Last Updated on July 7, 2025 by evrinasp
*Ini merupakan guest post yang ditulis oleh Frema Apdita
Perubahan besar tidak terjadi oleh sebuah gebrakan besar, tapi dari hal kecil dilakukan secara berkelanjutan.
Pernahkah kamu berpikir semua hal di dunia ini diciptakan hanya menjadi sampah jika kita tidak manfaatkan dengan bijak? Pernahkah kamu berpikir kita akan tinggal dalam planet sampah jika kita tidak mengubah semua kebiasaan konsumtif kita? Kita memiliki kuasa atas bumi yang kita tinggali. Kita yang mampu mengobati dan kita bisa berubah dan membereskan semua kekacauan yang kita buat? Hal kecil yang berdampak besar untuk planet ini. Baiklah sebelum melakukan hal kecil ini marilah kita memahami apa itu food waste dan mengapa kita harus menyelesaikannya.
Food waste adalah sumberdaya yang terbuang
Semua yang kita buang dan tidak kita pilah akan menjadi sampah termasuk makanan kita. Food waste adalah makanan / bahan makanan yang terbuang karena kelalaian dalam proses pengolahan hingga ke meja makan. Menurut UNEP (2021) Indonesia merupakan negara nomor-17 penyumbang food loss and waste di tingkat dunia dan penyumbang food and loss pertama di kawasan asia tenggara. Sepertiga makanan di dunia ini terbuang dengan sia-sia. Kajian Bappenas 2021 menyebutkan bahwa timbulan food loss and waste di Indonesia pada 2000 – 2019 yaitu 115-184 kg/ kapita/tahun atau setara Rp. 213-551 Triliun/ Tahun yang jika diselamatkan akan memberi makan 29-47% populasi penduduk Indonesia.
Selain dampak ekonomi, food waste juga berdampak pada pemanasan global dan pemborosan sumberdaya. Dampak pemanasan global yang dihasilkan dari food loss and waste di Indonesia selama 20 tahun terakhir diestimasikan sebesar 1.702,9 Mton CO2-ek atau setara dengan 7,29%. Rata-rata emisi yang dihasilkan dari timbulan food waste lebih besar sekitar 4,3 kali lipat dibandingkan emisi timbulan food loss Bapenas (2021).
Proses pembuatan makanan membutuhkan banyak waktu, air, energi dan ladang pertanian untuk menghasilkan makanan. Maka jika makanan dibuang semua sumberdaya itu akan ikut terbuang. Kandungan energi yang hilang adalah sebesar 618–989 kkal/kapita/hari atau setara dengan kebutuhan energi sekitar 61–125 juta rata-rata orang Indonesia (29–47%) populasi Indonesia). Hal ini kontradiksi dengan kondisi 45,7% penduduk Indonesia yang masih rawan pangan dan gizi.
Berdasarkan survei dari waste for change (2020) 55% sampah yang kita buang tiap harinya adalah food waste. Persentase timbulan food waste selama 20 tahun cenderung naik dengan rata-rata sebesar 44%. Timbulan food loss and waste paling besar terjadi yaitu pada tahap konsumsi dan diestimasi sebesar 80% berasal dari rumah tangga. Hampir setengah atau sebesar 44% dari food waste merupakan sisa makanan yang layak makan. Pengurangan timbulan food waste di rumah tangga menjadi usaha yang paling signifikan mereduksi emisi gas rumah kaca.
“Ini artinya jika berhasil menangani food waste di Rumah Tangga berarti kita berhasil menyelesaikan setengah dari permasalahan sampah, menyelamatkan banyak sumber daya dan menurunkan gas rumah kaca. Itu berarti kita bisa menyelamatkan bumi dari rumah sendiri”.
Menurut BPS (2022) sebanyak 85% masyarakat perkotaan setuju untuk memilah sampah tapi 74% tidak melakukan hal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa adalah masalah komitmen dan aksi nyata yang harus dilakukan.
Berikut beberapa hal yang bisa hal yang kita lakukan untuk menangani food waste:
- Kampanye sebesar-besarnya tentang “pentingnya mencegah food waste”. Beritahu orang di sekitarmu kita bisa mencegah foodwaste dengan cara sederhana dari rumah sendiri adalah sebuah langkah kecil untuk menyelamatkan planet ini.
