Mumpung kantor sedang tidak huru-hara, saya mau menulis artikel tentang tips dan info wisata ke Wisata Alam Mangrove yang ada di Jakarta Utara. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk ke sana guna melihat langsung hutan mangrove. Maklum di Bogor tak ada pantai, jadi tak ada yang namanya hutan mangrove.
Kemarin kami berangkat dari Bogor menggunakan kereta lalu turun di Stasiun Jakarta Kota. Dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan semacam APTB ke Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara. Waktu tempuh dari stasiun ke lokasi sekitar satu jam lebih lamanya tetapi kita tidak akan bosan karena bus dilengkapi dengan AC yang membuat kondisi menjadi nyaman. Hanya saja jangan kaget ya ketika sudah turun di Yayasan Budha Tzuci Indonesia, di sekitar lokasi sangat panas sementara angin yang bertiup sangat minim. Maklumlah namanya juga pantai, jarang sekali pantai yang udaranya dingin.
Dari yayasan, kami berjalan ke belakang menuju ke wisata alam yang dimaksud. Cuaca panas saat itu cukup menguras energy kami ketika menuju lokasi karena minim sekali pepohonan. Sekitar kurang dari 30 menit akhirnya kami sampai di lokasi.
Sebelum masuk, kami diharuskan untuk membeli tiket sebesar Rp. 25.000,- per orang. Kami langsung masuk menuju arena begitu tiket sudah dibeli. Dalam bayangan saya, wisata alam mangrove itu seperti hutan pada umumnya (maklum anak gunung) tetapi ternyata berbeda ya, lebih terkesan semacam vila dan tempat rekreasi karena tertata rapih. O iya kalau masuk ke sini jangan bawa kamera digital or dslr ya, karena kalau ketahuan bisa kena denda. Dendanya tidak main-main lho, besarnya satu juta. Wow!.
Selepas memasuki pos pemeriksaan yang tidak memperbolehkan pengunjung membawa kamera, kami langsung menuju spot yang lebih rindang dan sejuk. Tetapi walaupun banyak pepohonan di sekitar, saya masih belum merasakan kesejukan, bahkan anginpun tidak bertiup. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di kantin yang tersedia.
Setelah mengisi energi dengan cemilan yang dibawa, kami melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini kami menuju ke lokasi yang terdapat banyak cottage di sana. Sebagian cottage masih terawat, sebagian lagi agak kurang terawat. Sayangnya pepohonan di sekitar cottage juga kurang rindang, jadi terbayang deh bagaimana di dalam jika tidak memakai AC. Sampai spot ini saya masih belum menemukan interestnya dari lokasi wisata ini.
Teman-teman kemudian mengajak untuk berpindah tempat ke gardu pandang yang berada di sisi lainnya. Saya tidak ikut naik dan hanya menyaksikan teman-teman dari bawah saja. Papan informasi gardu menyebutkan kalau maksimal hanya dua orang saja yang boleh naik. Sayangnya papan itu pudar sehingga teman-teman saya nekad naik berempat. Duh jangan ditiru ya guys, siapa tau bahaya kalau naiknya terlalu banyak, tetapi pihak pengelola juga harus mempertegas papan larangan tersebut supaya lebih diindahkan oleh pengunjung. Selepas turun, beberapa teman saya agak pusing karena katanya jalannya terus berputar baik turun maupun naik. Beruntung saya tidak ikut-ikutan karena bahaya juga kalau sudah kena pusing.
Kami kemudian berjalan kembali menuju spot yang lain. Nah ini dia hutan mangrove yang ada dalam bayangan saya. Berupa deretan pepohonan hutan mangrove yang berada di kiri-kanan jalan. Saya meminta waktu kepada teman-teman untuk stay sejenak menikmati pemandangan yang ada. Jalan yang terbuat dari kayu membuat suasana menjadi sangat terasa kealamiahannya. Tetapi sayang banget nih, ada beberapa spot yang membuat pemandangan agak terganggu dengan hadirnya sampah di sekitar akar mangrove yang menjulang ke luar dari dalam air. Sampah itu entah dari pengunjung atau memang terbawa aliran air, yang jelas sangat mengganggu.
