Cerita berlanjut, sayang soalnya kalau tidak diceritakan. Setelah kemarin dilakukan pembukaan rangkaian Penghargaan Nasional Pelaku Pembangunan Pertanian Tahun 2019 oleh BPPSDMP dan Pusluhtan RI, di hari kedua kegiatan rangkaian penghargaan ini tidak kalah serunya. Seluruh peserta teladan dari Kementerian Pertanian RI (Kementan) akan mengikuti sidang paripurna MPR/DPR/DPD RI sekaligus mendengarkan pidato pertanggung jawaban Presiden RI.
Panitia sejak awal sudah mengatakan, meskipun acaranya dimulai sekitar pukul 9 pagi, tetapi peserta harus sudah berangkat dini hari sekali. Sebab harus dilakukan pengaturan berdasarkan protokol yang berlaku. Jadi deh kami semua berangkat sekitar pukul 5 pagi dari Hotel Kaisar menuju Gedung MPR RI. Selama perjalanan menuju ke sana, kami dikawal oleh polisi agar perjalanan lancar tanpa hambatan.
Baca ini dulu yuk: Penghargaan Nasional Pelaku Pembangunan Pertanian Tahun 2019: (Day 1) Pembukaan oleh Pusluhtan RI dan BPPSDMP
Gemerlapnya Gedung MPR RI dan Teladan Balkon
Dalam hitungan menit, kami sudah sampai di Gedung MPR RI. Saat itu suasana masih gelap sehingga gemerlap lampu di sekitar gedung cukup menarik untuk dipandang mata. Saat bus sudah mulai menepi, secara sigap seluruh peserta langsung menuruni bus dan berbaris rapih sesuai arahan panitia serta protokoler.
Hal pertama yang dilakukan adalah kami langsung menyusun barisan di depan tangga MPR RI untuk berfoto bersama. Proses berfoto ini cukup cepat karena masih ada rombongan teladan lain dari kementerian lainnya. Setelah selesai berfoto di sana, kami langsung menuju area tempat acara berlangsung bagi rombongan Kementan di gedung Nusantara III.
Saya mendapatkan surprise di sini, karena ternyata saya dan Pak Halim, petani teladan dari Sumatera Barat, mendapatkan hak istimewa berupa ID Card Teladan Balkon untuk menyaksikan berlangsungnya sidang paripurna secara langsung. Ini tidak semua orang bisa berada di balkon lho, hanya orang-orang terpilih saja. Sayangnya untuk Kementan hanya mendapatkan jatah dua orang saja, sehingga saya merasa beruntung mendapatkan kesempatan menyaksikan secara langsung dengan mata kepala sendiri berlangsungnya sidang paripurna.
Sebelum saya diarahkan menuju balkon, saya sudah beberapa kali bolak-balik ke toilet untuk berjaga-jaga agar saat berada di balkon nanti tidak ke toilet. Karena menurut informasi dari panitia, saat sidang berlangsung apalagi saat Presiden berpidato, seluruh peserta tidak boleh meninggalkan ruangan. Bahaya kan kalau ternyata nanti saya kepingin ke toilet.
Setelah merasa cukup lega, ternyata ada stasiun tv yang ingin mewawancarai saya dengan Pak Halim karena mendapatkan kesempatan berada di balkon. Stasiun tv tersebut adalah TV Tani yang menanyakan apa saja inovasi yang sudah kami lakukan sehingga terpilih menjadi teladan. Video wawancaranya dapat dilihat pada channel YouTube TV Tani berikut ini:
Tak berapa lama, panitia langsung memanggil kami berdua karena protokol gedung MPR juga sudah meminta kami untuk segera beranjak ke balkon. Saat itu kami mendapatkan protokoler yang ketat karena tidak diperbolehkan membawa barang apapun termasuk gadget. Saya meminta sedikit keringanan untuk diperbolehkan membawa minum dikarenakan sedang hamil. Alhamdulillah untuk benda yang satu ini diizinkan dan kamipun segera beranjak menuju balkon ditemani oleh protokoler.
Menyaksikan Sidang Paripurna dan Pidato Pertanggung Jawaban Presiden Secara Langsung
Jalan menuju area balkon cukup berundak. Setelah melewati beberapa sisi gedung, kami diperiksa oleh bagian keamanan. Setelah melewati area pemeriksaan tersebut, saya harus naik tangga sebanyak dua kali untuk menuju balkon. Sesampainya di sana, saya melihat sudah ada bangku yang bertuliskan Kementan untuk kami tempati.
Ada hal yang aneh saat saya berada di balkon.
Mengapa para teladan lainnya diperbolehkan membawa gadget bahkan tas ke dalam area balkon sementara saya dan Pak Halim dilarang habis-habisan?
Mereka dengan asiknya berfoto di sana-sini dengan smartphone yang mereka bawa. Sementara saya dan Pak Halim hanya bisa gigit jari karena tidak satupun smartphone yang kami bawa untuk mengabadikan diri bahwa kami berada di sana.
Ngenes, apes, tidak adil, itulah yang saya rasakan. Tetapi ya sudahlah, kami tetap bersyukur bisa merekam moment tersebut di dalam kepala masing-masing.
