Last Updated on March 29, 2024 by evrinasp
Polusi sampah plastik kini semakin parah dan menjadi salah satu isu yang sangat penting dalam kelestarian lingkungan. Kini, produksi plastik di dunia terus berkembang menjadikan bumi dipenuhi oleh sampah plastik.
Polusi plastik sangat bisa terlihat di negara berkembang di kawasan Asia dan Afrika, di mana di negara-negara tersebut hampir tidak ditemukan sistem pemilahan sampah.
Tapi di negara maju, terutama di negara dengan tingkat daur ulang sampah sangat rendah, mereka juga kesulitan untuk mengolah sampah plastik.
Tidak hanya sampah sisa penggunaannya, plastik juga tidak ramah lingkungan saat diproduksi. Sejak dahulu, plastik dibuat dengan menggunakan bahan bakar fosil. Produksinya meningkat tajam setelah Perang Dunia II.
Baca ini yuk: Kurangi Sampah Plastik Yuk!
Kehadiran plastik memang menjadi sebuah tonggak besar peradaban dunia modern. Lewat plastik, obat-obatan bisa ditempatkan dengan steril, mobil dan pesawat menjadi lebih ringan sehingga bisa menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi, juga menjadi penyelamat lewat peralatan seperti helm, inkubator, dan bahkan botol minuman.
Plastik pada mulanya memang dibuat sebagai barang yang bisa digunakan secara berulang. Hanya saja, pada praktiknya, plastik digunakan sebagai alat sekali pakai. Terutama kantong plastik.
Untuk bisa mengurangi penggunaan sampah plastik, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Mulai dari penyuluhan pemakaian berulang (reuse), daur ulang (recycle), dan mengurangi pemakaiannya (reduce).
Penyuluhan ini bisa dilakukan dari mulut ke mulut, ajakan di media sosial, bahkan dimulai dari sekolah lewat poster pendidikan bijak menggunakan plastik. Dengan begitu, kesadaran akan penggunaan plastik sudah dimulai dari kecil.
Anak-anak biasanya senang dengan lingkungan. Mereka mengetahui beragam nama binatang, dan juga mempelajari banyak nama tanaman. Karenanya, mereka tentu akan semangat ketika diajak untuk menjaga lingkungan.
Untuk membuat anak-anak menghemat penggunaan plastik sedari dini, berikut ini adalah tipsnya.
1. Jangan Gunakan Sedotan Sekali Pakai
Ajak anak untuk tidak menggunakan sedotan sekali pakai. Kita bisa mengajak mereka untuk menggunakan sedotan stainless yang memiliki beragam warna sehingga lebih menarik.
Dengan tidak menggunakan sedotan plastik, maka kita bisa mengurangi sampah. Di dunia sendiri, terdapat milyaran sedotan plastik yang dibuang setiap harinya.
Atau, jika memang memungkinkan, kita bisa mengajak anak untuk langsung meminum dari gelas, tanpa menggunakan sedotan.
2. Gunakan Cone
View this post on Instagram
Happy long weekend everyone, it’s time for me to take my metime, yippyyyy. #Icecream #lake #KawaguchiLake #Kawaguchiko #Japan #throwback #LatePost #pink #metime #happyholiday #happylongweekend #fujifilmxa2 #terfujilahxa2
Banyak anak yang tentu suka dengan es krim. Ketika membeli es krim, kita biasanya akan diminta untuk memilih apakah es krim disajikan dala cup atau dengan cone.
Sebaiknya, kita selalu memilih cone. Karena, dengan memilih cone, kita akan mengurangi plastik; yang merupakan bahan baku utama untuk membuat cup es krim. Ditambah lagi, ketika kita menggunakan cup, biasanya kita juga akan diberi sendok plastik sebagai alat bantu menikmati es krim.
Sementara cone biasanya terbuat dari wafer kering, yang bisa dimakan dan dihabiskan. Sehingga tidak menyisakan sampah plastik.
3. Bekal Masak Sendiri
Saat sekolah, sebaiknya kita menyiapkan bekal untuk makan siang anak. Dengan menyediakan bekal, kita bisa menggunakan perangkat makan plastik yang bisa digunakan berulang kali.
Saat tidak memiliki bekal, anak biasanya akan mulai untuk jajan makanan yang memiliki kemasan plastik. Dengan membeli makanan tersebut, maka anak sudah menghasilkan sampah plastik tersendiri.
Lagi pula, memberikan bekal untuk anak bisa baik untuk kesehatan. Karena, anak menjadi tidak jajan sembarangan, dan kesehatan juga kualitas makanan bisa sangat terjaga.
4. Daur Ulang Plastik
Ada banyak hal yang bisa didaur ulang. Terutama yang berhubungan dengan anak-anak. Botol minuman kemasa yang mereka sukai misalnya, bisa kita jadikan sebuah pot tanaman atau bahkan hal lainnya.