Oh iya sudah pada tau belum hutan mangrove itu apa? Berdasarkan info dari buku berjudul Mangrove keluaran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2011, dijelaskan bahwa mangrove adalah kumpulan tumbuhan yang membentuk ekosistem dan hidup serta berkembang di pantai berlumpur atau di daerah yang tergenang pasang surut. Mangrove banyak ditemukan di tepi pantai, teluk yang dangkal, estuari, delta dan daerah pantai yang terlindungi dari gelombang dan angin kencang dengan suhu udara berkisar antara 23-30 derajat celcius. Tempat tumbuh mangrove ini miskin oksigen lho dan sangat dipengaruhi oleh pasang surut tetapi terdapat persediaan air asin dan air tawar.
Nah kemarin itu saya merasa kurang puas karena tidak terdapat papan informasi yang menjelaskan apa itu hutan mangrove, bagaimana budidayanya serta manfaatnya. Inginnya sih tempat wisata ini juga menyajikan edukasi bagi pengunjung selain pesona wisata alamnya. Tetapi tidak tau juga ya kalau ternyata sayanya yang kurang explore.
Jika melihat tanaman yang tumbuh di sana kemarin itu didominasi oleh tanaman yang memiliki akar keluar dari tanah. Apabila melihat referensi, nama tanaman tersebut adalah Api-api (Avicennia spp) dan Nyirih (Xylocarpus spp). Tanaman tersebut kemudian membentuk semacam zonasi sesuai dengan kemampuan hidupnya. Makanya kemarin saya melihat beberapa tanaman mengelompok pada satu spot dan terpisah dengan kumpulan lainnya.
Fauna yang saya lihat dari gardu pandang pengamatan burung waktu itu ada bangau, burung, dan juga biawak. Tetapi mungkin ada fauna lainnya yang tidak terlihat oleh mata. Selain sebagai tempat hidup bagi beberapa jenis fauna, mangrove juga memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah (LIPI, 2011):
- Akar, batang dan cabangnya selain dijadikan kayu bakar juga berperan dalam pembentukan daratan
- Akar berfungsi sebagai penyaring limbah dari darat dan penahan gelombang seperti gelombang pasang dan tsunami, serta berperan dalam penambahan daratan
- Sumber mata pencaharian bagi nelayan dan masyarakat sekitar
- Akar, batang dan cabangnya dapat dijadikan kertas, bangku, meja dan bahan bangunan
- Sering digunakan sebagai tambak udang dan kepiting
- Tempat wisata alam, pendidikan dan penelitian ilmiah
Perjalanan kami akhirnya berakhir setelah kurang lebih dua jam mengeksplore sekitar Wisata Alam Mangrove. Sayangnya kami salah ambil jalan ketika pulang, kami melewati jalan yang dilalui kendaraan roda besar yang menghasilkan debu. Padahal suhu udara di sekitar sangat panas ditambah sengatan sinar matahari yang cukup pekat. Akhirnya saya tidak tahan juga dan mengeluarkan payung botol yang saya bawa untuk digunakan.
Sepertinya tempat wisata ini memang sedang dalam tahap pembangunan ya karena saya lihat di beberapa spot masih kurang lengkap ciri tempat wisatanya. Kalau boleh, saya ingin memberi masukan bari pengelola tempat wisata, diantaranya adalah:
- Perjelas papan informasi yang ada di sekitar lokasi
- Lakukan promosi lebih intens lagi untuk tempat wisata ini agar ada pengunjung yang tertarik datang. Sayang banget soalnya melihat cottage seperti tidak terpakai padahal jumlahnya cukup banyak
- Lengkapi dengan papan informasi untuk mengedukasi pengunjung seperti manfaat mangrove, apa itu mangrove atau alasan mengapa mangrove harus dilestarikan
- Lengkapi juga dengan peta lokasi wisata agar pengunjung dapat menentukan arah yang dituju
- Sebisa mungkin untuk menjaga kebersihan hutan dari sampah yang ada di sekitar hutan
Untuk pengunjung tentunya juga sama dong, jangan buang sampah sembarangan ya karena sudah tersedia tempat sampah di sana. Kalaupun tidak ada, bawa dulu sampahnya, nanti dibuang kalau sudah ketemu tempat sampah. Beruntung kemarin tidak ada pengunjung yang nakal untuk membuang sampah sembarangan atau melakukan vandalism, kalau ada nanti saya tegur hehe *siapa elu ev :p.
