• Home
  • About
  • Disclosure
  • Achievement
  • Green Activity
    • Agriculture
    • Environment
    • Forestry
  • Random
    • Advertisement
    • Contest
    • Reportage
    • Review
    • Tip and Tutorial
    • Others

EVRINASP

Menghijaukan Bumi Melalui Tulisan

in Agriculture

Mengenal Good Agricultural Practices (GAP)

Last Updated on September 18, 2016 by evrinasp




good-agricultural-practices

Good Agricultural Practices (GAP) adalah salah satu sistem sertifikasi dalam praktik budidaya tanaman yang baik sesuai dengan standart yang ditentukan.

Munculnya era perdagangan bebas menuntut siapapun untuk meningkatkan kualitas karena pada era ini tidak lagi tergantung pada hambatan tariff melainkan terhadap quality barrier. Hanya produk berkualitas saja yang sudah disepakai bersama baik dari mutu dan kemananan produk yang dapat keluar masuk dari dan ke suatu negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka produsen harus menaati peraturan yang berlaku dalam menghasilkan produknya sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Seperti halnya dalam budidaya tanaman baik pangan, hortikultura maupun perkebunan.

Apabila ingin produk hasil pertaniannya diterima pada perdagangan bebas, maka seorang produsen harus mentaati salah satu sistem sertifikasi yang disebut sebagai Good Agricultural Practices atau disingkat GAP.

Apa itu GAP?

Berdasarkan informasi dari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Kementerian Pertanian RI [1] diketahui bahwa GAP adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi petani.

GAP telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 2003 dimulai dari GAP komoditas sayuran yang secara berangsur mewajibkan semua produk bahan pangan untuk perdagangkan global memiliki sertifikat GAP. ASEAN-GAP sendiri menekankan terhadap empat komponen yaitu (1) keamanan konsumsi pangan; (2) pengelolaan lingkungan dengan benar; (3) keamanan, kesehatan dan kesejahteraan pekerja lapang; (4) jaminan kualitas produk dan traceability produk, bila diperlukan [1].

good-agricultural-practices

Mengapa Harus GAP?

Sesuai dengan cita-cita yang dihembuskan secara global bahwa setiap aktifitas produksi hendaknya memperhatikan unsur keseimbangan alam demi masa depan bumi dan manusia. GAP menuntut para produsen untuk menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi, selaras dengan sustainability, menjamin keselamatan para pekerjanya untuk menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas.

Dengan menerapkan GAP yang memiliki standard operational procedure (SOP) tertentu diharapkan agar sistem budidaya yang dilakukan memberikan banyak manfaat baik terhadap produk yang dihasilkan, pekerja dan mampu meminimalisir cemaran terhadap lingkungan disekitar. Apabila produk pertanian yang dihasilkan hendak bersaing di era perdagangan bebas, maka memiliki sertifikat GAP adalah sebuah kewajiban.

Penerapan Good Agricultural Practices

Ada beberapa macam GAP sesuai dengan komoditas yang dikembangkan, namun umumnya memiliki standard yang hampir sama. Dalam menerapkan GAP, seorang produsen harus memenuhi beberapa ketentuan wajib, ketentuan anjuran dan ketentuan yang disarankan. Untuk tulisan kali ini akan dibahas mengenai beberapa ketentuan GAP buah-buahan sebagai gambaran. Penerapan GAP buah ini berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.160/11/2006 tanggal 28 November 2006 untuk komoditi buah.

Baca juga: Good Agricultural Practices (GAP) Florikultura

A. Syarat Lahan untuk Budidaya

Sebelum dilakukan penanaman, harus diperhatikan dulu jenis lahan, lokasi dan sebagainya untuk penanaman sesuai dengan standard yang telah ditentukan yaitu:

  • Lokasi kebun/lahan sesuai dengan RUTR/RDTRD dan peta wilayah komoditas
  • Lahan bebas dari cemaran limbah berbahaya dan beracun
  • Kemiringan lahan < 30% untuk komoditas sayur dan buah Riwayat Lokasi
  • Ada catatan riwayat penggunaan lahan
  • Pemetaan lahan: terdapat rotasi tanaman pada tanaman semusim dan tersedia peta penggunaan lahan
  • Kesuburan lahan: cukup baik, melakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan lahan
  • Penyiapan lahan: dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah, dapat menghindarkan erosi, pemberian bahan kimia untuk penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan.
  • Media tanam: diketahui sumbernya, tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun, kemiringan 30% perlu dilakukan tindakan koservasi

good-agricultural-practices

B. Persiapan Lahan Tanaman Buah yang Baik

  • Persiapan lahan

Aspek agroklimat untuk tanaman buah diantaranya adalah ketinggian tempat 700 mdpl, curah hujan rata-rata 450 mm/bulan, jenis tanah coklat latosol, PH tanah 5,5-6, Kelembaban udara 50 – 80%, suhu udara 25 – 32⁰c.