Cari referensi kerajinan dari sampah plastik, dan jadwalkan kegiatan untuk mendaur ulang bersama anak. Jadikan kegiatan ini kegiatan bermain sambil belajar, sehingga anak juga sadar akan pentingnya mengurangi penggunaan dan juga sampah plastik untuk lingkungan.
Kita juga bisa meminta anak kita untuk mengajak teman-teman sekolahnya, sehingga kegiatan mendaur ulang plastik sendiri bisa memiliki dampak yang lebih luas dari hanya sekadar kegiatan di rumah.
5. Kurangi Penggunaan Botol Plastik
Kurangi penggunaan botol plastik. Sebagai gantinya, kita bisa memberikan botol minum yang bisa digunakan berulang kali.
Untungnya jenis botol ini memiliki beragam bentuk dan juga warna. Biarkan anak memilih botol favoritnya. Hanya saja, pastikan bahwa anak memiliki botol yang memiliki ukuran sesuai dengan kebutuhan.
Jangan terlalu kecil karena anak akan kesulitan untuk minum dan malah bisa membuatnya membeli minuman kemasan.
6. Beli Sesuatu dalam Jumlah Banyak
Untuk mengurangi sampah kemasan, kita bisa membeli kebutuhan harian dalam jumlah yang banyak. Misalnya, ketika membeli sereal, makanan kemasan, dan lain-lain, kita sebaiknya membeli dalam kemasan besar sekaligus.
Selain bisa menghemat pengeluaran karena biasanya kemasan besar lebih ekonomis dibanding kemasan yang lebih kecil dalam jumlah yang sama, kita juga bisa mengurangi penggunaan sampah kemasan.
Bayangkan saja, ketika kita membeli dua kotak sereal 500 gram atau 1 kotak sereal 1 kilogram, maka kita bisa mengurangi sampah kemasan dengan membeli sereal 1 kilogram. Karena dua kotak sereal berarti dua sampah kemasan.
7. Ajak Bergabung dengan Komunitas Mengurangi Sampah Plastik
Ketika kita memiliki waktu luang, ajak anak untuk ikut ke dalam komunitas mengurangi sampah plastik. Kita bisa mengikutinya dalam komunitas tingkat kota, maupun komunitas sekitar rumah.
Biasanya, kegiatan yang dilakukan adalah membersihkan lingkungan, mengajak orang untuk mulai memisahkan sampah berdasarkan jenisnya dari dalam rumah, sampai dengan membuat kerajinan daur ulang sampah plastik.
Semua ini akan bisa membuat anak lebih memahami dampak positif dari mengurangi sampah plastik, selain juga akan bisa membuat anak semakin aktif dalam beraktivitas di luar rumah.
Jika kita kesulitan untuk menemukan komunitas seperti yang dijelaskan di atas, maka tidak ada salahnya jika kita memulai komunitas tersebut!
Kita bisa memulainya dengan mengajak tetangga sekitar. Ajak dengan menggunakan poster pendidikan yang mengajak banyak orang untuk mengurangi sampah plastik, atau ajak melalui media sosial.
Dengan begitu, kita bisa berkegiatan bersama dengan para keluarga di sekitar rumah. Selain bisa membuat lingkungan menjadi lebih bersih, cantik, dan nyaman, kita juga bisa semakin mempererat silaturahmi bersama dengan para tetangga.
***
Itu dia beragam tips yang bisa diaplikasikan sehingga anak memahami pentingnya mengurangi sampah plastik. Semua tips tersebut bisa dimulai dengan langkah yang kecil. Mulai dari diri sendiri, memberikan contoh, mengajak anak, mengajak teman-teman, mengajak orang di sekitar kita sehingga semua paham akan bahaya sampah pastik yang mengintai.
Dengan begitu, Suatu saat, tentunya sampah plastik akan semakin berkurang secara signifikan. Baik itu karena kemajuan teknologi, pendaurulangan plastik, maupun karena banyak orang yang sudah sadar untuk tidak terus menerus mengeksploitasi penggunaan plastik sekali pakai yang bisa menjadi bom waktu sampah plastik bagi lingkungan.
Artikel ini terpilih sebagai salah satu sumber inspirasi Twinkl dalam kampanye “Hari Bumi Planet vs. Plastics: PlasticDetox challenges” dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl.
Anjar Sundari says
Setuju sekali tipsnya mbak. Beberapa waktu yang lalu bahkan anak saya yang paling getol mempromosikan jangan pakai kemasan plastik. Sampai dia membeli sedotan stainless lengkap dengan sikat kecil untuk membersihkan.
Mungkin menanamkan hal ini kepada anak-anak lebih mudah karena bisa dimulai dari awal. Justru untuk orang dewasa yang lebih susah karena sudah menjadu kebiasaan. Semoga anak-anak akan mengubah kebiasaan yang telah ada menjadi lebih baik. Aamiin.
evrinasp says
iya kalau orang dewasa ibarat seperti gelas penuh, susah diisi lagi, ayo semangat menjaga lingkungan
Budi says
Sangat menginspirasi dan bermanfaat tipsnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Thanks for sharing.
evrinasp says
alhamdulillah semoga bermanfaat