Bagi teman-teman yang ingin datang dan mengetahui apa itu hutan mangrove, silahkan datang ke Wisata Alam Mangrove yang ada di Jakarta Utara. Letaknya dekat kok kalau untuk wilayah Jabodetabek. Ya sekali-kali liburannya ke daerah terdekat dulu untuk melihat potensi yang ada. Demikian tips dan info wisata dari saya, semoga bermanfaat ya.
Keterangan:
- Lokasi: Wisata Alam Mangrove, TWA Angke Kapuk, Kapuk Muara, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Telepon Informasi: (021) 29033066, Kantor: telepon 08158030933 atau (021) 29033077, emai: angkekapuk@yahoo.com, website: www.jakartamangrove-resort.com
- Tiket: Rp 25.000,- untuk orang dewasa, anak-anak Rp. 10.000,-, Mobil Rp. 10.000,-, motor Rp. 5.000,- dan Turis asing Rp. 250.000,-
- Dari Stasiun Jakarta Kota naik APTB jurusan Pantai Indah Kapuk dan turun di Yayasan Budha Tzuci Indonesia. Lalu jalan menuju belakang yayasan hingga bertemu dengan lokasi
Sumber Informasi:
LIPI. 2011. Mangrove. Pusat Oseanografi LIPI Tahun 2011.
Dian Eato says
baru tahu klu ada wisata kyk gini
evrinasp says
iyah ada di jakarta
Anggarani says
Owalah, Mba Ev. Aku aja yang di jakarta baru tau info ini dari beberapa blogger.
evrinasp says
ini di dekat Pantai Kapuk mbak, tapi panas banget, gak kuat
Rin says
Thanks mba infonya.
Wah, baru tahu kalau di Jakarta ada objek wisata hutan mangrove. Next trip aku ke sana.
Aku pernah survey di pantai Cirebon, dan masuk kedalam hutan mangrove dan ternyata tak seindah yang dibayangkan mba, banyak nyamuk yang berkeliaran dan gigitannya itu sadis banget, di dalam hutan mangrove selain burung dan hewan kecil lainnya, dihuni juga sama ular laut mba, dan gigitannya itu mematikan, oleh karenanya disarankan pake sepatu boot. Waktu itu aku sama kakakku nekat z tanpa beralaskan apapun. Tapi, Alhamdulillah aman. Hehe….
Maaf nih mba malah numpang share pengalaman.
evrinasp says
ga apa2 mbak santai aja, link nya gak hidup ya? mau bw balik jadi susah nih, makasih sudah mampir ke sini
khairiah says
Kenapa nggak boleh kamera dslr, padahal dengan hasil foto yg bagus dari pengunjung dan dishare bisa ngebantu promosi juga
evrinasp says
sepertinya karena lokasi ini sering dijadikan tempat untuk membuat prewedding mbak
Titim Nuraini says
Kalo di Surabaya Ekowisata Mangrove
sudah lebih bagus pengelolaannya Mbak
ada jogging track buat menyusuri rimbunan hutan bakau
ada sewa perahunya juga ๐
evrinasp says
wuahhh mau atuh kapan2 ke sana mbak
indah nuria Savitri says
pernah lihat yang lumayan besar di Bali mbaaa…dan di Lampung :). Dan memang seruuu karena berbeda yaaa..
evrinasp says
wuahhh aku malah belum kedua tempat itu mbak, mudah2an suatu hari bisa ke sana
Rohmah Azza says
Spot kek sampH iti sering bnyak aku jumpai juga di tmpat wisata mbk.
