Last Updated on September 22, 2019 by evrinasp
Jelajah Gizi Minahasa, sebuah pengalaman seru, unik dan tak terlupakan. Mendengar kata ‘jelajah’ saja sudah membuat adrenalin saya membara. Akan tetapi penjelajahan kali ini cukup unik karena berisi tentang petualangan gizi yang bersumber dari pangan lokal. Di dalam pikiran saya sebelum berangkat ke Manado, jelajah gizi itu berarti kegiatan menelusuri pangan lokal yang ada di suatu daerah untuk menguak kandungan gizi yang terdapat pada makanan tersebut. Namun jelajah kali ini tak terbatas pada eksplorasi pangan lokal saja, akan tetapi menelusuri juga bagaimana proses pembuatannya, nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung di dalam makanan tersebut.
Tulisan ini merupakan reportase secara umum mengenai kegiatan Jelajah Gizi Minahasa yang berlangsung pada tanggal 18-20 November 2016 lalu. Tulisan secara spesifik mengenai detail kegiatan akan dituangkan pada postingan yang berbeda.
Jelajah Gizi Minahasa, Ekplorasi Gizi Pangan Lokal Minahasa
Minahasa menjadi lokasi yang dipilih oleh Sarihusada untuk kegiatan jelajah gizi tahun ini. Pemilihan ini karena Minahasa dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan gizi dan pangan berkat kondisi geografisnya yang mendukung yaitu berupa pegunungan dan lautan. Sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral sangat melimpah di daerah ini. Itu sebabnya berdasarkan data Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Minahasa tahun 2015 dari Badan Pusat Statistik Minahasa disebutkan bahwa dalam 5 tahun terakhir sebanyak 70 persen lebih penduduk Minahasa tidak mengalami keluhan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh tingkat asupan gizi yang cukup baik dari kandungan makanan lokal penduduk Minahasa.

Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman MS, PhD, ahli gizi
Senada dengan hal tersebut, Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman MS, PhD, ahli gizi mengatakan bahwa kekayaan alam Minahasa menghasilkan sumber pangan bergizi baik sayur-mayur, buah-buahan hingga ikan yang beragam menjadi sebuah kombinasi yang baik untuk pemenuhan gizi. Maka tak heran apabila penduduk Minahasa tidak mengalami keluhan kesehatan yang signifikan.

Bapak Arif Mujahidin selaku Communications Director Danone Indonesia
Jelajah Gizi merupakan salah satu wujud komitmen dari Danone Indonesia termasuk Sarihusada untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai gizi yang terkandung di dalam pangan lokal nusantara. Bapak Arif Mujahidin selaku Communications Director Danone Indonesia mengatakan bahwa sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap kesehatan masyarakat melalui produk bergizi dan berkualitas yang dihasilkan, perusahaan juga berkomitmen untuk memberikan edukasi mengenai gizi seimbang dan hidrasi kepada masyarakat melalui kegiatan tahunan ini. Diharapkan melalui kegiatan Jelajah Gizi yang diikuti oleh media dan blogger dapat membantu menyebarluaskan informasi kandungan dan nilai-nilai gizi yang terdapat pada makanan khas Indonesia.
Mengenal Pangan Lokal Minahasa
Selain keindahan alam yang memikat, Minahasa juga memiliki aneka kuliner lokal yang tak kalah memikatnya. Ada kelezatan serta gizi yang terkandung di dalam setiap pangan lokal Minahasa dan hingga saat ini kuliner tersebut masih terjaga berkat resep yang diwariskan secara turun-temurun sehingga tidak tergerus oleh perubahan zaman.
Ada beberapa kuliner yang patut dicoba ketika mengunjungi Minahasa, diantaranya adalah:
- Makanan utama yang sebagian besar merupakan sumber karbohidrat yaitu tinutuan, nasi kuning manado, nasi jaha, brenebon, lalampa, pepaco, rice rodo, serta nasi bungkus manado.
- Lauk Pauk yang kaya akan sumber protein serta Omega 3 yaitu: ikan nike, kolombi, ikan roa, cakalang asap, ikan woku belanga, perkedel ikan nike, gohu ikan, ayam tinorangsak, ayam rica-rica, ayam tuturuga, dan ikan tude Manado.
- Pelengkap dan penutup yang membuat selera makan makin bertambah yaitu dabu dabu, gohu serta sambal bakasang.
- Makanan Jajanan dengan rasa manis atau gurih yaitu: lemet bulu, bobengka, kolembeng merah, kopi minya, klapertat, lalampa, panada, kueku, pisang goreng manado, balapis kanari, dan pisang goroho.
- Minuman yaitu es kacang merah yang bergizi
- Serta makanan ekstrim bagi anda yang berani mencobanya yatu Paniki dari daging kelelawar dan lain-lain.
Selain mencoba aneka jenis pangan lokal tersebut, para peserta Jelajah Gizi Minahasa juga diajak untuk melihat proses pembuatannya. Ada yang unik dan membutuhkan kesabaran ketika membuatnya karena jika salah satu langkah terlewatkan dapat mengganggu cita rasa khas makanan Minahasa. Untuk lebih detailnya, akan saya tuliskan pada postingan berbeda mengenai aneka ragam pangan lokal tersebut.
Kearifan Lokal Masyarakat yang Bersinergi dengan Alam
Masyarakat Minahasa menyadari bahwa alam telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat sehingga mereka selalu menjaganya agar tetap lestari. Saya melihat bagaimana mereka bersinergi dengan gunung dan laut yang mereka miliki sehingga alam tetap terjaga namun mampu memberikan manfaat bagi penduduk itu sendiri.

