Last Updated on March 26, 2016 by evrinasp
Siang itu saya mengunjungi Pak Ukar, salah satu petani di Desa Ciomas Rahayu yang sedang memanen padi. Panennya cukup baik, tetapi tidak membuat Beliau sumringah, ada satu ganjalan yang membuat Ia berkali-kali mengelus dada. “Saya pusing bu, hanya saya saja yang masih bertahan supaya tanahnya tidak dijual, yang lain sudah rata dengan tanah, ibu lihat kan di sana sudah terdengar suara bulldozer?!” seru Pak Ukar seraya menunjuk ke arah mesin besar yang sedang meratakan tanah. Hati nuraninya berkata jika Ia turut serta menjual tanahnya maka tidak ada lagi penghijauan yang akan berdampak pada lingkungan tempat tinggalnya.
Kejadian di atas merupakan satu dari sekian permasalahan terkait alih fungsi lahan pertanian yang terjadi ditingkat desa. Padahal, sektor pertanian turut membantu mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) penyebab pemanasan global. Tanaman budidaya mampu penyerap GRK dan mitigator dari fungsi tanaman yang mengolah karbondioksida menjadi oksigen seperti halnya komoditas kehutanan. Selain itu tanaman juga berfungsi sebagai penambat karbon dari fungsi lahan seperti lahan gambut. Tanpa memperhitungkan aspek perubahan penggunaan lahan dan kehutanan, emisi GRK nasional diperkirakan sebesar 536 juta ton CO2e dan sekitar 14% diantaranya berasal dari sektor pertanian. Apabila aspek perubahan penggunaan lahan dan kehutanan diperhitungkan maka sektor pertanian hanya menghasilkan 6% emisi GRK (Kementan, 2012).
Lalu bagaimana dengan kondisi hutan Indonesia saat ini?
Laju penggundulan hutan atau deforestasi di Indonesia kini menempati posisi tertinggi di dunia mengalahkan angka deforestasi Brasil sebesar 460.000 hektar. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Nature Climate Change diketahui bahwa setahun setelah moratorium diterbitkan, deforestasi di Indonesia meningkat dengan cepat. Seperti pada tahun 2000-2012 dimana Indonesia mengalami kehilangan sebesar 6,02 hektar hutan setiap tahunnya [BLH Prov Kaltim, 2014]. Beberapa penyebab terjadinya deforestasi tersebut antara lain kebakaran hutan, alih fungsi lahan, maupun illegal logging.
Berkurangnya hutan beserta lahan-lahan hijau lainnya sudah tentu mengkhawatirkan. Ancaman pemanasan global yang sejak dulu sudah banyak didengungkan kini sudah memasuki tahap yang sangat serius untuk ditangani. Hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara dalam Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) memberikan hasil yang mengejutkan, diantaranya adalah [Orangutan Foundation International, 2013]:
- Selama tahun 1990-2005 sudah terjadi peningkatan suhu merata diseluruh bagian bumi antara 0,15-0,3 derajat Celsius
- Jika peningkatan suhu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 lapisan es di kutub-kutub bumi akan mencair
- Jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar sehingga dikhawatirkan akan terjadi kelaparan
- Apabila ancaman tersebut terus terjadi maka jutaan orang akan berebut air dan makanan, terjadi gangguan pernafasan karena asap dan debu, rumah-rumah di pesisir terendam air laut yang akhirnya akan menenggelamkan seluruh pulau jika luapan air laut makin luas.
Melihat ancaman di atas, langkah apa saja yang harus dilakukan?
Guna mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan beberapa langkah, diantaranya dengan menekan laju deforestasi melalui upaya konservasi seperti yang telah dilakukan oleh The Nature Conservancy Program Indonesia.
The Nature Conservancy Program Indonesia (TNC) adalah suatu organisasi yang berupaya meningkatkan kesejahteraan Indonesia tanpa mengorbankan keberlanjutan alam. Cara yang ditempuh oleh TNC guna menjalankan visi dan misinya adalah dengan mendorong nilai penting alam, mempercepat transformasi dibidang konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan melalui serangkaian kegiatan pengelolaan kawasan lindung, konservasi spesies penting, dan pemberdayaan masyarakat.
