ๐ heheheh bermanfaat banget itu kegiatannya ๐ seru juga dong pasti ya mbak ๐
evrinasp says
Aku aktifis wannabe kok. Masih kurang kontribusinya
Willova says
Semoga semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya melesatrikan bumi kita yang sudah semakin menua ini. Kesadaran yang tumbuh dari dalam diri sendiri mungkin akan lebih baik, biasakan dari hal kecil seperti memperhatikan alam di sekitar kita
evrinasp says
Aamiin yra. Sepakat, kitapun harus mulai memberikan contoh
Januar Fadilah says
Keren PMI, semoga dengan adanya ruwat bumi ini alam kita makin bersahabat ๐
evrinasp says
Sip. Jangan lupa untuk selalu menjaganya ya
Nefertite Fatriyanti says
Suka sedih ya kalo lihat sungai penuh sampah. Kenapa spontanitas orang sekarang, kalau lihat sungai bawaannya mau lemapr sampah saja
evrinasp says
iya mbak, ujung-ujungnya laut kita jadikotor karena sampah