• Home
  • About
  • Disclosure
  • Achievement
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Random
    • Advertisement
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Tip and Tutorial
    • Others

EVRINASP

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

in Tip and Tutorial

Menulis dengan Gaya Story Telling

Last Updated on October 21, 2019 by evrinasp


story-telling

Sebagai orang yang sering menulis dengan gaya ilmiah populer, saya agak kesulitan jika harus menulis dengan gaya story telling. Maklum di pekerjaan mana boleh saya menulis dengan gaya tersebut, bahkan menyebutkan kata saya sebagai subjek saja menjadi luntur ilmiah populernya. Tetapi saat saya sedang switch menjadi seorang blogger, mau tidak mau saya harus bisa menulis dengan gaya tersebut karena pada umumnya pembaca lebih menyukai artikel ringan terutama dengan gaya story telling. Kecuali target pembaca saya adalah orang di bidang keilmuan tertentu baru deh tulisan agak serius dapat dibuat. Namun karena saya menuliskannya di blog maka saya ingin menuliskannya dalam bentuk feature dengan tambahan story telling.

Nah, pada saat Danone Blogger Academy saya mendapatkan pengetahuan mengenai cara menulis dengan gaya story telling yang dimentori langsung oleh Mas Iskandar Zulkarnain alias Mas Isjet dari Kompasiana. Berikut adalah ulasan lengkapnya.

Story Telling: Show Don’t Tell

Pada awal pembukaan presentasi, Mas Isjet menyuguhkan dua buah artikel berbeda namun dengan gaya penuturan yang sama. Artikel pertama bercerita tentang pengeboman di Starbuck Sky line dan artikel kedua mengisahkan tentang sosok Panji Hilmasyah saat masih kecil.

Mas Isjet sedang menerangkan dalam Danone Blogger Academy

Dari situ Mas Isjet mengatakan bahwa untuk menyampaikan sebuah peristiwa maupun menceritakan sosok seseorang dapat menggunakan teknik story telling. Apalagi jika tulisannya ditayangkan di blog pribadi atau kanal citizen journalism maka gaya menulis dengan story telling dapat digunakan. Manfaatnya adalah untuk menarik minat pembaca agar tulisan tidak monoton.

Untuk membuat tulisan dengan gaya story telling maka si penulis harus bisa memaparkan secara detail maksud yang ingin disampaikan, bukan mengatakan.

Show, don’t tell

Misalnya kita ingin menyampaikan bahwa wanita itu cantik, jangan katakan secara langsung bahwa dia cantik, namun deskripsikan secara detail dari sudut pandang tertentu yang mampu membuat pembaca membayangkan dan menyimpulkan bahwa si wanita tersebut cantik.

Story atau bercerita berarti penulis harus menginformasikan tujuan apa yang ingin disampaikan. Kemudian di dalam cerita tersebut penulis harus bisa menjelaskan guna mencapai tujuan yang dimaksud. Dan terakhir tulisan dikemas menjadi sesuai yang memberikan inspirasi atau bermanfaat.

Memulai Story Telling

Mas Isjet mengatakan jika ingin membuat tulisan, maka kita harus mampu menjawab “mengapa pembaca harus membaca cerita ini?” Bayangkan satu buah judul yang mampu membuat pembaca penasaran terhadap isinya sehingga mereka ingin sekali membacanya. Tetapi jangan sekali-kali menipu pembaca dengan membuat judul yang terlalu ‘click bait’ namun isinya tidak relevan. Jika memiliki kesulitan dalam menentukan judul, Mas Isjet menyarankan agar kita menulis dulu baru menentukan judulnya.

Cerita dapat diawali dengan membuat beberapa bentuk berikut ini yaitu diawali dengan sebuah pernyataan; kalimat tanya; percakapan; sebuah aksi; penyajian masalah; mendeskripsikan orang, tempat, dan waktu.

Di dalam story telling, Mas Isjet mengatakan bahwa sebuah cerita sebaiknya mengandung unsur 5W, dan SW, apa saja kah itu?

