Last Updated on July 10, 2020 by evrinasp
Penyuluh pertanian zaman era 4.0 dituntut untuk gercep alias gerak cepat dan inovatif baik ketika bekerja di belakang meja maupun ketika terjun langsung ke masyarakat tani. Terlebih di saat pandemic covid-19 akibat virus corona yang memaksa manusia membatasi aktivitasnya. Penyuluh pertanian harus tetap bekerja meskipun pandemic melanda. Ada saatnya kami harus work from home (WFH), ada saatnya kami juga work from field (WFF).
Tulisan ini termasuk late post banget karena baru tayang ketika pandemic corona mulai digalakkan untuk berdamai alias harus bisa beradaptasi akan keberadaannya. Jika awal-awal pandemic melanda, aktivitas di red zone sangat dibatasi, kini (bulan Juli 2020) sudah mulai dibuka lagi namun dengan memerhatikan protocol ketat guna menghindari penyebaran virus corona.
Saya masih menemukan beberapa rekan yang kebingungan ketika harus WFH terutama bagi mereka yang memang aktif di lapangan. Nah supaya tidak bingung, saya mencoba untuk merangkum apa saja sih yang dapat dilakukan penyuluh pertanian ketika melaksanakan work from home.
Penyuluh Pertanian dapat Melakukan Hal Ini Ketika Work From Home
Penyuluh pertanian jangan bingung ketika harus WFH, coba deh buka Permentan Nomor 35 Tahun 2009 tentang Juknis Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya. Di dalam Permentan tersebut memuat penjelasan lengkap mengenai tugas pokok dan fungsi penyuluh (tupoksi). Tupoksi penyuluh pertanian di antaranya mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi, pengembangan penyuluhan, pengembangan profesi, dan penunjang.
Nah untuk mendukung penyuluh yang sedang WFH, menurut saya kita bisa mengerjakan tahapan persiapan, pelaksanaan, pengembangan profesi, dan penunjang.
Sebagai gambaran, berikut ini adalah beberapa hal yang saya lakukan selaku penyuluh pertanian ketika harus WFH:
1. Membuat Materi Penyuluhan
Mumpung sedang bekerja dari rumah, selaku penyuluh dapat membuat berbagai macam bentuk materi penyuluhan karena kalau sudah aktif di lapangan terkadang tidak sempat untuk membuat aneka macam bentuk materi penyuluhan agar menarik ketika disampaikan.
Bentuk materi yang dibuat dapat satu judul namun direpresentasikan ke berbagai bentuk. Misalnya membuat materi tentang penggunaan feromon, itu bisa dibuat menjadi materi demonstrasi cara yang dituangkan ke dalam bentuk video, bentuk folder, poster, maupun brosur. Untuk membuat videonya saja diperlukan naskah yang tentunya juga bisa masuk ke dalam point DUPAK.
Saya sendiri ketika WFH mencoba membuat demonstrasi cara membuat hidroponik NFT skala rumah tangga. Materi tersebut saya buat ke dalam bentuk dokumen demonstrasi cara, lalu saya buat naskah videonya, kemudian membuat video utuhnya. Lumayan kan satu judul bisa mendapatkan beberapa output.
2. Menyusun Evaluasi
Nah tahapan tupoksi yang tak kalah penting dari kegiatan penyuluh pertanian adalah menyusun evaluasi. Tahapan ini bagi saya pribadi termasuk tahapan yang sulit karena harus mengumpulkan data, mengolah data, dan menyimpulkan hasilnya.
Tahapan evaluasi ini juga memuat butir yang cukup banyak untuk dikerjakan saat WFH seperti:
- Menyusun rencana kegiatan evaluasi
- Mengumpulkan data dan mengolah data
- Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi
- Menyusun rencana evaluasi dampak penyuluhan
- Mengumpulkan dan mengolah data dampak pelaksanaan
- Menganalisis dan merumuskan hasil data tampak pelaksanaan penyuluhan
Jadi tidak ada salahnya untuk menyusun evaluasi mumpun mendapatkan kesempatan untuk stay at home.
3. Berkoordinasi dengan kelompok secara virtual
Tidak terjun langsung ke lapangan bukan berarti putus komunikasi atau tidak memantau sama sekali kondisi pertanian di lapangan, salah banget itu. Sekarang kan sudah zaman yang canggih, didukung oleh teknologi terkini meski tidak dapat hadir langsung di lokasi. Minimal menggunakan messenger untuk berkoordinasi dengan pengurus kelompok atau menggunakan telepon jika tidak ada messenger.
Sewaktu WFH kemarin, saya dibantu oleh penyuluh pertanian swadaya yang memang berasal dari desa setempat. Saya berkoordinasi dengan beliau melalui messenger untuk memantau keadaan di lapangan selama saya WFH. Saya baru ke lapangan ketika ada jadwal piket atau ada hal mendesak yang harus saya hadiri secara langsung seperti ada serangan hama penyakit, otomatis saya berangkat ke lapangan dengan tetap menjaga protocol kesehatan. Dengan cara itu, cukup membantu memantau pertanaman dari jauh. Alhamdulillah petani juga mengerti dengan kondisi yang ada.
4. Mengikuti e-learning atau webinar
Selama pandemic Covid-19, banyak sekali e-learning maupun webinar yang menawarkan pelatihan atau seminar secara online yang tentunya dapat menambah wawasan kita semua. Point plusnya lagi bisa mendapatkan sertifikat untuk bukti angka kredit penyuluh pertanian.
Selama WFH kemarin, saya beberapa kali juga aktif mengikuti e-learning maupun webinar. Terkadang juga bekesempatan untuk menjadi narasumbernya. Alhamdulillah.
Nah sudah tidak bingung lagi kan ketika harus work from home untuk orang lapangan seperti penyuluh pertanian? Yang jelas pekerjaan penyuluh pertanian itu memang di lapangan tetapi pekerjaan administrasi juga mengikuti. Ketika WFH perkuatlah pekerjaan di adminsitrasinya sehingga ketika harus aktif lagi di lapangan, kita tinggal jalan saja deh tanpa terganjal hutang dokumen adminsitrasi yang harus dilengkapi. Semoga bermanfaat ya.
ursula meta rosarini says
Iya bnr banget ya mbak, buat orang2 yg biasa terjun ke lapangan, selama pandemi ini ngerjain administrasi dal lain2nya dulu yg penting tetap bisa produktif.
evrinasp says
betulll, saya sekarang sesuain kondisi badan aja, kalo sudah cape yang mending gak ke lapangan
Apri Kull says
Mantul tips nya, smg pandemi segera berlalu, bosan di rumah terus, hehe
evrinasp says
Aamiin iya semoga segera berakhir pandemicnya