- Peningkatan kemampuan dalam mencegah dan mengelola food waste. Dimulai dari hal sederhana yang dapat kita control sendiri dan disekitar kita. Salah satu langkah kecil dari rumah untuk menyelamatkan bumi adalah “perilaku bijak mengelola dan konsumsi pangan diantara lain dengan:
- Buat perencanaan menu
- Bijak berbelanja
- Atur tempat penyimpanan makanan
- Masak secukupnya sesuai kebutuhan
- Habiskan makanan
- Simpan / Masak kembali makanan berlebih
Prioritas penyelamatan pangan yang bisa kita lihat dalam hierarki penyelamatan pangan sebagai berikut:
Gambar 2. Food Recovery Hierarchy (Waste4Change)
Dalam hierarki penyelamatan pangan upaya mengurangi sampah makanan dan donasi kelebihan makanan merupakan langkah paling disarankan yang dapat dilakukan dengan perilaku bijak mengelola pangan. Namun sayangnya mengubah perilaku masyarakat merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu yang panjang dan dilakukan secara konsisten. Melihat perilaku konsumtif masyarakat sekarang pontesi timbulan food waste tetap ada, sehingga pemberiaan ke binatang, pembuatan kompos dan maggot serta pembuangan ke TPA merupakan sebuah keniscayaan, Untuk itu pemilihan sampah rumah tangga mutlak harus dikerjakan. Bagaimana pemilahan sampah ini bisa dikerjakan?
- Tanamkan motivasi dan komitmen ke semua anggota keluarga.
Ayah dan ibu meng-upgrade ilmu tentang pentingnya penanganan food waste dan pola hidup berkelanjutan. Memberikan teladan baik untuk anak- anaknya. Mentransfer pengetahuan dan kemampuan dalam pengelolaan pangan kepada asisten rumah tangga jika ada. Menjadikan topik penanganan food waste dan pola hidup berkelanjutan merupakan topik sehari-hari yang bisa disisipkan dalam buku bacaan anak, tontonan anak dan permainan anak.
- Sediakan sarana dan prasarana pemilahan sampah rumah tangga
Menyediakan sarana dan prasarana pemilahan sampah di dapur yang tertutup dan estetik sehingga meningkatkan motivasi dalam memilah sampah. Terus berinovasi dan menggunakan teknologi yang ada dalam memilah sampah.
- Apresiasi tiap langkah kecil yang
- Rutin periksa tempat pemilahan sampah
Terwujudnya penanganan food waste perlu ada sistem pangan berkelanjutan dan regulasi yang baik. Contohnya: Sampah tidak diangkut jika tidak dipilah.
Kompos dan maggot yang dihasilkan dalam pengelolaan sampah makanan dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat yang melakukannya. Pengelolaan sampah makanan merupakan bagian dari penerapan ekonomi sirkular yang mana kita bisa menyelamatkan pangan, memperluas manfaat sumberdaya termasuk makanan sehingga dapat digunakan oleh banyak pihak.
Mari ambil bagianmu, mengubah tumpukan sampah menjadi hamparan hijau dan indah serta rupiah. Perubahan baik ada ditangan kita “LANGKAH KECIL DARI RUMAH DENGAN DAMPAK YANG BESAR. STOP FOOD WASTE”
Daftar Pustaka
Bappenas. 2021. Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia.
BPS.2022. Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Perlakuan Memilah Sampah Membusuk dan Tidak Mudah Membusuk, 2013-2014, 2021. [diakses 16 May 25]. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/1/MTM2MCMx/persentase-rumah-tanggamenurut-provinsi-dan-perlakuan-%20memilah-sampah-mudah-membusuk-dan-tidak-mudah-membusuk-2013-2014.html
Soma T. 2024. Evaluating Food Waste Awareness Campaigns Motivation, Opportunity, Ability Framework. Disampaikan pada Workshop on Food Waste “Formulating Policy Recommendations to Prevent Food Waste” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University 4 Juni 2024
United Nations Environment Programme. 2021. Food Waste Index Report 2021. 203 Nairobi: United Nations Environment Programme. https://www.unep.org/resources/report/unep-food-waste-index-report-2021
Waste4Change. 2020. Hierarki Pemulihan Makanan (Food Recovery). [diakses 10 May 25]. https: https://waste4change.com/blog/hierarki-makanan/
Mantap, keren tulisannya. Iya emang harus dimulai dr keluarga sendiri. Saya suka marahin klo anak2 ngambil makanan banyak tapi gak habis, hehe.. Ngambil makanan scukupnnya, klo masih kurang.. Lebih baik nambah, dripada gak habis..
Mantapu Frema