Last Updated on September 22, 2019 by evrinasp
Setiap tanggal 22 April kita selalu memperingati Hari Bumi Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk menyadarkan kita akan keberadaan bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup di dunia ini. Sudah berapa tahun ya umur bumi kita? Menurut Wikipedia, umur bumi hingga saat ini sudah mencapai 4.54 miliar tahun. Wah, ternyata bumi sudah semakin tua dan tentu banyak perubahan yang terjadi di muka bumi ini. Bumi yang dulu asri secara perlahan mulai memperlihatkan kegusarannya.
Ada satu hal yang mengusik pikiran saya mengenai masa depan bumi, yaitu pencemaran lingkungan akibat polusi dan jumlah sampah yang cenderung meningkat. Hal tersebut wajar saja terjadi karena apabila kita melihat dengan kasat mata, jumlah penduduk dunia cenderung meningkat. Baiklah, tidak perlu jauh membayangkan lingkup dunia internasional, laju penduduk Indonesia saja tiap tahunnya sudah meningkat hingga mencapai 1,3 persen, yang berarti ada penambahan 3 juta penduduk setiap tahunnya (Tempo, 2016). Bayangkan, bagaimana padatnya penduduk di Indonesia saat ini. Peningkatan jumlah penduduk tentu berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan vital diiringi dengan residu yang dihasilkan. Apa residu yang kita hasilkan? Polusi dan juga sampah.
Mengenai permasalahan sampah ini kita harus mengambil tindakan tegas agar bumi tidak hanya menjadi tempat pembuangan sampah saja. Sebagai gambaran, saya akan memberikan beberapa fakta terkait permasalahan sampah seperti berikut ini:
- Perlu diketahui, setiap hari kita dapat menghasilkan sampah sebanyak 2.5 liter per orang (Tempo, 2012). Coba bayangkan apabila sampah yang dihasilkan per orang setiap hari dikalikan dengan seluruh jumlah penduduk yang ada di Indonesia?. Akan seperti apa tumpukan sampah tersebut? rasanya sulit untuk dibayangkan.
- Sejak dulu sampah memang sudah menjadi isu yang selalu diangkat dalam pembicaraan nasional maupun internasional. Berbagai kebijakan dan forum diskusi dibentuk guna mengatasi permasalahan ini. Khusus untuk negara yang padat penduduknya seperti Indonesia, kita sangat perlu memperhatikan masalah ini. Karena berdasarkan studi Jenna Jambeck (2015), Indonesia menempati peringkat ke-2 di dunia sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar ke laut. Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang memiliki perkembangan ekonomi pesat, namun tidak diimbangi dengan perbaikan gaya hidup dan fasilitas pengolahan sampah yang memadai (Tempo, 2015). Miris sekali bukan?.
- Dari sekian jumlah sampah yang kita hasilkan sebagian besar merupakan sampah plastik yang sulit untuk terdegradasi. Sampah plastik memerlukan waktu hingga 1000 tahun lamanya untuk terurai.
- Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2015) menyebutkan bahwa 85 milyar kantong plastik yang digunakan setiap tahun berasal dari toko modern dapat berpotensi menjadi sampah.
- Menurut survey yang dilakukan oleh Greeneration Indonesia Tahun 2009 diketahui bahwa setiap satu orang menggunakan 2-3 plastik. Jadi apabila dirata-ratakan, setiap orang dapat mengonsumsi 700 kantong plastik setiap tahunnya.
Beberapa fakta di atas sungguh sangat mengerikan. Permasalahan sampah plastik ini sudah sepatutnya tidak hanya sebagai isu dunia saja tetapi harus segera diambil tindakan nyata untuk menanggulanginya. Kebiasaan memberikan kantong plastik secara gratis baik di pasar modern maupun tradisional secara tidak langsung membentuk pola konsumsi yang tidak bijak dalam masyarakat. Namun gerakan penanggulangan ini tidak dapat dilakukan sendiri, harus dilakukan secara bersama dan terintegrasi secara menyeluruh dari pusat hingga ke masyarakat.
Saatnya Mengurangi Sampah Plastik Bersama Tempo Scan Love Earth
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melakukan langkah penanggulangan dengan mengeluarkan kebijakan kantong plastik berbayar yang berlaku pada ritel modern di 23 kota sejak Februari 2016 lalu. Kebijakan kantong plastik tidak gratis ini diberlakukan dengan masa uji coba dari Februari hingga Juni 2016. Menurut saya pribadi, kebijakan ini hendaknya terus diterapkan karena telah terbukti efektif mengurangi konsumsi kantong plastik sampai dengan 70% dalam satu tahun di negara-negara lain. Kebijakan ini telah mengedukasi masyarakat untuk bijak menggunakan kantong plastik dan berganti dengan menggunakan kantong berbahan kain atau bahan lainnya yang dapat digunakan kembali (reuse).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa gerakan mengurangi konsumsi plastik tidak dapat dilakukan sendiri. Gerakan ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak termasuk seluruh instansi serta masyarakat untuk peduli dalam upaya penyelamatan lingkungan dari ancaman sampah plastik.
Salah satu pihak yang perduli dalam mengatasi permasalahan konsumsi kantong plastik adalah Tempo Scan Pasific. Tempo Scan Pasific adalah perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang sudah berkiprah sejak tahun 1953. Kepedulian Tempo Scan Pasific dalam menekan konsumsi kantong plastik adalah dengan menginisiasi program Tempo Scan Love Earth (TSLE).