Wilayah kerja TNC mencakup bentang darat dan laut yang tersebar di Pulau Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua Barat. TNC selalu menghargai budaya lokal masyarakat dan mengikut sertakan mereka agar berperan aktif dalam upaya konservasi yang dilakukan. Saat ini The Nature Conservancy Program Indonesia mendukung Program Karbon Hutan Berau (PKHB) yang merupakan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan berbagai pihak lainnya untuk mengurangi emisi GKR. Program ini meliputi strategi pengembangan rendah karbon yang terintegrasi ditingkat kabupaten untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi seraya melindungi hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Upaya The Nature Conservancy Program Indonesia dalam menekan laju pengurangan GRK patut kita dukung dengan melakukan misi yang tergabung dalam sebuah Resolusi Hijau ditahun 2015.
Resolusi Hijau yang akan dan dapat dilakukan diantaranya:
Melestarikan bumi melalui pengabdian dibidang pertanian dan kehutanan terutama dalam hal pemberdayaan kelompok tani
- Mengajak para petani untuk mengurangi efek GRK dengan melakukan penanaman di lahan atau pekarangan yang mereka miliki. Tanaman bisa berupa komoditas kehutanan yang menghasilkan (sengong, jabon, jati) atau beberapa tanaman buah dan sayuran sesuai dengan luasan lahan.
- Selain itu guna mengurangi pencemaran lingkungan, para petani diarahkan untuk melaksanakan pertanian terpadu, mengelola sampah atau sisa hasil pertanian menjadi produk yang bermanfaat seperti kompos, mengurangi penggunaan pupuk sintesis terutama Urea yang dapat mengurangi kesuburan hara tanah serta mencemari perairan, dan mengurangi penggunaan pestisida untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Melestarikan Bumi Melalui Hobi
- Hobi mendaki gunung tidak saja untuk menikmati pemandangan, tetapi turut serta melakukan penghijauan dengan membawa bibit pohon yang dapat di tanam pada lereng-lereng gunung sekaligus melakukan upaya pembersihan gunung dari sampah agar salah satu tempat penghasil oksigen ini tetap lestari
- Menulis informasi dan menyerukan pelestarikan bumi melalui blog. Blog merupakan salah satu sarana efektif untuk menyebarkan semangat penghijauan karena memiliki bahasa yang ringan dan mudah dimengerti masyarakat sehingga diharapkan dengan membacanya dapat menggugah masyarakat umum untuk melakukan pelestarian alam
Melestarikan Bumi melalui aktivitas sederhana sehari-hari
- Melakukan langkah penghematan seperti hemat listrik untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil yang digunakan oleh beberapa pembangkit tenaga listrik; hemat kertas dan tisu untuk mengurangi konsumsi kayu; hemat air agar sumber daya air terjaga
- Menekan penggunaan plastik yang sulit didaur ulang dengan membawa kantong belanja sendiri
- Melakukan penanaman di sekitar pekarangan rumah
- Melakukan pengelolaan sampah terpadu guna mengurangi cemaran lingkungan
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga alam tetap letari sekaligus meningkatkan kesejahteraan. Seperti halnya The Nature Conservancy Program Indonesia yang dapat meningkatkan kesejahteraan Indonesia tanpa mengorbankan keberlanjutan alam sehingga manusia dan alam dapat hidup berdampingan, selaras satu sama lainnya. Manusia dan Alam.
Tulisan ini diikut sertakan pada “Resolusi Hijau 2015” Blog Challenge
#ResolusiHijau2015
Sumber Informasi:
http://www.nature.or.id/
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur. 2014. Laju Kerusakan Hutan di Indonesia Lampaui Brasil. http://blh.kaltimprov.go.id/berita-35-laju-kerusakan-hutan-di-indonesia-lampaui-brasil.html
Kementerian Pertanian. 2012. Perubahan Iklim dan Inovasi Teknologi Produksi Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. Jakarta: 34hal.