Trnyata di Jakarta juga ada wisata hutan mangrove juga y mbk.e hhhheee
Kerennn ^_^
evrinasp says
ada di jakarta utara yg deket laut rohma
Lidha Maul says
saya juga seneng ke mangrove, tapi kok nggak foto2 ya..keseringan kali, malah lupa
evrinasp says
hehe baguslah mbak, jadi fokus menatap alamnya
Lusi says
Liburan kemarin aku juga lihat mangrove di Pekalongan. Lebih murah karena kawasannya lebih kecil. Asik deh bisa naik perahu menyusuri lorong cinta.
evrinasp says
wuahhh pasti lebih sejuk ya mbak, aku di sini panas mbak
Inna Riana says
dulu sering lihat langsung mangrove di pinggir jalan di mana ya oh iya di dekat bandara ngurah rai bali. entah sekarang masih ada atau engga
evrinasp says
kayanya masih ada kali mbak, mudah2an gak tergerus zaman
andyhardiyanti says
Saya belum pernah nih ke sini. Kelihatannya emang panas banget ya mbak ๐ itu gardu pandang saya pikir tempat main flying fox lo..hehehehe
evrinasp says
haha, bukan itu gardu pandang aja mbak
Saffroel says
Alami ya… Pas buat refreshing week end….
evrinasp says
tapi panas euyyy, malah kurang nyaman
windah saputro says
Wah aku mau coba kesini ahh.
evrinasp says
coba aja mbak, bawa minum ya jangan lupa
Sie-Thi Nurjanah says
jadi kangen maen ke sana lagi, setelah baca postingan ini ๐
evrinasp says
sudah pernah ya, aku malah baru
Arina says
Wah, sepertinya asyik banget kesini ๐
evrinasp says
asik mbak, tapi jangan siang hari kalo bisa
Gerakan PKK WB says
Terima kasih mbak Evrina sudah turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger
maaf baru sidak tengah malam, artikel sampean keselip hihihi
Salam PKK
evrinasp says
santai aja hehe, sukses untuk gelaran PKK nya
Awfa Sehat says
ini mah kayak hutan mangrove yang ada di indramayu? :/
evrinasp says
iya sama aja kali mangrove rupanya begitu, eh maksudnya sama panasnya kah?
Awfa Sehat says
Persis mba kayak yang di indramayu. mangrove juga, pas baca judulnya kirain emang mbaknya bener2 lagi di indramayu. ternyata bukan toh hehe ๐
evrinasp says
ini di Jekardah bukan di Indramayu, kayanya tipe2 mangrove memang sama
syafiq says
gak enaknya hutan manrove banyak nyamuk kalo sore -_-
evrinasp says
iyah siang juga masih banyak nyamuk
hendrat says
di Lampung juga ada hutan mangrove kaya gini, kapan-kapan main ke lampung mba..
evrinasp says
wah aku bulan kemarin abis dari Lampung, semoga nanti lebih menjelajah kalau ke Lampung
muhammad arifudin says
hm sekali2 perlu mencobanya nih, dari dulu wisata ke gunung terus, tapi gak bosen juga sih..hh
evrinasp says
sama, saya juga suka kok wisata ke gunung
Annisa Larasati A says
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai “Tips dan Info Wisata di Wisata Alam Mangrove”.
Indonesia memang mempunyai berbagai tempat wisata yang menarik
evrinasp says
terimakasih, barusan sudah berkunjung balik
kontraktor interior says
ternyata jakarta ada juga tempat beginian ya.. tks infonya
evrinasp says
sama-sama semoga bermanfaat
Forester says
Kalo ke Pangandaran, coba mampir ke Batukaras Mbak. Ada mangrove yg bagus lho
evrinasp says
Iya sepertinya saya belum pernah ke Pangandaran