  • Pengolahan lahan miring/juram

Jenis pengolahan tanahnya apakah OTM (Olah Tanah maksimum), OTK (Olah Tanah Konservasi) atau TOT (Tanpa Olah Tanah).

  • Penentuan jarak tanam

Jarak tanam terlalu rapat untuk tanaman buah akan menciptakan iklim mikro kurang cocok untuk tanaman, pertumbuhan kurang baik dan produktivitas rendah, sehingga diperlukan jarak tanam ideal. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman buah adalah 10 m x 10 m atau 8 m x 10 m. Untuk lahan seluas 1 ha yang menggunakan jarak tanam 10 m x 10 m maka diperlukan bibit 110 pohon, sedangkan jarak tanam 10 m x 8 m di perlukan bibit 137 pohon

  • Pembuatan lubang tanam

Ukuran lubang tanam tanaman buah adalah panjang 50 cm, lebar 50 cm, dan dalamnya 50 cm. Dalam pembuatan lubang tanam, tanah bagian atas digali sedalam 30 cm sedangkan bagian dalam di gali sedalam 20 cm. Tanah bagian atas dan bagian dalam jangan dicampur misalnya bagian atas disimpan di kanan bagian dalam disimpan sebelah kiri. Lubang tanam disimpan 1 bulan agar terangin-angin supaya terjadi pengasaman zat-zat beracun.

fruitaholic

Salah satu produk buah lokal produksi perusahaan nusantara yang sudah menerapkan GAP

  • Pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik terdaftar, dan pupuk organik telah mengalami dekomposisi dan layak digunakan. Penggunaan pupuk harus sesuai anjuran dan kotoran manusia tidak boleh digunakan. Pupuk harus disimpan pada tempat aman, kering terlindungi dan bersih

C. Penanaman

Penanaman harus menggunakan benih dari varietas unggul dan bersertifikat. Label benih harus disimpan untuk memudahkan penelusuran apabila terjadi ketidak sesuaian pada saat budidaya dan apabila memberikan perlakukan benih dengan bahan kimia harus sesuai dengan anjuran.

Selanjutnya penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dilakukan pagi hari pada pukul 06.00-09.00 agar bibit tidak mati akibat terkena suhu panas sinar matahari. Usahakan setiap area tanah diberi jerami atau media daun kering supaya tingkat kelembaban tanah tetap optimal. Biarkan penutup tersebut selama 2-3 bulan setelah itu baru bersikan.

Dampak Penerapan Good Agricultural Practices?

Menerapkan sistem GAP dalam budidaya pertanian tentu bermanfaat baik bagi manusia maupun lingkungan. Hanya saja karena prosesnya begitu ketat dengan tingkat keteraturan yang tinggi membuat produk hasil GAP memiliki harga yang lebih tinggi daripada produk hasil budidaya biasa. Produk yang bersertifikat GAP tentu memiliki jaminan tersendiri bagi konsumen apabila nanti ditemukan ketidak sesuaian karena melalui GAP, semuanya tercatat dan terdata sejak pemilihan lahan hingga produk dihasilkan.

Sertifikat GAP dikeluarkan oleh otoritas keamanan pangan pusat dan daerah. Apabila nanti sudah memiliki sertifikat GAP maka seorang produsen bisa mendapatkan sertifikat prima untuk produk pangan segar dengan melengkapi SOP dan registrasi kebun. Sertifikat ini bermanfaat untuk bersaing dengan produk dari luar negeri dalam perdagangan bebas. Apabila menghendaki produknya bisa menembus perdagangan bebas, maka produk tersebut harus sudah memiliki sertifikat GAP global.

Setelah menerapkan GAP, seorang produsen juga sebaiknya menerapkan sertifikat teknis selanjutnya yaitu Good Handling Practices dan Good Manufacturing Practices yang akan dibahas pada postingan selanjutnya.