Orangutan Foundation International. 2013. Pesan dari Alam. Jakarta: 50hal.
sofia zhanzabila says
Aku udah bikin Mbak, cuma belum sempat posting. Tulisan mbak Ev selalu keren, apalagi yang temanya beginian.
evrinasp says
belum sempat posting dimana sofi? di blog? DL nya 28 Januari kan bentar lagi
arifah wulansari says
Wuih…resolusi hijaunya keren banget mbak. Mantap. Aku juga bikin resolusi hijau untuk tahun ini, semoga sama2 terwujud demi ikut menjaga kelestarian bumi.amin^^
evrinasp says
deuhhh dibilang keren sama jawara lomba hehe, jadi malu, semoga tercapai ya cita2 melestarikan bumi. aamiin
windi teguh says
Wiiih keren resolusinya. Kalau bkn kita2 siapa lg ya mak yg mau melestarikan bumi ini.
evrinasp says
Orangnya keren juga gak mak? *plak* hehe. Makasih mak. Klo kita gak gerak,gimana anak cucu kita nanti
Apriani says
re·so·lu·si /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tt suatu hal
keren2 eev 😀
evrinasp says
ambil dari KBBI ya teh? ikutan juga gak? ayo bikin resolusi hijau
momtraveler says
Mak Evrina mak jagonya lah kalo tema yg beginian…
goodluck mak 🙂
evrinasp says
Haiyahhhh makasih mak. Ya ini kan kerjaan sehari2 soale. Klo ditanya soal kosmetik baru bingung
rizka says
Resolusinya keren Mak 🙂 Moga sukses lombanya
evrinasp says
terimakasih mak, ayok ikutan. aamiin yra
Dwi Puspita says
pokoknya yg hijau2 itu selalu kita jaga ya mbak, karena yg hijau akan menyelamatkan bumi kita
evrinasp says
tweety ikutan juga kan, berkunjung balik ah
Inda Chakim says
Keren mak, Aku revolusi hijau yg di rmh n aktivitas sehari2 aja deh. Good luck yak 🙂
evrinasp says
makasih ya, ayo bikin resolusi hijau juga supaya alam tetap lestari
Imazahra says
Tulisannya bagus, Mbak 🙂
Alhamdulillah untuk pribadi sudah kami lakukan di keluarga mungil kami 🙂
Salam kenal dariku, Ima.
Mudahan bisa sambung silaturahmi dari sini ya 🙂
evrinasp says
alhamdulillah kalau bagus mbak, semoga bermanfaat. salam kenal juga ya mbak, ayuk kita penghijauan mbak
Euisry Noor says
Keren resolusiny, Mak. Memang sudah saatnya kini semua orang punya resolusi hijau. Semoga sukses lombanya. *Ketinggalan info
evrinasp says
aamiin mari mak masih 28 januari DL nya, ayuk ikutan, saya juga taunya pas mefet2 hehe
Rodame MN says
semoga kita sama-sama bisa mewujudkan resolusi hijau 2015 bersama ya Ev aamiin 🙂
evrinasp says
aamiin yra. iya me semoga bisa mewujudkannya ya minimal yang terkait dengan kegiatan sehari2
Zulham Efendi says
membumi hijaukan kembali negeri ini, sebenarnya persoalan mudah, kemauan yang tidak ada yang menjadikannya sulit, bayangkan saja kalau setiap rumah tangga menanam tanaman hijau, bumi nusantara akan hijau terus
evrinasp says
yup benar banget dimana ada kemauan disitu ada jalan, kalau kita mau menanam pasti bumi ini kembali asri
Aida Al Fath says
ayoo selamatkan hutan kita…
evrinasp says
hehehe, oleh2 malino mak Aida
dian pelangi says
masa sulawesi banyak yg hitam kayak gitu? itu kenapa y?
evrinasp says
ini Mbak Dian Pelangi yang hijab stylist itu ya? sepertinya warna hitam tidak menandakan deforestasi karena tidak ada keterangan di sana
Edi Padmono says
Saya pernah bekerja selama 8 tahun keluar masuk hutan, miris rasannya hutan di negeri ini semakin sempit. Hutan alam beralih ke hutan tanaman industri
evrinasp says
iya sekarang sudah ada hak penguasaan hutan industri sih, asal upaya konservasinya ada supaya tidak merusak ekosistem, asik ya pernah kerja di kehutanan
Bam says
semoga resolusinya segera terwujud 🙂
evrinasp says
sebagian sudah, sebagian lagi sedang diusahakan