Danau Tondano
Contohnya ketika mengunjungi Danau Tondano yang merupakan kaldera dari aktivitas gunung berapi. Di danau ini beberapa penduduk berprofesi sebagai pembudidaya ikan air tawar. Mereka menjaga kekayaan fauna Danau Tondano dengan turut membudidayakan ikan air tawar menggunakan jaring apung serta tambak. Ada satu jenis ikan yang hanya ditemui di Danau Tondano yaitu Ikan Nike yang merupakan jenis ikan endemik. Keberadaan ikan tersebut tetap terjaga berkat masyarakat yang juga turut menjaga kebersihan lingkungan di Danau Tondano.
Selain menjaga ekosistem air tawar, masyarakat Minahasa juga menjaga kearifan lokal daerahnya dengan melakukan penghijauan di sekitar Pantai Bahowo dengan mengembangkan hutan mangrove. Keberadaan hutan mangrove sendiri sangat penting bagi ekosistem di sekitar pantai. Selain menjaganya dari abrasi, keberadaan mangrove juga merupakan rumah bagi beberapa biota laut serta penyumbang oksigen bagi lingkungan di sekitar.

Menuju tempat pembibitan mangrove di Pantai Bahowo

Pembibitan mangrove

Penjelasan kegiatan pengembangan hutan mangrove oleh Kelompok Manengkel Solidaritas
Nah, di Pantai Bahowo yang menjadi lokasi tempat dikembangkannya hutan mangrove terdapat sekolah bernama Sei Pantai yang dikhususkan bagi anak-anak untuk menjadi agent of change terhadap lingkungan laut. Anak-anak ini nantinya akan menjadi tonggak perubahan bagi keluarga dan masyarakat agar lebih care lagi menjaga kelestarian lingkungan di sekitar mereka. Tidak hanya anak-anak saja, para orang dewasa juga turut andil dalam gerakan penghijauan dengan melakukan perbanyakan bibit mangrove dan melakukan penanaman serta pemeliharaan secara kontinyu. Lengkap sudah, dari yang muda hingga dewasa sama-sama berkolaborasi menjaga kearifan lokal serta kelestarian alam demi masa depan bumi dan masyarakat itu sendiri.