  1. What untuk menentukan plot
  2. Who menentukan karakter
  3. When menggambarkan kronologinya
  4. Where sebagai tempat kejadian
  5. Why sebagai motifnya
  6. So What, setelah menuliskan semuanya lalu apa kesimpulan yang ingin dicapai.
story-telling

Contoh penerapan 5W, SW dari slide presentasi Mas Isjet

Sebagai seorang blogger, ada baiknya dalam menulis kita memberikan insight di dalam tulisan. Ada peranan diri penulis di dalamnya. Berbeda dengan tulisan berbentuk berita yang cenderung lebih kaku tanpa insight pribadi di dalamnya. Berikut adalah perbedaan antara tulisan berita dengan cerita dalam bentuk opini:

Berita

Cerita

Tulisan yang disampaikan berupa fakta

Penulis dapat memilih fakta yang ingin disampaikan

Menyampaikan peristiwa

Pendapat atas peristiwa

Ada narasumber dalam tulisan

Disampaikan dari sisi penulis sendiri

Terakhir Mas Isjet menyampaikan bahwa untuk menemukan cerita dapat diambil dari pengalaman pribadi atau melalui hasil pengamatan. Dan ada satu catatan penting yang saya ingat bahwa ketika kita membuat tulisan perhatikan banyaknya kalimat dalam paragraph. Paragraf di dalam sebuah tulisan sebaiknya tidak lebih dari 4-5 baris dan kalimat dalam satu baris tidak lebih dari 20 kata.

Saya masih harus belajar lagi tentang story telling ini. Kalau mau lebih lancar lagi sebaiknya sering membaca novel karena jelas story tellingnya kuat di sana. Sayangnya saya termasuk yang kurang menyukai novel karena dan lebih suka buku dengan tampilan visual seperti komik. Tetapi tidak ada salahnya ya untuk membaca novel supaya lebih paham lagi mengenai teknik story telling. Semoga bermanfaat.

Filed Under: Tip and Tutorial Tagged With: bercerita, gaya menulis, menulis, story telling

Previous Post: « Healing Solutions, Agar Tubuh Menjadi Lebih Nyaman
Next Post: Traveling Asik dengan BackPack Divinces »

Reader Interactions

Comments

  1. Ranselusang says

    December 9, 2017 at 2:01 pm

    Waduh harus lebih bisa belajar storytelling, biar bisa bikin cerita ga kaku dan lebih menarik untuk di baca.

    Tapi itu hal pernah dan sedang saya alami. Makasih kak infonya
    Beguna sekali ini, dan sekarang saya harus semakin giat mencoba tehnik tersebut

    Reply
    • evrinasp says

      December 9, 2017 at 3:16 pm

      sama saya juga gitu kok, tulisannya masih kaku banget

      Reply
  2. Atik muttaqin says

    December 9, 2017 at 2:30 pm

    Sama mbak, saya terbiasa nulis dgn gaya essai dgn banyak footnote dan daftar pustaka, begitu nulis diblog utk ikut lomba kok kalah terus, mungkin karena gaya tulisan saya kurang bertutur, bermanfaat sekali mbak, btw tulisan bertutur atau story telling dgn feature itu beda apa sama mbak?

    Reply
    • evrinasp says

      December 9, 2017 at 3:13 pm

      menurut saya beda mbak, kalau feature itu lebih semacam menginformasikan peristiwa, reportase yang informatif

      Reply
  3. Agung Kharisma says

    December 9, 2017 at 3:09 pm

    Kirain abis 5W itu 1H, eh ini malah SW, which means = so what. Haha baru denger dan tahu nih, thanks ka buat ilmunya.

    Di 2018 kayanya saya bakalan buat project buat artikel storytelling deh, kaya buat postingan isinya cerita pendek dalam Bahasa inggris. Mau dijadiin lomba blog juga sih, nanti ya, sehabis lomba pertamanya sukses. Hihi >_<

    Thanks buat tulisan menginspirasinya ya ka

    Reply
    • evrinasp says

      December 9, 2017 at 3:10 pm

      agung sih bahasa inggrisnya gak perlu diragukan lagi, iya aku juga mau perlahan membuat tulisan agak story telling supaya tulisannya lebih hidup

      Reply
  4. Sulis says

    December 10, 2017 at 10:59 am

    He eh mba..klo mbaca yang gaya story telling gitu enak, nggak cepet ngantuk klo aku. Klo yang formal, kadang berasa baca buku pelajaran.