Sambil menunggu datangnya para peserta sidang seperti anggota DPR, para menteri, tamu undangan, tokoh-tokoh penting Indonesia termasuk Presiden, kami disuguhkan dengan nyanyian dari paduan suara Gita Bahana Nusantara yang sangat elok dan menentramkan hati.
Sesekali saya menyaksikan beberapa tokoh penting Indonesia satu persatu datang dan hadir ke dalam area sidang melalui layar besar yang berada di kanan-kiri area gedung serta di belakang balkon.
Tak berapa lama, sekitar pukul 08.30 sidang pun dimulai dengan agenda sidang paripurna MPR RI yang dilanjutkan dengan pidato pertanggung jawaban Presiden.
Terlihat Bapak Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla duduk berdampingan di sebelah kiri balkon, kemudian di balkon sayap kiri terdapat tamu undangan dari duta besar, di sebelah kanan balkon terdapat tamu undangan tokoh Indonesia seperti Ibu Megawati, Bapak KH Ma’ruf Amin, Bapak Sandiaga Uno, Bapak Tri Sutrisno, dll. Sementara para menteri duduk di area kanan pimpinan sidang MPR RI.
Untuk isi sidangnya pasti sudah pada mendengar seara langsung melalui siaran televisi ya, jadi tidak saya sampaikan lagi di sini.
Setelah acara sesi pertama selesai pukul 09.30 wib, acara kemudian rehat sejenak selama 30 menit dan akan dimulai lagi pukul 10.00 wib dengan agenda sidang paripurna DPR/DPD RI dan mendengarkan pidato kenegaraan Presiden dalam rangka HUT RI ke 74 tahun. Bapak presiden beserta rombongan terlihat meninggalkan area sidang dan para protokol segera mengatur area sidang untuk digunakan pada acara selanjutnya.
Tepat pukul 10.00 wib, saat sidang dimulai, terlihat Bapak Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla memasuki ruangan sidang dengan penampilan yang berbeda. Semula orang penting di Indonesia ini menggunakan jas resmi, namun saat sidang kedua menggunakan pakaian adat.
Bapak Jokowi kali ini duduk di sebelah kiri dari arah balkon, sementara bapak Jusuf Kalla duduk di sebelah kanan dari area balkon. Dalam pidato kenegaraannya tanpa menggunakan teks, Bapak Jokowi mengatakan bahwa pakaian adat yang digunakan berasal dari adat NTB, CMIIW, yang bernuansa kuning coklat keemasan.
Di dalam akhir pidatonya yang cukup panjang dan tentunya bisa dilihat melalui siaran televisi, Beliau meminta izin untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan yang disambut dengan beberapa tepuk tangan peserta sidang yang hadir di area. Tak selang beberapa lama sekitar pukul 11 lewat, sidang pun selesai dan para peserta kembali ke rombongannya masing-masing.
Dinamika Kelompok dan Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan
Selepas mengikuti acara di gedung MPR, para peserta teladan masing-masing kementerian masih memiliki agenda padat lainnya. Untuk Kementan, acara dilanjutkan dengan Dinamika Kelompok untuk mengeratkan satu sama lain karena peserta teladan ini berasal dari provinsi yang berbeda-beda.
Sejujurnya saya sudah agak kelelahan, sehingga tidak terlalu banyak mengikuti kegiatan dinamika kelompok yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut.
Dinamika kelompok dimulai dari permainan mengingat nama satu sama lain (ini game yang berat buat saya karena saya kurang mampu untuk mengingat nama orang saat pertama kali berkenalan), lalu game komunikata, dan membuat formasi perahu.
Setelah acara dinamika kelompok selesai. Kami diberikan briefing sebentar oleh panitia untuk para peserta teladan yang terbagi dua yaitu tiga besar untuk upacara di istana, dan 2 peserta lainnya upacara di Kementan.
Malamnya acara masih berlanjut, yaitu mengikuti renungan suci yang dilaksanakan pukul 12 malam di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Peserta sudah harus berkumpul dan berangkat dengan long march dari Hotel Kaisar menuju area Taman Makam Pahlawan pukul 8 malam. Seluruh peserta diharuskan membawa undangan yang sudah diberikan dan menggunakan pakaian hitam putih.
Untuk acara renungan ini saya sudah meminta izin kepada panitia untuk tidak ikut serta dikarenakan sedang hamil. Sehingga saya hanya mendapatkan ceritanya saja dari rekan sekamar yang bisa hadir di acara tersebut.
Demikian rangkaian acara di hari kedua yang sangat padat dari dini hari sampai dini hari lagi. Tentunya sangat menguras tenaga namun memberikan kenangan istimewa.
Cerita di hari ketiga juga tidak kalah seru karena merupakan acara puncak yaitu upacara di Istana Merdeka dan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pertanian yang akan saya ceritakan pada postingan ketiga.
[…] Baca ini yuk: Penghargaan Nasional Pelaku Pembangunan Pertanian Tahun 2019: (Day 2) Sidang Paripurna MPR/DPR/DPD R… […]