Pantai Bahowo nan eksotis, di kiri kanan diapit oleh hutan mangrove
Jelajah Gizi Minahasa bagi saya lebih dari sekedar menjelajah gizi karena nilai-nilai kehidupan, ilmu bermanfaat dan juga semangat petualangan terlihat jelas dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari penuh. Saya bersyukur dapat bergabung pada jelajah gizi kali ini karena memberikan kesan mendalam mengenai kearifan lokal dari salah satu sudut utara Indonesia. Dari sana saya belajar bahwa jika kita dapat menjaga dan memanfaatkan kebaikan alam secara bijaksana, maka alam juga akan memberikan manfaat yang berlimpah bagi kehidupan masyarakat.
Aih mantep mba jelajahnya, aku ke Manado ga sempat jalan n kuliner diburu deadline tugas ๐
Mba ko ga bhas pasar Tomohon?hehehe padahal aku menanti cerita aliran mba ttg pasar itu :p
Tenang mbak, akan ada postingan detail per harinya, ini baru satu postingan global.
Yang paling seru dari jelajah gizi selain menikmati aneka hidangan lokal kita juga diberi pengetahuan mengenai kandungan gizinya. Jadi cerita berjalannya bisa lengkap dan data mendalam ya Mbak Ev ๐
iya begitu mbak Evi, suka sekali sama jelajah gizi ini, pengetahuan bertambah, adventurenya juga dapet
Kl ke rumah makan Manado, pasti ga lupa beli panada! ???
kayanya aku belum nyobain kemarin tuh
wah asyik ya mbak bisa ikutan ke sana , nambah pengalaman dan bisa jalan2
alhamdulillah mbak, pengalaman berharga
Wah pasti seru banget, tapi udah nyobain panikinya belum Mbak, rasanya kayak apa ya ? daging kelelawar gitu ? ^^
aku gak nyobain, cukup melihat sajah amir
Makanan-makanan khas minahasa ini memang penuh gizi ya mbak.
Seru lihat foto-fotonya! ?
iya enak, tapi yang ekstrim aku gak suka XD
Seru lihat makanan khas minahasa
Apalagi kalau ke Magetan, wuih, ga kalah jauh ehehehe
boleh, saya belum pernah ke Magetan juga ๐
menunggu tulisannya lagi
sudah ada mbak ๐
Seru juga yach ada acara seperti ini. Jadi tau banyak hal dengan penjelasan mengenai gizi dan kearifan lokal.
iya mbak, dapat banyak ilmu ketika mengikuti jelajah gizi
kuliner dan keindahan alamnya semuanya bikin ngiri buat saya yang gak ikutan ๐
tahun depan kalau ada jelajah gizi lagi ikutan ya mbak
wah-wah… Seru banget, ya mbak. Selain dapet pelajaran tentang gizi, blogger juga di ajak menjelajah tempat luar yang menurutku. Keren…
Mbak Evrina emang jago kalo soal foto. Nice gitu viewnya..
iya kah? masih ada yang jago lagi kok ๐
Daebak… langsung jadi tulisannya. fresh from the oven ini. hehe.
kalau suatu hari nanti ke minahasa, pas wisata kulinernya bisa-bisa aku pesta ikan deh… segala macam jenis olahan ikan ada disana. ๐ tapi kalau makanan ekstrimnya? mundur deh. hehe.
oh iya okka kan penyuka ikan yah, di Manado ikan kabeh okka
aku penasaran sama tinutuan versi asli. pernahnya versi surabaya wkwkw. dan itu ngenyangin banget dibanding bubur ayam
nanti tinutuan ada di day 3, sedang proses menulis hehe
Inilah yang buat saya makin jatuh cinta dengan Indonesia.
Masing-masing local wisdom yang memiliki efek positif untuk pendidikan, ekonomi, dan kesehatan rakyatnya.
Dan memang, Indonesia itu seperti laboratorium manusia dan budaya terbesar di dunia, banyak hal yang bisa dipelajari dari setiap daerah yang memiliki keunikannya masing-masing.
Tulisan yang menginspirasi mbak. ๐
iya sepakat, semoga bermanfaat yah ๐