    Cuma untuk nulisnya..aku juga mesti belajar. Makasih ilmunya mba evrina

    Reply
    • evrinasp says

      December 12, 2017 at 11:44 am

      Sama2 mbak, ita kalau blogger katanya sih mending gaya story telling, paling enggak ke arah feature

      Reply
  5. Mahmud says

    December 10, 2017 at 7:23 pm

    Jadi inget pas pertama belajar nulis artikel tentang story telling waktu lomba blog tahun lalu. Dan anehnya saya langsung bisa, ternyata story telling itu artikel dengan gaya bercerita

    Reply
    • evrinasp says

      December 12, 2017 at 11:43 am

      Iya bercerita dengan memaparkan secara detail

      Reply
  6. Djangkaru Bumi says

    December 10, 2017 at 11:20 pm

    Saya membaca artikel ini jadi terasa tersinggung, maklum kadang judul sama isi artikel tidak nyambung. Ah jadi malu.

    Reply
    • evrinasp says

      December 12, 2017 at 11:35 am

      Wah ya udah bagus itu, kalau blog memang perlu seperti itu, kecuali kalau nulis jurnal ilmiah

      Reply
    • evrinasp says

      December 12, 2017 at 11:42 am

      Gak usah tersinggung, tinggal meluruskan judul dengan isi hihi

      Reply
  7. Ratna Amalia says

    December 24, 2017 at 5:32 pm

    Ada kesamaannya kita, terbiasa menulis laporan, yang formil. Susah banget rasanya switch ke gaya story telling. Akibatnya belakang aku sering BW temen-temen bloher yang punya gaya story telling. Termasuk buku.
    Beruntung dirimu dapet pelatihan semacam ini. BTW boleh donk aku diajarin juga. Ujungnya gak nodong hehehe.

    Reply
    • evrinasp says

      December 25, 2017 at 7:55 am

      Boleh mbak, yg jago story telling itu mbak arin, aku story tellingnya masih kaku

      Reply
  8. Agus Sutisna says

    December 25, 2017 at 6:05 pm

    Sangat bermanfaat. ‘Buat pembaca sendiri menyimpulkan apa tujuan tulisan kita, tanpa menunjukan kesimpulannya.’

    Reply
    • evrinasp says

      December 31, 2017 at 6:14 pm

      iya seperti itu maksudnya

      Reply
  9. Genta says

    January 9, 2018 at 11:56 pm

    Terimakasih udah share kak…
    Saya ingin bisa menulis, minimal seperti tulisan kakak ini lah yaa…
    harusnya lebih banyak belajar dan mencoba nih,

    Reply
    • evrinasp says

      January 15, 2018 at 7:03 am

      Iya semangat, saya juga masih belajar soal story telling kok

      Reply
  10. Chacha Dwi says

    January 11, 2018 at 8:30 am

    Makasih sharingnya, Mbak 😀

    Karena nggak biasa nulis, saya juga punya masalah yang sama. Tulisan rasanya formal banget, kaku dan bingung kalau mau bikin tulisannya agak “asik”

    Btw Danone Blogger Academy itu one-time event atau kita bisa ikutan belajar di sana secara rutin ya Mbak?

    Reply
    • evrinasp says

      January 15, 2018 at 6:56 am

      One time event mbak, ini kelas perdana, tahun 2018 mungkin akan ada lagi mbak

      Reply
  11. Anisa Deasty Malela says

    February 18, 2018 at 2:58 pm

    Kok saya kesulitan ya untuk memulai tulisan dengan metode story telling ini 🙁

    Reply
    • evrinasp says

      March 1, 2018 at 5:35 pm

      Sama, saya juga termasuk yang susah untuk story telling

      Reply
  12. Latifika Sumanti says

    March 3, 2018 at 10:38 pm

    wah, berarti saya tipe story telling ya… soalnya susah banget buat yg serius *makanya ga pernah menang lomba* 😀

    Reply
    • evrinasp says

      March 6, 2018 at 7:13 am

      Walah saya malah serius juga jarang menang mbak

      Reply
  13. Annisa says

    July 10, 2018 at 1:50 pm

    Halo mbak, saya lagi cari artikel tentang story telling. Ternyata mampir kesini. Terimakasih buat ulasannya, menambah referensi saya tentang teknik story telling menulis 🙂 salam kenal ya

    Reply
    • evrinasp says

      July 12, 2018 at 10:56 am

      Halo mbak Nissa Salam kenal juga ya makasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat

      Reply
  14. Fuadi Afif says

    September 7, 2018 at 3:33 pm

    Saya malah kebiasa gaya nulis blog kebawa ke penulisan ilmiah hahahaha

    Reply
    • evrinasp says

      September 9, 2018 at 7:36 am

      wahhhh sama kalau begitu, haha

      Reply
  15. Arif says

    February 10, 2019 at 10:43 pm

    Di dalam kajian ilmiah pun, ada kok model tulisannya storytelling. Namanya Etnografi, pernah baca tesis temen saya dengan gaya tulisan storytelling, dan itu diperkenankan di kampusnya (antropologi UGM), baca tesis seperti baca novel, kalau dalam jurnalistik, ada istilah jurnalisme Sastrawi, seperti tulisan2 di majalah tempo.

    Reply
    • evrinasp says

      February 12, 2019 at 6:30 am

      Oh tapi jurusannya antropologi ya, kalau isi tesisnya membicarakan Tanaman, teknologinya, dan budidayanya, sepertinya saya Belum menemukan deh

      Reply
  16. Arif says

    February 12, 2019 at 8:07 am

    Etnografi memang sementara ini model penulisan ilmiah atau bisa disebut juga model penelitian yang digunakan oleh disiplin ilmu2 sosial (dlm hal ini masuk jenis penelitian kualitatif) saya juga kurang tahu apakah model penelitian/penulisan seperti ini bisa diterima oleh disiplin ilmu2 alam,,,mungkin saat ini belum ada, atau belum bisa diterima, tapi mungkin saja suatu saat nanti bisa saja ada, toh batasan ilmu pengetahuan skg ini semakin tipis saja,,,banyak kajian lintas disiplin ilmu campuran antara ilmu sosial dan alam, bahkan muncul jurusan2 baru yg sebelumnya belum ada, misal kajian linguistik komputasi, gabungan kajian linguistik, statistik, dan koding komputer. Barangkali suatu saat nanti ada tulisan ilmiah dg model Etnografi yg memaparkan bagaimana suatu tumbuhan dipergunakan oleh sekelompok manusia,,,😂,,owya di Etnografi ada jg kok yang membahas tentang gizi,,,hahaha,,

    Reply
    • evrinasp says

      February 20, 2019 at 6:23 am

      Kalau Yang berhubungan dengan manusia sudah Ada ya, rada bingung juga kalau kajian ilmiah dengan storytelling khusus memang untuk forum ilmiah tapi, tapi untuk tulis2 di blog bisa Saja ya

      Reply
  17. Arif says

    February 20, 2019 at 7:25 am

    Bisa2 ajalah mbak, dicoba aja, mungkin baca artikel tentang jurnalisme sastrawi (istilah lainya itu Etnografi awam) mungkin membantu untuk membentuk gaya penulisan storytelling, sebab kl nerapin Etnografi secara penuh dalam suatu artikel memang tidak mungkin sepertinya. Trus aliran Etnografi itu juga banyak banget macam variasi nya,,😂😂😂

    Reply
    • evrinasp says

      February 21, 2019 at 6:17 am

      Sastra aja buatku sudah berat, apalagi jurnalisme sastrawi, beuhhhh, paling enggak bisa nulis Gaya storytelling di blog

      Reply
      • Arif says

        February 21, 2019 at 7:12 am

        Haha,,cuma buat tambahan pengetahuan aja mbak, apa salahnya,,😁, nggak mesti tahu jg apa itu semantik, pragmatik, sintaktik dan teori linguistik lainya,,😂😂, kl menurutku capaian tulisan yg kental dg nuansa storytelling, bisa kita temukan dalam jurnalisme sastrawi, kalau dalam penelitian ya Etnografi tentunya. Majalah tempo dan liputan khusus di DetikX detik.com, menurutku masuk dalam kategori ini. Kalau novel, Ahmad Tohari tulisan2nya disebut sebagai novel Etnografi, seperti dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk. Hehe

        Reply
        • evrinasp says

          February 22, 2019 at 6:29 am

          Maaf ya Bukan anak sastra jadi Aku gak tau haha

          Reply
          • Arif says

            February 22, 2019 at 6:51 am

            Sama aja mbak, background saya bukan anak sastra jg, saya jurusan Komunikasi. Tapi btw terima kasih atas diskusi singkatnya, apapun yg terjadi selamat menulis aja mbak,,Salam,,👃