Sumber Informasi:

[1] PSE, Kementan. 2015. Good Agricultural Practices (GAP) sebagai Salah Satu Technical Barrier to Trade dalam Perdagangan Internasional. http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/home-2/2664-good-agricultural-practices-gap-sebagai-salah-satu-technical-barrier-to-trade-dalam-perdagangan-internasional [diakses tanggal 18 Juli 2016]

2. Materi Pengolahan Lahan dan Penanaman Diklat Teknis Budidaya Buah yang Baik (GAP)

Filed Under: Agriculture Tagged With: buah-buahan, GAP, good agricultural practices, kualitas, pertanian, produk

Previous Post: « Happy Ied Mubarak 1437 H
Next Post: OPPO dan FCB Resmikan Kerja Sama di Indonesia »

Reader Interactions

Comments

  1. Yurmawita says

    July 18, 2016 at 12:33 pm

    Aku suka tanam tanam, tapi ga punya lahan hekkks..

    Reply
    • evrinasp says

      July 18, 2016 at 1:32 pm

      wahhh gak apa-apa yang penting suka dulu mbak

      Reply
    • iyoung says

      March 30, 2017 at 2:07 pm

      pakai sistim aquaponik atau sejenisnya yg tdk butuh lahan luas, misal dg sistim vertikal dsb….

      Reply
      • evrinasp says

        April 7, 2017 at 8:04 pm

        terima kasih

        Reply
  2. Liz Prayitno says

    July 18, 2016 at 12:52 pm

    Saya suka berkebun, meski yang disemai terkadang gagal/delayed tumbuh. Btw, siapakah yg berwenang utk standardisasi bahan pencemar/beracun? Apakah bs dilakukan swadaya, setau saya GAP ini biayanya lumayan deh?

    Reply
    • evrinasp says

      July 18, 2016 at 1:30 pm

      kalau ada bantuan pemerintah selama ada kuota itu gratis, tapi memang kalau tidak ada bantuan memang berbayar, sekitar 2 juta kalau tidak salah, untuk pestisida bisa ke sucofindo yang paling bagus dan sering dipakai oleh kebanyakan perusahaan

      Reply
  3. titialfakhairia says

    July 18, 2016 at 1:29 pm

    Sertifikasi produk hasil pertanian sudah merupakan.kebutuhan yg mustinya ditangkap dan digarap sungguh2 oleh pemerintah bila ingin rakyatnya menghadilkan.produk berkualitas dan tak ketinggalan dg negara2 lain

    Reply
    • evrinasp says

      July 20, 2016 at 5:59 am

      iya mbak, cuma belum semua petani bisa dan mau menerapkannya, soalnya memang agak ribet harus sesuai SOP

      Reply
  4. Hastira says

    July 19, 2016 at 2:56 am

    wah bagus tuh, sehingga pr, memang ini sesautu yang odukkita bisa bersaing ,sangat dibutuhkan saat sekarang dan seterusnya

    Reply
    • evrinasp says

      July 20, 2016 at 6:00 am

      iya mbak, memang harus dimiliki oleh para petani

      Reply
  5. muti mimut says

    July 19, 2016 at 6:23 am

    Konsep GAP ini apa bisa diterapkan untuk kebun (halaman yang tak terlalu luas) di rumah mba? Standar/teknisnya sepertinya akan berbeda ya

    Reply
    • evrinasp says

      July 20, 2016 at 6:01 am

      bisa saja mbak, tapi ini disarankan untuk para petani yang ingin bersaing di pasar bebas, kita bisa mengambil beberapa ketentuan SOP untuk diterapkan di rumah supaya budidayanya sehat juga

      Reply
  6. ILYAS AFSOH says

    July 20, 2016 at 8:47 am

    hmmm … jadi lebih tau . sebelumnya belum pernah denger

    Reply
    • evrinasp says

      July 25, 2016 at 3:50 am

      semoga bermanfaat

      Reply
  7. inayah says

    July 20, 2016 at 11:39 am

    Whiii makin keren. Tapi kalau petani gurem ngga bisa tentunya dapetin sertifikat Gap. Hemmm

    Reply
    • evrinasp says

      July 25, 2016 at 3:50 am

      bisa kalau dia mau nerapin duu tapi

      Reply
  8. Kang Nuru Iman says

    July 21, 2016 at 2:31 pm

    Dampak yang baik dan manfaatnya sangat berperngaruh sekali ya mbak, jadi penasaran nih pengen coba GAP.

