Last Updated on September 8, 2020 by evrinasp
Suatu hari saya pernah bertanya ke salah satu petani mentimun di wilayah binaan saya. Saya bertanya, apakah si bapak akan mengkonsumsi mentimun yang dia tanam sendiri. Dia lalu menjawab: “tidak”. Saya lalu penasaran, mengapa dia tidak mau mengkonsumsinya? saat saya tanya kembali, dia hanya tersenyum saja. Lalu saya berpikir, jangan-jangan karena aplikasi pestisida yang sering dia lakukan di tanamannya sehingga dia tidak mau mengkonsumsi sayuran yang dihasilkan.
Sejak saat itu, saya selalu mewanti-wanti kepada petani lainnya agar bijak menggunakan pestisida. Jangan sampai panen yang dihasilkan nanti mengandung residu pestisida. Akan lebih baik lagi kalau si petani mau menguji ada tidaknya residu di komoditas yang dia panen sebelum dijual di pasaran. Ternyata anjuran saya ini disambut baik oleh salah satu ketua kelompok yaitu Kelompok Tani Andalan di Desa Babakan untuk melakukan pengujian bebas residu pestisida di UPT Pengujian Mutu Pangan Segar Kabupaten Bogor.
Baca ini yuk: Apakah Sayuran yang Dikonsumsi Sudah Aman Dari Residu Pestisida?
Pengujian Bebas Residu Pestisida di UPT Pengujian Mutu Pangan Segar
Saat itu Kelompok Tani Andalan sedang panen mentimun. Melalui ketua kelompok, mereka hendak mengajukan pengujian bebas residu pestisida karena yakin bahwa mentimun yang dihasilkan bebas pestisida. Hal tersebut bisa saja terjadi karena memang setelah saya gali lebih dalam, di masa pertumbuhan mentimun, pestisida yang digunakan sangat sedikit sekali. Agroekosistem di sekitar lahan yang masih cukup baik, membuat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) juga sedikit.
Sayapun membawa sample hasil panen mentimun tersebut ke UPT Pengujian Mutu Pangan Segar Kabupaten Bogor yang letaknya tidak jauh dari lokasi. Saya pikir, untuk mengajukan pengujian bebas residu pestisida ini, harus melalui petugas seperti penyuluh pertanian. Tetapi ternyata, petani dapat langsung membawa samplenya untuk di uji di UPT Pengujian Mutu Pangan Segar dan itu sifatnya gratis tanpa dipungut biaya sedikitpun.
Tak lama menunggu, petugas yang saat itu standby langsung melayani permintaan petani melalui saya selaku penyuluh untuk melakukan pengujian bebas residu pestisida. Dari hasil pengujian menggunakan test kit yang ada, diketahui bahwa mentimun yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Andalan ini bebas residu pestisida yang ditandai dengan dua strip berwarna biru di test kit. Ternyata benar dugaan dari ketua kelompok bahwa mentimun yang dihasilkan tersebut bebas residu.
Setelah itu, saya langsung memberitaukan hasilnya kepada pak ketua dan ternyata dia cukup senang mendengar kabar tersebut. Hanya saja, pengujian bebas residu pestisida yang dilakukan ini hanya baru dapat menguji ada tidaknya residu pestisida. Namun belum dapat mengukur berapa kadar residu pestisida ataupun kandungan zat lain yang mungkin terbawa saat panen.
Untuk melakukan pengujian lebih lanjut terkait kandungan zat, UPT Pengujian Mutu Pangan Segar dapat memfasilitasi hanya saja disesuaikan dengan kebutuhan dan juga jenis komoditasnya.
Ingin Menguji Bebas Residu Pestisida Juga?
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, bagi para petani yang dalam hal ini adalah pelaku utama pertanian dan juga pelaku usaha yang ada di Kabupaten Bogor, dapat melakukan pengujian bebas residu pestisida di UPT Pengujian Mutu Pangan Segar Kabupaten Bogor.
Caranya bagaimana? caranya sangat mudah, bawa beberapa sample hasil panen yang akan diuji di UPT tersebut dan datang langsung ke UPT Pengujian Mutu Pangan Segar yang beralamat di:
Jalan Letjen Ibrahim Adjie KM 6 RT 5 RW 4 Kelurahan Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor
Untuk para petani dan para pelaku usaha, pengujian bebas residu pestisida ini gratis dan semoga dengan adanya pengujian ini dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Selamat mencoba.
Alhamdulillah kalo petani sudah sadar kalo menggunakan pestisida harus bijak karena cukup berbahaya bagi tubuh kalo pestisida nya banyak.
Enak juga ya kak kalo menguji sampel bebas residu itu gratis. Jika bayar tentu memberatkan para petani yang kadang hasil panennya murah.
iya ini gratis bagi petani, membantu banget buat para petani
Wah… Kalo sampe petaninya sendiri kagak mau makan hasil panennya, saya juga jadi ikutan ngeri lah Mbak.
Tapi semoga sayuran yang beredar bebas dipasaran bebas residu sih, minimal residunya dikit gitu dan masih dalam tahap wajar konsumsi.
biasanya kalau menjelang panen sudah tidak disemprot pestisida lagi, tapi tetap aja kita harus hati-hati
saya jadi inget pelajaran praktikum kimia lingkungan pas nguji adanya nitrat, nitrit atau senyawa dieldrin dari sebuah buah
pengujian seperti ini penting banget ya mbak biar lebih bisa memastikan ada atau tidaknya residu dalam hasil pertanian
atau kalau pun ada kadarnya masih dalam batas wajar dan masih di bawah ADI yang diperbolehkan
nice posy mbak
terima kasih, iya info ini penting untuk diberitaukan ke orang banyak
Wahhh aku langsung “deg” waktu baca pak taninya ga makan timun hasil panenannya, soalnya kalau di kampung ibuku, yg panen apapun itu biasanya pasti gambil dikit buat dimakan di rumah. Lha kalau petaninya aja ga makan? ga tau lah hahhaha, Mudah2an hasil panen yg dijual di pasaran bebas residu ya mbak
wah keren, pertanian di Indonesia semakin gemilang ya ๐ sukses selalu