Last Updated on June 5, 2019 by evrinasp
Indonesia memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Apabila dulu sempat mengalami yang namanya bulan berakhiran “-ber” pasti turun hujan, kini tidak lagi akibat adanya pergeseran iklim.
Jika saya perhatikan beberapa tahun belakangan ini (tepatnya mulai tahun 2014), musim kemarau mulai masuk di pertengahan bulan Mei hingga awal Juni meski di beberapa daerah masih mendapatkan guyuran hujan di bulan Mei.
Nah untuk memastikannya, kita dapat mengakses prakiraan musim kemarau yang berasal dari BMKG. Gunanya untuk apa? Agar tetap hijau di musim kemarau sehingga para pecinta tanaman masih bisa bertanam di musim kemarau.
Termasuk juga para petani, jangan sampai mereka mengalami kekeringan karena tidak tau kalau awal musim kemarau telah tiba. Dengan begitu, mereka dapat menetapkan tanaman yang cocok untuk ditanam di musim kemarau.
Baca ini juga yuk: Patroli Kekeringan
Khusus untuk daerah Bogor, berdasarkan informasi dari Buletin Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor diketahui bahwa musim kemarau untuk daerah Bogor mulai masuk di pertengahan bulan Mei hingga Oktober.
Berdasarkan informasi tersebut, kita harus mulai hati-hati dan hemat dalam penggunaan air, jangan sampai mengalami kekeringan ya. Untuk para pecinta tanaman jangan khawatir, meskipun musim kemarau tiba, kita masih tetap bisa menanam kok sambil menghemat air.
Berikut adalah beberapa trik untuk menyiasati bertanam di musim kemarau khususnya untuk pekarangan rumah:
1. Pilihlah tanaman yang lebih adaptif terhadap musim kemarau
Apabila diperhatikan, tanaman hortikultura yang menghasilkan buah dan ditanam di pot seperti cabai dan tomat sangat membutuhkan air. Khususnya ketika tanaman tersebut sedang berbunga. Oleh karena itu, pada saat musim kemarau tiba, saya tidak akan menanam kedua jenis tanaman tersebut di pekarangan rumah dan akan menggantinya dengan sayuran daun saja yang masa hidupnya hanya sebentar.
Di tingkat petani yang biasa menanam padi pada saat musim hujan, apabila musim kemarau tiba mereka akan mengganti tanamannya ke tanaman palawija seperti ubi jalar, singkong, bengkoang, dan kacang tanah yang tidak terlalu banyak membutuhkan air seperti tanaman padi. Dengan begitu, petani tetap mendapatkan penghasilan dari budidaya tanaman di saat musim kemarau tiba.
2. Usahakan tanah yang digunakan adalah tanah yang subur, gembur, dan mengandung humus karena membantu menyimpan air serta menjaga aerasi di dalam tanah tetap terjaga
3. Gunakan pot tanaman dan wadah penampungan air di bawah pot
Saya memiliki dua jenis pertanaman di pekarangan rumah. Pertama adalah untuk kelompok tanaman yang ditanam langsung di tanah. Kedua adalah untuk kelompok tanaman yang ditanam dengan menggunakan wadah pot.
Pada saat musim kemarau tiba, saya lebih senang menggunakan pot sebagai wadah menanam karena dapat menghemat penggunaan air saat menyiram tanaman.
Tanah yang ada di dalam pot jumlahnya terbatas sehingga kita hanya perlu menyiramnya di situ saja. Gunakan wadah pot di bawahnya untuk menampung air siraman yang berlebih.
4. Modifikasi pot penanaman dari bahan bekas yang dapat menampung air
Kita dapat membuat modifikasi pot dari bahan bekas seperti botol plastik atau wadah lainnya. Kedua wadah tersebut kemudian dibagi menjadi dua, di mana salah satu bagiannya berfungsi sebagai wadah air yang dapat bersentuhan langsung dengan akar tanaman.
5. Untuk tanaman yang ditanam di dalam pot sebaiknya disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung
Pada saat musim kemarau, intensitas sinar matahari lebih panjang dan lebih kuat dibanding musim hujan yang berawan. Oleh karena itu sebaiknya tanaman diletakkan di tempat yang tidak memungkinkan tanaman terpapar langsung dengan sinar matahari.
6. Gunakan mulsa alami untuk mencegah penguapan dari tanah
Tanaman melakukan evaporasi atau penguapan melalui stomata daun. Penguapan juga terjadi dari tanah yang menyebabkan tanah menjadi kering. Untuk itu diperlukan semacam mulsa alami yang menghalangi penguapan secara langsung. Mulsa alami ini dapat berupa serasah dari dedaunan yang dihamparkan di atas tanah.
7. Reuse atau gunakan kembali air sisa mencuci sayuran atau bahan dapur untuk menyiram tanaman
Cara ini bermanfaat untuk menghemat penggunaan air yang mungkin akan terkuras pada saat musim kemarau tiba.
8. Lakukan penyiraman pada pagi hari atau sore hari
Kalau saya pribadi lebih senang menyiram tanaman di sore hari karena matahari sudah mulai tenggelam sehingga dapat menghindari penguapan dan air dapat tersimpan lebih lama di dalam tanah.
Demikian adalah beberapa trik untuk bertanam di musim kemarau. Air memang sangat vital ya, tidak hanya bagi manusia tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu mari kita jaga kelestarian air, salah satunya adalah dengan melakukan penghijauan. Selamat menanam.
nurulpotret says
Terimakasih… Artikel yang bermanfaat sekali
evrinasp says
Sama2 alhamdulillah jika bermanfaat
Ikhwan says
Teknik modifikasi potnya jadi inspirasi buat saya nih, klo diaplikasikan ke pot tanaman untuk kembang gitu sudah ada belum ya mbak?
evrinasp says
Hmmm buat kembang-kembangan bisa juga sih asal gak makan space banyak, rata2 yg pakai vertikultur itu sayuran daun sih, kalau pakai yg botol bekas bisa saja untuk kembang2an tapi yg tidak makan space banyak
Raven says
selain cabe dan tomat, tanaman yang tahan cuaca kemarau apa aja yah min?
evrinasp says
Tanaman toga kuat terhadap musim kemarau, sebagian palawija seperti singkong, Ubi Jalar, bengkoang Masih tahan, sayuran daun yg umurnya tidak terlalu Lama juga Masih bisa ditanam
Ipung says
Mulsa jerami merupkan favorit saya kalo main disawah, dulu waktu kecil senang cari jamur disela sela tumpukan jerami 🙂
evrinasp says
Iya Di Wilayah binaan saya juga begitu, ibu2 Dan anaknya suka ambil Jamur dari jerami padi
adi pradana says
Modifikasi potnya boleh nih, buat penampungan air untuk tanamannya. jadi pengen nyobain di rumah
evrinasp says
Ayo dicoba, menghemat air Di rumah sekaligus bisa menanam
Amir says
Wah saya juga tertarik sekali dengan hidroponik. Menanam sayuran lumayan biar gak beli
evrinasp says
Kalau Masih Ada tanah yg subur gak usah pakai hidroponik