    Reply
    • evrinasp says

      July 25, 2016 at 4:01 am

      silahkan dicoba, itu bagus untuk diterapkan

      Reply
  9. Kang Maman says

    July 21, 2016 at 4:14 pm

    Sukses selalu blognya, semoga bisa memberi kontribusi positif buat dunia pertanian kita yaa…

    Reply
    • evrinasp says

      July 25, 2016 at 4:02 am

      terimakasih pak, aamiin yra

      Reply
  10. Son Agia says

    July 25, 2016 at 12:14 pm

    Dulu di kampus saya pernah ada seminar tentang pembahasan ini. Yang ngadain jurusan Agroteknologi. Walaupun saya gak itu sih hehe.
    Keren deh. Really Informative :))

    Btw, loading blognya cepet banget. Gak biasanya…. ehhhmm platform ini bisa secepat dan sekeren gini.

    Reply
    • evrinasp says

      July 26, 2016 at 6:08 am

      sengaja dibikin simple supaya loadingnya cepet

      Reply
  11. Eko Nurhuda says

    July 30, 2016 at 12:53 pm

    Saya suka tanam-tanam sejak kecil. Mulai dari nanam sayur-sayuran, sampe yang paling gampang ya nanam ketela pohon, hehehe. Tapi setelah kuliah dan ngekos, jadi nggak bisa deh bertanam ria karena gak ada ruangan cukup untuk bercocok tanam. Jadi pengen menetap di Jambi, di sana lahan luaaaaaas banget kalo mau jadi pekebun 🙂

    Eniwei, tulisannya komplit, informatif, serta tentu saja bermanfaat. 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      July 31, 2016 at 4:41 pm

      makasih mas, serius mau ke jambi, jauh lho dari pulau Jawa, nanti gak bisa ikut kopdar blogger lagi hehe

      Reply
  12. Mel Allira says

    August 1, 2016 at 9:54 am

    Hai Mbak Ev, terimakasih banyak untuk postingan ini.. Sangat informatif dan membantu aku untuk lebih memahami pekerjaanku yang baru… Nanti boleh ya diskusi lebih lanjut, Mbak 🙂

    Reply
    • evrinasp says

      August 2, 2016 at 12:02 pm

      siappp mbak, eh mbaknya dimana emang? tunggu dua postingan lanjutannya ya

      Reply
  13. Amir says

    August 1, 2016 at 10:58 am

    Mbak Evrina emang jago banget soal pertanian, *ya iyalah, kan Sarjana Pertanian 😀

    Reply
    • evrinasp says

      August 2, 2016 at 12:04 pm

      iya atuh amir XD

      Reply
  14. Adi says

    June 29, 2017 at 2:31 pm

    Wah baru baca kebetulan ada yg menggelitik tentang GAP, kalau boleh tahu sertifikat GAP ini ada masa berlakunya atau tidak? Hal ini saya tanyakan sekarang karena ada kaitannya dengan Permentan 16 tahun 2017.

    Tks mba

    Reply
    • evrinasp says

      July 3, 2017 at 5:39 pm

      Setau saya ada ya, nanti ada pengecekkan lagi seharusnya supaya persyaratan GAP nya tetap dipenuhi oleh sipemegang

      Reply
  15. Dins noerdin says

    September 21, 2017 at 6:14 pm

    Apakah syarat dan ketentuan GAP komoditi sayuran sama halnya dengan padi mba…?. Sebab di teknik budidayanya kan berbeda..?. Apakah pengulangan sertifikasi dilakukan setiap tahin juga…?

    Reply
    • evrinasp says

      September 24, 2017 at 2:10 pm

      Secara umum sama, tapi untuk point2 penilaiannya ada yg berbeda, setau saya sertifikasi harus ditinjau tiap tahunnya

      Reply
  16. Zahgel says

    October 31, 2017 at 5:26 pm

    Terimakasih infonya mbak. Sangat membantu.

    Saya mau tanya mbak, Bagaimana cara mendapatkan sertifikat GlobalG.A.P di Indonesia ya? Butuh waktu berapa lama kira-kira? Terimakasih mbak..

    Reply
    • evrinasp says

      November 4, 2017 at 7:41 am

      Wah saya cari informasinya dulu ya, kalau di Indonesia ada dari kementerian pertanian

      Reply
      • Kaninta Brahma Yudha says

        January 16, 2018 at 11:13 am

        Dear Mba Evrina. Apakah ada pelatihan khusus GAP di Indonesia dalam waktu dekat atau tahun 2018 ini? Saya sangat tertarik dengan GAP ini tertutama product sayuran seperti Lettuce yang biasanya berkembang di daerah Subtropis. Mohon petunjuknya Mba, terimakasih.