TSLE merupakan program kepedulian lingkungan dari Tempo Scan Pasific yang bertujuan untuk mengubah perilaku pemakaian kantong plastik oleh konsumen dengan memberikan tas belanja yang dapat dipakai berulang kali. Program TSLE sendiri dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Juli 2016 di seluruh Indonesia bekerjasama dengan 7 retail besar di Indonesia. Untuk informasi lebih lengkap bisa diakses di halaman http://www.ayoloveearth.com/ (Sponsored Post, please read: Disclosure)
Jika Saya Mengikuti Program Tempo Scan Love Earth, maka:
- Mendapatkan reward dari Tempo Scan Pasific
Setiap pembelanjaan produk Tempo Scan Pasific dengan minimum belanja Rp. 50.000,- maka kita akan mendapatkan satu buah Shopping Bag Tempo (SBT) yang dapat dipakai berulang kali. Nanti, kalau kita belanja lagi dengan menggunakan tas tersebut maka berhak mendapatkan diskon sebanyak 5% untuk setiap produk Tempo Scan Pasific yang dibeli atau voucher pulsa untuk setiap struk dengan pembelian produk Tempo Scan Pasific yang diunduh ke media sosial.
- Dan yang paling penting adalah dapat mengurangi jumlah sampah kantong plastik.
Dengan menggunakan SBT yang dapat digunakan berulang kali otomatis kita sudah membantu dalam upaya gerakan mengurangi konsumsi kantong plastik.
Bayangkan jika satu orang dapat menginisiasi gerakan ini kemudian dapat menginspirasi seluruh penduduk Indonesia, maka ancaman akan sampah kantong plastik yang menggunung dapat kita tanggulangi. Rasanya hal tersebut bukanlah suatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan, yang terpenting adalah dimulai dari diri sendiri dan dilakukan secara bersama berintegrasi dari pusat hingga ke masyarakat. Kalau bukan kita, lalu siapa yang akan menyelamatkan bumi?.
Sumber Informasi:
https://m.tempo.co/read/news/2016/01/14/173736151/tiap-tahun-penduduk-indonesia-bertambah-3-juta-orang
https://m.tempo.co/read/news/2015/11/06/061716482/indonesia-peringkat-kedua-pembuang-sampah-ke-laut-di-dunia
https://m.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/indonesia-hasilkan-625-juta-liter-sampah-sehari
http://m.tribunnews.com/metropolitan/2016/04/13/indonesia-peringkat-kedua-penyumbang-sampah-plastik-setelah-tiongkok
Dede says
Hai mbak..thanks banget sharingnya. Dari kmrin saya juga lagi mikir ini hahaha.. pgn mulai lebih mengenalkan penggunaan tas kain di kampung halaman (sayang saya jauh, hiks).. kalau berkenan, boleh ngbrol via email kah?
Trims 🙂
evrinasp says
boleh, email saya evrinasp[at]gmail[dot]com
awenfals says
Semoga saja dengan ditiadakannya kantong plastik gratis bisa menjadi solusi untuk menurunkan negeri ini dari penilaian buruk negara lain.
saya sendiri sih masih kurang faham maksudnya dari langkah pemerintah ini, hemat saya pusat perbelanjaan biasanya yang pergi kesana kan orang berduit Teh, ya meskipun setiap kantong plastik dikenakan biaya saya kira itu bukan masalah bagi mereka. itu sih hemat saya entah kalau mas anang 🙂
evrinasp says
paling tidak turut mengurangi, mudah-mudahan di pasar tradisional bisa menyusul kemudian untuk mengurangi penggunaan kantong plastik
fitri anita says
Sekarang juga suka bawa tas g green buart belanja…..dan tissue diganti saputangan kalau lagi flu ….
evrinasp says
sippp good banget itu mbak
Sri Luhur Syastari says
Aku juga lebih senang pakai yang berbahan kain aja kalo belanja, mah. Kaya orang jaman dulu, pake keranjang belanjaan kan ya. Btw happy birthday mba evrina 😀
evrinasp says
makasih mbakkk, bagusss mbak aku juga bawa2 tas kain dalam tas ransel ku
Hastira says
iya mbak , sederhana sebetulnya tapi banyak orang yang malas bawa tas kain ya. Sekarang di tasku selalu bawa tas untuk belanaj dilipat rapi, jadi kalau sewaktu2 belanja tak perlu beli plastik. Di sinilah sulitnya memberi kesadaran masarakat. keras kepala tak memikirkan masa depan bumi
evrinasp says
iya aku juga punya banyak tas kain, mama ku juga tak kasih biar kalo ke pasar pakai tas kain aja
Rohmah Azza says
Enakan pakai kantong berbahan jenis kain mbak. Lbih awet trus tahan lama 😀
evrinasp says
iyap betul banget, aku punya banyak nih
Agung Han says
saya tuh selalu salah
kalau baca Tempo Scan
nyambungnya ke Tempo yang majalah (padahal beda jauh) hehehhe
salam sehat dan semangat
evrinasp says
iya beda jauh lho mas, salam sehat kembali
TITIS AYUNINGSIH says
Saya kalau belanja lebih suka bawa Tas sendiri Mbak, mengurangi limbah plastik dan sayang bumi 🙂
evrinasp says
sippp mbak terimakasih atas partisipasinya
inayah says
Dari yang sesimpel lebih pilih bawa botol daripada beli minuman berbotol ya mba
evrinasp says
iya dari langkah yang kecil dulu mbak, tapi kalo sering sangat berarti banget untuk engurangi sampah
Lidya says
aih banyak juga ya sampah yang kita hasilkan perorangnya
evrinasp says
banyak banget mbak, makanya bantu mengurangi jumlah sampah yuk
oka nurlaila says
Baru tau ternyata indonesia peringkat kedua penyumbang sampah terbanyak. Aaiiih serem amat. Jadi ingat foto2 bintang yang terperangkap sampah di laut.
evrinasp says
iya okka makanya kita harus ikut serta dalam gerakan mengurangi sampah terutama sampah plastik