          • evrinasp says

            February 25, 2019 at 6:22 am

            Iyap tetap menulis

  18. Mila Rama Danti says

    February 25, 2019 at 12:34 am

    Sangat bermanfaat 🙂
    Terimakasih

    Reply
    • evrinasp says

      February 25, 2019 at 6:22 am

      Alhamdulillah

      Reply
  19. Suga Tangguh says

    November 13, 2019 at 3:27 pm

    Cari bahasan storytelling mampir kesini mb ev..
    Mksh ya.. Sangat bermanfaat.

    Reply
    • evrinasp says

      November 25, 2019 at 11:56 am

      Sama2 semoga Bermanfaat

      Reply
  20. Den says

    March 31, 2020 at 12:01 am

    Saya masih belajar. Pengen juga bisa nulis kek gitu. Ketik di google ketemu blog ini.

    Reply
    • evrinasp says

      April 26, 2020 at 10:49 pm

      terima kasih, semoga bermanfaat

      Reply
  21. Linimasaade says

    April 3, 2020 at 12:41 pm

    Menarik sekali mbk. Saya belum pernah menerapkan story telling di Linimasaade. Setelah baca ini saya tertarik untuk belajar story telling terima kasih ya mbak.

    Reply
    • evrinasp says

      April 26, 2020 at 10:48 pm

      sama2 mbak, saya termasuk yang susah juga buat story telling

      Reply
  22. Rohmah says

    December 14, 2021 at 4:07 pm

    Apalah aku kadang bingung mau nulis apa, ada ide tapi dimulai darimana.

    Reply
    • evrinasp says

      December 25, 2021 at 8:10 am

      menulis saja apa yang ada di kepala, gak apa2 kalau tidak beraturan, nanti bisa diedit belakangan, biarkan mengalir dulu

      Reply
  23. Ima says

    March 16, 2022 at 7:18 am

    Terima kasih atas inspirasinya. semoga jadi rajin dengan menulis story telling

    Reply
    • evrinasp says

      May 11, 2022 at 8:26 am

      sama-sama mbak semoga bermanfaat

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

evrina-profile

I am Evrina, an agriculture extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review
  • Tip and Tutorial

Eco Blog 2024

Evventure Blog

Download Aplikasi Kios Gapoktan

kios gapoktan

Archives

2025

  • – May (1)
    • Step by Step Mengikuti Uji Kompetensi (Ujikom) Penyuluh Pertanian (Pengalaman Tahap 1 Tahun 2024)

2024

  • + September (1)
  • + June (1)
  • + March (2)
  • + January (1)

2023

  • + December (2)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (3)
  • + July (2)

2022

  • + December (1)
  • + November (1)
  • + September (1)
  • + June (2)
  • + March (3)
  • + January (1)

2021

  • + December (4)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (1)
  • + August (4)
  • + July (4)
  • + June (4)
  • + April (2)
  • + March (2)
  • + February (2)

2020

  • + December (2)
  • + October (3)
  • + September (3)
  • + August (2)
  • + July (2)
  • + June (2)
  • + May (6)
  • + April (3)
  • + March (1)
  • + February (1)
  • + January (2)

2019

  • + November (2)
  • + October (5)
  • + September (6)
  • + August (4)
  • + July (1)
  • + June (2)
  • + May (1)
  • + March (3)
  • + February (3)
  • + January (2)

2018

  • + December (4)
  • + November (2)
  • + October (4)
  • + September (6)
  • + August (3)
  • + July (2)
  • + June (3)
  • + May (2)
  • + April (3)
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (5)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (8)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (10)
  • + October (8)
  • + September (13)
  • + August (9)
  • + July (5)
  • + June (9)
  • + May (4)
  • + April (10)
  • + March (9)
  • + February (15)
  • + January (8)

2015

  • + December (12)
  • + November (12)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (10)
  • + July (21)
  • + June (16)
  • + May (4)
  • + April (5)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (4)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)

Quote

Al Quran; ia dihafal jadi kemuliaan bagi akal, ia diamal jadi kebaikan nan dikenal, ia direnungi jadi keteguhan bagi hati.

— Salim A. Fillah

Footer

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

Copyright © 2025 · Market theme by Restored 316