        Reply
        • evrinasp says

          January 23, 2018 at 8:05 am

          Maaf baru membalas, saya belum ada info lagi mengenai pelatihan GAP, kalau bergabung dengan kelompok tani biasanya bisa minta pembinaan GAP ini

          Reply
  17. Sopian Hadi says

    March 27, 2018 at 2:43 pm

    Saya petani manggis di daerah bogor barat, tepatnya di kawasan Agropolitan Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Bogor
    Mohon infonya untuk GAP khusus Manggis, berkaitan dengan export yg selalu tdk jelas standarnya, khususnya manggis dari cengal yg memiliki varietas yg kurang bagus dlm penampilan
    Terimakasih

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:47 pm

      untuk program GAP bisa konsultasi ke UPT Pertanian Leuwiliang atau ke Bidang Perkebunan Distanhorbun Kab Bogor

      Reply
  18. ananda.ps says

    March 28, 2018 at 11:08 pm

    tadinya mau cari info tentang GAP, eh salah fokus sama foto di awal post, keinget pemandangan sehari-hari di kampus, eh ternyata mbak memang dari IPB. Semangat mbak! Blog-nya keren 😀

    Reply
    • evrinasp says

      April 10, 2018 at 12:44 pm

      halo salam kenal ya hehe,s emoga bermanfaat

      Reply
  19. ihwan says

    February 25, 2019 at 12:22 pm

    assalamu alaikum, halo ..where you come from? are you from indonesia if you from indonesia i wanna askyou something more about GAP ? can you help me?

    Reply
    • evrinasp says

      February 28, 2019 at 6:23 am

      Waalaikum salam, I’m Indonesian, so you can use Indonesian language when talking with me

      Reply
  20. Setiawan Liu says

    June 5, 2020 at 11:55 am

    apa saja skala prioritas pada kegiatan pendampingan Gapoktan (gabungan kelompok tani) terkait GAP; pemahaman petani terhadap pricing (harga), pemasaran (marketing), packaging (kemasan) atau higienis (penggunaan masker).

    saya sedang menulis artikel (hasil wawancara) mgn cara budidaya (penanaman) dan panen hasil pertanian rempah-rempah (wedang uwuh, jahe merah). sampai sejauh mana GAP diterapkan pada pertanian wedang uwuh, jahe merah. mengingat kondisi pandemic coronavirus, jahe merah dan wedang uwuh semakin dicari pasar ekspor terutama China dan Taiwan

    Reply
    • evrinasp says

      August 28, 2020 at 11:58 am

      utamanya pada budidaya tanaman yang baik yang ramah lingkungan, terkait harga ya memang harus ada market tersendiri ya

      Reply
  21. RIZKI SAPUTRI says

    August 26, 2021 at 8:53 am

    Sangat membantu dalam meningkatkan pengetahuan saya

    Reply
    • evrinasp says

      September 25, 2021 at 7:34 pm

      Alhamdulillah terima kasih

      Reply
  22. FATHAN says

    August 26, 2021 at 3:40 pm

    Sangat bermanfaat

    Reply
    • evrinasp says

      September 25, 2021 at 7:34 pm

      Terima kasih

      Reply
  23. Anis Marsela says

    August 26, 2021 at 5:19 pm

    Keren

    Reply
    • evrinasp says

      September 25, 2021 at 7:33 pm

      Terima kasih

      Reply
  24. Ramadhan Deris says

    November 5, 2021 at 11:01 am

    Wiih keren nih, lupa tentang pembelajaran GAP di kampus sehingga terbawa ke blog ini. Eh ternyata blog punya penyuluh berprestasi se Indonesia dari Kab. Bogor. Sukses terus Ibu Evrina, semoga sehat selalu dengan keluarga.
    Terimakasih, salam dari alumni Polbangtan Bogor

    Reply
    • evrinasp says

      December 25, 2021 at 8:07 am

      salam kembali, alhamdulillah jika tulisannya dapat bermanfaat

      Reply
  25. Fauzi says

    February 3, 2024 at 10:46 pm

    Bagaimana cara mengurus sertifikat GAP ini?

