Last Updated on March 26, 2016 by evrinasp
Sewaktu mengikuti Diklat Integrasi Tanaman dan Ternak, saya sempat berbincang dengan salah satu teman penyuluh. Dia menyadarkan saya betapa pentingnya menjaga tali silaturahim dengan para petani yang merupakan partner dalam bekerja. Para petani memang binaan para penyuluh, tetapi bukan berarti di bawah penyuluh, melainkan sederajat karena merupakan partner kami di lapangan. Tanpa mereka kami para penyuluh akan bekerja apa?
Selama hampir tiga tahun menjadi seorang penyuluh, saya sudah cukup paham dengan suka duka dunia pertanian. Suka dan duka ini khususnya amat dirasakan oleh para pelaku utama yaitu bapak ibu petani. Bagaimana tidak? Sejak awal hingga akhir, mereka harus berjibaku dengan alam untuk menghasilkan produksi yang tinggi. Terkadang ada suatu masa dimana mereka tersenyum lebar karena mendapatkan untung, kadang juga mereka harus menyeka air mata pada saat panennya gagal. Dan saya yang menjadi pendampingnya tentu merasakan betul semua kejadian tersebut.
Tak banyak yang dapat saya lakukan untuk mereka selain pendampingan, pemberian materi, pembinaan hingga menjadi fasilitator dalam memasarkan produk mereka. Namun rasanya semua belum cukup. Para petani kita masih membutuhkan bantuan. Bantuan jangan hanya diartikan materil saja, tetapi berupa dukungan moril agar mereka tetap mau bertani di era yang serba globalisasi ini.
Saya sangat sedih mendengar ada seorang bapak petani yang kebingungan lantaran tidak ada yang mau melanjutkan usaha taninya karena sang anak lebih memilih hijrah ke kota daripada berkotor-kotor ria di sawah. Ada juga yang semangat bertani tetapi terkendala teknis seperti air irigasi lantaran aliran irigasi yang ada sudah mengering akibat banyaknya perumahan yang didirikan. Andai banyak yang tau bagaimana perjuangan mereka untuk mencukupi kebutuhan pangan pastinya para petani akan mendapatkan tempat yang layak seperti profesi lainnya.

Bersama para petani Desa Cikarawang pada saat memperbaiki irigasi yang rusak
Suatu hari saya dan seorang teman sempat menitikkan air mata ketika menerima beras dari salah seorang petani yang sawahnya memang sering kami pantau sejak awal. Bapak itu berterimakasih karena berkat pengawalan yang dilakukan, hasil panen lebih baik daripada musim sebelumnya. Sungguh bukan beras yang membuat kami terharu, tetapi perasaan bermanfaat bagi orang lain yang membuat kami cukup terhanyut suasana saat itu.
Sebenarnya kami para petugas dilarang untuk menerima apapun dari binaan kami. Kami sudah diajarkan hal tersebut oleh salah satu widyaiswara karena itu termasuk juga dalam gratifikasi meskipun termasuk gratifikasi ringan. Tetapi pada kenyataannya para petani banyak yang memberikan hasil panennya walaupun tidak diminta. Untuk menyiasati hal tersebut tanpa harus menyinggung kebaikan mereka, bapak widyaiswara menyarankan kepada kami untuk melakukan hal yang sama kepada mereka. Misalnya ketika saya diberi beras, maka saya harus membalasnya dengan memberi beras juga atau olahannya. Sayapun mengikuti hal tersebut, kadang kalau ada buah-buahan di rumah saya bawa untuk mereka atau dimakan bersama ketika di sawah. Atau jika diberi hasil panen, nanti bisa diolah di rumah dan hasilnya diberikan lagi kepada para petani. Begitu seterusnya.
Dan pada idul fitri kemarin, saya mengikuti saran salah satu orang teman yang mengatakan ada baiknya kita sebagai petugas untuk memberikan perhatian kepada partner kita pada saat lebaran meskipun bentuknya kecil sekalipun. Itu sebagai bentuk terimakasih kepada mereka yang telah membantu para petugas dalam memajukan pembangunan pertanian.
Teman saya menyarankan untuk memberikan sebuah sarung bagi para ketua yang telah turut serta aktif memajukan kelompoknya. Hadiah sarung memang tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan oleh para ketua ini, tetapi hal ini dapat membentuk ikatan erat antara penyuluh dengan ketua kelompok dalam memajukan masyarakat. Dan itu benar terjadi, saya melihat begitu bahagianya bapak-bapak ketua tersebut setelah saya berikan sebuah sarung untuk mereka gunakan di hari raya. Ada yang langsung mendoakan, ada yang terharu dan ada juga yang mengucapkan banyak terimakasih.
Ah tidak pak, justru saya yang sangat mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan Bapak Ibu ketua kelompok yang mau bersusah payah mengkoordinir para anggotanya untuk turut serta maju dan berdaya. Tanpa bantuan bapak ibu semua tentu saya akan sulit menggerakan masyarakat tani. Saya menyesal mengapa tidak melakukan hal tersebut sejak dulu. Padahal mereka sudah sangat baik kepada saya yang merupakan penyuluh baru.
Tak banyak yang dapat saya ucapkan selain terimakasih kepada Bapak dan Ibu petani yang sudah menjadi partner saya selama ini. Semoga saya masih terus bisa membantu bapak dan ibu dalam memajukan dunia pertanian. Mari kita melangkah bersama demi kemajuan bangsa dan negara khususnya bidang pertanian.
Terimakasih atas jasa mu selama ini para Pahlawan Pangan: seluruh Petani Indonesia
Wah..bapak dan ibu tani dapet hadiah sarung ya…mereka bisa ikut merayakan Lebaran dengan sarung barunya ya Mbak..
kemarin saya hanya kasih sarung saja mbak, sebenarnya tidak seberapa sih sarungnya, tapi mereka sudah senang. in syaa Allah akan dilakukan tiap tahun pada waktu lebaran
Baru tadi pagi kompas mengulas penghasilan petani yang berada di bawah pekerja konstruksi (tukang), diprediksikan akan terjadi penurunan jumlah petani karena bidang ini tidak menarik lagi, semoga para petani kita tetap bersemangat untuk bercocok tanam dibabdingkan beralih ke profesi lain yang lebih menjanjikan.
para petani saya sebenarnya juga nyambi jadi kuli bangunan jika ada panggilan. ketika mereka nyambi maka sawahnya terlantar, kalau tidak ada yg mau jadi petani lalu siapa yg akan bertanam? jangan sampai kita impor untuk urusan pangan, karena urusan perut itu bahaya jika harus dimonitor oleh pihak luar
terima kasi para petani, tanpamu kita tak akan bisa makan nasi. Kecuali yg doyan nasi plastik. Hehehe
wahhhh tidak deh kalo nasi plastik, big no hehe, bahaya buat tubuh
Petani semakin terdesak komersialisme. Semoga Evrina tetap semangat mendampingi para petani.
aamiin doakan ya mbak, soalnya saya juga mulai maju mundur cantik nih semangatnya