    Reply
    • evrinasp says

      June 17, 2024 at 10:09 am

      Bisa kontak ke dinas setempat, ada pendaftarannya via OKDPP di tingkat provinsi

      Reply

Trackbacks

  1. Sehat-dan Segar Selama Berpuasa Berkat Buah-Buahan says:
    July 25, 2016 at 7:03 pm

    […] Mengenal Good Agricultural Practices (GAP) […]

    Reply
  2. Berkunjung ke PT Nusantara Tropical Farm (Kebun Sunpride) says:
    September 24, 2016 at 6:34 pm

    […] proses budidayanya sendiri, PT Nusantara Tropical Farm sudah menganut Good Agricultural Practices yang mengedepankan budidaya tanaman ramah lingkungan. Karena kebun membutuhkan pupuk organik cukup […]

    Reply
  3. Gathering Asik Bersama Fruitaholic - Agricultural Extension Officer, Blogger, and Dreamer says:
    September 22, 2019 at 8:12 am

    […] Baca mengenai GAP di sini: Mengenal Good Agriculture Practices (GAP) […]

    Reply
  4. Standarisasi Produk Pertanian, Pekerjaan Rumah Para Petani » Kika Syafii says:
    August 9, 2021 at 3:10 pm

    […] Blog Evrina […]

    Reply
  5. Kelapa Sawit Untuk Industri says:
    January 23, 2023 at 4:54 pm

    […] kelapa sawit harus sesuai dengan standar GAP (Good Agricultural Practices) karena sangat berpengaruh terhadap maksimalnya hasil yang diperoleh. Yang harus diperhatikan pada […]

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Primary Sidebar

evrina-profile

I am Evrina, an agriculture extension officer, blogger, and hiker.

More about me...

Categories

  • Advertisement
  • Agriculture
  • Contest
  • Environment
  • Forestry
  • Others
  • Reportage
  • Review
  • Tip and Tutorial

Eco Blog 2024

Evventure Blog

Download Aplikasi Kios Gapoktan

kios gapoktan

Archives

2025

  • – May (1)
    • Step by Step Mengikuti Uji Kompetensi (Ujikom) Penyuluh Pertanian (Pengalaman Tahap 1 Tahun 2024)

2024

  • + September (1)
  • + June (1)
  • + March (2)
  • + January (1)

2023

  • + December (2)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (3)
  • + July (2)

2022

  • + December (1)
  • + November (1)
  • + September (1)
  • + June (2)
  • + March (3)
  • + January (1)

2021

  • + December (4)
  • + November (1)
  • + October (2)
  • + September (1)
  • + August (4)
  • + July (4)
  • + June (4)
  • + April (2)
  • + March (2)
  • + February (2)

2020

  • + December (2)
  • + October (3)
  • + September (3)
  • + August (2)
  • + July (2)
  • + June (2)
  • + May (6)
  • + April (3)
  • + March (1)
  • + February (1)
  • + January (2)

2019

  • + November (2)
  • + October (5)
  • + September (6)
  • + August (4)
  • + July (1)
  • + June (2)
  • + May (1)
  • + March (3)
  • + February (3)
  • + January (2)

2018

  • + December (4)
  • + November (2)
  • + October (4)
  • + September (6)
  • + August (3)
  • + July (2)
  • + June (3)
  • + May (2)
  • + April (3)
  • + March (5)
  • + February (4)
  • + January (5)

2017

  • + December (5)
  • + November (5)
  • + October (2)
  • + August (5)
  • + July (5)
  • + June (7)
  • + May (11)
  • + April (8)
  • + March (6)
  • + February (8)
  • + January (6)

2016

  • + December (8)
  • + November (10)
  • + October (8)
  • + September (13)
  • + August (9)
  • + July (5)
  • + June (9)
  • + May (4)
  • + April (10)
  • + March (9)
  • + February (15)
  • + January (8)

2015

  • + December (12)
  • + November (12)
  • + October (22)
  • + September (21)
  • + August (10)
  • + July (21)
  • + June (16)
  • + May (4)
  • + April (5)
  • + March (2)
  • + February (2)
  • + January (4)

2014

  • + December (3)
  • + November (1)
  • + October (4)
  • + September (2)
  • + August (2)

Quote

Al Quran telah menunjukkan penyakit kita sekaligus obatnya; penyakit kita ialah dosa; & obatnya ialah Istighfar padaNya.

— Hasan Al Bashri

Footer

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

Copyright © 2025 · Market theme by Restored 316